Download App

Chapter 4: Risa dan Sekar

"Jadi kita mau makan di mana?"tanya Risa kepada teman-teman yang baru ia kenal. Saat ini Risa bersama dengan empat orang teman barunya.

"Apa mau makan di luar aja, kebetulan aku tahu tempat makan yang enak yang ada di dekat-dekat sini."Risa menawarkan diri, ini memang bukan kota yang asing bagi Risa karena memang ia berasal dari daerah sini. Jadi Risa tidak seperti mahasiswa dan mahasiswi baru kebanyakan yang tinggal di kos dan jauh dari keluarga mereka, Risa masih tinggal bersama dengan orang tuanya.

"Boleh kalau gitu."jawab Sekar yang merupakan pendatang di sini, ia sendiri tidak begitu mengenal tempat yang ada di sini.

"Ya udah yuk, kalian parkir di mana?"tanya Risa kemudian, kebetulan mereka berempat membawa kendaraan roda dua mereka masing-masing.

"Aku di parkiran samping,"jawab salah seorang dari mereka.

"Aku di depan. Ketemu di gerbang samping aja ya nanti."ucap Risa kemudian, hanya dia yang memarkir kendaraannya di parkiran depan, karena memang itu yang paling dekat dari jalan ia masuk.

"Kamu sama aku aja Ris, naik motor aku."saran Sekar kepada Risa.

"Ya udah boleh kalau gitu, tapi helmnya gimana, apa kamu ada dua?"tanya Risa lagi. Risa memang selalu menggunakan helm ketika naik kendaraan karena ia memang sudah terbiasa di sini, sedangkan Sekar tidak begitu, karena di daerah asalnya, kebanyakan orang tidak menggunakan helm jika hanya pergi ke tempat-tempat terdekat dari tempat tinggal mereka.

"Enggak usah pake helm aja, kata kamu di dekat sini kan."usul Sekar lagi.

"Tapi aku enggak mau sendirian tanpa helm."ucap Risa menolak.

"Ya udah, kita enggak akan pake juga."ucap yang lainnya. Risa pun menyetujuinya karena ia pikir tempat yang akan mereka datangi memang sangat dekat dari gerbang samping kampus, hanya saja ia tidak ingin berjalan yang sedikit jauh dari gedung mereka saat ini menuju ke gerbang samping, terlebih saat ini juga matahari sangat terik.

Mereka pun menuju ke parkiran samping dan menuju ke tempat makan yang di maksud Risa tadi. Ini memang tempat yang cukup populer di kalangan mahasiswa yang sudah senior, karena biasanya mahasiswa baru hanya akan makan di kantin kampus saja. Bisa jadi karena mereka belum mengetahuinya atau karena mereka tidak ingin pergi jauh-jauh dari kampus.

Setelah lima menit menaiki kendaraan, mereka akhirnya sampai di tempat makan tersebut. Tempat ini cukup ramai meskipun kini bukan saatnya jam makan siang, tempat ini masih baru untuk mereka semua kecuali Risa, jadi Risa memimpin mereka untuk masuk ke tempat makan itu.

Risa pun berjalan dengan cepat untuk mengambil menu yang terletak di dekat pintu masuk, kemudian baru mereka mencari tempat duduk. Di tempat makan ini ada dua pilihan tempat yang diberikan untuk pengunjung, mereka mau lesehan atau duduk di kursi.

"Mau duduk di mana?"tanya Sekar kepada yang lain saat mereka tengah memperhatikan sekitarnya.

"Kalian mau yang lesehan atau duduk di kursi?"Risa menimpali.

"Aku enggak masalah sama keduanya."jawab yang lain,

"Aku juga."jawab yang satunya.

"Lesehan aja yuk,"ajak Sekar, yang lain pun setuju. Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Sekar, pandangan Risa segera mengedar ke seluruh penjuru untuk melihat tempat yang cocok buat mereka, Risa harus membuat teman-temannya nyaman agar teman-temannya tidak kecewa dengan pilihannya itu.

"Di sana aja yuk,"ucap Risa setelah beberapa detik, mereka harus bergegas sebelum mereka kehabisan tempat yang hanya tinggal beberapa lagi. Tanpa menunggu jawaban teman-temannya Risa segera berjalan mendahului teman-temannya untuk menuju ke tempat yang ia maksud. Teman-teman Risa juga tidak protes dan mengikuti Risa menuju ke tempat itu.

Setelah mereka duduk, Risa memberikan dua buku menu kepada ke teman-temannya itu. Risa membiarkan mereka untuk memilih menu yang akan mereka pesan itu terlebih dahulu. Risa pernah datang ke tempat ini sebelumnya jadi ia tidak begitu pusing dengan menu yang akan dipilih, karena ia sudah tahu apa yang ia inginkan.

Mereka tampak sibuk melihat menu yang tertera di sana, memperhatikan makanan yang mungkin saja belum mereka ketahui. Beruntungnya tempat ini menyediakan makanan yang paling aman untuk para pengunjung yang belum bisa menyesuaikan selera mereka dengan rasa di sini. Menu yang tersedia di sini adalah menu yang berbahan dasar ikan dan ayam dengan berbagai cara pengolahan.

"Ok, aku udah tahu apa yang mau aku pesan."ucap Sekar setelah beberapa saat.

"Sini aku yang tulis menu yang akan kalian pesan."Risa segera mengambil kertas dan pulpen yang sudah disediakan bersama dengan buku menu tadi.

"Kamu mau apa?"tanya Risa kepada Sekar. Sekar pun menyebutkan menu yang sudah ia pilih, saat Sekar selesai pun maka yang lain juga telah menentukan pilihan mereka. Setelah mencatat semua yang akan mereka pesan, barulah Risa segera menuju ke tempat pesanan mereka diproses.

Para pengunjung harus memberikan kertas yang sudah mereka tuliskan menu pilihan mereka lengkap dengan nomor meja yang telah tersedia di meja masing-masing. Proses pembayaran akan dilakukan saat mereka hendak meninggalkan tempat itu, di mana kasirnya terletak searah dengan jalan keluar, terletak di dekat mereka mengambil buku menu tadi.

"Aku sedikit kaget, ternyata harganya murah banget."ucap Sekar saat Risa sudah kembali.

"Aku juga sering mendengarkan hal itu dari para pendatang baru."jawab Risa yang telah terbiasa mendengar hal itu.

"Kenapa kalian bisa mengatakan hal ini murah?"tanya Risa yang masih tidak mengerti meskipun ia sudah sering mendengarnya.

"Di tempat asal ku, harga makan kita ini baru bisa untuk makan bakso."jawab yang lain, tentu saja ini membuat Risa terkejut, jelas di sini harga bakso lebih murah.

"Kenapa bisa gitu?"tanya Risa yang lain pun menggeleng tidak mengerti.

"Di tempat ku juga udah enggak ada harga lima ratus rupiah,"ucap Sekar lagi.

"Terus kalau kalian mendapatkan kembalian lima ratus rupiah gimana?"tanya Risa yang takjub akan hal itu, ini pertama kalinya ia mendengarkan hal ini.

"Tempat aku juga, kalau kembalian lima ratus palingan dikasih permen."ucap yang lainnya, Sekar setuju karena di daerah asalnya juga seperti itu.

"Benar-benar udah enggak menggunakan uang recehan di sana, uang lima ratusan aja juga jarang banget."ucap Sekar lagi, mereka semua terkejut.

"Wah, kalau aku pergi berlibur ke tempat kalian, sepertinya aku harus membawa uang yang banyak."ucap Risa takjub.

"Biaya hidup di sana memang mahal, tapi UMR di sana juga lumayan gede."jawab Sekar.

"Berarti sebanding, soalnya yang aku tahu UMR di sini kecil banget."ucap yang lainnya.

"Memang di sana, UMR nya berapa?"tanya Risa yang penasaran, di antara mereka berempat memang hanya Risa yang berasal dari pulau Jawa

"Kalo di sini satu koma, di sana udah empat."jawab yang lain,

"Tempat aku juga sekitaran segitu."ucap Sekar yang membuat Risa terkejut. Itu jelas jauh berbeda dari kotanya ini. Mereka terus mengobrol tentang daerah masing-masing hingga pramusaji datang untuk mengantarkan makanan yang telah mereka pesan tadi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login