Download App

Chapter 19: 19 pesta?

"Tidak di siplin!!."

Aku kira aku saja yang terlambat, ternyata hampir satu kelas harus terkena hukuman dari dosen botak. Tidak hanya terlambat, beberapa dari mereka mendapatkan hukuman karena tidak mengerjakan tugas. Termasuk Monica dan Sandra.

Aku menarik nafas melihat mereka berdua berdiri di sampingku. "Bagaimana kalian bisa ceroboh seperti ini! Belum semester satu, kalian sudah banyak berbuat salah! Apa kalian mau saya kurangin poin, Hah!"

Kami semua hanya diam dan membungkuk, tidak ada yang berani menyahut ucapan pria yang memiliki kepala botak di tengah ini.

Selama satu jam kami di marahi habis-habisan, Aku dan kedua teman ku yang sudah kehabisan energi memilih pergi ke kantin untuk mengisi daya tubuh yang sudah hampir pingsan karena satu jam hanya berdiri.

"Kenapa botak tidak sama seperti kakakmu, Sandra! Kenapa," Rengek monica sambil memijat kedua kaki nya yang tadi sudah berdiri selama satu jam.

"Ini semua karena kakakmu, kenapa dia datang ke rumahku dan menggangu di pagi hari." Kesal ku saat tahu siapa penyebab dirinya telat masuk kampus.

"Dia di suruh nenek menjemputmu, ah benar. Kau di antar pria itu kan?."

"Tidak, aku memilih untuk naik taksi dan meninggalkan nya di rumah." Jawabku apa adanya.

Tujuan Vante datang ke ke rumahnya pagi-pagi adalah untuk menjemputnya dan akan mengantarkannya pergi ke kampus. Aku memilih pergi menaiki taksi daripada di antar pria menyebalkan seperti Vante.

saat mereka sedang menikmati hidangan, Rafa datang dengan beberapa buku di sebelah tangan nya. monica menyenggol tangan Sandra untuk memberitahu jika kakak nya datang.

"Apa sih, Lihatlah! Tumpah!."

Ekehmmm

Sandra, dan aku menoleh ke sumber suara dan melihat rafa tengah berdiri tepat di belakang rachel. "rachel, apa kau ada waktu sore ini?."

"Sore ini? hm, tidak ada…. Memang nya ada apa?"

"Kau tidak tahu? Malam ini akan ada pesta di rumah ku, ah ya. Aku lupa memberitahu kalian jika orangtua ku mengadakan pesta untuk merayakan unniversery bisnisnya. Kami berniat mengundangmu datang, Rachel."

Plakkk

"Bisa-bisa nya kau lupa memberitahu kami saat di hari pesta berlangsung?! Apa kau gila! Aku tidak ada waktu untuk bersiapa-siap." Kesal monica. Sandra hanya menggaruk kepala nya tidak gatal dan terkekeh pelan. "Aku lupa,"

Monica memejamkan kedua mata nya dan menarik nafas berulang kali. Ia sangat emosi sekarang, bagaimana bisa Sandra baru saja memberitahu nya tentang akan adanya pesta ."Bagaimana jika Kakak mu tidak memberitahu kami tentang ini? Bagaimana, hah! Aku akan memotong kepalamu jika ini terjadi."

Rafa membulatkan matanya tidak percaya dnegan anak didik nya ini yang baru saja mengatakan hala yang menegrikan, seperti pcycopat. "Jadi, apa kau akan datang, Rachel?." Tanya rafa yang tadi diam dan membiarkan pertengkaran anatara adik nya dan monica.

Rachel diam berpikir. Ia ingin saja pergi, tapi ada hal yang membuatnya ragu untuk pergi. Rachel sama sekali tidak mempunyai pakaian yang bagus, ia tidak memiliki gaun untuk acara semacam ini. akan banyak tamu dari kalangan atas yang akan datang dan mereka semua dipastikan memakai pakaian yang bagus dan mewah.

"Ada apa? kamu tidak ingin datang?." Tanya rafa sekali lagi. Melihat diam nya rachel, rafa khawatir rachel akan menolak untuk datang.

" A-aku sebenarnya tidak punya gaun…"

"Gaun, ya. Aku akan membelikan untukmu asalkan kamu mau datang." Rafa menawarkan bantuan dan Rachel menggeleng. "tidak, aku tidak bisa menerima bantuan ini. kau sudah banyak membantuku."

"Tapi.."

"Aku ada banyak gaun, bagaimana setelah pulang kau datang ke rumah ku? kau bisa memilih gaun yang kau mau, aku mempunyai banyak gaun." Tawar monca.

"Ah, benar. Itu ide yang bagus, monica memiliki banyak gaun. Apa aku harus membelikan untukku?." Gumam Sandra sambil memijat dagunya memikirkan.

"Ah, tidak perlu.. aku akan meminjam gaun monica saja," Sahut Rachel.

Sebenar nya rachel malu untuk menerima tawaran monica, meminjam gaun nya membuatnya tidak nyaman. Bukan nya apa-apa, Hanya saja memakan dan meminjam barang orang lain tidak seperti barang milik sendiri. Harus menjaga dan jangan sampai merusaknya.

Rafa tersenyum tipis saat rachel akan datang ke pesta. "Aku akan menunggumu---

Ucapan Rafa terjeda saat melihat Sandra dan monica menatap nya. "maksudku, aku akan menunggu kalian. Hm, baiklah. Jangan lupa beberapa menit lagi aku akan masuk ke kelas kalia." Rafa meninggalkan mereka dan Sandra hanya memiringkan kepalanya menatap kepergian kakak nya itu. "Ada yang di sembunyikannya." Gumamnya curiga.

Di sisi lain Rafa berhenti di depan ruangannya, menarik nafas dan mengeluarkan nya. "Aku hampir ketahuan, bodoh. Kau bodoh, Rafa." Gumam nya sendiri.

Ia hampir saja mengatakan sesuatu yang bisa saja membuat adik nya itu curiga, Beberaoa waktu lalu Rafa pernah tidak sengaja memberitahu Sandra jika diri nya tengah menyukai seseorang. Untung saja ia tidak mengatakansiapa yang tengah ia cintai saat itu.

Rafa menarik nafas, mengingat bagaimana wajah Rachel yang sedari tadi ia tatap. "cantik."

_

-

-

-

Vante baru saja mendapatkan undangan untuk menghadiri pesta dari salah satu teman bisnisnya. Leo yang ingin memberikan sebuah undnagan berupa email yang ingin ia tunjukan pada Vante yang sedang duduk di sofa dengan kedua tangan yang menutup kepala.

"vante, ada undangan dari---

"Apa kau bisa diam? Apa kau mau aku menarik mulutmu itu agar kau bisa diam, hah!." Teriak Vante membuat leo sontak menutup mulutnya.

Ada apa dengan vante? Kenapa pria ini datang dalam keadaan marah-marah? Saat datang dan memasuki kantor, wajah Vante tidak bisa berbohong. Pria yang mendapatkan julukan pengusaha muda tampan ini memasang raut wajah menyeramkan. Auranya sangat sensitive dan baru saja mempecat dua karyawan yang tidak bersalah.

"kau kenapa? sejak tadi kau selalu marah-marah, kau sudah mempecat dua karyawan dan kau sekarang ingin menarik bibirku?!." Kesal Leo yang harus terkena sasaran dari kemarahan sahabatnya.

Vante menatap Leo, raut wajah nya tidak ada kebahagian. Tentu saja karena vante sedangkesla sekarang. "Wanita itu, Wanita itu menolak ajakan ku, Aku sudah berusah payah datang ke rumahnya dan akan mengantarkan nya ke kampus, dan dia menolak ku!."

"Ah, Rachel?"

"Aku sudah datang ke rumahnya untuk menjemputnya, dan dia menolak di antar, jika saja nenek tidak menyuruhku, aku tidak akan menjemputnya aku tidak akan datang kesana!."

"Memangnya kenapa jika dia menolak untuk di antar? Bukan kah itu bagus? Kau kan tidak menyukainya, kenapa kau jadi kesal karena rachel menolak ajakan mu?"

Vante terdiam, benar juga apa yang di katakan nya barusan, Kenapa Vante marah karena rachel menolak untuk di antar olehnya?. "Aku hanya tidak suka di rendahkan sepertinya merendahkan ku tadi, jangan berpikir jika aku berharap apapun padanya!"

Leo terkekeh. "kau tidak menaru hati padanya? Dia Wanita yang cantik dan kuat---

"Diam atau kau ku pecat!."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C19
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login