Download App

Chapter 2: 2. Mandi Bersama

Desa pemula adalah tempat awal bagi para gamer. Jika di game sebelumnya dia tidak bisa memasuki hutan di belakang desa tetapi, Ayu berada di area tersebut, pantas saja dia merasa sangat asing. Hiro menjelaskan bahwa sangat berbahaya di area itu dan hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memasuki area tersebut. Dikatakan bahkan konon ada legenda menyebutkan bahwa seorang pahlawan tiba-tiba muncul dari sana, sosok itu dari tempat yang jauh bernama Jepang. Ayu ingat cerita dalam game, tapi tidak pernah disebut sosok seperti itu. Mungkinkah dia melewatkan misi tersembunyi meskipun dia telah mencapai level 100? Dia tahu bahwa permainan yang dia mainkan buatan Jepang, mungkin ada hubungannya dengan misi tersembunyi.

"Aku ke sana karena instingku menyuruhku ke tempat itu, untungnya aku tidak terlambat. Biasanya ada warga yang penasaran di sana mungkin mereka akan menemukan sesuatu yang berharga."

"Mmm, begitu...jadi begitu," gumam Ayu berpikir dan, dia tidak terlalu peduli.

Semua yang dikatakan terdengar tidak masuk akal terutama tentang pahlawan yang berasal dari Jepang. Settingan cerita dari game ini benar-benar aneh tapi apakah dia yakin ini masih sebuah game? Dia masih berpikir ini mirip dengan permainan tetapi lebih canggih karena ada Hiro Gordan di sampingnya. Ayu diam-diam menatap Hiro, karena bagaimanapun Hiro adalah NPC yang sekarang sangat luar biasa, buktinya mereka mengobrol seperti di dunia nyata.

Ada pintu kayu dengan dinding batu yang terlihat jelas dari jarak 50 meter saat mereka berjalan di sepanjang jalan tanah di kawasan hutan. "Itu pintu masuk dari belakang desa." Hiro menoleh setelah berbicara, dia baru menyadari bahwa semakin diperhatikan ternyata gadis aneh di sampingnya, semakin manis. Hiro menebak mungkin usia gadis itu antara 15 atau 16 tahun, mungkin 18 tetapi, fakta yang Hiro tidak tahu adalah bahwa gadis itu masih berusia 12 tahun.

"Ehem, aku belum tahu namamu, bolehkah aku tahu namamu?"

"Boleh, namaku Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari."

"Aah, tolong diulang sekali lagi."

"Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari."

"Oh, namamu sangat panjang, aku tidak tahu bagaimana memanggilmu."

"Panggil saja aku Ayu."

"... Ayu, namamu unik sekali."

"Susah diingat kata orang."

"Mungkin karena terlalu panjang."

"Hihi, mungkin."

Saat memasuki desa, banyak perbedaan, bukan karena bangunannya, tetapi karena anak-anak kecil yang berkeliaran dan banyak orang yang aktif, desa ini benar-benar hidup. Ayu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena di dalam game tidak ada anak-anak, hanya Hiro Gordan yang jadi paling muda di desa pemula, tapi sekarang sudah sangat berbeda.

"Sungguh menakjubkan betapa hidup desa ini! Hiro, lihat betapa indahnya desa ini!"

"Hah?" Hiro bingung harus menjawab apa? Semua orang yang mendengar menoleh ke arah mereka itu benar-benar memalukan. Hiro, tidak tahu di mana harus meletakkan wajahnya sekarang. Para penduduk saling berbisik dan ada yang bertanya siapa di sebelah Hiro? Hiro menjawab dengan jujur ​​ketika dia pergi ke hutan di belakang desa dia bertemu Ayu. Banyak orang yang meminta untuk berjabat tangan dengan Ayu hingga Hiro tersingkir mungkin karena legenda yang melekat di desa, Ayu tiba-tiba menjadi terkenal.

Ibu dan nenek meminta Ayu untuk menjadi menantu mereka, sampai Hiro tercengang mendengarnya padahal belum tentu jika Ayu adalah salah satu pahlawan legendaris. Seorang kepala desa mendekati Ayu dan Hiro, kepala desa meminta mereka datang ke rumahnya untuk menjelaskan semuanya. Saat berada di rumah kepala desa, Thomas, pria berambut pirang berusia 32 tahun ini memasang wajah serius saat mendengar penjelasan Hiro. Sementara putranya, Jack, 17 tahun, dengan rambut pirang, tidak berhenti menatap Ayu, Hiro menatap Jack dengan serius.

Hiro berpamitan dan meminta Ayu ikut pergi, Jack mendecakkan lidah melihat tindakan Hiro. "Teck, dia masih bersikap baik seperti itu."

Hiro meminta Ayu untuk tidak dekat dengan Jack di masa depan tetapi Ayu hanya tersenyum karena tidak ada gunanya seperti itu karena takutnya, dia akan dicap sombong. Betapa polosnya gadis ini tidak mengerti niat Hiro, yang sudah hafal perilaku Jack. Gadis ini hanya memiliki tubuh seorang gadis remaja tetapi pikirannya tidak sejauh Hiro. Ayu berpikir tidak perlu menghindari orang yang ingin berteman, dan Ayu baru tahu tentang Jack.

Gadis itu penasaran sampai sejauh mana perkembangan NPC membuatnya ingin tahu lebih banyak karena seringnya mengobrol dengan Hiro. Sesampainya di rumah Hiro, Ayu melihat bahwa semua kamar benar-benar seperti dongeng tetapi dapatkah dia hidup di dunia game dengan kondisi seperti sekarang, dia harus pergi ke sungai jika harus mandi dan sebagainya.

"Aaah, aku tidak pernah mandi di sungai," kata Ayu.

"Hah, terus di mana kamu biasanya mandi?"

"Ya, di kamar mandi."

"K-kamu apa mungkin seorang bangsawan?"

"Bangsawan? Bukan, aku orang biasa, orang sederhana."

Ayu yakin dia harus mandi dia merasa panas dan bisa berkeringat seperti di dunia nyata, dia mulai berpikir mungkin apa yang dia alami sekarang benar-benar nyata dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Jarak sungai itu 100 meter ketika meninggalkan desa, Hiro mengantar ke sungai. Ayu tertawa ketika Hiro mengatakan bahwa banyak orang dewasa yang suka mengintip wanita mandi.

"Hahaha, memangnya tidak ada yang dilakukan selain mengintip orang mandi, hahah..."

"Kamu tertawa, tidakkah kamu takut seseorang akan mengintipmu?" tanya Hiro.

"Abaikan saja, apa gunanya melihatku mandi. Tidak dapat untung apapun."

"Kamu ini bercandanya tidak lucu."

"Aku tidak bercanda, memangnya kamu suka lihat aku mandi?"

"Hah!"

"Kan, kamu sampai terkejut begitu. Tidak ada untungnya lihat aku mandi."

Hiro tidak mengerti lelucon aneh Ayu, jelas dia akan mendapat untung besar jika dia melihatnya mandi. Hiro mengira ini ujian, mungkin Ayu mengujinya apakah dia pria baik atau jahat, Hiro pernah mendengar bahwa wanita suka menguji pria, tapi dia baru tahu ini termasuk ujian.

"Hah, aku antar sampai sini saja, kamu hanya perlu langsung ke sungai di sana."

"Kamu tidak mengantar aku sampai sungai?"

"Kamu ingin aku membawamu ke sungai!"

"Jelas, ayo bawa aku ke sungai!"

Hiro diajak ke sungai bersama, sungai yang begitu jernih nyaman untuk dipandang namun ada yang lebih indah lagi bagi Hiro saat Ayu mulai melepas pakaiannya.

"Ayu, tunggu sebentar!" kata Hiro.

"Kenapa kamu berteriak aneh," jawab Ayu. "Aku cuma lepas baju."

"Ya, ampun dia ini..."

Ayu dengan sigap menarik Hiro untuk membantunya menggosok punggungnya. Hiro lalu mengangguk polos. dia tidak mungkin menolak tetapi dia mencoba menahan cobaan ini tidak lama setelah itu dia terkejut bahwa gadis di depannya melepas semua yang ia pakai.

"Susu..."

"Susu?"

Ayu merasa lucu dengan sikap Hiro, Ayu mendekat dan memaksa Hiro melepas bajunya dan mereka mandi bersama. Pemuda yang memasuki masa puber ini hanya bisa membeku di air sungai, ia tak bergerak sedikit pun, Ayu sengaja menyiramkan air ke wajah Hiro.

"Hayo, malah begong!"

"..."

Hiro mengusap wajahnya yang basah, dia yang berusaha menahan diri kini diminta mengusap punggung Ayu. Gadis ini bertingkah seperti itu bukan karena dia nakal, karena dia hanya gadis polos berusia 12 tahun dan telah menderita selama 2 tahun. Dalam benak Ayu melihat Hiro hanyalah sebagai sosok NPC.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login