Download App

Chapter 83: Part 39

Zabran meletakkan ponsel Yasmin di atas nakas, sedangkan wanita itu sudah terlihat pucat sambil meremas-remas kedua tangannya.

" Aku bisa jelaskan, Kak!" ucap Yasmin gemetar, dia takut jika Zabran akan marah dan melakukan hal yang menyakitkan lagi.

" Bersiaplah! Kita akan pergi ke Rumah Sakit!" ucap Zabran menahan amarahnya.

" Kak!" panggil Yasmin.

Zabran berlalu dari kamar itu dan menuju ke ruang olahraga. Disana Zabran melampiaskan amarahnya dengan memukuli samsak.

Ya Allah! Kenapa dadaku terasa panas jika melihat istriku bersama dengan pria lain? Rasanya aku ingin menghabisi pria itu! Padahal mereka tidak sedang berbuat apa-apa! batin Zabran kesal. Zabran terus memukuli samsak hingga jari-jarinya terlihat memerah.

Selama perjalanan ke rumah sakit, Zabran hanya diam saja walau Yasmin sesekali menatap suaminya itu. Ezzah yang melihat mereka berdua merasa curiga jika terjadi sesuatu, tapi dia tidak berani bertanya, karena takut dengan kakaknya.

Mereka telah sampai di rumah sakit, Zabran berjalan sendiri tanpa mengajak Yasmin berjalan bersama. Sepertinya pria pencemburu itu masih marah pada istri cantiknya.

" Ayo, Kak!" ajak Ezzah.

" Iya!" jawab Yasmin lalu berjalan bersama dengan Ezzah.

" Nona Yasmin!" sapa seorang pria tidak seberapa lama, saat mereka berjalan ke arah ruangan Fatma. Yasmin menaikkan kepalanya dan memandang pria itu.

" Tuan Frank!" balas Yasmin tersenyum.

" Apa kabar?" tanya Frank yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Yasmin.

" Alhamdulillah baik! Maaf!" jawab Yasmin dengan bersedekap didepan dada.

" Ah, maaf, saya lupa jika anda seorang muslim!" ucap Frank.

" Tidak mengapa, karena kita baru beberapa kali ketemu!" jawab Yasmin ramah.

" Apakah ada yang sakit? Atau anda sedang check up?" tanya Frank ramah.

" Assalamu'alaikum!" 

" Wa'alaikumsalam!" jawab Yasmin dan Ezzah bersamaan.

" Maaf, istri saya sedang tergesa-gesa!" Zabran memeluk posessif pinggang Yasmin.

Astaughfirullah! batin Yasmin terkejut. Dia melihat tangan sang suami yang memeluknya erat lalu berpindah melihat wajah suaminya yang sedang memasang mode serius pada relasinya. Sedangkan Ezzah hanya membulatkan kedua matanya lalu menundukkan kepalanya saat melihat adegan itu.

" Maaf! Saya hanya menyapa istri anda!" jawab Frank.

" Kita pergi! Permisi! Ayo, Zah!" ucap Zabran.

" Silahkan!" sahut Frank menghela nafas panjang.

" Iya, Kak!" sahut Ezzah.

Suami yang sangat pencemburu! batin Frank menatap kepergian ketiga orang itu.

Zabran tidak melepaskan pelukannya dari pinggang Yasmin, sehingga wanita itu merasa senang juga malu dengan perlakuan Zabran. Setiap orang yang berjumpa dengan mereka pasti menatap mereka berdua dengan penuh iri dan juga heran melihat sikap posessif Zabran.

" Kak! Banyak yang lihat!" ucap Yasmin pelan.

" Lalu kenapa? Kamu istriku, bukan single lagi!" sahut Zabran kesal.

Yasmin hanya memejamkan mata sambil mengucap kata sabar di dalam hati mendengar perkataan suaminya.

" Apa ada lagi relasi atau pria-pria genit yang kamu kenal?" tanya Zabran sambil melangkah.

" Astaughfirullah! Mana ada, Kak! Kakak juga tahu kalo aku tidak pernah bersama pria selain kakak!" jawab Yasmin sabar, meskipun dia merasa ingin memukul suaminya yang main tuduh-tuduh saja itu.

" Awas aja kalo ada pria yang berani-berani mendekatimu! Habis dia!" ancam Zabran yang semakin cemburu membayangkan istrinya akan bertemu pria selain dirinya.

" Kak Zab! Ih, belum juga ada orangnya, sudah marah-marah aja!" ucap Ezzah ikutan kesal sama kakaknya itu.

" Eh, anak kecil gak usah ikut campur urusan orang dewasa ya!" sahut Zabran cuek.

" Huuuu, dasar bucin! Nggak abis pikir gue, Kak Zab kayak ABG aja!" gerutu Ezzah sambil mendahului masuk ke dalam ruangan Fatma.

Zabran mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam saku celananya.

" Assalamu'alaikum, Boss!" sahut orang di sebrang

" Wa'alaikumsalam! Yan, belikan cadar buat istriku, saya tunggu di ruangan Ummi!" ucap Zabran membuat Yasmin memejamkan kedua matanya menahan kesal.

" Cadar, Boss?" tanya Adrian heran.

" Kenapa? Apa kamu juga akan bilang kalo aku bucin? Aku memang bucin. Puas! Cepat! Assalamu'alaikum!" ucap Zabran mematikan panggilannya.

Sementara Adrian hanya bisa melongo mendengar ucapan boss mudanya itu.

" Assalamu'alaikum!" sapa Ezzah saat membuka pintu kamar Fatma.

" Wa'alaikumsalam Wr. Wb!" balas Fatma dan Harun juga Zibran.

" Ummiiiiii!" teriak Ezzah berlari mendekati Fatma, kemudian mencium tangan dan pipi ibundanya.

" Kenapa lari-lari?" tanya Fatma tersenyum.

" Ezzah kangen!" jawab putri Fatma itu dengan nada manja.

" Ckkk! Sudah gede ini!" goda Zibran.

" Ummi! Kak Zib!" rengek Ezzah.

" Zibbb!" ucap Fatma mengusap rambut Ezzah.

" Assalamu'alaikum!" sapa Zabran dan Yasmin bersamaan.

" Wa'alaikumsalam Wr. Wb!" sahut semuanya.

" Ummi, Aba!" sapa Zabran.

" Yasmin!" panggil Fatma tersenyum melihat menantunya yang cantik.

" Kak! Lepasin dulu istrinya! Nggak akan kemana-mana juga!" sindir Harun melihat sifat posessif anak sambungnya.

Zabran melepaskan Ysmin dengan malas, dengan tersenyum Yasmin berjalan mendekati Fatma.

" Ummi! Bagaimana keadaan Ummi?" tanya Yasmin lembut.

" Alhamdulillah baik! Semua berkat do'a kalian semua.

" Zib!" panggil Zabran.

Yang merasa memiliki nama menoleh ke si pemanggil.

" Nggak usah liatin kakak ipar kamu lama-lama, zina mata!" tegur Zabran 

" Astaughfirullah, Kak! Ngomong apa, sih?" ucap Harun kesal.

" Lho, bener kan, Ba! Agama kita melarang laki-laki yang dengan sengaja memandang wanita yang bukan mahramnya!" tutur Zabran cuek.

" Tapi aku kan nggak cuma liat Yasmin..."

" Kak Yasmin!" sela Zabran.

" Iya, maaf! Kak Yasmin...tapi aku juga liatin Ummi sama Ezzah!" jawab Zibran gemas dengan kebucinan kakaknya.

" Pokoknya kamu nggak boleh liat istri kakak, titik!" kata Zabran tegas.

" Serah kakak, deh! Zibran pulang dulu, Ummi, Ba! Mau kerja dulu!" kata Zibran lalu mencium tangan Harun dan mendekati Fatma.

" Eh! Lewat sebelah sana!" tegur Zabran saat melihat Zibran akan mendekati Ummi mereka, sedangkan Yasmin sedang berdiri di dekat Fatma.

" Masya Allah!" ucap mereka semua kecuali Yasmin, wanita itu menundukkan kepalanya dengan pipi merona karena malu akan keposessifan suaminya.

" Zib pulang, Ummi!" pamit Zibran mencium punggung tangan Fatma.

" Hati-hati, nak!" balas Fatma.

Fatma diperbolehkan pulang hari itu, karena keadaannya sudah membaik dan boleh istirahat di rumah. Ezzar yang melihat umminya, langsung menangis dan bersimpuh di kaki Fatma.

" Maafin Ezzar, Ummi! Ezzar menyesal, Ezzar nggak akan mengulanginya lagi!" tangis Ezzar.

" Sudah! Ummimu baru saja sembuh, apa kamu mau bikin ummimu sakit lagi? ucap Harun yang ternyata masih memendam kemarahan pada putra bungsunya itu.

" Ba!" usap Fatma pada lengan suaminya.

" Ayo, bangun, nak! Ummi baik-baik saja!" ucap Fatma mengangkat bahu putranya.

" Ummi!" panggil Ezzar memeluk Fatma erat.

" Sudah! Sudah! Kamu pasti kepikiran Ummi, ya! Badan kamu sedikit kurus!" kata Fatma mengusap-usap punggung putranya.

" Ezzar nggak selera makan mikirin Ummi yang nggak mau dilihat Ezzar!" adu Ezzar.

Sementara ayahnya melotot mendengar rengekan Ezzar.

" Masya Allah! Ummi nggak akan menolak anak-anak ummi datang melihat umminya!" sahut Fatma melerai pelukan mereka.

" Tapi kata Aba..."

Ezzar menundukkan kepalanya melihat pelototan Harun padanya saat dia melihat ke arah Abanya.

" Aba? Apa Aba yang melarang kamu?" tanya Fatma.

" Ti...tidak, Ummi!" jawab Ezzar takut.

" Sudah! Ummi mau istirahat dulu! Kita bicara lagi nanti!" ucap Fatma yang merasa tubuhnya sedikit lelah.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C83
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login