Download App

Chapter 2: Episode 2

Masih di mobil Aldi..

"Akhirnya mereka berangkat ke sekolah juga, akhirnya bisa berangkat ke kampus juga huh..", kata Aldi menghela nafas. 

Di motor Irfandi lagi.. 

"Loh, loh, kok berhenti sih Irfandi, kenapa ?", tanya Titah. 

"Hpku getar, sebentar ya..", jawab Irfandi. 

"Jangan, mendingan kita jalan saja, ini sudah mau masuk sekolah, nanti telat bagaimana", kata Titah. 

"Iya, iya deh.., saya jalan..", sambung Irfandi. 

"Hayuk jalan, loh kok gak jalan sih, nanti telat loh ke sekolahnya", kata Titah lagi. 

"Iya tapi..", sambung Irfandi lagi. 

"Tapi apa mas Irfandi ?", tanya Titah lagi. 

"Pegangan dong..", jawab Irfandi lagi. 

"Haa.., maksudnya ?", tanya Titah lagi. 

"Hadeh.., gak peka juga ya kamu, maksudnya tangan kamu di sini nih, di peluk erat gitu aku nya hehe..", jawab Irfandi sambil memegang tangan Titah dengan eratnya. 

"Hemm, iya deh.., sudah ya ?", tanya Titah lagi. 

"Belum dong..", jawab Irfandi lagi. 

"Haa, belum, perasaan sudah deh, terus apa lagi ?", tanya Titah dengan heran. 

"Dagu kamu sekarang menempel di pundak aku..", jawab Irfandi lagi. 

"Oh, kaya gini ?", tanya Titah lagi. 

"Iya benar lalu tangan aku memegang tangan kamu sambil ku elus-elus tangan kamu yang halus ini, aku nyetirnya satu tangan saja, nah sekarang kita berangkat, hehe..", jawab Irfandi lagi. 

Di angkot bang Jali.. 

"Emm.., dasar Fandi, kang modus, jalan bang", kata Arfan yang mengirimkan foto pada Irfandi. 

Di sekolah Titah.. 

"Yah.., tuh kan benar kita telat, mas Irfandi sih..", keluh Titah. 

"Ya maaf hehe..", kata Irfandi yang tertawa di saat Titah mengeluh padanya. 

"Terus sekarang gimana ?", tanya Titah. 

"Kita panjat pagar sekolahnya", jawab Irfandi. 

"Haa, panjat pagar sekolah.., tapi kan saya pakai rok mas, terus juga gimana caranya manjat pagar sekolah, tinggi tau, saya kan gak bisa memanjatnya..", kata Titah. 

"Kamu tenang saja, kan ada saya hehe..", sambung irfandi. 

"Haa, maksudnya ?", tanya Titah lagi. 

"Kamu, saya gendong, dan kita turun bersama ya", jawab Irfandi lagi. 

"Di gendong mas Irfandi, saya pakai rok mas..", kata Titah lagi. 

"Terus kenapa kalau kamu pakai rok, gimana mau gak ?", tanya Irfandi. 

"Emm iya deh, eh tapi jangan gintip ya..", jawab Titah. 

"Iya..", seru Irfandi. 

"Ya sudah..", sambung Titah. 

"Kalau ngintip paling cuma sedikit tah, hehe", kata Irfandi. 

"Mas Irfandi..", sambung Titah yang marah pada Irfandi. 

"Hehe.., bercanda tah..", kata Irfandi lagi. 

"Ya sudah, kita panjat..", sambung Titah. 

"Oke, haduh..", kata Irfandi lagi. 

"Kenapa ?", tanya Titah lagi. 

"Berat banget sih kamu tah, hehe..", jawab Irfandi lagi. 

"Enak saja aku berat, awas ngintip..", keluh Titah. 

"Hehe.., iya..", seru Irfandi. 

Lima belas menit kemudian.. 

Masih di  sekolah Titah.. 

"Alhamdulillah..", Titah dan Irfandi mengucap syukur karena berhasil masuk ke sekolah dan berhasil juga memanjat pagar sekolah. 

"Hayo ketahuan telat ya kalian berdua..", kata mang Udin. 

"Eh mang Udin..", sambung Titah. 

"Hehe iya mang Udin..", sambung Irfandi juga. 

"Ya sudah sekarang ikut mang Udin yuk..", kata mang Udin lagi. 

"Haa, kemana mang ?", tanya Titah. 

"Ke guru piket..", jawab mang Udin. 

"Tunggu, tunggu mang, sekarang guru piketnya siapa ?", tanya Irfandi. 

"Iya mang, sekarang guru piketnya siapa emangnya ?", tanya Titah juga. 

"Pak Irwan..", jawab mang Udin lagi. 

"Haduh pak Irwan lagi..", keluh Titah. 

"Pak Irwan kan guru yang paling sadis di sekolah ini, apalagi kalau sudah memberikan hukuman, haduh..", keluh Irfandi lagi. 

"Ya sudah hayuk ke pak Irwan..", ajak mang Udin. 

Aku pun akhirnya sampai di kampus dan mengikuti mata kuliah di kelas, sedangkan Titah dan Irfandi di hukum oleh pak Irwan gara-gara mereka telat masuk sekolah. 

Di kampus Aldi, 

Di kantin kampus.. 

"Kamu lihat Aldi gak ?", tanya Fina. 

"Enggak..", jawab Agus. 

"Enggak, oh ya sudah terimakasih ya, haduh Aldi kemana lagi, kok belum datang juga tumben..", keluh Fina. 

"Eh Fina, kamu ngapain disini ?", tanya Vivi. 

"Saya menunggu teman saya, oh iya vi ada yang ingin saya kenalkan padamu tapi dia belum datang, kamu bisa tunggu sebentar sama aku gak disini ?", tanya Fina juga. 

"Oh bisa dong..", jawab Vivi. 

"Assalamu'alaikum", Aldi memberikan salam pada Vivi, Fina, dan Agus. 

"Wa'alaikumussalam", Vivi, Fina, dan Agus menjawab salam dari Aldi. 

"Nah itu dia, di.., sini..", kata Fina yang melihat Aldi. 

"Ya..", sambung Aldi. 

"Eh ya ada yang mau aku kenalin ke kamu nih", kata Fina lagi yang akan memperkenalkan Vivi mahasiswi baru di kampusnya. 

"Siapa Fin, mahasiswi baru ya ?", tanya Aldi. 

"Iya, kenalin namanya Vivi, mahasiswi pindahan dari Jakarta", jawab Fina. 

"Oh.., Aldi..", seru Aldi yang memperkenalkan diri pada Vivi. 

"Iya, saya Vivi..", sambung Vivi yang memperkenalkan diri pada Aldi. 

"Oh ya di, kamu sudah selesai belum skripsi nya ?", tanya Aldi. 

"Sudah dong, kamu sendiri bagaimana di ?", tanya Fina lagi. 

"Dikit lagi, kalau Vivi sendiri sudah selesai belum skripsinya ?", tanya Aldi juga. 

"Sedikit lagi, sama seperti kamu", jawab Vivi yang tersenyum pada Aldi.

"Oh ya gini saja deh, kalian berdua selesaikan skripsi kalian berdua di rumah gue", kata Fina lagi. 

"Oke boleh, gue nyusul habis mata kuliah terakhir..", sambung Aldi lagi. 

"Oke..", seru Fina. 

"Ya sudah gue ke kelas duluan ya, ada jam kuliah nih..", kata Aldi lagi. 

"Oke, sampai ketemu nanti..", sambung Fina lagi. 

"Oke, Gus.., duluan ya", kata Aldi lagi. 

"Oke di..", sambung Agus. 

Di kelas Aldi.. 

"Eh Aldi, tugas elu sudah selesai belum ?", tanya Cahyo. 

"Sudah dong..", jawab Aldi. 

"Mana ?", tanya Cahyo lagi. 

"Nih..", jawab Aldi lagi. 

Di sekolah Titah lagi.. 

"Kalian berdua sekarang saya hukum, dan hukuman untuk kalian berdua adalah berjemur di lapangan sekolah, sampai nanti bel istirahat berbunyi, paham ?", tanya pak Irwan. 

"Paham pak..", jawab Titah dan Irfandi. 

"Ya sudah sana ke lapangan, pak Udin..", kata pak Irwan yang memanggil mang Udin. 

"Siap pak Irwan.., ada apa ?", tanya mang Udin. 

"Awasi mereka berdua", jawab pak Irwan. 

"Laksanakan..", seru mang Udin. 

Di lapangan sekolah Titah.. 

"Duuuhh..", keluh Titah yang kepanasan ketika di jemur di lapangan sekolah oleh pak Irwan. 

"Kamu kenapa ?", tanya Irfandi. 

"Kepanasan mas Irfandi, itu semua gara-gara kamu", jawab Titah. 

"Loh kok gara-gara saya sih ?", tanya Irfandi lagi. 

"Ya iyalah salah kamu, coba saja kamu gak berhenti tadi, kita gak akan telat dan gak akan di hukum juga tau..", jawab Titah lagi. 

"Oh gitu..", seru Irfandi lagi. 

"Ya iyalah..", sambung Titah. 

"Ya sudah, gak kepanasan lagi kan sekarang ?", tanya Irfandi yang menghalangi sinar matahari ke arah Titah sehingga Titah tidak kepanasan lagi. 

"Iya..", jawab Titah lagi yang tersenyum pada Irfandi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login