Download App

Chapter 41: Quadraginta unum

"Calvin kasar banget," batin Niko. Niko masih mandangin jalan raya, dia juga pengen nanya sama Calvin, kenapa tadi pagi Calvin ninggalin niko dan nggak bangunin Niko?

Jemarinya masih ngelus punggung tangan Niko yang tadi di pukul sama Calvin cuma gara-gara nyentuh doang.

"Lo sengaja sakit? Biar gua peduli?!" Suara Calvin membuat Niko kembali noleh tapi, ada yang ngebuatnya bingung. Bingung sama omongan Calvin barusan. Kenapa, Calvin bilang gitu? Apa maksudnya sengaja? Niko nggak pernah ngelakuin hal itu supaya Calvin merhatiin dia.

Niko menggeleng kepalanya pelan," Gak, ayang. Aku nggak sengaja, l-lagian aku nggak sakit," jawab Niko tampak meyakinkan Calvin.

"Iya, tapi lo sengaja nggak makan biar lu sakit. Supaya gue balik lagi perhatian sama lo, iya kan?!" Niko terdiam, Niko tau selama ini dia nggak pernah makan kecuali Calvin yang menyuruhnya. Tapi, Niko nggak pernah sampe mikir kaya gitu.

"Gak ayang,"

"Gak, usah sok lemah, di depan gua. Lu tu cowo bukan cewek, Ngerti!" Niko kaget banget waktu Calvin ngomong kaya gitu. Mungkin, menurut Calvin itu hal biasa tapi, bagi Niko itu kasar dan menyakitkan. Niko cuma ngangguk doang dia nunduk aja dari tadi, Niko pengen nangis tapi udah ke empet sama omongan Calvin.

Terus nggak lama mobil yang di tumpangi mereka berdua berhenti di sebuah warung makan seafood. Niko awalnya bingung pas Calvin berhenti di warung seafood, Calvin keluar dari dalam terus ngebukain pintunya buat Niko.

Niko masih kaya orang bego nggak ngerti apa-apa. Si Calvin ngajakin Niko makan seafood? Apa Calvin nggak tau kalau Niko Elergi sama Seafood. Kayaknya Niko pernah ngomong deh.

"Calvin," panggil Niko, Calvin cuma noleh aja beberapa detik.

"Kita mau ngapain?" tanya Niko.

"Menurut lo? Ya, kali gua ngajak lu ke sini, mau ngajakin lu renang." jawabnya Ketus.

Ya ampun Calvin! Sejak kapan sih omonganya kasar plus nyelekit kaya gini?! Iya Niko juga tau sih tapi kan dia tau kalau Niko itu Elergi sama seafood.

"Iya, Calvin. Tapi, aku—,"

"Gua nggak mau lu sakit, cuma gara-gara gua. Yang ada lu malah ngerepotin. Apalagi, lu tu cuma numpang di apart gua!" Niko kembali terdiam, demi apapun rasanya Niko ingin pergi dari sini. Niko tau dia emang cuma numpang aja, tapi itu semua atas dasar suruhan Calvin kan? Niko jadi mengingat bundanya yang ada di bandung.

Tanpa memperdulikan respon Niko, Calvin langsung nuju om penjualnya untuk menyiapkan beberapa makanan yang Calvin pesan buat Niko.

Mereka udah duduk di meja tunggu, sambil menunggu pesanan datang. Niko cuma diem aja dari tadi, bahkan di antara keduanya nggak ada interaksi satu sama lain. Calvin yang awalnya itu peduli, perhatian, lembut, penyayang sekarang berubah menjadi galak dan nggak peduli sama Niko. Di tambah omongan Calvin yang emang bikin sakit hati.

Beberapa menit kepiting besar sama lobster yang udah tersaji itu di antar kan ke meja nomor 13 tempat Calvin dan Niko. Niko bukan nggak senang tapi dia takut nantinya gatal-gatal gara-gara makan seafood. Niko mengerutkan keningnya dalam waktu ngelihat piring dan nasiny cuma ada satu aja, apa Calvin nggak ikut makan. Niko

Balik natap Calvin yang lagi sibuk main hape.

"Calvin, kamu nggak makan?" tanya Niko.

"Gak!"

"J-jadi aku yang makan semuanya ini?" tanya Niko memastikan. Jujur, Niko nggak bakal sanggup ngabisin semua yang ada di meja makan saat ini.

"Iya."

"Tapi, Calvin. Aku ngg—"

"Tinggal makan aja susah banget! masi syukur gua beliin lu," Secara nggak langsung Calvin sengaja ngehina Niko, Niko tau selama ini dia nggak ngeluarin uang speser pun semenjak tinggal bersama Calvin. Niko mengigit bibir bawahnya kuat, dia mengangguk pelan.

Niko nggak bisa nahan terlalu lama perasaan sesak di dadanya. Kadang tanpa niko sadarin, bulir matanya menetes meski tanpa sepengetahuan Calvin.

Apa, Calvin lupa? kalau Niko nggak bisa makan seafood? Niko menelan salivanya sebelum dia makan semuanya. Nggak ada pilihan lain, pas Niko ngambil daging lobster tangannya gemetar. Tapi, Niko tetap memakannya.

"Calvin, Aku udah kenyang. Aku gak kuat kalau di suruh ngabisin ini semua," kata Niko. Niko terlihat memohon pada Calvin, karena ngerasa nggak sanggup buat ngabisin semuanya itu.

"Habisin," jawab Calvin yang merasa nggak peduli meski Niko udah memohon memakai jurus andalannya.

"Calvin, pliss" suara Niko terdengar parau.

Calvin menarik napas kasarnya, dia beranjak dan beralih duduk di sampingnya Niko. Calvin pura-pura tuli waktu Niko terus memanggilnya, dia ngambil beberapa daging kemudian di suapkan paksa dalam mulut Niko.

Niko yang di suap sama Calvin cuma diem doang. Walaupun udah nolak, Calvin nggak akan dengerin celotehnya.

"Cawlvin uwdah,—" kata Niko di sela mengunyah.

Belum selesai Niko menelan habis, Calvin udah menyuapi dengan nasi baru.

"Calvin," lirih Niko matanya memerah.

"..." Calvin sama sekali nggak menjawab apalagi peduli.

Calvin terus saja menyuapi Niko tanpa mau tau Niko sudah selesai mengunyah atau belum. Sampai akhirnya ngebuat Niko tersedak sampai mengeluarkan air mata, karena itu Calvin berhenti. Dia nyuruh Niko buat minum dulu dan Calvin pergi lebih awal lalu menunggunya di mobil.

"Gimana ini? Bunda bisa marah karena aku makan seafood," batin Niko panik. Tapi, semua makananya udah masuk ke dalam perut Niko.

Soalnya Niko pernah kebanyakan ngonsumsi seafood akhirnya di larikan ke rumah sakit. Semenjak itu, bunda Niko melarang keras untuk nggak makan seafood lagi.

Niko sampe kenyang banget gara-gara di paksa makan sama Calvin. Calvin udah nungguin Niko di dalam mobil, Niko segera nyusul Calvin sambil berjalan pelan. Niko ngebuka pintu, dia ngelihat Calvin yang lagi mengotak-atik ponselnya. Dia langsung duduk kemudian menutup kembali pintu mobilnya, Niko cuma nunduk aja.

Mungkin dampak Alergi dari makan seafood, belum keliatan. Tapi, Niko mulai merasakan panas. Dia nggak berani ngomong sama Calvin. Dia takut Calvin bakal mikir dia bohong.

"Bunda maaf," batin Niko pelan sambil mejamin matanya.

Habis makan, Calvin langsung ngantarin Niko ke kampus lagi.

^^^

Niko menidurkan kepalanya di atas meja, setelah selesai mendapat materi dari dosen pengampu. Niko merasakan sangat pusing kepalanya, badannya panas, dia juga ngerasa gatal-gatal.

Karena nggak kuat buat nahan, Niko beranjak dari duduknya dan pingin langsung pulang.

"Nik," panggil Keyla yang hentiin langkah kakinya.

Niko menoleh, keyla membulat waktu liat badan Niko bentol-bentol plus merah-merah. Bahkan lebih banyak, Niko juga udah berusaha nahan nggak garuk-garuk.

Keyla spontan berdiri dan nyamperin Niko, keyla megang tangan Niko.

"Lo kenapa?" tanya Keyla panik.

Niko menggeleng kepalanya pelan.

"Gak papa key, di gigit nyamuk," jawab Niko bohong. Tapi, jangan harap Keyla percaya.

"Masa, iya di gigit nyamuk sampe gini? Lu makan seafood?" tanya Keyla introgasi. Niko berusaha ngelak lagi tapi langsung di ketaui sama Keyla kalau Niko itu bohong.

"Nik, jujur?"

"Beneran key,"

"Lu nggak bisa bohong sama gua nik. Lu makan seafood kan?!" Akhirnya Niko mengangguk pelan.

"Astag, nik! Lu kan tau kalau lu itu alergi sama makanan laut. Kenapa masih lu makan sih?!" omel Keyla. Soalnya bunda Niko udah nitipin anaknya sama Keyla buat ingatin jangan makan sembarangan kecuali seafood.

"Jangan bilang sama bunda plis," mohon Niko.

"Tapi,—

"Key, plis," Keyla pasrah kemudin mengangguk.

"Makasih key," jawab Niko.

"Iya, tapi habis ini ke rumah sakit! Ini, bisa bahaya banget loh, mana sampe kaya gini," kata Keyla khawatir.

"Iya, key makasih. Habis ini gua ke dokter, maaf, abisnya gua pengen makan seafood," dalihnya malah dapat cubitan kecil dari keyla.

"Dasar! yaudah, yuk pulang," ajak Keyla. Niko melangkahkan kakinya bersama keyla keluar dari dalam kelas.

Mereka berdua lagi berdiri di depan gerbang kampus sambil menunggu jemputan. Katanya, Niko di ajak sama keyla buat bareng pulangnya sama Calvin.

"Nanti, pulang bareng kita aja," ajak Keyla.

Niko bergeming, pulang bareng keyla? Berarti dia bakal ketemu sama Calvin. Akh, Niko nggak sanggup buat nahan cemburunya. Tapi, nggak papa deh Niko pengen cepat pulang.

"Emang boleh?" tanya Niko.

"Boleh dong, emang siapa yang ngelarang?"

"Hehe, kirain," ucap Niko.

Terus nggak menunggu lama akhirnya Calvin datang, Niko lagi nyapin mentalnya buat nahan rasa sakitnya ngelihat Calvin bermesraan dengan keya di depan Niko.

"Maaf, ya lama tadi aku sibuk," kata Calvin sembari memeluk tubuh keyla kemudian mengecup keningnya di hadapan Niko. Serasa dunia milik berdua sampai lupa kalau ada Niko di sana.

"Nggak papa sayang. Oh, iya chat dari aku udah kamu baca?" Keyla mendongak menatap Calvin.

"Chat?" Keyla mengangguk kecil

Eh, iya ngomongin tentang chating, pesan Niko belum ada yang di balas sama sekali dengan Calvin.

"Kamu ada chat aku? Bentar, aku cek." Calvin buka hapenya dan ngeliat beberapa pesan dari Keyla.

[Keyla]

"Niko pulang bareng sama kita"

"Sayang?"

"P"

Calvin baca pesan itu sekilas kemudian balik natap Niko, nggak lama ekspresinya berubah.

"Gimana sayang?" tanya Keyla.

Calvin tersenyum, tanganya beralih memilah setiap helai rambut Keyla.

"Sayang, bukannya aku nolak. Tapi, aku lagi pengen berduaan sama kamu, kamu kan tau kita ketemu tinggal beberapa hari lagi." jawab Calvin dengan suara manjanya lalu sengaja memeluk tubuh keyla membuat hati Niko mendadak panas banget.

"Emangnya Calvin mau kemana?" batin Niko bertanya-tanya.

"Ih, kok gemes. Yaudah, deh" Keyla menoleh ke arah Niko yang sedang menyaksikan adegan mesra di depannya itu.

"Nik, maaf ya. Kita nggak bisa bareng," ucap Keyla ngerasa bersalah, karena awalnya dia emang pengen ngajak Niko pulang bareng tapi sepertinya Calvin memang sengaja biar Niko nggak ikut.

Niko menggeleng kepalanya," gak papa key," jawabnya sambil senyum.

"Terus, lu pulang naik apa?"

"Grab aja," gampangnya. Padahal uangnya lagi nggak ada buat bayar Grab.

"Beneran gak papa nih? Gue jadi nggak enak sama lu," ujarnya.

"Beneran key, udah sono lu pulang! Hehe hati-hati ya," Niko melambaikan tangannya waktu Keyla udah masuk ke dalam mobil.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C41
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login