Download App

Chapter 12: Kembali Pulang

Di rumah Cantika, kedua orangtuanya sudah mulai mengkhawatirkan Cantika. Apalagi Mamah dari Cantika yang sanat mengkhawatirkan anak bungsunya itu. Kebetulan sekarang ini Ayah dari Cantika juga sudah pulang dari kerjanya.

"Ya ampun Mas. Cantika kemana ya? Kok jam segini dia belum pulang juga ke rumah? Tadi katanya dia mau pulang naik taksi. Jangan-jangan Cantika kenapa-kenapa lagi Mas di jalan," ucap Mamah Cantika.

"Kamu ini kalo bicara jangan sembarangan ah. Mungkin aja Cantika kejebak macet. Atau bisa juga dia main dulu kali sama temannya. Namanya juga Cantika baru masuk sekolah kan. Pasti dia mau kenalan sama teman-teman barunya di sana.

"Nah makanya itu Mas. Cantika itu kan baru kenal sama teman-temannya. Aku takutnya dia salah pergaulan. Aku khawatir banget Mas sama dia. Apalagi dia itu kan anak perempuan satu-satunya kita. Aku ga mau sampai dia kenapa-kenapa.

"Yaudah kalo gitu aku coba telepon anak buah aku buat cari Cantika ya. Kamu ga usah khawatir kaya gini."

"Iya, Mas. Dari tadi dong Mas."

Ketika Ayah dari Cantika hendak menelpon anak buahnya untuk mencari keberadaan Cantika saat ini, tidak lama kemudian terdapat suara mobil di depan rumah Cantika. Mamah dan Ayah Cantika yang sangat mengkhawatirkan Cantika saat ini pun langsung melihat ke depan rumahnya untuk memastikan siapa yang datang kali ini.

"Cantika. Ya ampun sayang. Kamu dari mana aja si? Kamu ga apa-apa kan sayang? Mamah khawatir banget tau ga sama kamu," tanya Mamah Cantika dengan begitu banyaknya pertanyaan.

"Untung aja kamu ga kenapa-kenapa sayang. Mamah kamu udah khawatir banget tuh karena kamu belum juga pulang ke rumah," sambung Ayah Cantika.

"Ya khawatir lah Mas. Namanya juga anak kesayangan Mamah belum pulang. Iya kan sayang, hehe."

"Aku ga apa-apa kok Mah. Mamah sama Ayah ga usah khawatir kaya gini ah."

"Maaf Om, Tante sebelumnya. Maaf karena Om sama Tante jadi khawatir sama Cantika. Saya yang udah ajak Cantika keluar dulu tadi setelah pulang sekolah. Sekali lagi saya minta maaf karena udah bawa anak perempuan Om sama Tante pergi tanpa pamit dulu sebelumnya," sambung Aksa.

"Engga. Ga apa-apa. Yang penting kamu bisa jagain anak saya. Saya juga udah merasa lebih tenang," jawab Ayahnya Cantika.

"Terima kasih, Om. Sekali lagi saya minta maaf."

"Yaudah sekarang kita masuk yu. Makan dulu yu. Oh iya, nama kamu siapa?" tanya Mamahnya Cantika.

"Aksa, Tante."

"Ohh jadi ini yang Namanya Aksa."

Mendengar perkatan Mamahnya barusan, Cantika langsung membesarkan kedua matanya. Cantika takut ketahuan kalua dirinya itu pernah membicarakan Aksa dengan Mamahnya. Cantika malu jika Aksa harus mengetahui akan hal itu.

"Maksudnya Tante?"

"Engga. Ga apa-apa. Mamah ini emang suka aneh. Ga usah di tanggepin, Aksa," jawab Cantika dengan sangat cepatnya.

"Oh gitu. Oke."

"Yaudah masuk dulu yu nak Aksa. Kita makan malam sama-sama dulu," ajak Mamah Cantika kembali.

"Sebelumnya terima kasih banyak atas tawarannya Tante, Om. Tapi lebih baik saya langsung pulang ke rumah aja. Mungkin lain waktu aja."

"Sayang banget ya. Yaudah lain kali mungkin ya."

"Iya, Tante. Kalo gitu saya permisi dulu Om, Tante, Cantika."

"Iya. Hati-hati ya," jawab Cantika.

"Iya, permisi."

Akhirnya Aksa memutuskn untuk segera pulang ke rumahnya. Sekarang Mamah dan Ayah Cantika sudah lega karena anak kesayangan mereka sudah tiba di rumah dalam keadaan baik-baik saja. Apalagi setelah pulang bersama dengan Aksa, wajah Cantika terlihat sangat bahagia. Membuat Mamah dan Ayah Cantika juga merasa bahagia jika melihat Cantika bahagia.

"Oh jadi itu yang Namanya Aksa, sayang?" tanya Mamahnya Cantika.

"Aksa itu siapa si? Kok Ayah ga tau?"

"Mamah juga ga tau, Yah. Kemarin Cantika cuma bilang kalo dia punya teman Namanya Aksa. Mamah kan jadi penasaran. Eh orangnya ke sini akhirnya. Ganteng ya orangnya. Terus dia juga bertanggung jawab dan sopan lagi."

"Mamah sama Ayah apaan si. Aku sama Aksa cuma temanan aja kok. Oh iya Mah, Yah. Mamah sama Ayah tau kalo Aksa itu anaknya Tante Anjani sama Om Mahardika? Mereka kenal sama Mamah sama Ayah loh. Katanya mereka itu pemilik perusahaan yang kerjasama sama perusahaan Ayah."

"Oh Pak Mahardima. Iya Ayah kenal. Tapi kalo Bu Anjani Ayah kurang kenal. Soalnya Ayah lebih sering ketemu sama Pak Mahardika," jawab Ayah Cantika.

"Iya, Yah. Aksa itu anaknya Tante Anjani sama Om Mahardika."

"Ya ampun. Ternyata dunia sempit banget ya. Kalo kaya gini si Ayah ga khawatir lagi kalo kau jalan sama dia. Kan Ayah tau siapa orangtuanya dia."

"Ih, Ayah."

"Udah, udah. Sekarang kita masuk aja yuk. Kita makan malam sama-sama," ajak Mamah Cantika.

"Ayo."

Cantika dan kedua orangtuanya pun masuk ke dalam rumah, mereka akan melakukan makan malam bersama seperti biasanya. Sedangkan kak Helmi, kakak dari Cantika belum pulang ke rumah. Mamah dan Ayah Cantika tidak mengkhawatirkannya karena sebelumnya kak Helmi sudah izin dengan Mamah dan Ayahnya. Lagipula kak Helmi adalah anak laki-laki. Pasti dia bisa menjaga dirinya sendiri

*******

Kini Aksa sudah tiba di rumahnya. Setibanya di rumah, Aksa langsung di sambut dengan asisten pribadinya yang sudah seperti orangtuanya sendiri. Bi Inah.

"Aden Aksa. Baru sampai? Tumben," tanya Bi Inah.

"Iya, Bi. Tadi Akss habis pergi sama teman," jawab Aksa.

"Yaudah kalo gitu makan malam dulu Den. Udah Bibi siapin. Kalo Tuan sama Nyonya belum pulang ke rumah, Den."

"Udah pasti si kalo Mamah sama Papah belum pulang ke rumah. Emang kayanya cuma kemarin doang makan malam terasa sangat hangat karena ada Mamah, Papah dan juga Cantika di dalamnya," ucap Aksa di dalam hatinya sambil melamun.

Bi Inah yang melihat Aksa melamun pun langsung menyadarkan dari lamunannya.

"Aden. Aden Akss ga kenapa-kenapa?" tanya Bi Inah.

"Iya, Bi. Saya ga kenapa-kenapa. Yaudah kalo gitu saya ke kaamar dulu ya. Saya mau mandi dulu. Udah lengket badannya."

"Oke Aden. Tapi jangan lupa makan ya Aden kasep."

"Siap, Bi."

Aksa lebih memilih untuk pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk membersihkan badannya. Setelah itu mungkin baru Aksa akan makan malam di ruang makan. Makan malam sendirian yang sudah menjadi kebiasaan Aksa selama ini. Bi Inah yang sudah bekerja sangat lama merasa ada yang aneh dari Aksa. Dia pun langsung bisa menebak isi hati dan perasaan Aksa saat ini.

"Kasihan banget si Aden kasep. Pasti dia sedih karena pulang sekolah, cape, tapi ga ada Mamah sama Papahnya. Dari dia masih kecil sampai sekarang masih kaya gini. Andai saya punya anak kaya Aden kasep, bahagia banget saya. Udah ganteng, baik, sopan lagi," ucap Bi Inah di dalam hatinya.

-TBC- 


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C12
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login