Download App
66.66% Figuran?

Chapter 2: Part 1 [Transmigrasi?]

Ceklek

Seorang laki-laki berwajah tampan memasuki sebuah ruangan serba putih. Dia berjalan ke arah brangkar yang ditempati oleh seorang gadis cantik yang sedang melamun, menatap keluar jendela.

"Val, kata dokter lo udah boleh pulang besok," lelaki itu berucap lembut.

Gadis itu mengalihkan pandangannya dari jendela. Dia menerbitkan senyumnya mendengar perkataan lelaki itu. "Beneran, Bang?" tanyanya penuh semangat.

Lelaki itu terkekeh pelan melihat binar di mata adiknya. Dia mengangguk lalu duduk di sebelah brangkar.

Gadis itu bersorak gembira. Dia sudah bosan di rumah sakit selama beberapa hari.

"Oh iya Bang, soal gue yang pengen ke Indonesia dibolehin gak?"

Lelaki itu menghela napas lelah, "Sebegitu pengennya lo balik ke Indo?"

"Kenapa gak disini dulu sih. Tunggu amnesia lo sembuh baru ke Indo," lanjutnya. Padahal belum lama adiknya ini kecelakaan dan dinyatakan amnesia. Eh, sekarang malah pengen banget balik ke Indo.

"Lo bilang masa kecil gue di Indo. Siapa tau gue bisa inget disana. Lagian bukannya gue emang gak pernah setuju ikut Mommy sama Daddy kesini?"

"Iya deh iya. Mommy sama Daddy sih ngasih izin. Katanya mereka lebih tenang kalo lo disana karna ada Oma sama Opa, tapi masa lo tega sih ninggalin gue disini, Val?"

"Dih, lo juga sibuk sendiri biasanya. Sok sok-an gak rela,"

"Beneran deh abis ini gue pulang cepet terus,"

"Gak usah, Bang. Gue mau ke Indo aja,"

Lelaki itu berdecak sebal, "Gue tau nih. Lo ngotot balik ke Indo karna Arka kan?"

"Hehe itu tau," Gadis itu menyengir memperlihatkan deretan giginya.

"Dasar bucin!"

"Biarin dari pada lo gak laku!"

"Banyak ya yang mau sama gue cuman guenya aja yng belum pengen pacaran," Sombong lelaki itu.

Gadis itu memutar bola matanya malas. Dia mengambil buku diarynya yang tergeletak di atas nakas.

"Dah lo keluar sono! Gue mau lanjutin baca diary," suruh gadis itu.

Lelaki itu menurut. Dia keluar ruangan itu. Emang niatnya mau ke rumah temennya tadi setelah mampir jenguk adek kesangannya di rumah sakit.

Gadis itu mulai membuka diary yang tebelnya ngalahin novel.

Dia membaca diary itu serius. Sesekali tertawa kecil membayangkan kejadian lucu yang dialami pemilik tubuh ini.

Ya, ini bukan tubuh miliknya. Dia bertransmigrami.

Dulunya dia adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Namanya Rea, gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak masih bayi.

Dia mati karena kelelahan mengerjakan tugas yang di berikan oleh dosennya.

Dia kira dia tidak akan pernah membuka matanya lagi. Namun, siapa sangka ketika matanya terbuka dia malah berada di rumah sakit dengan tubuh yang bukan miliknya.

Tubuh yang dia masuki adalah salah satu tokoh figuran yang perannya cukup penting di novel itu. Valerie namanya. Gadis cantik berambut hitam panjang dan iris mata berwarna serupa.

Valerie termasuk salah satu pemicu kisah cinta para tokoh utama.

Lelaki tadi itu kakak lelaki Valerie namanya Kennett. Dia juga salah satu figuran di novel itu.

Waktu pertama kali bangun Rea begitu terkejut. Yah, siapa coba yang tidak terkejut saat sudah mati eh malah bangun di tubuh orang lain. Untung saja keluarga Valerie baik hingga memudahkan Rea untuk beradaptasi dengan cepat.

Oh iya, tentang dia yang ngebet pengen balik ke Indonesia itu karena Rea pengen liat alurnya udah sampe mana. Biar nanti disana dia bisa nentuin mau ngubah alurnya atau memutuskan untuk gak ikut campur.

Walau kemungkinan besar dia bakal ikut campur karena Valerie itu terikat sama Arka.

Pacarnya sekaligus...Tokoh utama dalam novel itu.

🍁🍁🍁

Rea menutup diary Valerie yang telah selesai dibacanya. Kebanyakan isinya tentang Arka mulai dari awal mereka bertemu, PDKT, pacaran, kencan, berpisah, dan akhirnya LDR-an.

Valerie emang bucinnya gak ketulungan. Arka gitu juga gak ya?

Rea mengedikan bahunya. Gak mungkin kan cowok dingin kek Arka bucin sampe nulis diary tentang pacarnya?

Ceklek

Kennett masuk ke ruang rawat sembari membawa gitar di punggungnya. Dia tadi ke rumah temen sekalian ngambil gitar yang dipinjem temennya tapi gak dibalik balikin sebelum ditagih dulu.

"Abis dari mana? Kok bawa gitar?" tanya Rea.

"Dari rumah temen. Biasa lah pada minjem tapi balikinnya nunggu ditagih,"

Rea mengangguk mengerti, "Pinjem dong," pintanya. Dia ingin memainkan gitar, sudah lama dia tidak memainkan alat musik.

"Emang bisa main?" tanya Kennett.

"Bisa lah! Bukannya gue emang bisa main gitar?"

Kennett mengangguk. Valerie memang bisa memainkan berbagai macam alat musik. Paling jago itu gitar sama piano. Tapi, yang paling bagus kalo sambil nyanyi. Suara nya Valerie tuh enak didenger.

Kennett memberikan gitarnya, dia duduk di sofa yang letaknya tidak jauh dari brangkar. Dia diam diam menyalakan ponsel, merekam adiknya yang sedang asik memetik senar gitar.

Rea mulai memainkan gitarnya, suara indah gadis itu terdengar memenuhi ruangan.

"Malam-malam tak berbintang

Jadi terang menantikanmu

Malam-malam kau ajak berbincang

Tanya apa kabarku,"

"Pipiku merona ku tersipu malu

Hanya mendengar hangat suaramu,"

"Kangen dirimu

Ingat selalu hati kita satu

Meski engkau jauh

Mari nikmati sabda rindu yang melagu,"

"Ingat sayang meski tak bertemu

Indahnya merindu

Beri senyuman

Detak di jantungku,"

"Malam-malam tak berbintang

Ku merindu ingin berjumpa dirimu

Oh, bunyi dering rindu obati sakitnya

Lama kita tak bertemu,"

"Pipiku merona ku tersipu malu

Hanya mendengar hangat suaramu,"

"Kangen dirimu

Ingat selalu hati kita satu

Meski engkau jauh

Mari nikmati sabda rindu yang melagu,"

"Ingat sayang meski tak bertemu

Indahnya merindu

Beri senyuman

Detak di jantungku,"

"Meski jauh, kau dekat di hatiku

Nimatnya rindu kangen dirimu,"

"Ingat selalu

Hati kita satu

Meski engkau jauh

Mari nikmati sabda rindu yang melagu,"

"Ingat sayang meski tak bertemu

Indahnya merindu

Beri senyuman

Detak di jantungku,"

"Ingat selalu hati kita satu

Meski jauh kau ada di hatiku

Nikmatilah sabda rindu

Sabda rindu yang melagu,"

"Ingat selalu hati kita satu

Meski jauh kau ada di hatiku

Nikmatilah sabda rindu

Sabda rindu yang melagu

Sayang,"_Sabda Rindu-Lyodra Ginting.

Rea tersenyum puas. Sudah lama dia tidak memainkan alat musik. Suara Valerie juga lebih bagus dari suaranya di kehidupannya yang sebelumnya.

Kennett melongo, kagum dengan suara merdu adiknya. "Jago banget sih,"

"Kapan kapan nyanyiin buat gue yah,"

Rea mengangguk, dia menguap cukup lebar. Kennett yang melihat adiknya sudah mengantuk mengambil gitar miliknya dari pangkuan Rea.

"Tidur gih dah malem!" suruhnya.

Rea membaringkan tubuhnya dan mulai menutup mata. Kennett menyelimuti tubuh mungil Rea lalu mencium kening adiknya lembut.

"Nice Dream, Val!"

🍁🍁🍁

Seorang lelaki tampan berkaos hitam dengan rambut basah habis mandi tengah rebahan di kasur king size nya.

Drtt Drtt

Dia mengerutkan kening melihat notifikasi yang mengganggu acara main game nya.

Lelaki itu mengecek notifikasinya dan terkejut ketika melihat pengirimnya adalah orang yang dia nantikan chat nya dari kemarin.

Kakak Ipar : send video

Kakak Ipar : Pacar lo nanyain mulu dari kemaren. Heran gue. Bisa bisanya dia ngebet banget pengen ketemu lo.

Lelaki itu terkekeh pelan. Dia juga menantikan pertemuan mereka yang tak kunjung datang. Apalagi saat beberapa hari lalu mendengar kabar kalau gadisnya kecelakaan. Dia sangat panik, ingin bergegas menemui gadisnya. Rasa cemasnya semakin bertambah kala mendengar kondisi gadisnya yang amnesia. Dia ingin berada di samping gadis itu dan membantunya mengingat momen momen indah mereka atau setidaknya membuat kembali kenangan baru bersama gadisnya.

Dia tersenyum mendengar suara merdu gadisnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Telinganya memerah.

Sial! Dia baper.

You : Gue juga kangen banget, Bang.

You : Val udah gak papa kan sekarang?

You : Apa dia udah mulai inget sesuatu?

Lelaki itu berharap gadisnya mulai mengingat sesuatu. Mendengar gadisnya menanyakan perihal dia, lelaki itu sangat senang. Dia berharap pertemuan mereka segera terjadi. Tapi apa saat itu terjadi semua akan baik baik saja.

Bagaimana jika dia malah menyakiti gadisnya saat mereka bertemu? Karena...

"ARKAA!!"

Brakk

Pintu kamarnya dibuka kasar. Seorang gadis dengan rambut dicepol asal menghampirinya.

"Laper! Beli makan kuy!" ajaknya sembari mengelus perus ratanya.

Lelaki itu menatap gadis itu datar. Ya, keberadaan gadis ini adalah masalah utamanya.

Dia menghela napas lelah, bangkit dari kasur lalu melangkah keluar kamar.

"Cepetan!"

Gadis itu mengekor di belakang dengan senyum yang tidak luntur dari bibir tipisnya. Dia menatap punggung tegap lelaki di depannya dengan perasaan tidak karuan.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login