Download App

Chapter 23: 23 mereka saling menyukai?

Apa yang terjadi pada Vante?

Semenjak Rachel terlepas dari pandangan nya, Ada sesuatu yang muncul dari diri Vante. Mendengar Rachel akan bertemu dengan Rafa membuat sesuatu dalam diri Vante keluar. Saat ini vante duduk sambil melihat-lihat sekitarnya dengan tatapan tajam. Sambil memegang segelas cangkir yang berisikan cairan beralkohol berwarna merah.

Ruangan sudah di penuhi banyak orang yang akan berpesta. Seketika seluruh ruangan di penuhi dengan suara music dan lampu disko.

"Kenapa harus, Rachel,"

"karena dia cocok untuk mu,"

Vante menaikan sebelah alis nya melihat Jyin yang Sudah duduk di sebelah nya dengan beberapa Wanita penggoda di sebelahnya. "Kenapa kau tidak mencari nya?."

Vante menatap Jyin lalu terkekeh. "Aku sudah mencari Vera. Dia—

"Maksudku, Rachel." Sambung jyin lalu memalingkan wajahnya menatap Vante.

Brakk

Vante meletakan gelas di atas meja dengan kasar sambil menatap tajam Jyin. "Wanita itu?." Vante lalu terkekeh. "Untuk apa aku mencari Wanita itu,"

"Dia adalah calon istermu, dua hari. Dua hari lagi kalian akan menikah.. apa kau tidak ingin tahu kenapa rafa ingin bertemu dengan nya."

Vante memutar bola mata nya. ia terkekeh saat Jyin menyuruhnya untuk mencari Wanita yang bahkan menjadi sebab Vante menjadi emosional. "biarkan saja di melakukan apapun pada nya. Wanita itu sangat tidak tahu diri! Dia akan menikah dengan ku dan akan bertemu pria lain di depanku. Cih, tidak tahu malu."

"Kau tahu, Jyin. Dia itu hanya lah Wanita miskin dari desa. Sekarang aku tahu kenapa dia tidak membatalkan pernikahan kami." Vante Menatap tajam ke depan nya dan menatap pantulan dirinya yang tepat di depan nya Kaca berukuran besar. "Dia hanya menginginkan para pria kaya untuk membuatnya kaya, Dia tidak cukup dengan hanya satu pria. Dasar jalang." Vante bersmrik menatap pantulan kaca dan melihat Rachel sejak tadi berdiri tepat tidak jauh dari mereka berdua.

"kau tidak boleh menghina nya hanya karena kedudukan nya,"

"Kenapa, semua yang ku katakan adalah Fakta."

Jyin menghela nafas. Ia melihat mata Vante yang menatap lurus ke depan. Jyin mengikuti pandangan Vante dan betapa terkejutnya Jyin melihat Rachel tengah berdiri tidak jauh dari mereka.

Jyin memutar tubuh nya dan melihat Rachel berdiri di belakang mereka sedang menahan tangisan. "Rachel.." gumam jyin.

-

-

-

-

Sebenarnya ada sesuatu yang ingin di tanyakan Rafa padaku. Dan kebetulan aku juga ada hal yang harus aku tanyakan pada rafa mengenai pelajaran untuk kuliah besok. Sandra membawa k uke kamar yang terdapat Rafa. Pria itu sudah menunggu kami di kamar dengan pakaian formal.

"Jadi, bagaimana penampilanku?" Tanya Rafa membentangkan kedua tangan nya menunjukan Penampilan nya pada Sandra dan Rachel.

"Biasa aja." Sahut Sandra.

"aku tidak membutuhkan pendapatmu." Rafa menoleh ke arahku tengah tersenyum ." bagaimana, Rachel. Apakah aku cocok dengan pakaian seperti ini?." tanya rafa tiba-tiba.

Aku yang sedari tadi diam sedikit terkejut saat Rafa meminta pendapatnya soal penampilan nya. "Hm, bagus. Sangat cocok." Jawabku sambil tersenyum.

Rafa tersenyum dan membalik kan tubuhnya. Ada satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benak ku. mengapa Rafa meminta ku menilai penampilan nya? Tidak mungkin bukan aku di suruh datang hanya untuk menilai penampialn Rafa saja.

"oh, ya.. Hm, apa yang ingin kamu sampaikan?." Tanya ku penasaran.

Pasalnya ini sudah hampir sepuluh menit Aku berada di ruangan ini Bersama Sandra. Rafa maish belum mengatakan apa yang ingin di sampaikan nya pada ku setelah aku sudah menyelesaikan masalah yang ingin aku tanyakan pada rafa.

"Kau ingin mendengar nya?."

Aku mengangguk. "Iya," rafa menarik nafas kasar lalu bersuara. "sandra, kau tidak ingin keluar? Pesta sudah mulai."

"Benar, aku harus keluar." Setelah mengetahui pesta nya sudha di mulai. Tanpa pikir Panjang, Ia meninggalkan rachel tanpa ada rasa penasaran. Apa yang ingin di katakan Kakak nya pada Rachel.

Aku menatap pintu yang baru saja tertutup. Aku tidak menyangka jika untuk membuat Sandra pergi sangat lah mudah. Tanpa sadar aku tertawa kecil mengetahui bagaimana cara Rafa membuat Snadra pergi tanpa mengusirnya.

Dan tanpa di sadari, Rafa sejak tadi menatapku lekat, ada sesuatu yang ingin di sampaikan pria berusia 29 tahun itu pada rachel. "rachel.." Panggil nya pada Rachel.

"Hm."

"Ada sesuatu yang ingin kamu tahu, sebelum pernikahan kamu. Aku ingin kau mengetahui sesuatu."

"Mengetahui apa?."

Rafa menarik nafas. "Bahwa aku sudah jatuh cinta pada Wanita yang Bernama, Rachel."

Deg

Detik itu juga aku terdiam setelah rafa mengatakan sesuatu yang membuat jantungku berhenti berdetak. Sesuatu yang tidak seharusnya aku dengar dari dosenku sendiri. Rasanya duniaku seketika runtuh setelah Rafa mengatakan hal yang membuatnya tidak bisa berkutik. Bukan karena jika aku menyukainya, melainkan ada sesuatu yang membuatku sedikit sesak. Aku memberanikan diri untuk menatap mata sendu Rafa yang sekarang ini tepat berdiri di depan ku. "Aku?." Tanya ku memastikan.

Aku memang tidak tahu malu. Menyebut diriku sendiri. Untuk membuktikan sesuatu aku harus memberanikan diri bukan.

Rafa tersenyum. "hanya ada satu rachel di dalam dunia. Dia sedang berdiri di depanku sekarang ini."

Aku menunduk. Rasa sesak tiba-tiba datang saat Rafa membenarkan jika dirinya lah rachel yang di maksud rafa. Tanpa di undang, air mataku menetes. Rafa yang menyadari Rachel menangis seketika membuatnya sedikit terkejut.

"Apa aku salah mengatakan perasaanku menjelang pernikahan—

Aku menggeleng dan mengangkat kepalaku untuk menatap seseorang yang baru saja membuatnya menangis. Menatap lekat mata yang terlihat sendu. "Kenapa kau mengatakan hal ini padaku, menjelang hari pernikahan ku. mengapa tidak sedari dulu kau megungkapkan perasaanmu ini. kenapa baru sekarang." Ucapku terbuka. Ada satu hal yang aku sembunyikan dan tidak ada siapapun yang tahu tentang apa yang terjadi pada diriku sendiri.

"karena aku baru saja menyadari saat kita duduk di taman waktu itu. Tapi, tunggu dulu." Ucap rafa baru saja menyadari sesuatu. "Jadi kau menyukaiku? Katakan, Rachel.

Mata rafa berbinar menunggu jawaban. Aku mengangguk. "Sama sepertimu, rasa itu tiba-tiba datang. Sayangnya, aku baru menyadarinya sekarang."

Ada satu fakta yang tidak di ketahui, bahkan pada diriku sendiri. Perasaan itu tiba-tiba muncul, berawal dari rasa nyaman untuk sikap yang di lakukan Rafa padaku membuatku tanpa sadar mencintainya. Ya, aku mencintai Dosen ku sendiri.

"Jadi cintaku tidak sepihak?."

Ada rasa senang yang di rasakan rafa setelah mengetahui Wanita yang ia cintai selama beberapa bulan ini ternyata mencintainya juga. Sayangnya kebahagiaan itu hanya sebentar setelah Rachel mengatakan sesuatu.

"Kita tidak bisa Bersama.."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login