Download App

Chapter 17: Pembalasan!

"Gue gak terima diperlakukan seperti ini! Tidak akan gue biarkan Aurel bahagia bersama Vero! Seharusnya bukan Aurel yang menikah dengan laki-laki itu, tapi gue!" ucap Carissa sambil menatap pada langit-langit kamar.

Sudah satu minggu dia tidak bisa tidur dengan tenang. Bayangan pernikahan yang megah dan membahagiakan selalu saja mengganggu malam-malam panjang di dalam waktu tidurnya.

Rencana licik telah Carissa susun sedemikian rupa untuk Aurel dan malam ini Carissa bisa tidur dalam keadaan tersenyum puas.

Sebenarnya Carissa sakit hati dengan Vero karena cintanya ditolak. Apalagi setelah Vero membandingkan wajahnya dengan Aurel sembari menghina. Menjadikan rasa sakit di dalam hatinya berkembang hingga ingin balas dendam.

Paginya Carissa sudah bersiap diri dengan sebotol air raksa yang berhasil dia beli.

Kebetulan, ini hari minggu jadi Carissa punya waktu seharian untuk menjalankan rencana jahat tersebut.

"Akan gue pastikan hari ini kecantikanmu sirna! Ya, tidak akan ada lagi sosok Aurel yang akan dipuji oleh semua orang! Tidak akan ada lagi kesombongan bagi Vero memiliki Istri seperti Aurel!" gumam Carissa sambil menatap sinis pada botol air raksa yang digenggamnya.

***

"Heh! Pembantu!!! Bangun!"

Kalimat lantang yang tidak enak didengar itu membuat Aurel terbangun dari tidurnya.

Menantu malang itu tidak sengaja tertidur di ruang makan. Tentu saja bukan tanpa alasan, melainkan karena dia kualahan menghabiskan kuah sup yang begitu banyak ditambah sangat asin.

Karena perutnya sakit, ia lantas memutuskan untuk beristirahat sejenak hingga berujung tertidur sampai pagi.

Aurel masih belum sadar sepenuhnya. Dengan sisa-sisa kekuatan, Aurel mengangkat kepala sembari mengusap bagian wajah dan sesekali menggosok kedua matanya.

"Dasar PEMALAS!!! Kerjaanmu hanya tidur saja!" Melisa kembali menghina.

"Maaf, Ma ... sepertinya Aurel ketiduran," jawab lirih Aurel.

"Sudah aku katakan jangan memanggilku Mama! Aku tidak sudi menjadi Mertuamu!"

Aurel hanya diam dan kembali menundukkan kepalanya.

"Tidak perlu drama! Sekarang juga, kamu pergi ke pasar dan beli semua bahan makanan yang sudah aku tulis di daftar ini!" perintah Melisa sambil memberikan kertas panjang yang sepertinya sengaja mempersulit Aurel.

Beruntung Aurel tahu letak pasar yang Melisa maksud. Karena Aurel memang kerap pergi bersama Sang Mama saat Nurma masih hidup.

Meskipun orang kaya raya, Nurma dan Aurel sama sekali tidak malu belanja ke pasar. Malahan menjadi pengalaman tersendiri bagi Nurma dan Aurel.

"Baik, Ma ... Aurel akan segera berangkat. Ijinkan Aurel bersiap-siap dahulu.

Di saat Aurel akan berangkat, ternyata ada seseorang yang sudah sejak tadi menunggu di depan rumah. Sayangnya, bukan menunggu untuk berkunjung, melainkan ingin mengikuti Aurel.

"Yes! Akhirnya itu orang keluar juga! Gue udah hampir jamuran nungguin di sini!" keluh Carissa.

Aurel tidak diperkenankan menggunakan sepeda motor atau pun mobil oleh Melisa. Mau tidak mau, Aurel hanya berjalan kaki sendirian. Tentu saja kejadian itu membuat Carissa bingung.

"Mau ke mana dia? Kenapa tidak naik mobil saja? Lagipula, di mana Vero? Kenapa tidak pula mengantarkan?" Segala pertanyaan menghampiri hatinya. Tapi Carissa tidak mungkin bertanya pada Aurel bukan?

Secara tidak langsung, keadaan ini memudahkan Carissa untuk melakukan aksi kejahatannya.

Setelah membuntuti langkah Aurel yang begitu panjang, Carissa pun tahu jika sebenarnya wanita cantik itu hendak pergi ke Pasar.

"Gila! Sejak kapan dia belanja di tempat kumuh itu? Dasar bodoh! Apa dia itu tidak tahu kalau tempat belanja orang-orang berduit itu di Supermarket?" gumam Carissa berhenti sejenak sembari berpikir.

Carissa sama sekali tidak mau masuk dan berkerumun dengan orang-orang yang ada di tempat tersebut. Jadi, Carissa memutar otak agar segera bisa memusnahkan kecantikan yang dimiliki Aurel.

"Gue gak boleh menunda lagi! Ya, sebelum dia keluar dari pasar, gue harus sudah siap untuk menuangkan air keras ini!" tekad Carissa.

Tidak mungkin Carissa melalukan kejahatannya itu di dekat pasar karena ramai. Bisa-bisa dia ditangkap dan dipenjara.

"Gue harus balik terlebih dahulu sembari tempat yang cocok dan aman!"

Carissa pun bergegas balik arah. Kedua matanya menoleh ke kiri, ke kanan dan ke atas mencari tempat.

Kebetulan sekali Carissa melihat sebuah bangunan tua yang tidak berpenghuni. Bangunan tersebut tingkat satu dan tentunya dalam suasana sepi.

Segera Carissa naik tanpa rasa takut sedikit pun. Orang jaman sekarang memang tidak lagi percaya dengan hal-hal mistis atau horor. Jadi pikiran Carissa sama sekali tidak terbesit ada hantu atau sejenisnya.

"Nah, cocok! Bahkan ada jendela yang menghadap ke arah jalan! Gue bisa melihat Aurel dari sini dan pastinya saat dia lewat, gue akan menuangkan cairan ini dari atas."

Cukup lama Carissa menunggu kedatangan Aurel hingga akhirnya wanita cantik yang sedang menenteng belanjaan datang.

Perlahan tapi pasti, Carissa segera menuangkan air keras itu hingga mengenai kepala bahkan saking banyaknya cairan yang dituangkan sampai mengalir mengenai wajah dan sedikit lehernya.

Aurel yang kesakitan lantas berteriak meminta tolong sambil mengerang kesakitan.

Tidak ingin tertangkap basah, Carissa dengan cepat pergi meninggalkan tempat kejadian. Sungguh kejam dan tidak berperasaan!

Setelah Carissa kabur, banyak orang yang kemudian datang untuk membantu. Orang-orang mencium kejanggalan dari kejadian tersebut.

Mana mungkin ada orang yang tiba-tiba terkena air keras? Sama sekali tidak bisa dipikir dengan logika. Sudah bisa disimpulkan bahwa ada orang yang menjadi dalang dari kejadian ini.

"Cepat bawa dia ke rumah sakit! Biar aku yang melihat di sekitar, siapa tahu orang jahat itu masih berkeliaran di tempat ini!" ucap seorang penyelamat yang kemudian naik ke bangunan tua.

"Baik, kami akan segera membawanya ke rumah sakit dan menghubungi keluarganya."

Beruntung masih banyak orang baik. Kalau tidak, mungkin Aurel sudah berakhir mengenaskan.

Apa yang diinginkan Carissa sepertinya berhasil. Wajah Aurel terbakar hingga kulitnya mengelupas. Bahkan orang-orang yang membantu tidak akan menyangka jika Aurel sebenarnya wanita yang sangat cantik.

Setelah Aurel berhasil mendapatkan penanganan dari Dokter, sebagian orang pun menghubungi Vero. Ya, mereka dapat menghubungi Vero lewat ponsel Aurel.

Tuuut! Tuuut!!

Ponsel Vero berdering. Laki-laki yang masih tertidur pulas itu lalu bangun dengan kedua mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Siapa sih yang berani mengganggu tidurku ini?!" keluh Vero sambil tangan kanannya mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja.

"Aurel? Ngapain sih menelepon? Bukankah dia bisa ngomong langsung sama aku? Lagipula di mana sih dia? Bukannya masuk kamar malah telepon dan gangguin aku tidur!" gerutu Vero yang memang tidak tahu jika saat ini Istrinya sedang terluka.

"Iya, halo? Kenapa, Sayang? Ada apa?" ucap Vero kemudian.

"Selamat pagi, Pak ... maaf jika mengganggu."

Vero tersentak. Dia syok, kenapa bukan suara Aurel yang ia dengar melainkan suara laki-laki?

"Siapa kamu?! Di mana Istriku! Apa yang telah kamu lakukan pada Istriku!" Vero yang tadinya masih malas, seketika bangun dengan tingkat kesadaran 100 persen.

"Maaf, Pak. Saya ingin menginformasikan bahwasanya Istri Bapak mengalami kecelakaan ...."

"Apa!!!"

***

Bersambung.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C17
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login