Download App

Chapter 8: SATU SEKOLAH

Lian memberanikan diri turun dari ranjang dan menghampiri jendela tersebut, namun tiba-tiba..

Tok tok tok... "Mai ada apa.. ?? Buka pintunya.. Mai.. ??" Nuna memanggilnya dari balik pintu.

"Ya tunggu sebentar.. !!" Lian pun mengurungkan niatnya melihat ke jendela.

Kreee eeekkkk...!! Pintu terbuka.

"Kuuanapa Nuunaaaa.. ??" Lian bertanya sambil menguap.

"Hiisss kebiasaan..!! kalo nguap itu ditutup." Nuna menutup hidungnya seraya menggampar lengan Lian.

"Awww..." Lian mengelus lengannya yang tak begitu sakit.

"Kamu yang kenapa.. ?? Tengah Malam begini teriak-teriak."

Lian terkejut, ternyata Nuna juga mendengar teriakannya. "Jangan-jangan dia juga denger aku manggil nama ka Kenza..!!" Batinnya.

"Tidak kenapa-kenapa Nuna.. hanya mimpi buruk..!!"

"Tapi kamu tadi mang...."

"Nuna... Mai ngantuk !! Besok Mai sekolah harus bangun pagi-pagi.." Gadis itu menyela perkataan sang Nuna.

"Apa.. Sekolah.. ?? Tidak .. tidak..!! kamu belum menyelesaikan latihanmu, jadi besok Nuna masih belum izinkan kamu untuk sekolah..!!"

"Nuna.. Cuma tinggal 6 bulan lagi.. Mai harus bisa menyelesaikannya.. udah hampir seminggu Mai tidak masuk, tolong berbaik hatilah."

"Sekali No... Tetap No.. Mai!! Nuna salah karna sudah menyekolahkan mu.. harusnya Nuna langsung memasukkan kamu ke rumah pelatihan..!!" Nuna langsung membalikkan badan Hendak pergi.

"Nuna... Mai mohon.. izinkan Mai menyelesaikan sekolah dulu, Hanya tinggal satu semester lagi .. habis ini Mai janji akan menjadi yang Nuna mau.. !!" Rengeknya. Gadis itu memohon seraya memeluk kaki Nuna, ia begitu memelas hingga hati sang Nuna pun langsung luluh. Airmatanya terus mengalir dari mata yang indah itu, Bola mata yang sempurna dengan hiasan iris yang memukau laksana Berlian ternyata mampu meluluhkan hati siapa pun.

"Baiklah.. Nuna akan izinkan kamu menyelesaikan pendidikan mu tapi ingat.. hanya sampai kamu lulus. Selesai itu.. kamu harus menunjukkan rasa terima kasih mu itu pada Nuna. Dan untuk latihan.. kamu harus tetap menyelesaikannya. Jangan coba-coba kabur.. karna Nuna akan mengirim bodyguard yang akan selalu memantau mu dari luar sekolah. Paham.. ??"

"Baik Nuna .. terimakasih.." Gadis itu masih menangis. Wanita tersebut kemudian melangkah pergi seraya mendorong tubuh Lian dengan kakinya hingga gadis itu pun hampir terjelembab, namun setelah sang Nuna sudah jauh Lian langsung menghapus Airmatanya. Ia tersenyum sinis dan bangkit sambil sesekali merapikan baju dan mengusap wajahnya, sikap gadis itu kembali seperti semula seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

"Dan 6 bulan itu aku harus bisa keluar dari rumah ini..!!" Batinnya dengan senyum sarkasme.

Lian kembali menghampiri jendela kamarnya, ternyata sang Uncle masih berdiri ditempat itu.

"Uncle ngapain disini Hhaa ??" Lian tertawa ketika melihat uncle bodyguard itu berdiri kedinginan.

"Sssttt... !! Lian refleks menutup mulutnya.

"Gadis Bod*h... Ya mau bawa kamu kabur lah.."

"No Uncle..!! untuk saat ini Mai Masih belum bisa..!!"

"Mai yakin.. ??" Laki-laki itu terlihat khawatir.

"Percayalah Uncle.. Mai punya rencana besar. Thanks selama ini sudah mau membantu..!!"

"No problem honey..!! Baiklah... apapun rencanamu itu Uncle akan selalu mensupport, sekarang lanjutkan tidurnya Uncle akan berkeliling lagi." Lian hanya mengangguk, laki-laki itu pun kemudian pergi.

Di Gedung Sekolah Tingkat Menengah Atas...

Sekumpulan Siswi sedang berlari menuju pintu gerbang sekolah, mereka berbondong-bondong menghampiri tempat itu karna hari ini anak dari seorang pengusaha sukses akan pindah disekolah tersebut, Mereka berkumpul mengelilingi jalan tempat kendaraan masuk.

Sementara itu didalam sebuah mobil mewah..

"Papa harap ini sekolah terakhir kamu .. Papa sudah lelah dengan semua masalah yang kamu buat. Jika disekolah ini kamu juga berbuat keributan.. papa akan kirim kamu ke luar negri..!!"

"Pa... Jangan keras-keras dengan Zean, Zean tidak sepenuhnya bersalah. Itu wajar karna Zean masih remaja..!!"

"Mama terus saja bela Zean.. anak kita sudah besar ma, harusnya sudah bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak.. mama terlalu memanjakannya !!"

"Sudah pasti aku akan selalu memanjakannya karna Zean akan mewarisi semua kekayaan mu itu, sayang juga Sampai sekarang aku masih belum bisa mengandung anaknya.. Entah apa yang paman lakukan pada rahimku." Batin Hanin. Sementara Zean masih asyik dengan dunianya, ia menatap luar jendela dengan earphone tetap menempel di kedua telinganya. Namun tanpa sengaja ia melihat seorang siswi mengendarai motor sport dengan kecepatan tinggi melewati mobilnya, roknya yang pendek dan berkibar seakan mengejek Zean tuk segera mengejarnya. Sementara rambut gadis itu tergerai panjang ikal seperti berontak karna helm besar menutupi sebagian darinya.

Zean terlihat antusias mengamati gadis itu, apalagi ketika sampai disebuah lampu merah mobil Zean berhenti tepat di samping motor Gadis tersebut. Menyadari ada seseorang yang menatapnya, gadis itu menoleh kepada Zean dan membuka kaca helmnya dan mengedipkan mata seraya memberi flying kiss. Ketika lampu sudah berubah hijau ia kembali melesatkan laju motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Zean hanya tersenyum malu, ia tidak pernah melihat gadis seCool dan seduktif itu.

"Astaga pa.. liat gadis itu, bahkan dia lebih nakal dari Zean.." Laki-laki itu langsung melotot ke arah sang mama, ia terkejut karna mamanya juga ternyata ikut memperhatikan gadis tersebut. Sedang sang papa hanya menggelengkan kepala.

Sesampainya dihalaman sekolah..

"Zean.. Zean... Haaaa.." Sekelompok siswi yang sudah menunggunya itu langsung berteriak-teriak tatkala Zean keluar dari mobil. Suasana seakan ramai tak terkendali karna banyak siswi yang berdesakan Hendak menghampiri laki-laki itu.

Zean mengamati keadaan sekitar, ia melihat motor yang dikendarai gadis itu ternyata terparkir disekolah ini. "Jadi dia sekolah di sini juga.." batinnya.

Dengan diantar seorang Guru Zean masuk kedalam kelas, sementara kedua orangtuanya masuk keruangan kepala sekolah.

"Tuan tenang saja.. saya akan menjaga reputasi putra tuan dengan baik.."

"Tidak perlu.. Anda tidak harus memanjakan anak saya, jika dia melakukan kesalahan tegur atau hukum saja saya tidak keberatan." Anggara tidak ingin menggunakan kekuasaannya semena-mena.

"Papa..!! Papa apa-apaan siihh.. biarkan kepala sekolah ini melaksanakan tugas dengan semestinya kepada keluarga kita..!!" Hanin meradang mendengar ucapan sang suami.

"Kami permisi.." laki-laki itu bangkit meninggalkan istrinya.

"Pa... Papa.."

"Nyonya tenang saja.. saya akan menepati janji saya.." Kepala sekolah itu meyakinkan.

Hanin hanya menengok sekilas, lalu kembali mengejar sang suami.

"Pa.. tunggu..!!"

BBUUUKKKK !! Seorang gadis terjatuh menabrak tubuh Anggara..

"Maaf nak.. paman tidak sengaja.. Apa ada yang sakit??" Anggara membantu Gadis itu berdiri. Namun ia terkejut ketika menatap mata gadis tersebut..

"Mata ini... Entah kenapa selalu mengingatkan saya kepada seseorang.." batinnya.

"It's Ok paman.. Mai tidak papa..!!" Lian melanjutkan langkahnya.

"Kamu... ?? Sekolah disini juga.. ?? Astaga sekolah macam apa ini menerima murid nakal seperti mu juga.." Hanin mencegat jalan Lian.

"Mama.. apa maksud Mama.. jangan buat keributan disini.." Anggara terlihat malu.

"Papa tidak tahu...?? Ini gadis yang tadi ngebut pake motor sport dan ngasih flying kiss sama Zean.. Lihat saja penampilannya itu sudah seperti L*nte jalanan saja." Hanin melihat penampilan Lian dari ujung kaki sampai ujung rambut dengan tatapan sinis.

"Memang cantik, tapi sayang.." batin Hanin mengejek.

Mendengar ocehan Hanin, Lian hanya tersenyum sarkasme sambil melewatinya dengan sedikit menabrakan bahunya kepada wanita itu.

"Aww..." Pekiknya.

"Lihat pa.. dia tidak sopan sama Mama !!" Hanin merajuk pada sang suami.

"Sudahlah Ma... Makanya Jangan suka merendahkan orang..!!" Anggara berbalik dan meneruskan langkahnya.

"Papa...!!" Wanita itu terlihat kesal dan malu, ia memaki-maki dengan tidak jelas sembari melihat Lian dan sang suami bergantian. Lian kembali menoleh dengan senyum yang mengejek, wanita itu semakin meradang dan mengepalkan tangannya dengan penuh emosi.

"Awas saja... !! Kapan-kapan pasti akan aku balas." Batinnya bergemuruh.

Di dalam ruang kelas..

"Maaf pak Saya terlambat..!!" Lian langsung duduk di mejanya, tanpa memperhatikan bahwa didepan kelas itu Wali kelas sedang mengenalkan murid baru.

"Suruh siapa kamu duduk.. ?? Keluar..!! Karna mulai sekarang kamu bukan Bagian dari kelas ini lagi.."

Lian terkejut, sementara murid baru itu mengernyitkan dahinya melihat Lian.

"Maksud bapak.. ??" Gadis itu tidak mengerti.

"Yah... Karena saat ini tempat kamu sudah Bapak gantikan dengan murid baru ini.."

Gadis itu melotot ia mengamati murid baru itu dengan seksama, namun ia tidak menyadari bahwa ternyata murid baru tersebut adalah Laki-laki yang ia goda pagi tadi. Zean bersedekap tangan ia terlihat menantang Gadis itu, Tatapan mata dan senyum seduktifnya membuat Lian semakin shock dan salah tingkah.

"Kamu pikir hanya kamu saja yang bisa bersikap seperti tadi di jalanan.. ??" Hati Zean merasa puas.

"Sial.. benar juga kata paman, laki-laki yang lebih berpengalaman pasti bisa meluluhkan hati siapa pun.." Makinya dalam hati, Lian langsung membuang muka.

"Sudahlah pak.. bukankah masih ada bangku kosong dibelakang itu, biarkan saja dia tetap di kelas ini.." Zean mengemukakan pendapatnya sedang matanya tidak lepas melihat Lian.

"Tapi tuan muda.. " bisik sang wali kelas.

Zean mengangkat satu tangannya mengisyaratkan wali kelas untuk tidak membantah.

"Baiklah.. silahkan perkenalkan diri Anda..!!"

"Hallo guys.. Saya Zeaneka Adiyaksa.. panggil saja Zean. Terimakasih..!!" Zean membungkukkan sedikit badannya.

"Baiklah Zean silahkan duduk.. kita akan mulai pelajarannya."

Zean melangkahkan kakinya menghampiri Lian di kursi belakang..

"Anda masih punya hutang penjelasan kepada saya.." Bisiknya. Kemudian ia duduk di bangku samping, disebrang sebelah kanan meja gadis itu.

Lian yang terlihat bingung langsung menoleh melihat Zean, ia belum mengerti dengan maksud perkataan laki-laki itu. Sementara Zean masih tersenyum dengan penuh kebanggaan, ia Kemudian ikut menoleh kearah Lian dan melepaskan flying kiss kepada gadis itu. Sontak saja Lian langsung teringat dengan kelakuannya pagi tadi, seketika Ia meluruskan pandangannya kedepan.

"Oohh Sh*tdamn..!! ternyata dia cowok yang ada di dalam mobil itu." Lian terlihat menahan nafas.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login