Download App
57.14% Zhenda Safana

Chapter 4: CAHAYA

Yogyakarta, 27 Desember 2016

Kali ini aku termenung di depan teras rumah, memandang cahaya langit sore yang mulai berubah warnanya menjadi jingga. Sambil menunggu panggilan kerja yang sudah ku apply di hari lalu.

"Hariku gini- gini aja, perasaan teman- temanku yang lain bisa terlihat bahagia dengan kehidupannya hmmmm, aneh sekali nasibku ini. Kira – kira lamaranku via wa kemaren bisa tembus nggak ya, asyik juga kayaknya jadi barista" nadaku sayu, bergumam pada diri sendiri sembari menikmati asyiknya cuaca sore ini.

Sembari terus menunggu notif aku berjalan ke dapur untuk menyeduh kopi pait tanpa gula kesukaanku. Sambil berjalan aku terus memikirkan tentang bagaimana nanti jika aku keluar dari tempat ternyaman dan bertemu banyak orang baru yang tak kukenali sebelumnya. Apakah aku bisa mengatasinya dengan baik ? maklum saja aku sudah terlalu lama dirumah dan jarang bertemu dengan orang baru ,aktifitasku ya gini- gini aja. Bangun tidur, sarapan, mandi, berbincang dengan Kakung, dan begitu seterusnya, tidak banyak kesibukan yang berarti. Akan tetapi cukup membuatku bahagia walaupun terkadang memang terasa sangat miris dan menyedihkan. Kesendirian membuatku lupa kalau aku juga butuh seseorang untuk kuajak berbincang dengan ramah, sepertinya aku harus keluar dari zona ini sudah terlampau jauh aku terjebak diruangan kosong yang kubangun sendiri.

"Dapur lusuh jarang kubersihkan pfffftttt, mana ya cangkirku nan a nan a"

Nada ngawur yang selalu ada pikiranku jadi lantunan bising mengisi kekosongan ruangan yang kuhampiri. Sambil mulai menyeduh kopi aku melihat sekeliling , pojok- pojok dapurpun tak luput dari pandanganku.

"Kakunggg, mau minum teh nggak ?! Ndaa lagi nyeduh kopi juga nihhhh biar sekalian" kerasnya suaraku selalu terdengar oleh Kakung walaupun Kakung sedang di kamarnya.

"Iya nduk, tolong teh angetnya ya jangan pakai banyak- banyak gula " suaranya tidak sekeras suaraku, Kakung berada di ruang tengah masih terdengar jelas suara batuknya.

Segera ku buatkan teh pesanan Kakung dan kubawakan ke arahnya duduk.

"Nih Kung , ati- ati masih panas , aku ke teras dulu ya Kung. Kalo ada apa- apa panggil Nda aja"

"Makasih nduk , lain kali jangan teriak- teriak lagi di dalam rumah kayak lagi di hutan aja. Ndak enak di dengar tetangga, anak perawan kok teriak- teriak dikira kenapa nanti"

"Ih gitu aja Kung , biasanya juga gitu "

"Jangan dibiasain, jangan ngeyel kalo dikasih tau orangtua"

"iya- iya Kakung, yaudah Nda ke depan dulu keburu dingin nih kopi yang Nda pegang "

"Yaudah sana ati- ati tumpah, kamu udah lamar kerjaan Nda?" Tanya Kakung menghentikan langkahku sejenak

"Iya Kung, doakan aja ada panggilan, deket kok kerjanya masih bisa dijangkau pakai sepeda jalannya" sambil kulanjutkan pelan langkah menuju depan rumah.

"Semoga cepat dapet panggilan ya Nduk, aamiin "

Kakung terdengar sangat bahagia, sepertinya memang ini yang Kakung mau aku bisa keluar dari sel hahahaha. Duduklah aku di kursi reot milik Kakung di teras, antik juga nih kursi pikirku, kuletakkan cangkir kopiku di meja yang berada tepat di samping badan.

"Ndaaaa, tu hape kamu bunyi sepertinya ada telfon " teriak Kakung dari dalam rumah membuatku bergegas masuk ke dalam dan mencari hp ku yang sepertinya tadi kuletakkan di atas kasur

"Iya Kunggg sebentar …" sambil berlari ke arah kamar aku menjawab suara Kakung tadi

Untung saja suara deringnya masih terdengar dan langsung ku angkat telfonnya. Perasaanku sedikit gugup ketika menerima telfon whatsap dari nomer yang kukenal, iya nomer Cafe yang pernah ku whatsap sebelumnya.

"Selamat Sore, saya Yola owner dari Café Sewon, apa betul dengan saudari Zhenda Safana saya terhubung?" suara wanita terdengar di ujung speaker telfon

"Selamat sore kak, iya betul dengan saya sendiri"

"Baik, langsung saja ya kak berdasarkan berkas- berkas lamaran kakak yang dikirim via whatsap, kami mengundang Kakak Zhenda untuk langsung bekerja pada tanggal satu Januari ya kak. Karena memang baru saja karyawan kami ada yang keluar kami butuh pengganti secepatnya, kami melihat berkas- berkas yang Kak Zhenda kirim juga sudah memenuhi kualifikasi dari perusahaan kami"

"Alhamdulillah terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bergabung di perusahaan Kakak. Untuk hari tersebut pukul berapa ya Kak Yola ?"

"Semoga bisa berkontribusi dengan baik, untuk jam pagi pukul 08.00 ya Kak , mohon datang tepat waktu dan memakai pakaian yang casual saja"

"Iya Kak terimakasih banyak …."

"Saya tutup telfonnya ya kak, terimakasih kembali selamat beraktifitas di sore hari "

"Selamat beraktifitas juga Kak Yola , Selamat Sore"

"Selamat sore …"

Huh rasanya sangat lega akhirnya aku bisa mulai bekerja beberapa hari lagi, semoga tahun baru membawa suasana baru dalam hidupku. Ahhh bahagia sekali rasanya, walaupun sedikit gugup dan masih campur aduk perasaan ini. Apa bisa seorang Zhenda ini bertemu dan berinteraksi dengan orang – orang baru secara baik ? bayanganku seakan mengatakan bahwa tidak bisa tetapi hatiku terus mendesak ayo bisa.

"Kakung barusan aku dapat panggilan kerja tahun depan langsung bekerja disana jadi barista Kung "

"Wah alhamdulilah, tapi kamu suka ndak sama posisi yang kamu tuju Nduk ? nanti malah gak betah , nangis, nggak jadi kerja …" nada Kakung sedikit mengejekku , ya memang aku sedikit manja kalau sama Kakung tapi aku yakin pasti bisa kok, toh ini juga yang Kakung mau, aku bisa keluar bekerja dan bertemu banyak orang

"Bisa Kung, Nda kan udah pikirin juga sebelum melamar kesitu, dan jaraknya juga masih terjangkau Kung, santai aja ish Kakunggg. Aku bukan anak kecil lagi Kakungg ! " sedikit ngegas ke Kakung hahahaa

"Anak manja ini sudah dewasa ternyata, yaudah jangan terlalu kecapean nanti, atur waktumu sebaik mungkin .."

"Kakung bawel ih, dahlah Nda mau mandi dulu udah sore. Kakung bau asem , sana mandi ! "

"Kurang ajar kurang – kurangin Nda, tak jewer sampe putus nanti telingamu …"

"hahaha daaa Kung .."

Lalu aku berjalan meninggalkan Kakung dan mengambil handuk yang kugantung di belakang jemuran rumah. Harapanku di hari ini terwujud, semoga hari – hari selanjutnya semua harapanku satu per satu akan terwujud termasuk balas dendamku ke semua orang yang sudah mengecewakanku, walaupun tahu ini tak seberapa tapi aku yakin akan hukum karma. Akan selalu ku tuaikan hal baik dalam diri ini, lingkungan sekitar , dan Kakung, satu- satunya harapan yang ada di hidupku sejak kecil. Aku tahu belum bisa membanggakan Kakung dan belum bisa membuktikan apapun ke Kakung tetapi aku percaya bisa mewujudkannya suatu hari nanti.

"Mandi dulu deh, daripada overthinking. Tapi handuknya pffffffffft" ternyata kakiku langsung melipir ke kamar mandi, balik lagi aku berjalan ke belakang rumah mengambil handuk pinkku.

Bersambung ...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login