Download App

Chapter 8: Petunjuk

"Tidak ada yang mengajakmu bicara?" Bram sekali lagi mengajukan pertanyaan.

"Kenapa sih, Kak kok nanya terus?" Adelia asing mulai risih. Ia sebal sekali. Hari ini benar-benar hari yang buruk baginya. Ia memang sejatinya bukan tipikal anak yang rajin, lebih cenderung ke sifat pemberontak. Penyesalan mulai merambat masuk ke dalam hatinya. Ia menyesal mengapa masuk ke dalam tubuh gadis yang ternyata jauh berbeda sifatnya dengan dirinya, membuatnya harus melakukan usaha ekstra agar tetap bisa menjalankan misinya untuk membalas dendam.

"Ya heran aja. Kok bisa, cewek secantik dan semenarik kamu nggak ada yang ngajak ngomong di hari pertamanya masuk sekolah? Sebagai anak baru pula. Aneh banget itu. Sumpah! Kemana perginya para playboy cap sandal jepit?" Bramastyo menjawab santai, mengabaikan tatapan sinis Adelia asing.

"Yaa mana tahu Adel. Lagian siapa juga mau pacaran sama remaja labil kayak mereka... Oggaaah!" Gadis itu memasang wajah jutek sejutek-juteknya. Ia ingin mengakhiri pembicaraan yang nggak ada manfaatnya sama sekali buat dia. Ia sekali lagi menggerutu, kapan aku bisa melakukan aksi balas dendam kalau begini terus situasinya?

-0-

"Kau! Bangunlah...."

Suara asing terdengar di telinga gadis bermata biru yang tengah terlelap. Ia tetap nyenyak dan mengabaikan suara asing yang sudah sejak tadi mengganggu tidurnya.

"Bangunlah! Jika kau ingin terbebas dari Marionette." Sekali lagi suara asing itu mengganggu tidur Audi, dan membuahkan hasil. Audi langsung membuka kedua matanya. Ia terkejut melihat sekelilingnya.

Dimana ini? Audi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Ini bukan kamar yang beberapa hari terakhir ia tempati. Padang rumput yang luas dan awan hitam yang menggantung di langit putih. Sudah senjakah atau hari baru memulai paginya?

Seketika angin dingin berhembus, membuat Audi langsung mendekapkan kedua tangannya ke kedua lengannya. Audi mengernyitkan kedua alisnya. Ia berusaha mengingat nama yang tadi sempat didengarnya. Mari-Marionette? Siapa itu? Ada hubungan apa denganku? Audi berpikir keras tapi tak kunjung menemukan jawabannya.

"Auuuudiiiiiii....."

Bulu kuduk Audi seketika langsung berdiri. Suara itu mengapa terdengar begitu mengerikan? Audi semakin mendekap erat tubuhnya sendiri. Mengapa suasananya menjadi sangat mencekam? Langit putih semakin tertutup oleh awan hitam.

"Lihatlah ke arah barat!" Suara itu memintanya untuk memandang ke arah barat.

Audi mengikuti petunjuk suara itu. Langit yang sebelumnya tertutup awan hitam, terbuka sebagian. Ia melihat seorang gadis yang sedang dihina dan dicaci maki oleh beberapa orang. Lalu tampak seorang pria yang berdiri di belakang orang-orang yang sedang memaki gadis itu. Audi terkejut. Ia merasa mengenal wajah itu. Tapi ia lupa. Pria dengan postur tinggi, hidung mancung dan berkulit putih. Lalu tampak seorang gadis yang berlari kecil menyusul pria tampan yang sedang berdiri di belakang orang-orang itu, yang mengamati gadis malang yang sedang menangis sambil meringkuk, mendekap kedua lututnya.

"Kakak!" Gadis dengan rambut sepanjang bahu dan sedikit ikal itu berteriak memanggil entah siapa, tapi arah gerakannya menuju pria itu. Audi mengikuti dalam diam. Ia merasa seperti sedang melihat film pendek. Gadis itu terlibat percakapan singkat dengan pria itu. Keduanya tampak terlibat percakapan seru. Beberapa menit kemudian, kakak beradik itu mengalihkan pandangan mereka ke arah gadis malang yang kini duduk sendirian.

Gadis berambut ikal berjalan mendekati si gadis malang. Dicoleknya bahu yang sedang bergetar itu. Entah mereka sedang membicarakan apa. Hanya saja penambilan gadis berambut ikal itu cukup menarik perhatian Audi. Ia merasa begitu mengenalnya. Bentuk wajah, hidung dan postur tubuhnya sangat mirip dengan seseorang. Sebagian otaknya berpikir mencari sosok yang sedang ia amati keberadaannya. Kedua mata Audi membola. Tidak mungkin, teriaknya dalam hati sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Apakah kau sudah menemukan sesuatu?" Suara itu kembali menyapa gendang telinganya, membuat Audi kembali mengedarkan pandangannya, berusaha menemukan asal suara itu.

Terdengar suara kekehan. "Kau tidak akan bisa menemukanku."

Audi semakin merasa ngeri. Milik siapa sebenarnya suara asing yang mengerikan itu? Ada urusan apa ia mendatangi dirinya? Ia menangis dalam hati. Apes sekali dirinya harus mengalami hal mistis seperti ini. Bulu kuduknya kembali berdiri, detak jantungnya perlahan namun pasti semakin cepat ritmenya. Kedua tangannya menjadi dingin dan pucat, ketika dirinya teringat sosok yang begitu mirip dengan gadis berambut ikal itu.

"Apakah kau sudah menemukan jawaban atas pertanyaanmu sendri?"

Audi terpaku. Bagaimana mungkin suara mengerikan itu bisa mengetahui apa yang ada dalam pikirannya?

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dia siapa dan aku? Ada hubungan apa denganku? Mengapa aku bisa berada di sini?"

Suara kekehan itu kembali menggema. Audi semakin bingung. Mengapa dirinya bisa terjebak dalam situasi seperti ini?

"Kau ingin tahu jawabannya?" Suara itu kini terdengar berat, seperti sedang berada di dalam kubangan air.

Audi mengangguk cepat. Ia ingin segera lepas dari sosok asing yang kini sedang bersemayam dalam tubuhnya, entah untuk alasan apa.

"Mari kita buat perjanjian." Suara itu tiba-tiba terdengar menjauh, membuat Audi panik seketika. Ini adalah kesempatan untuk mendapatkan cara mengusir sosok asing dalam tubuhnya, jadi suara itu jangan sampai hilang sekarang.

"Heeeeiiiiii!!! Kauuuuuu!Kembaliiiiiiiii!....." teriak Audi sekeras-kerasnya. Ia berlari ke utara mencoba mengejar suara itu. Ia tidak peduli lagi di mana sekarang ia berada. Yang ada di benaknya saat ini hanyalah bagaimana dirinya bisa memperoleh cara untuk bebas dari kekangan sosok asing yang saat ini sedang bersemayam di dalam tubuhnya.

Namun suara berat itu semakin terdengar kecil dan lambat laun menghilang bersamaan suara guntur yang memekakkan telinga. Kaki Audi sudah tidak sanggup lagi untuk berlari hingga akhirnya tubuh rampingnya jatuh terjerembab di antara rumput ilalang yang mengelilinginya. Gadis itu menangis meraung. Kedua tangannya ia pukulkan ke atas tanah berumput di depannya. Hilang sudah petunjuk yang menjadi harapan satu-satunya, untuk mengungkap semua yang sedang ia alami saat ini.

Dirinya tidak tahu sama sekali, mengapa ia bisa bertemu dengan orang-orang bertubuh tegap, pria yang menganggap dirinya sebagai adiknya, yang telah lama pergi dan kini datang kembali. Belum lagi sosok gadis atau perempuan asing yang sekarang menguasai tubuhnya.

Pandangan Audi mendadak menjadi suram, lama kelamaan segala sesuatu yang berada di depannya menjadi gelap. Detik berikutnya, Audi tersentak kaget. Ia langsung bangun dari tidurnya, duduk dengan ekspresi seperti orang linglung. Keringat semakin banyak membasahi keningnya. Ia kembali mengedarkan tatapannya, menyusuri tiap bagian ruangan yang menjadi tempat tidurnya selama ia berada di rumah asing itu.

Sosok asing yang sebelumnya menguasai dirinya entah sedang pergi ke mana, sehingga Audi bisa merasakan kembali tubuhnya dan mulai menggerakkan tubuhnya.

Audi bangkit dari ranjang dan berjalan mengitari kamar itu, mencari sesuatu yang bisa menjawab pertanyaannya. Siapa sebenarnya pria dan gadis yang memiliki paras sama dengan dirinya? Ada peristiwa apa yang terjadi sebelumnya?


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login