Download App

Chapter 21: Rumah Mila

Melihat Mila yang sudah turun dari motor miliknya. Cika, Salwa, dan Sinta pun juga ikut turun dari mobil yang di naiki oleh mereka.

Mereka bertiga langsung berjalan ke arah Mila.

"Ini rumah lu?" tanya Sinta sembari menunjuk sebuah rumah yang sederhana.

Mila tidak menjawab pertanyaan Sinta. Dia diam aja. Karena Mila tidak menjawab Cika dan Salwa pun segera berjalan menghampiri rumah itu.

"Udah ih lu kok nanya gitu sih. Ya jelas ini rumahnya. Yaudah ah sekarang masuk," ucap Cika.

"Iyaa nih ayo masuk. Gua udah engga sabar mau makan seafood ini," balas Salwa.

Mila yang melihat Cika dan Salwa yang berjalan mendekati rumah sederhana yang tepat berada di sampingnya pun tersenyum kecil.

"Itu bukan rumah gua. Rumah gua yang itu," ucap Mila sembari menunjuk rumah yang memiliki interior mewah.

"Ih jangan bohong," seru Salwa.

"Ngapain gua bohong," balas Mila dengan santai.

"Terus kenapa turun dari motor?" tanya Cika.

Mila pun tersenyum kecil mendengar pertanyaan Cika. Lalu Mila berjalan menuju ke arah gerbang rumahnya.

"Ya mau buka gerbang ini. Soalnya engga ada bapak satpam yang jaga, jadi gua yang harus buka gerbang ini," balas Mila sembari membuka gerbang rumahnya.

Teman-teman Mila yang melihat kelakuan Mila pun mendengus sebal. Tetapi Cika dan Salwa langsung berjalan ke arah rumah Mila.

Cika dan Salwa yang melihat bangunan rumah Mila pun terpana. Sangat sangat terpana. Namun berbeda dengan Santi karena dia sudah terbiasa melihat bangunan seperti yang ada di hadapannya saat ini.

Mila yang melihat reaksi Cika dan Salwa pun tersenyum kecil. Lalu Mila berjalan menuju ke arah motor.

"Sin. Masukin aja mobilnya," ucap Mila kepada Sinta.

Sinta pun menganggukkan kepalanya, "Siap cantik," balas Sinta.

Mila yang mendengar balasan dari Sinta pun tertawa kecil, "Ih apa sih," seru Mila.

Seruan Mila pun membuat Sinta tertawa kecil. Lalu Singa segera masuk ke dalam mobilnya. Begitupun dengan Mila segera melajukan motornya.

Tin. Tin. Tin.

"Permisi mbak numpang lewat," ucap Mila kepada Cika dan Salwa yang masih berdiri sembari menatap ke arah rumahnya.

Begitupun dengan Sinta yang melajukan mobilnya melewati Cika dan Salwa sembari membuka jendela mobil, "Nanti jangan lupa tutup gerbang ya," seru Sinta sembari tertawa kecil.

Cika dan Salwa yang menyadari kalau mereka berdua di tinggalkan oleh Mila dan Sinta segera mendengus sebal.

"Parah banget kalian ninggalin gua sama Salwa. Emang teman engga tahu diri lu berdua," seru Cika sembari berjalan mendahului Salwa masuk ke dalam rumah Mila.

Salwa pun jadi berjalan di belakang Cika. Tapi ketika Cika sudah berada di dalam gerbang. Cika langsung menatap ke arah Salwa sembari tersenyum manis.

"Jangan lupa tutup gerbangnya ya," ucap Cika.

Setelah mengucapkan itu Cika langsung berlari meninggalkan Salwa yang terkejut dengan kelakuan temannya.

"Emang ya lu juga engga tahu diri Cika," seru Salwa.

Karena Salwa yang berjalan paling akhir. Jadi Salwa pun yang menutup gerbang yang sangat tinggi itu.

Lalu mereka berempat pun segera berjalan masuk ke dalam rumah Mila.

"Kalian langsung ke kamar gua aja. Gua mau ambil minuman dulu di dalam lemari es," ucap Mila.

"Oh iya kamarnya ada di atas sebelah kanan. Nanti ada name tage gitu tulisannya namanya gua," ucap Mila.

Tanpa menunggu jawaban teman-temannya. Mila langsung berjalan menuju dapur. Sedangkan teman-temannya di tinggal begitu saja.

"Ini rumah apa istana. Bagus banget," ucap Cika sembari memandang rumah Mila dengan ekspresi terpesona.

Salwa menganggukkan kepalanya, "Iyaa bagus banget sampe pengen nangis rasanya," balas Salwa.

Sinta yang mendengar percakapan kedua temannya pun menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan jijik.

"Ih norak banget sih. Kaya yang engga pernah lihat rumah kaya gini aja," ucap Sinta.

Cika dan Salwa yang mendengar ucapan Sinta pun langsung menatap ke arah Sinta dengan mengangguk-anggukkan kepalanya malas.

"Iyaa deh iya yang kaya," ucap Cika.

"Iyaa nih kita mah apa atuh cuman butiran debu," balas Salwa sembari menyanyikan lagu dari salah satu artis terkenal.

Sinta pun segera merangkul kedua pundak temannya, "Dih kalian berdua juga kaya engga usah so merendah gitu. Udah ah jangan banyak ngomong mending sekarang kita ke atas makan seafood nya," ucap Sinta.

Cika dam Salwa pun menganggukkan kepalanya, "Betul mending kita makan ini," balas Cika sembari mengangkat kantung plastik yang anda di tangannya.

Lalu mereka bertiga pun segera berjalan mencari dimana letak kamar Mila. Sedangkan di dapur Mila sedang mengambil gelas untuk teman-temannya.

Setelah mengambil gelas. Ternyata di dalam lemari es hanya tersisa satu botol orange jus. Mila pun mengambil orange jus itu.

"Yah tinggal ini aja, yaudah deh nanti gua beli lagi aja," ucap Mila sembari membawa orange jus itu bersama dengan gelas-gelas.

Sesampainya di kamar Mila melihat kalau ketiga temannya sudah terduduk dengan manis sembari menatap ke arah foto masa kecil Mila yang memang terpajang di atas meja nakas.

"Kalian lagi apa?" tanya Mila.

"Lihat foto lu," balas Sinta.

Cika menatap ke arah Mila, "Lu pas kecil cantik banget sih Mil," ucap Cika.

"Iya sekarang juga cantik banget, tapi kenapa harus di sembunyikan muka lu yang bening banget artis Korea?" tanya Salwa sembari menatap ke arah Mila.

Mila pun tersenyum mendengar pertanyaan temannya. Mila lalu menyimpan gelas-gelas dan orange jus yang dia bawa dari dapur.

"Jadi pas gua SMP. Gua engga punya temen yang tulus sama gua. Mereka semua temenan sama gua ya kalau engga karena muka, atau karena gua kaya," ucap Mila sembari membayangkan ketika dia berada di masa SMP.

"Makanya gua mikir kenapa di sekolah ini gua jadi orang yang biasa-biasa aja. Toh kalau biasa-biasa aja jadi banyak orang yang engga akan kenal sama gua."

"Karena kalau gua di kenal sama banyak orang. Gua takut ketemu sama orang-orang yang emang engga baik buat gua."

"Gua gampang banget nangis. Ya tapi kalau sendiri ya. Makanya gua berusaha sembunyikan semuanya supaya gua engga mencolok."

"Kan kalau mencolok pasti banyak banget faktor yang bisa bikin gua kepikiran dan nangis sendiri. Jadi gua minta tolong banget sama kalian. Jadi temen yang baik ya buat gua. Kayanya kalau gua engga ada kalian hidup gua bakal gitu gitu aja," ucap Mila sembari tersenyum kecil.

"Oh iya kalau kalian tanya dimana mamah papah gua? Ya jawabannya tentu aja sibuk. Makanya kalian nginep terus dong di sini."

"Gua selalu sendiri. Bibi belum pulang. Bapak satpam juga belum pulang. Hidup gua kaya merana gitu," ucap Mila sembari tertawa kecil.

Cika, Salwa, Sinta yang mendengar tawa Mila sama sekali tidak merasa ingin ikut tertawa. Meraka bertiga menatap ke arah Mila dengan tatapan yang sulit diartikan.

Salwa pun mendekat ke arah Mila dan langsung memeluk begitupun dnegan Cika dan Sinta yang juga ikut memeluk.

"Kita bertiga pasti akan selalu ada buat lu. Kita juga bakal sering nginep sampai bibi dan pak satpam lu pulang," ucap Salwa.

"Kita juga bakal sembunyikan rahasia lu dari orang lain," ucap Cika.

Mila pun jadi tersenyum kecil mendengar ucapan teman-temannya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login