Download App

Chapter 23: Tembak!

Emera mengamati medan perang di sekitarnya dan menyadari jika kunci kemenangan ninja Konoha adalah jika mereka berhasil mengalahkan ular raksasa ini. Hal ini tentunya sulit bahkan bagi Emera sendiri, kecuali jika dia bisa mengembangkan jutsu kuat dalam waktu terbatas dan sempit seperti ini. Sedangkan membuat jutsu di tengah-tengah pertempuran, hampir terdengar seperti hal yang mustahil kecuali Emera memiliki kontrol chakra 100% terhadap semua chakra di dalam tubuhnya. Yang satu ini juga sulit bagi Emera, karena bagaimanapun dia baru beberapa hari melatih chakranya.

"Yosh, sudah kuputuskan! Aku akan membatasi gerakan ular ini sambil membunuh sedikit demi sedikit ninja dari Sunagakure!"

Emera berlari secepat mungkin menuju ke arah ular tersebut. Tidak lupa juga, dia menambahkannya chakra di kedua kakinya untuk mempercepat lajunya dan jaga-jaga saja jika dia harus berdiri di permukaan miring.

*Brak!*

Ular tersebut mengayunkan ekornya secara vertikal ke bawah pada arah maju Emera.

*Tap!*

Emera melompat naik ke atas ekor ular tersebut dan terus maju menuju mendekati ketiga kepala dari ular itu.

*Set!* *Tap!*

Ular tersebut menarik kembali ekornya dan berniat untuk memukul Emera menggunakan ekornya sekali lagi. Tapi sayangnya, Emera malah menggunakan ini sebagai pijakan dan dia maju lurus dengan melompat cepat ke kepala tengah ular tersebut.

Tentunya ular tersebut memiliki rencana jika Emera mulai mendekat pada dirinya. Menggunakan kepala kanannya, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan berniat untuk memangsa Emera bulat-bulat.

*Whirl!*

Emera menciptakan Rasengan tidak sempurna dari elemen api dan memasukkannya ke dalam mulut ular tersebut.

"Srah!" Kepala kanan berteriak kesakitan ketika Rasengan api meledak di dalam tubuhnya, sementara dua lainnya masih fokus pada Emera.

Kedua kepala lainnya juga merasa sakit karena pada dasarnya mereka bertiga terhubung. Tapi di tengah pertarungan seperti ini, akan menjadi pilihan yang bodoh jika mereka mengalihkan perhatiannya dari musuh kecuali jika memiliki keuntungan di atas angin yang mutlak.

"'Gimana? Rasa dari Rasengan-ku lebih enak dari pada cabai, 'kan!" ejek Emera pada ular besar itu.

*Set!*

Ganti kepala kiri ular tersebut yang mengarahkan kepalanya pada Emera. Tidak seperti kepala kanan, dia menutup mulutnya rapat-rapat karena tahu akan menjadi sesuatu yang buruk jika dia sampai membukanya.

Mereka bertiga bukan makhluk bodoh tanpa pikiran apapun. Sedikit-sedikit, mereka juga bisa mempelajari sesuatu yang sederhana untuk meminimalisir kesalahan yang sama berulang kali. Dengan kata lain, mereka bertiga sedikit pintar.

Tercermin dari mata ular tersebut jika dia sedang kesal. Sepertinya serangan Emera sebelumnya berhasil memprovokasinya dan membuat mereka bertiga kesal. Sayang sekali mereka bertiga tidak mengamuk secara membabi-buta yang mana ini mungkin akan memudahkan Emera.

*Bam!*

Emera melapisi goloknya menggunakan chakra tanah sebelum dia memukul keras pada kepala ular tersebut.

"Kah!" Ular tersebut berteriak kesakitan ketika kepalanya terpelanting jauh atas pukulan Emera.

"Khukhukhukhu, rasakan itu! Elemen tanah sangat menyakitkan ketika ini digunakan untuk memukul lho!" Emera kembali mengejek ketika dia berhasil memukul keras kepala ular tersebut.

Ungkapan "bersenang-senang di atas penderitaan orang lain" merupakan penggambaran yang cocok untuk Emera. Bahkan jika dirinya sendiri juga menderita, dia masih bisa bersenang-senang di atas penderitaan ular besar ini.

'Sayang sekali kedua kepala itu masih belum mati dan bisa bertarung setelah istirahat beberapa lama. Aku memang memerlukan satu serangan kuat saat ini. Mungkin, semburan api besar dikombinasikan tiupan angin kencang bisa membakarnya sepenuhnya. Aku bisa dengan mudah melakukan ini jika memiliki Kagebunshin. Sayang sekali aku belum menguasainya,' batin Emera datar tanpa perasaan senang karena belum merasa diuntungkan dalam pertarungan ini.

Walaupun tidak banyak kemajuan dalam serangan Emera, tapi ini menjadi keuntungan untuk pihak Konoha. Pihak Konoha bisa lebih fokus dengan menghadapi ninja Sunagakure dan menyerahkan segalanya tentang ular besar tersebut pada Emera. Cepat atau lambat, pihak Konoha akhirnya akan berhasil memenangkan perang selama Emera terus mengulur waktu.

Tersisa satu lagi kepala ular besar tersebut. Dia menjadi kebingungan untuk berbuat apa sebagai tindakan balasan terhadap serangan Emera setelah melihat kedua kepalanya berhasil dihalau dengan mudah.

*Set!*

Merasa tidak memiliki banyak pilihan, satu kepala terakhir, yaitu kepala tengah memilih untuk maju dalam satu garis lurus dan memberikan serangan monoton dan datar pada Emera. Dia tidak berharap jika Emera akan kalah oleh serangan ini, tapi setidaknya dia ingin memukul mundur Emera menjauh dari dirinya.

Kebetulan, Emera sedang berada di udara saat ini. Dia tidak akan bisa secara leluasa menghindari karena tidak memiliki pijakan yang dapat digunakan untuk mengubah arah geraknya. Jadi, dia sendiri tidak memiliki banyak pilihan.

"Hmph!" Sudut mulut Emera sedikit terangkat ketika dia merasa jika ular ini telah membuat pergerakan yang dia prediksikan sebelumnya. Bagaimanapun, akhirnya dia bisa melanjutkan langkah dari serangannya ini.

'Aku memang tidak memiliki jutsu atau serangan apapun yang bisa mengakhiri ular ini dengan mudah, tapi bukan berarti ular ini sepenuhnya merupakan gangguan.'

*Tap!*

Emera memegang ujung kepala dari ular tersebut menggunakan tangan kirinya, kemudian dia melanjutkan dengan naik ke atas kepala ular tersebut, dan akhirnya menghentakkan kakinya dengan keras pada belakang kepala dari ular.

"Sahk!" Ular besar tersebut berteriak keras ketika kepalanya terdorong ke depan sebagai efek tambahan dari hentakan kaki Emera.

Di satu sisi ular tersebut senang karena tidak menerima kerusakan yang terlalu besar, namun di sisi lain ini bukan sesuatu yang hebat karena dia belum berhasil melukai Emera. Ia berencana untuk berbalik dan memukul Emera, tetapi dia memilih untuk mengurungkan niatnya karena merasa malah akan membuatnya terluka.

Sekarang Emera melayang di atas ketinggian. Dari lokasinya sekarang, dia bisa dengan mudah melihat semua individu di bawahnya, entah itu ninja Sunagakure atau Konoha. Tujuannya sejak awal adalah mencapai tempat ini dan mengincar semua ninja Sunagakure dari atas langit.

'Baiklah, sekarang aku sudah mendapatkan pencerahan tentang memakai jutsu baru yang kuat. Pertama padatkan chakra berelemen tanah di dalam mulut, kedua lapisi dengan elemen api, terakhir luncurkan dengan kekuatan tinggi menggunakan chakra angin!'

*Psiu!*

Sebuah bola tanah seukuran bola kelereng meluncur keluar dengan kecepatan tinggi dari dalam mulut Emera. Selain itu, bola tanah seukuran kelereng tersebut juga diselimuti api dan memiliki suhu lumayan tinggi.

*Crash!*

Dalam satu serangan, bola tersebut menembus kepala dari seorang ninja Sunagakure dan menciptakan lubang sebelum darah deras mengucur.

Ninja Konoha yang sedang berhadapan dengan ninja Sunagakure tersebut merasa tercengang melihat musuhnya mati secara tiba-tiba. Setelah dia melihat ke atas pada arah Emera, dia merasa menganggukan kepalanya sebagai terima kasih.

"Bagus. Jutsu baru berhasil! Sekarang mari kita lubangi kepala mereka semua ini menggunakan jutsu ini." Emera tersenyum riang melihat jutsunya berhasil.

*Psiu!* *Psiu!* *Psiu!*

Sama seperti sebelumnya, dia menembakkan bola tanah panas ke kepala semua ninja Sunagakure. Mereka semua mati bagaikan Player Squid Game yang mati tertembak gara-gara ketahuan oleh robot dalam ronde pertama.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C23
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login