Download App

Chapter 2: Part 2

Anakku Istimewa

Part 2

Selamat membaca

***

Setelah dari apotek dan mendapatkan vitami yang Dokrer Obgyn resepkan, aku dan mas Putra meninggalkan Rumah Sakit.

Aku dan mas Putra pulang kerumah kedua orang tuaku untuk menjemput Awan disana.

Saat kami tiba dirumah ternyata mereka sedang santai diteras rumah, papaku sedang menyeruput kopinya, mamaku sedang menyuapi Awan makan, anakku sudah rapih wangi dan rambutnya sedikit basah sepertinya dia habis dimandikan oleh mamaku eyangtinya awan.

"Sudah ke dokternya?" Tanya mamaku saat kami tiba.

"Sudah ma" jawabku

"Hasilnya bagaimana?" Tanyanya lagi, mamaku paling kepo kalau sudah menyangkut urusan rumah sakit.

"Positif hamil ma, mama sama papa akan punya cucu lagi" jawabku, papaku wajahnya berseri mengetahui dia akan menjadi kakek untuk kedua kalinya.

"Selamat yah sayang" mama memberiku ucapan selamat begitu juga sama papa.

"Tapi bagaimana dengan penyakit kamu?apa tidak apa-apa?"

"Itu dia ma, aku belum sempat kontrol ke Dokter Penyakit Dalam tadi waktunya tidak keburu, besok lagi aku kembali kesana, Awan sama mama lagi gak apa-apa?"

"Ya sudah besok kamu kembali kerumah sakit kontrol ke Poli Pengakit Dalam yah, biar Awan mama yang jaga, dia mah gak ngerepotin mama, mandiri anakmu itu", ucapan mama membuatku sedikit lega, awalnya aku kwatir meninggalkan Awan bersama mamaku takut merepotkan, tapi ternyata anak itu dangat mandiri.

Karena besok pagi-pagi sekali aku harus kembali kerumah sakit untuk kontrol kePoli Penyakit Dalam, aku dan mas Putra menginap dirumah orangtuaku, agar Awan dapat ku tinggal lagi disini.

***

Subuh-subuh sekali Kanaya sudah bangun dan menyiapkan sarapan dan bekal untuk dia bawa kerumah sakit bersama Putra suaminya, setelah selesai mengerjakan semuanya dia membangunkan suaminya untuk segera mandi dan sarapan.

Tidak susah membangunkan mas Putra, suaminya itu cukup dicium saja bibirnya dia langsung bangun dan memeluk Kanaya jika masih berbaring disebelahnya. Tapi saat ini Kanaya sudah rapih dan duduk dipinggir kasur tepat disebelah suaminya tidur. Mungkin dia kecapean sampai dia tidak bangun walaupun di cium bibirnya berkali-kali oleh Kanaya

"Mas, bangun" panggil Kanaya sambil mengusap lembut kepala Putra dan memainkan rambutnya.

"Hmmm! bentar lima menit lagi, aku masih ngantuk", kata-kata itu Kanaya dengar dari mulut suaminya itu sejak satu jam yang lalu sebelum Kanaya menyiapkan sarapan sampai Kanaya rapih tapi suaminya belum bangun juga.

"kita harus kerumah sakit ambil nomer antrean dulu, kalau kesiangan nanti dapat nomer antrean besar bisa sampai sore disana"

"Lima menit lagi" ucap Putra dengan suara seraknya.

"Ya udah kalau begitu aku kerumah sakit sendiri aja yah" pancing Kanaya pura-pura ngambek dan berhasil, Putra langsung bangun. Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya agar segar dan terbangun. Kanaya merasa kasihan sebenarnya membangunkan suaminya itu subuh buta seperti ini.

"Tunggu yah, aku mandi dulu. Nanti aku antar kerumah sakit" ucapnya, sekilas dia mencium pipi Kanaya sebelum beranjak dari kasur. Kan ya tersenyum mendapat ciuman di pipinya, saat suaminya mandi Kanaya menyiapkan pakaiannya dan menaruhnya diatas kasur. Lalu dia keluar kamar dan membuatkan kopi untuk suaminya itu.

Walaupun subuh Putra selalu minta kopi sebagai minuman pendamping sarapannya, kadang Kanaya tidak habis pikir bagaimana lambung suaminya itu jika pagi-pagi diisi dengan kopi hitam, mungkin karena terbiasa dan agar tidak mengantuk seharian Putra butuh asupan kafein yang kental.

Kanaya tersenyum saat Putra datang dalam kondisi sudah rapih dan segar walaupun matanya masih sedikit memerah karena dipaksa bangun.

"Sarapan dulu yah, mas" ajak Kanaya lalu dia menyendokkan nasi goreng buatannya pada piring Putra.

"Makasih yah sayang"

"Iya mas"

"Oia nanti kamu mas tinggal diRumah Sakit sebentar yah, mas mau ketemu klien untuk memastikan kebutuhan kayu yang mereka mau ambil sama kita"

"Iya mas gak apa-apa, tapi kamu naik motor ketemu klien?"

"Rencana mas nanti setelah antar kamu, dari Rumah Sakit mas pulang dulu ganti mobil baru ketemu klien dan nanti kamu mas jemput pakai mobil"

"Ooo begitu, okelah"

"Kamu diRumah Sakit sampai sore kan kaya biasanya?"

"Iya mas, pasien Poli Penyakit Dalam itu ramai banget"

"Nanti kita telponan atau berkirim pesan aja yah"

"Iya mas"

Selesai sarapan Kanaya dan Putra langsung beranjak pergi tanpa pamit karena semua masih pada tidur.

Jam 06.00 Kanaya dan Putra sudah tiba diRumah Sakit, dan mengambil nomer antrean untuk ke Poli Spesialis Penyakit Dalam.

Mereka duduk didekat poli sambil memainkan ponsel masing-masing, Putra sibuk membuka email dan membalas pesan yang masuk keponselnya dari kantor dan kliennya. Sedangkan Kanaya sibuk membuka sosial medianya dan membaca novel online.

Tidak terasa satu jam mereka menunggu disana, sudah pukul 07.00 Putra pamit untuk pulang dan mengganti kendaraannya seperti rencana awal yang dia bilang pada Kanaya saat dirumah.

"Udah jam 7 sayang, sudah bisa aku tinggal yah? sebentar lagi dokternya praktek kan?"

"Bisa mas, mas pergi aja hati-hati dijalan yah" Kanaya menadahkan tangannya meminta tangan suaminya untuk dia salim, Putra yang paham maksud Kanaya langsung memberikan tangannya diatas tangan Kanaya. Setelah Kanaya mencium tangan suaminya, kini giliran suaminya mencium kening Kanaya tanda sayang mereka.

"Mas pergi yah"

"Iya mas hati-hati" senyum manis Kanaya melepas kepergian suaminya untuk mencari nafkah hari itu.

Putra baru merintis usaha kayu jati, perusahaan kecilnya hanya memiliki beberapa karyawan saja, jika ada klien Putra sendiri yang turun tangan, karena team marketing nya tidak banyak. Dia dulu satu kantor dengan Kanaya karena menikah dalam satu kantor tidak diijinkan maka Kanaya memilih mengundurkan diri dan sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga ditambah kelahiran Awan membuat Kanaya menetapkan hati menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.

Tapi tanda diduga dia malah jatuh sakit Dokter mendiagnosa Kanaya dengan penyakit Autoimun dan harus terus mengkonsumsi obat seumur hidupnya, tidak menutup kemungkinan dirinya sembuh tapi harus ekstra sabar sampai di titik remisi obat.

Dengan terus ikhtiar Kanaya menjalani pengobatannya tanpa mengeluh pada suami atau kekuarganya, dia hanya mengadu berkeluh kesah pada penciptanya.

Setiap bulan Kanaya harus kontrol ke dokter Spesialis Penyakit Dalam dan menebus obatnya untuk setu bulan kedepan.

Info yang Kanaya dapat, dengan penyakitnya yang melekat ditubuhnya saat ini sangat kecil kemungkinan dia dapat hamil, jika pun hamil kebanyakan janin tidak berkembang atau akan mengakibatkan Preeklamsia (komplikasi dalam kehamilan). Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, Kanaya dinyatakan telah hamil dengan usia janin 3 minggu, dia sudah konsultasi dengan Dokter Kandungannya dan hari ini dia mau konsultasi dengan Dokter Penyakit Dalamnya.

____________________________________


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login