Download App

Chapter 2: THEATRE

"Hey Gany…Apa akhir pekan nanti kamu ada acara? mau ikut denganku?" Tanya Leo.

"Sepertinya tidak, mau ikut kemana?" Tanya Gany.

"Sebenarnya aku mendengar ada teater yang bagus di kota. Ayo kita pergi kesana. Kamu bisa mengajak Lapis untuk ikut juga" Ujar Leo dengan tersenyum lebar.

"Benarkah aku boleh mengajak Lapis? Apa itu tidak membuat kalian iri?" Gany sedikit heran.

"Hahaha… Apa yang kamu katakan? Tentu saja kamu boleh, kalian adalah pasangan." Jawab Leo sambil tertawa.

"Itu benar, kalian adalah pasangan. Tapi kamu hanya boleh mengajaknya dengan syarat dia juga harus mengajak teman-temannya. semakin ramai semakin baik bukan?" Sahut August.

"Sepertinya aku tahu apa muslihat kalian. Baiklah akan aku usahakan." Jawab Gany.

Memang sudah beberapa lama mereka semua sekolah tetapi Gany masih belum bergitu dekat dengan murid perempuan di kelasnya. Gany menghampiri Lapis yang sedang bersama teman-temannya. Karena Gany tidak ingin mengganggu obrolan Lapis dengan teman-temannya, dia menuliskan ajakan Leo pada secarik kertas dan memberikannya. Bethony berpikir kalau tingkah Gany sangatlah imut. Mereka memaksa Lapis untuk membukanya. Akhirnya Lapis membaca surat itu bersama dengan teman-temannya.

Bethony sangat gemas saat membaca surat itu. Dia berpikir kalau surat itu sangatlah romantis. Akhirnya Bethony pun setuju dengan ajakan itu. Melihat Behtony yang begitu antusias, Yeonhong juga menyetujui untuk ikut untuk bersama teman-temannya itu. Dia ingin menjaga Bethony dan Lapis agar tidak berbuat hal yang aneh-aneh. Akhirnya Lapis memberitahukan hasilnya pada Gany dan itu membuat Leo, August, dan Khan sangat bersemangat dan antusias "Kami akan sangat menantikannya" kata mereka.

Setelah jam sekolah berakhir, Gany pergi ke ruang Klub deduksi. Disana para anggota deduksi sedang sibuk memperhatikan suatu kotak hitam. Mereka mengitari kotak itu, memutar balik kotak itu, mengetuk dan mendengarkan isinya. Gany sudah mengucap permisi namun tidak ada yang memperhatikannya. Mereka terlalu sibuk dengan kotak itu dan terus melakukan itu selama 30 menit. Karena tidak sabar, Gany langsung mengambil ancang-ancang untuk menghancurkan kotak itu.

"Jangan hancurkan! Kotak ini berisi barang berharga." Ujar Drona sembari memberi kuncian pada tangan Gany.

"Baiklah baiklah aku tidak akan menghancurkannya."Jawab Gany. "Jadi kotak apa itu?" Tambahnya.

"Kami tidak tahu." Jawab Drona.

"Haaahh? Bagaimana benda itu bisa ada disini?" Gany sangat kebingungan.

"Ketua Arche membawanya dan bilang kalau kita harus bisa membukanya lalu pergi begitu saja sambil tertawa." Jawab Venus.

"Aduh…. ketua urakan itu lagi." Gany menepuk keningnya karena pusing memikirkan ketua klub.

"Sudahlah yang penting kita harus bisa membukanya." Sahut Houdini. "Gany apa kamu sibuk akhir pekan ini? Kita akan membukanya akhir pekan ini." Tambahnya.

"Aku ada janji untuk pergi menonton teater dengan teman-temanku akhir pekan ini. Jadi tidak bisa" Jawab Gany.

Tiba-tiba para anggota klub selain Gany langsung berkumpul berbisik mendiskusikan sesuatu.

"Yaahh kalau begitu mau bagaimana lagi." Jawab Houdini dengan tersenyum lebar sembari menepuk-nepuk pundak Gany.

"Benar… mau bagaimana lagi. Baiklah kalau begitu selamat bersenang-senang." Ujar Venus juga dengan tersenyum lebar.

Akhir pekan datang, Gany datang bersama dengan Lapis dan disambut oleh Khan dan August. Mereka sedang menunggu didepan gedung Teater.

"Ohh Lapis selamat sore. Kamu cantik sekali dengan pakaian itu." Ucap August dengan senyuman ceria terpancar jelas diwajahnya.

"Terima kasih, Gany juga bilang begitu tadi saat menyusulku." Jawab Lapis.

August langsung meringkuk lesu di tepi jalan. Niatnya untuk menggoda Lapis telah gagal.

"Apa yang kamu lakukan August? Kamu tidak belajar dari pengalaman." Ujar Khan.

"Jadi bagaimana dengan yang lain?" Tanya Gany.

Tiba-tiba Bethony berteriak dari kejauhan, ia datang bersama Yeonhong. Bethony menggunakan pakaian hitam berenda yang sangat elok dipandang ditambah dengan dengan topi bundarnya yang lebar. Tidak seperti Bethony, Yeonhong menggunakan gaun sederhana berwarna putih yang menawan dengan motif bunga. Saat mereka berjalan berdua semua mata tertuju pada mereka tidak luput juga pandangan Khan yang terkunci pada mereka. Lalu Leo muncul dari dalam teater dan memberi mereka semua tiket menonton.

Akhirnya mereka semua masuk kedalam gedung teater. Terdapat Lobi yang sangat luas dengan bar minuman disisinya. Saat melihat bar itu Gany terkejut ternyata Drona dan Venus sedang menjadi bartender dan melayani pelanggan. Sebenarnya dia ingin mengacuhkan mereka tetapi dia ingat tingkah aneh mereka saat di ruangan klub. Gany langsung meminta ijin pada teman-temannya untuk pergi sebentar. Akhirnya dia menuju bar dan menginterogasi Drona.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Gany.

"Ada yang ingin kamu pesan tuan?" Jawab Drona.

"Aku pesan anggota klub deduksi sekarang." Sahut Gany.

"Maaf tuan tidak ada yang namanya 'anggota klub deduksi' disini tuan." Drona benar-benar menghayati perannya.

"Ada, pesananku sekarang ada didepanku." Gany masih bersikeras.

"Maaf tuan mungkin yang anda maksud adalah ini." Drona memberi Gany sepucuk surat. "Selamat menikmati tuan." Tambahnya.

Gany mengambil surat itu dan membacanya. Dia langsung menuju toilet untuk memenuhi apa yang dikatakan surat itu. Gany menemui Houdini yang menyamar sebagai petugas kebersihan di toilet dan menanyakan apa tujuan mereka. Houdini mengatakan kalau teater yang akan mulai itu mungkin memiliki hubungan dengan kotak hitam di ruang klub.

"Bagaimana bisa teater ini berhubungan dengan kotak itu?" Gany keheranan.

"Sebenarnya kata ketua, drama yang akan dimainkan kali ini adalah yang menjadi petunjuknya." Jawab Houdini dengan berbisik.

"Lalu kenapa menjadi pelayan dan petugas kebersihan?" Tanya Gany.

"Sebenarnya ada orang yang harus kami awasi dari jauh. Jadi kami harus tetap tidak terlihat. Nanti kamu akan tahu siapa." Jawab Houdini.

"Kalian ini ada-ada saja… aku akan pergi menonton teater." Ucap Gany sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Oh iya Gany, bantu aku memperbaiki lampu sorot. Tenang saja pertunjukan belum akan dimulai. Tidak sebelum kamu membantuku untuk memperbaiki lampu sorot." Ujar Houdini.

Saat Gany dan Houdini memperbaiki Lampu sorot yang bermasalah, tiba-tiba ada petugas lain yang gaduh. Ternyata piano yang akan digunakan tidak berfungsi dengan baik. Houdini dengan sigap menawarkan diri untuk memperbaikinya. Walaupun Gany sebenarnya ingin segera kembali bersama teman-temannya, tetapi dia tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Mereka mencoba memainkannya ternyata ada beberapa tuts yang tidak berfungsi. Saat dibuka, ada kunci yang tersangkut didalam piano itu. Houdini langsung mengambilnya dan piano itu sudah berfungsi dengan baik sama seperti sebelumnya.

Akhirnya Gany sudah bebas dari Houdini lalu dia lansgung menuju tempat duduknya yang berada disebelah Lapis. Lapis berbisik kepada Gany menanyakan kenapa dia pergi begitu lama. Lalu Gany menceritakan kepadanya tentang tingkah aneh dari anggota klubnya. Lapis tertawa mendengar cerita Gany dan memaklumi keterlambatannya. Teater dimulai, Sang pembawa acara naik ke atas panggung. Dia terlihat sangat mencolok karena menggunakan topeng yang menutupi matanya namun dengan dihiasi bulu cendrawasih.

"Selamat Sore para hadirin sekalian. Namaku Gordon, Selamat datang di Elucia Teatre. Sore ini kami menampilkan pertunjukan-pertunjukan terbaik dari negeri di seberang benua yang membuka imajinasi kalian. Selamat menyaksikan."

Pada dasarnya Teater adalah pertunjukan cerita atau pertunjukan drama. Akan tetapi di Elucia Teater tersebut, mereka juga menampilkan beberapa pertunjukan pembuka sebelum menampilkan cerita drama mereka. Penampilan pertama adalah pertunjukan musik. Seorang wanita dengan gaun datang dengan membawa gitarnya. Kedatangannya langsung disorot oleh lampu lalu dan diapun duduk pada kursi ditengah panggung.

Looking up high

Found a Steel Tower

Wondering how I would feel

If I fall down

Was it a dream?

I saw deep red

Suara yang rendah diiringi dengan petikan gitar yang sederhana membuat suasana teater menjadi sangat hikmat. Penonton terhipnotis olehnya dan mengikuti seluruh alunan musik dan lagu yang dimainkannya.

Looking down below from

Top of the tower

Fear takes over my heart and

My legs won't stop shaking

Then I realize

I fallin down

Para penonton ikut terbawa perasaan dan emosi yang dibawakan oleh sang penyanyi. Mereka bertepuk tangan untuk mengiringi tirai yang sedang menutup pertanda pertunjukan pertama sudah usai. Masuklah acara Teater tersebut ke pertunjukan kedua yaitu pertunjukan tari tradisional.

Lampu panggung berkelap-kelip sembari membuka tirai kembali. Terdengar suara musik pentatonik sebagai pengiring, beberapa wanita naik ke panggung. Wanita-wanita itu mengenakan busana hitam bermotif bunga yang dihiasi pernak-pernik perhiasan emas bak keluarga kerajaan. Mahkota emas, gelang perhiasan, dan kaos kaki putih menghiasi para penari. Tidak luput dengan selendang panjang dan kipas berwarna merah yang dimainkan sebagai bagian dari tarian.

Penari-penari itu memasuki panggung sembari mengibas-ngibaskan selendang mereka. Mereka mengelilingi panggung dan membuat formasi tarian mereka. Sebagai permulaan, mereka berhenti sejenak dan menunduk sebagai salam penghormatan. Kemudian mereka mengangkat kepala, tersenyum, melirik kesana kemari, melenggak lenggok dan melakukan tarian mereka. Mereka diiringi suara penyanyi yang menggunakan bahasa asing? Yang jelas tidak ada yang tahu apa yang dikatakan penyanyi itu namun itu membuat membuat pertunjukan itu sangat unik. Sebenarnya tarian itu berlangsung dalam waktu hampir setengah jam, tetapi penonton terpana melihat tarian itu dan tanpa mereka sadari tarian mereka sudah selesai.

Semua orang menikmati pertunjukan tersebut namun saat hampir bagian akhir pertunjukan, Lapis meminta diantarkan ke kamar mandi oleh Gany. Lapis pergi ke kamar mandi sementara Gany menunggu di lobi. Mata Lapis merasa tidak nyaman dengan pencahayaan tarian itu. Lampu panggung yang berkelap-kelip begitu cepat atau bahkan bisa dibilang bukan berkelip tapi lampu yang menyala padam menyala padam. Di lobi Gany dihampiri oleh Venus yang masih menyamar.

"Seharusnya lampunya tidak seperti itu." Ujar Venus.

"Memangnya apa yang salah dengan lampunya?" Tanya Gany.

"Lampunya tidak seharusnya berkelap-kelip. Mungkin penonton tidak menyadarinya tapi para pegawai belakang panggung kebingungan dibuatnya." Jawab Venus.

"Aku pikir itu bagian dari pertunjukannya." Sahut Gany. "Tapi Bukankah itu berarti Houdini tidak memperbaikinya dengan benar?" tambahnya.

"Gany… kalian tidak memperbaiki lampu panggung, kalian memperbaiki lampu sorot yang ada di samping panggung." Jawab Venus.

Tiba-tiba terdengar suara kaca pecah di toilet wanita. "Lapis!" Gany langsung sigap untuk menghampirinya. Akan tetapi Venus menyandung kaki Gany dan membuatnya terjatuh.

"Hei, itu toilet perempuan! Biar aku saja." Kata Venus.

Benar saja, disana ada Lapis yang sedang berdiri didepan kaca yang pecah.

"Apa anda tidak apa-apa nona?" Tanya Venus.

"Tidak, aku tidak apa-apa." Jawab Lapis. "Maaf sudah memecahkan cermin itu." Lapis menunduk kepada Venus.

"Tidak apa-apa nona, Anda bisa kembali." Ujar Venus.

Lapis keluar dan menemui Gany. Lapis berkata kalau Dia ke toilet untuk membasuh mukanya namun saat dia melihat cermin, dia merasa pandangannya agak buram. Lalu tiba-tiba saja cermin itu pecah dan memunculkan bayangan hitam. Lapis kaget dan tersentak mundur.

"Ohh… Jadi begitu kejadiannya." Sahut Venus yang tiba-tiba ada dibelakang mereka.

"Siapa dia?" Tanya Lapis.

"Dia adalah kakak kelas kita sekaligus anggota klub Deduksi, namanya adalah Venus." Jawab Gany.

"Perkenalkan, namaku Venus anggota klub Deduksi. Lihat apa yang aku temukan pada cermin itu." Venus mengeluarkan sebuah kunci.

"Itu kunci yang sama seperti yang Houdini temukan pada piano!" Gany sedikit terkejut.

"Kunci apa itu?" Lapis kebingungan.

"Entahlah, sepertinya ini adalah kunci dari kotak hitam itu." Jawab Venus.

"Kotak apa yang kamu maksud?" Lapis masih belum bisa mengikuti pembicaraan.

"Kami mendapat sebuah kotak hitam dari ketua, tapi kami tidak bisa membukanya." Gany mencoba menjelaskan.

"Kenapa kunci kotak itu ada disini?" Tanya Lapis.

"Aku tidak tahu." Jawab Venus. "Kita akan lihat nanti, Kalian kembalilah menonton pertunjukan itu." Tambahnya.

Lapis dan Gany kembali menuju ruang teater untuk menonton pertunjukan selanjutnya. Pertunjukan selanjutnya adalah sebuah intermeso acara sulap. Sang pesulap sudah memulai aksinya. Dia meminta bantuan pada penonton dan orang itu adalah Leo. Pesulap itu bermain sulap kartu sebagai pemanasan. Pesulap meminta Leo untuk menandatangani sebuah kartu dan menunjukannya pada penonton lalu mengembalikannya ke deck awalnya. Setelah itu sang pesulap mengocok deck tersebut dan menunjukkannya pada Leo dan penonton. semua bersaksi kalau kartu milik Leo tidak ada disana. Ternyata kartu itu ada di dalam kotak hitam yang sudah diletakkan pada tengah panggung sejak awal.

"Sepertinya kotak ini memiliki kekuatan Teleportasi!" Ujar pesulap itu.

Sang pesulap beralih permainan, dia meminta Leo masuk dalam suatu peti bersamaan dengan kotak hitam tadi lalu menutup peti itu. setelah beberapa saat sang pesulap membuka peti itu dan ternyata Leo hilang. Pesulap itu terlihat kebingungan beberapa lama, lalu dia menutup kembali peti itu dan memutarnya berkali-kali. Tiba-tiba Leo muncul dari dalam peti itu dalam keadaan pusing.

"Maafkan aku tuan, aku khawatir anda tidak kembali." Ujar pesulap itu. "Sebagai gantinya aku akan masuk peti ini lalu silahkan anda putar aku." Tambahnya.

Sang pesulap mengambil kotak hitam yang dipegang Leo dan masuk kedalam peti. Leo melakukan apa yang dikatakan pesulap itu. Dia memutar peti itu berkali-kali setelah beberapa putaran Leo mengangkat tangannya sebagai tanda kalau dia sudah merasa cukup memutarnya. Tapi peti itu tetap berputar, terus berputar dan semakin cepat. Tiba-tiba muncul api besar yang seketika membakar peti itu. Api hilang, peti itu juga hilang dan panggung pun menjadi kosong. Lalu muncul suara sang pesulap yang entah darimana asalnya.

"Hahaha…. Sekian untuk pertunjukan kali ini. Hadirin sekalian selamat sore!"

Dengan begitu pertunjukan sulap selesai. Leo kembali ke tempat duduknya.

"Leo apa yang terjadi didalam sana?" "Leo bagaimana rasanya?" Khan dan August bersautan bertanya pada Leo.

"Gelap dan berputar, aku masih merasa pusing." Jawab Leo sembari memegang kepalanya.

"Apa kamu tidak apa-apa? Tidak ingin pulang?" Tanya Bethony.

"Tidak usah sampai segitunya, Aku baik-baik saja." Jawab Leo sambil tersenyum.

"Tapi kamu berkeringat dan menarik nafas pendek." Sahut Yeonhong.

"Tidak, ini bukan apa-apa." Leo mencoba kuat.

Teater memasuki dalam acara utama yaitu drama yang berjudul Moonlight. Sebuah drama menceritakan tentang kepahlawanan seorang pemuda yang menyelamatkan kerajaannya dari ancaman kerajaan lain. Ditengah pertunjukan, Houdini menghampiri Gany dan membisikinya sesuatu. Gany yang tampak terkejut pergi keluar ruang teater namun Lapis menggenggam tangan Gany untuk menghentikannya. Lapis tampak berberat hati membiarkan Gany pergi.

"Aku hanya akan pergi sebentar." Jawab Gany dan Lapis pun melepas genggamannya.

Dikisahkan seorang raja jahat bernama Dagor meminang ratu Aurum penguasa dari sebuah kerajaan lain. Karena sang ratu menolak, raja jahat berniat menginvasi kerajaan sang ratu dan hampir berhasil menaklukan seluruh kerajaan. Namun sang ratu mendapat ramalan kalau ada seorang pemuda yang gagah, tangguh, dan berbudi luhur akan mampu membunuh raja jahat tersebut. Pemuda ramalan itu bernama Chandra. Sang ratu memanggil Chandra dan menyuruhnya untuk pergi membunuh raja jahat.

Singkat cerita, Chandra menyamar saat memasuki kerajaan milik raja jahat, tapi penyamarannya terbongkar. Akhirnya dia bersembunyi di dalam kamar. Ternyata itu adalah kamar istri Dagor bernama Sheeta. Sheeta berselingkuh dengan Chandra dan memberitahu kelemahan Dagor. Akhirnya Dagor kalah, Kepalanya dipersembahkan kepada ratu Aurum dan Chandra menikahi Aurum dan Sheeta.

"Heyy bukankah Chandra itu berbudi luhur? Kenapa dia mau berselingkuh dengan Sheeta?" Ujar August.

"Iya… apa maksudnya dari semua itu? apa selingkuh itu baik?" Tambah Bethony.

"Tentu saja tidak! Pasti ada yang salah dengan detil dari cerita rakyat ini." Khan merasa curiga dengan cerita itu.

"Sebaiknya kita tanyakan saja pada senior Io besok." Sahut Leo.

"Io? Kenapa dia?" Tanya Khan.

"Lihat! Dia menjadi pemeran Sheeta!" Tunjuk Leo.

"Aahh!! Kamu benar!" Teman-teman Leo baru menyadarinya.

Di sisi lain Gany berkumpul dengan Klub Deduksi. Drona berkata kalau dia sedang menjaga bar sembari menjaga kotak hitam yang ada dibalik meja bar. Namun beberapa saat setelah drama dimulai Drona mencoba memeriksa kotak itu tapi kotak itu telah diganti.

"Bagaimana bisa kamu tahu kotak itu diganti?" Tanya Gany.

"Pertama Kotak hitam yang diberikan ketua memiliki 3 kunci dan tidak bisa terbuka." Jawab Drona.

"Entah kenapa dengan sangat kebetulan kita sudah dapat 2 kuncinya." Sahut Houdini.

"Iya benar kebetulan yang sangat misterius, Lanjutkan penjelasanmu Drona." Ujar Gany.

"Baik. Aku menaruh kotak itu di rak meja bar dan saat kuambil kotak itu terbuka dan keluarlah benda ini." Jawab Drona.

"Ini kartu yang ditandatangani temanku Leo." Gany sedikit terkejut.

"Temanmu? Bagaimana bisa?" Tanya Venus.

"Tadi ada pertunjukan sulap dan temanku menjadi relawan." Jawab Gany.

"Sulap? Pasti dia yang mencuri kotak kita! Dimana pesulap itu sekarang?" Venus termakan emosi.

"Itu masalahnya, dia menghilang begitu saja. Dia bahkan tidak turun dari panggung." Ujar Gany.

"Sialan!! Kita harus menemukan pesulap itu." Houdini sangat kesal.

Gany dan Venus keluar gedung teater dan mencari disekitarnya. Houdini mencari didalam gedung dan Drona tetap menjaga bar. Lalu ada seseorang yang sedang bersedih, hal itu terlihat dari wajahnya yang murung. Dia sudah terlihat seperti itu sejak dia datang atau saat pertunjukan belum dimulai. Awalnya Drona berpikir kalau dia ingin melihat pertunjukan untuk menghibur diri tapi dia tidak melihat pertunjukan sama sekali. Akhirnya Drona menanyakan kenapa dia sampai seperti itu.

Orang itu bercerita kalau istrinya berselingkuh dengan pria lain dan merebut hartanya. "Sekarang aku sudah tidak punya apa-apa lagi." Kata orang itu. Tidak hanya ada Drona disana, tetapi banyak juga pengunjung lain. Mereka mencoba menghibur orang itu, tetapi saat drama sampai bagian akhir tiba-tiba orang itu terlihat sangat cemas.

"Tidak!! jangan ada cerita macam ini." Ucap orang itu dengan histeris dan cemas.

Terdengar suara tepuk tangan dari dalam ruang teater tanda drama sudah berakhir.

"Semua sudah berakhir sekarang." Orang itu tiba-tiba jatuh ke lantai.

Sontak semua orang di dekat sana terkejut. Drona langsung bergegas menghampiri orang itu. Aneh, ternyata orang itu hanyalah manekin. Manekin itu jatuh dan ke lantai dan akibat benturannya, kepalanya teputus dari badannya. Drona dan orang-orang disana sangat kebingungan dengan apa yang terjadi. Mereka sangat sadar betul kalau belum lama ini orang itu berbicara seperti orang biasa. Bahkan orang itu masih bisa berekspresi walau hanya sedih. Tetapi orang itu tidak ada dan menjadi manekin.

Houdini dan Drona mengamankan manekin itu dan menemukan kunci yang diantara kepala dan tubuhnya. Venus dan Gany kembali ke gedung teater yang saat itu sudah sepi. Mereka berkumpul dibelakang gedung untuk melaporkan apa saja yang mereka dapatkan. Sayang sekali Venus dan Gany tidak mendapatkan petunjuk apa-apa soal pesulap pencuri itu. Sementara itu Drona menceritakan soal insiden di Lobi. Mereka semua kebingungan apa yang sebenarnya terjadi tetapi mereka tidak memiliki petunjuk apapun. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri investigasi dan pulang untuk mencoba memahami apa yang terjadi.

Gany masuk kembali kedalam gedung teater dan menuju Lobi. Dia melihat Lapis yang sedang duduk sendirian dan datang menghampirinya. Lapis mengetahui Gany sudah datang dia langsung berdiri dan berjalan keluar "Ayo pulang" Ucap Lapis. Walau dengan suaranya pelan namun kata-kata itu terdengar sangat sinis. Rambutnya sedikit terurai kedepan dan kepalanya selalu menunduk, Gany tidak melihat wajahnya sama sekali. Dia diam dan mengikuti langkah Lapis.

"Lapis…" Gany memanggil Lapis untuk mendapatkan perhatiannya tapi lapis hanya diam seribu kata.

"Apa kamu marah?" Tanya Gany tapi tetap tiada respon dari Lapis.

"Kamu tahu tadi ada urusan Klub jadi aku keluar sebentar." Ujar Gany.

Saat itulah Lapis berhenti berjalan.

"Sebentar? Kamu tidak tahu berapa lama kamu pergi? Kamu tidak tahu berapa lama aku menunggumu?" Jawab Lapis dengan nada sedikit membentak.

"Maaf." Hanya itulah kata-kata yang bisa keluar dari mulut Gany.

"Apa aku marah? Tentu saja aku marah!" Ucap Lapis.

"Aku minta maaf." Sahut Gany

"Ada urusan apa sampai kamu pergi selama itu? kupikir ini adalah waktu kita berdua." Ucap Lapis sambil menatap Gany.

Gany sadar kalau dia melakukan sesuatu yang salah sehingga membuat Lapis kecewa. Melihat Lapis yang sedih, dia refleks untuk memeluknya. Setelah beberapa saat Gany membisikkan sesuatu pada Lapis.

"Sebagai permintaan maaf, aku akan membelikanmu es krim." Bisik Gany.

"Hmmm…." Lapis menggelengkan kepalanya. "Aku hanya mau seperti ini sedikit lebih lama lagi." Jawab Lapis dengan suara pelan.

Memang Lapis dan Gany sudah berbaikan tetapi teman-temannya tidak tahu tentang hal itu. Bethony dan Yeonhong yang pulang bersama sedang membicarakan mereka berdua. Di satu sisi Yeonhong sedikit kecewa melihat Gany yang meninggalkan Lapis begitu saja, dia berpikir kalau laki-laki memang suka seenaknya sendiri. Tetapi di sisi lain Bethony berpikir kalau Gany pasti punya alasan sendiri untuk meninggalkan Lapis. Dia bisa berpikir demikian karena dia punya teman yang sudah menikah dan sudah bekerja. Mereka duduk di sebuah bangku taman dan mulai bercerita.

Di kerajaan Tetra semenjak seseorang pubertas atau sekitar umur 13 tahun, mereka bisa menikah. Walaupun hanya para bangsawan yang biasanya menikah muda. Para bangsawan menikahkan anak-anaknya utamanya karena urusan politik berbeda dengan rakyat biasa yang menikah di umur yang lebih tua. Rakyat biasa harus fokus bekerja dulu sebelum mampu untuk menikah. Itulah yang umum terjadi atau yang biasa didengar oleh Bethony. Tetapi yang dilihatnya sangatlah berbeda dengan teori itu. Teman-temannya yang bukan keturunan bangsawan memang tidak bisa melanjutkan sekolah tetapi mereka sudah menikah dan bisa mencukupi segala kebutuhan hidup mereka sendiri.

Bethony dibuat bingung sendiri dengan kenyataan yang dihadapinya. Padahal dia Fokus untuk belajar tetapi dia masih saja belum membangkitkan sihirnya. Teman-temannya yang sibuk bekerja malah bisa membangkitkan sihir mereka. Teman-teman sebayanya yang bukan keturunan bangsawan, mereka sudah bekerja dan menikah dan juga sudah membangkitkan sihir mereka. Memang hanya hidup sederhana dan bukan kemewahan, tetapi hidup mereka seakan sudah lengkap. Bethony merasa kalau dia adalah orang yang sangat payah.

"Tenanglah Bethony, kamu terlalu memikirkannya." Yeonhong jadi bingung bagaimana harus menanggapi Bethony. "Mungkin itu hanya kebetulan, aku juga sama payahnya dengan kamu, jadi tenang saja." Tambahnya.

"Iya kamu benar, padahal aku hanya ingin berkata kalau Gany pasti punya alasan sendiri. Mengingat dia bukan orang biasa." Jawab Bethony.

"Baik, maafkan aku karena berpikir negatif tentangnya." Jawab Yeonhong.

Tiba-tiba ada suara burung merpati di dekat mereka. Mereka berdua kaget dan saling memeluk satu sama lain. Ternyata di dekat mereka ada rumah burung yang memang disediakan untuk merpati liar. Mengetahui hal itu, mereka merasa lega dan kembali berjalan pulang. Tetapi sebelum pulang, Bethony mencoba memperhatikan merpati yang mengangetkannya itu. Ternyata merpati itu sedang memberikan makan kepada anaknya. Terlihat sang induk membuka paruhnya dan anak-anaknya makan dari mulut itu.

Bethony kagum karena jarang melihat pemandangan yang seperti itu. Dia mencoba menunjukkannya kepada Yeonhong tetapi ada hal aneh yang terjadi. Ketika dia mengarahkan telunjuknya kepada sang induk, tiba-tiba angin berhembus kearah yang sama. Yeonhong sekali lagi berpikir kalau itu hanyalah kebetulan tetapi Bethony yang penasaran mencoba sekali lagi. Benar saja, sihir Bethony bangkit secara tiba-tiba dan menggerakkan angin disekitarnya. Sebenarnya dia senang dengan hal itu tetapi dia tidak punya waktu untuk merayakannya. Sang induk Merpati terkena panah angin dari sihir milik Bethony dan jatuh ke tanah.

Mereka berdua menghampiri merpati itu dan mencoba melihat keadaannya. Dua burung satu batu, itulah istilah yang sangat cocok dengan keadaan itu. Tidak hanya sang induk, sang anak juga ikut terjatuh. Mereka tidak tahu harus berbuat apa jadi mereka membawanya untuk mencari bantuan. Untungnya ada seorang penjaga yang mau menolong mereka. Penjaga itu mencoba membersihkan luka merpati itu tetapi dia tidak punya air. Segera Yeonhong dan Bethony mencari air di sekitar taman itu. Mereka berlari kesana-kemari ke kolam-kolam ikan yang ada di taman tersebut. Ada banyak kolam ikan disana tetapi karena beberapa hal, semua kolam tersebut sudah mengering cukup lama.

Sedikit putus asa, Yeonhong memikirkan ide aneh untuk menggali tanah di dasar kolam itu. Dia berpikir mungkin saja airnya bersembunyi di dalam tanah dan ingin mengeluarkannya. Beruntung, baru menggali sebentar sudah muncul sedikit air di tempat galiannya. Tetapi air yang dia gali itu meluber dan tercampur dengan tanah. Diapun menggali dan membuat tampungan air agar tidak hilang airnya. Akhirnya Yeonhong bisa memberikan air untuk sang merpati. Sebuah hari yang panjang bagi mereka semua. Setelah berhasil menyelamatkan merpati itu, merekapun pulang ke rumah mereka masih-masing. Sedikit yang dia tahu sebenarnya memang sedang tidak ada air di taman itu. Yeonhong tanpa sadar telah membangkitkan sihirnya.

Pekan telah berganti Gany dan yang lainnya sedang bersekolah. Agenda dari kelas gany saat itu adalah prakter sihir. Terlihat guru Rakan yang sedang bersemangat mengajar kelas itu. Dia merencanakan untuk latih tanding lagi karena ingin melihat kemampuan Gany bahkan dia memakai kacamata hitam agar tidak silau saat melihat kemampuan Lapis. Tapi murid-murid yang lain menolak karena mereka juga ingin dilihat kemampuannya. Tidak bisa berkata apa-apa, guru Rakan mengikuti keputusan kelas.

Ternyata seluruh kelas mendapat kemajuan yang signifikan. Leo berhasil membangkitkan sihirnya yaitu sihir dengan elemen angin begitu juga Bethony dengan elemen yang sama. tak hanya itu, August mendapatkan elemen yang sama seperti Gany yaitu tanah. dan untuk Yeonhong dan Khan masing-masing mendapat Air dan Api. Tampaknya semua murid dikelas itu sudah mendapatkan elemen mereka masing-masing.

Guru Rakan sangat senang akan perkembangan kelas itu. Untuk merayakannya dia membuat seluruh kelas menyerang Gany secara bersamaan dan diapun ikut dalam penyerangan itu. Sepertinya guru Rakan punya dendam tersendiri terhadap Gany. Teman-temannya tidak keberatan dengan perintah aneh tersebut dan langsung menyerang Gany.

"Kamu pahlawan bukan? Seharusnya kamu bisa menghadapi kami." Seru Leo.

"Jika aku bisa mengalahkanmu Lapis akan jadi milikku." Ujar August dengan tatapan yang sangat mencerminkan niatnya.

Guru Rakan membuat lingkaran api yang luas sebagai arena bertarung. Sebelum mulai pertarungan, Gany meminta untuk diberi selembar kertas sebagai senjata. Teman-temannya memenuhi keinginan tersebut karena berpikir kalau selembar kertas tidak akan mampu menyelamatkannya.

Pertarungan pun dimulai, seluruh kelas langsung menerjang untuk menyerangnya. Dengan santainya Gany menggulung kertas tersebut dan merubahnya menjadi berlian. Lalu dengan cepat dia menangkis serangan demi serangan dengan kertas itu. Tampaknya murid kelas tidak ada yang menyangka akan hal itu lalu mereka mulai mengerahkan sihir-sihir mereka tapi Gany merubah seluruh tubuhnya menjadi berlian. Angin tidak dapat menggerakkanya, Api tidak dapat membakarnya. August mencoba menjatuhkannya dengan meruntuhkan tanah yang dipijaknya tapi sihir August bukanlah tandingan dari Gany Dengan mudah Gany membatalkan sihir August dan juga entah apa yang dapat dilakukan air saat Gany seperti itu.

Lapis sepertinya tahu kelemahan Gany dan menyerangnya. Hal itu membuat Gany membatalkan perubahan berliannya dan menghindar. Saat itulah kesempatan emas bagi murid-murid yang lain untuk menyerangnya. Khan dan Yeonhong menyerang secara bersamaan dengan sihirnya masing-masing.

"Gany jangan diambil hati, ini semua salahmu sendiri." Ujar Khan.

"Ini semua karena kamu meninggalkan Lapis senirian malam itu." Sahut Yeonhong.

Agar Gany tidak menghindar, August sudah menyiapkan perangkap pada tanah yang dipijak Gany. Gany memang terperangkap kakinya dan tidak bisa menghindar. Tapi setelah serangan gabungan itu, Gany tidak menerima dampak yang berarti.

"Jadi semua ini karena itu." Ujar Gany.

"Tentu saja… Anggap saja ini sebagai hukumanmu." Sorak Leo dan Bethony sembari menyiapkan serangan panah angin bersama dan menembakkannya pada Gany.

"Maaf aku yang salah." Gany menunduk dan sudah bersedia menerima serangan itu.

Tiba-tiba Lapis langsung menghentikan panah itu. Dia sudah melihat Gany menerima serangan Khan dan Yeonhong jadi dia tidak tega melihat Gany terkena panah itu.

"Tidak apa-apa teman-teman, Gany sudah kumaafkan." Ujar Lapis dengan tersenyum.

Guru Rakan semakin terprovokasi saat Lapis memihak Gany. Dia menggunakan sihir andalannya yaitu pilar api. Tapi karena tahu Lapis sudah memaafkan Gany, semua temannya berbalik dan melindungi Gany. Yeonhong, Bethony, Khan, August, dan Leo berdiri disisi Gany. Melihat hal itu guru Rakan menghentikan serangannya.

"Hahahaha…. Kerja bagus kalian semua! Baiklah pelajaran hari ini sudah usai kalian beristirahatlah dan kembali ke kelas." Dengan tawa yang keras guru Rakan pergi begitu saja.

"Kenapa dia seperti punya dendam tersendiri padaku." Ucap Gany yang penasaran.

"Mungkin iri karena kamu adalah pahlawan?" Jawab Yeonhong.

"Mungkin karena kamu telah membuatnya terlihat bodoh saat pertama kali."

"Huuhh… mungkin saja." Gany menghela nafas panjang. "Oh iya kenapa kalian menyerangku bersamaan? Elemen kalian bertolak belakang jadi serangan kalian tidak berpengaruh apa-apa." Tambahnya.

"Astaga!? Kami benar-benar tidak memikirkannya." Jawab Khan.

Akhirnya Mereka semua tertawa karena dan kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login