Download App

Chapter 17: Chapter 10.1 : Battle of Tycus City Part 1

Rebellion Hill, Kekaisaran Nagrand.

Hari ketujuh, bulan dua belas, tahun 876.

10.00 am.

Dua makhluk cukup menyeramkan tengah duduk di sebuah batu dengan ukuran cukup besar yang terletak di atas tumpukan salju yang tebal.

Badai salju sudah berlalu beberapa menit yang lalu, kini matahari telah berada tepat di arah atas yang menandakan bahwa sudah memasuki tengah hari

Kedua makhluk itu memiliki tinggi sekitar 2,5 hingga 3 meter. Mereka adalah Zero Delarosa serta Burgathan. Mereka berdua berbincang-bincang sebelum menyerang Kota Tycus.

"Zero, menurutmu bagaimana tentang dimensi ini?" Burgathan bertanya.

"Entahlah, tapi Aku merasa mana di sini lebih melimpah, tetapi aku tidak merasakan Ki sama sekali di sini,"

"Aku juga merasakan tidak ada Ki di sini, tetapi mana di sini sangat banyak,"

"Ahhh... Aku jadi cukup kasihan dengan penduduk di sekitar sini yang akan menjadi tumbal,"

"Bukankah kita tidak ada pilihan lain? Jika saja dimensi Zeta memiliki umur panjang, maka kita tidak perlu pergi ke sini,"

"Tetapi Aku masih penasaran tentang musuh yang akan kita hadapi nantinya, bukan tidak mungkin jika ada entitas kuat di dimensi ini,"

"Jika saja kita benar-benar tidak beruntung, mungkin saja kita akan diserang balik hingga ke Zeta World,"

"Hey jangan berkata seperti itu!" Zero menepuk pundak Burgathan.

"Ah maaf-maaf, baiklah Aku akan pergi duluan." Burgathan kemudian berdiri, lalu mulai berjalan menjauhi Zero.

"Yo Hati-hati!" Ujar Zero sembari menatap Burgathan yang berjalan.

Burgathan hanya mengangkat tangannya yang menginstruksikan bahwa ia mengiyakan perkataan Zero untuk berhati-hati.

∆∆∆∆∆∆∆

Gerbang Utara Kota Tycus, Kekaisaran Nagrand.

10.40 am.

Kota Tycus memiliki luas sekitar 40 km² serta dipimpin oleh seorang Walikota yang memiliki nama Mayor Uros.

Beberapa penduduk beserta penjaga terlihat tengah membersihkan jalan dari tumpukan salju. Tentu saja hal itu dilakukan agar aktivitas transportasi tidak tersendat. Terlebih lagi, jalur tersebut adalah jalur utama menuju Rebellion Hill.

Di Rebellion Hill terdapat beberapa perkebunan dari buah yang memiliki nama Lacus Nix. Lacus Nix adalah sebuah buah berwarna putih, tetapi sangat mirip dengan apel.

Buah tersebut sangat sering ditemukan di Kota Tycus karena berada cukup dekat dengan Rebellion Hill. Walaupun Rebellion Hill saat ini sudah dikuasai oleh Kekaisaran Nigreos, tetapi para penduduk tetap melihat Rebellion Hill seperti biasa.

Apakah itu efek item? Atau sihir?

Karena hal itu, mereka sama sekali tidak curiga sedikit pun dengan situasi di Rebellion Hill.

Beberapa warga beserta prajurit yang mengenakan zirah putih masih bergotong royong satu sama lain demi membersihkan jalan. Bahkan, beberapa skeleton juga terlihat membantu membersihkan jalan.

Tetapi sekitar enam undead dengan ukuran cukup besar terlihat dalam posisi bersiaga di depan pagar Kota Tycus. Mereka diperintahkan untuk terus bersiaga oleh Alice Vasilissa. Tentu saja para penduduk cukup merasa aman dengan kehadiran undead tersebut, mereka percaya bahwa Alice atau Dewi akan selalu melindungi kapan saja serta di mana saja.

Penduduk Utara Kekaisaran Nagrand umumnya memiliki iman yang kuat, serta tidak mudah tergoyahkan.

"Ahhh... Cukup melelahkan membersihkan salju-salju ini, bagaimana denganmu?" Seorang penduduk berbicara kepada penduduk yang lain.

"Yapp cukup melelahkan, kita sudah menggali selama beberapa jam,"

"Setidaknya kita dibayar untuk pekerjaan ini,"

"Yah dan kita juga mendapatkan bonus Lacus Nix,"

"Sepertinya itu keuntungan bagi kita hahaha,"

Tiba-tiba keenam undead yang berposisi siaga memasuki keadaan siap bertempur. Keenam Undead itu memiliki penampilan cukup serupa, yaitu sesama jenis skeleton tetapi berbeda jenis.

Dua diantaranya adalah spesialis Necromancer, sedangkan sisanya ialah spesialis pertarungan jarak dekat. Mereka berenam memakai formasi segitiga, dengan dua undead jarak dekat di bagian depan, lalu spesialis Necromancer di bagian belakang.

Undead jarak dekat saat ini memiliki nama Death Executor.

Death Executor memiliki penampilan wajah sama seperti skeleton atau tengkorak pada umumnya, hanya saja berwarna hitam. Lalu ia mengenakan kerudung, serta pakaian hitam yang terlihat seperti sebuah kain hitam berlapis-lapis.

Lalu di kedua lengan mereka ditutupi oleh zirah yang terbuat dari Logam Platina, atau bisa dikatakan Platinum. Serta Zirah itu memiliki duri yang sangat tajam dengan jumlah yang sulit dihitung karena sangat banyak. Di dalam tengkorak bagian kepala Death Executor, terdapat sebuah aura berwarna hijau.

Jika dilihat aura itu seperti sebuah roh.

Bagian bawah Death Executor ditutupi oleh jubah dari kain hitam yang menutupi bagian atas badan miliknya. Serta ia juga memakai sepatu.

Pada awalnya, Alice menugaskan Death Executor sebagai penjaga keamanan di dalam kota, serta mengeksekusi siapa pun yang melakukan kejahatan, terutama kepada anak kecil.

Tetapi sekarang, sebagian besar Death Executor telah dialihfungsikan menjadi penjaga, karena tingkat kriminalitas telah menurun sangat signifikan dalam beberapa waktu belakangan ini.

Death Executor memiliki senjata sebuah kapak cukup besar dengan dua bilah, serta di tengahnya terdapat sebuah mata berwarna merah dengan pupil vertikal. Mata itu terus melihat ke segala arah seolah-olah sedang mengawasi area sekitar.

Di bagian punggung Death Executor juga terdapat empat buah pedang dengan aura hijau tengah melayang dengan arah diagonal.

Selanjutnya, undead yang memiliki kemampuan Necromancer memiliki nama Elder Lich. Ia memiliki wajah yang sama dengan Death Executor, hanya saja warna tengkoraknya adalah putih, serta ada titik merah di kedua lubang matanya.

Tubuh dari Elder Lich menggunakan jubah layaknya seorang Pendeta, tetapi di tengah jubah itu ada sebuah mata yang sama dengan senjata Death Executor. Elder Lich membawa sebuah tongkat berwarna hijau, dan itu adalah senjatanya.

Tongkat itu bisa digunakan untuk mengeluarkan sihir untuk memberikan buff atau debuff, serta memanggil beberapa jenis undead tertentu.

Tongkat itu memiliki nama Elder Lich Staff.

Seluruh Death Executor serta Elder Lich kini berada dalam posisi siap bertempur.

Dari kejauhan, ribuan Infernium Aranect tengah berjalan dengan kecepatan tinggi menuju gerbang utara dari Kota Tycus. Di udara juga banyak Delirious yang terbang dengan cukup tinggi, karena jumlah yang sangat banyak menyebabkan mereka terlihat seperti burung-burung yang akan melakukan migrasi.

Para penduduk yang menyadari jika Kota Tycus akan diserang, seketika panik dan berlari ke arah dalam kota.

"LARIII!!!!!!"

"AWAS SERANGAN!!!"

"SELAMATKAN DIRI KALIAN!!!!"

Para penduduk yang panik terus berlarian sembari berteriak memperingatkan yang lain. Namun teriakan tersebut justru membuat penduduk lain semakin panik, hingga beberapa dari mereka bertabrakan satu sama lain ketika berlari.

∆∆∆∆∆∆∆

Ruang Pemantauan, Great Castle Azaroth.

10.45 am.

Seluruh Eptagram Guardian, Floor Guardian, serta Alice sendiri tengah berada di dalam Ruang Pemantauan. Bahkan, Floor Guardian lantai sembilan serta sepuluh juga ikut hadir kali ini.

Mereka semua berkumpul atas perintah Alice dengan tujuan yang belum diketahui. Walaupun sebenarnya Alice hanya menjalankan rencana Exypno untuk mengumpulkan seluruh Floor Guardian di Ruang Pemantauan.

Floor Guardian lantai satu hingga lima berada di sisi kanan Ruang Pemantauan, sedangkan Floor Guardian lantai enam hingga sepuluh berada di sisi kanan Ruang Pemantauan. Sedangkan Alice duduk di singgasana yang terletak di dekat meja di Ruang Pemantauan.

Seluruh Eptagram Guardian serta Floor Guardian saat ini dalam posisi berlutut dengan kepala tertunduk serta tangan kanan menyilang di dada.

"Angkat kepala kalian," Ujar Alice

Seluruh Floor Guardian serta Eptagram Guardian mengangkat kepalanya. Mereka semua memasang ekspresi serius, bahkan tidak sedikit yang memasang ekspresi sedikit tegang.

"Terimakasih telah berkumpul, terutama kalian semua para Floor Guardian,"

Alice sedikit mengangkat tangannya ketika Arina dan Karen ingin menjawab ucapan terima kasih dari Alice. Hal itu ditujukan agar mereka tidak perlu menjawab hal tersebut.

"Aku mengumpulkan kalian semua karena kita kedatangan tamu,"

"Berdirilah, lalu kalian bisa berada di dekat peta Darkness World,"

"Baik!"

Seluruh Eptagram Guardian beserta Floor Guardian kemudian mengikuti perintah Alice untuk berdiri di dekat peta dari Darkness World yang terletak di meja.

'Sialan! Aku tidak tahu harus apa!'

'Lagipula mengapa Exypno harus mengumpulkan seluruh Floor Guardian, bahkan hingga Floor Guardian lantai sembilan dan sepuluh?'

'Ah biarlah, Aku akan melemparkan ini kepada dia Hahahaha,'

'Tenang Alice.... Tenang.... Kau harus serius kali ini,'

"Baiklah, Exypno Aku persilahkan dirimu untuk melanjutkan,"

"Baik,"

Exypno kemudian sedikit mengangkat kepalanya dan mulai berbicara.

"Baiklah, Aku akan menjelaskan rencanaku." Ujar Exypno sembari mendorong bridge dari kacamata miliknya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C17
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login