Download App

Chapter 10: Kecurigaan Bramastyo

Bram dengan cepat meraih tubuh Audi dan memeluk tubuh itu dengan begitu erat. Kedua mata Audi yang perlahan mulai menutup, tak luput dari penglihatannya. Sebulir air mata jatuh dari sudut mata Audi, membuat Bramastyo mulai mendatangkan sedikit keraguan dalam hatinya. Keraguan tentang keberadaan sang adik yang kini berada di dekatnya.

Bram segera memapah tubuh Audi dan meletakkannya di atas ranjang. Baru saja ia meletakkan kepala Audi, gadis itu tiba-tiba menggeliatkan badannya layaknya seseorang yang sudah terlelap begitu lama.

Tubuh Audi telah kembali dirasuki oleh sosok asing. Kedua mata Audi terbuka, dan sontak menjauhkan tubuhnya dari Bram.

"Apa yang kau lakukan di sini? Mengapa kau menempelkan tubuhmu ke tubuhku?"

Bram sontak terdiam dan memandang Adelia dengan tatapan tidak percaya. Mengapa perangai adiknya begitu cepat berubah? Benarkah gadis itu bukan adik kandungnya? Benarkah ada sosok asing yang tengah memanfaatkan tubuh gadis, yang kebetulan memiliki kemiripan dengan adiknya yang telah lama hilang?

Bram berjalan menjauh dari Adelia, menatap pemandangan di luar jendela kamarnya. Dirinya mulai merasa curiga.

"Kau tadi terjatuh, lalu kakak menggendongmu dan membaringkanmu di atas ranjang itu. Kenapa? Kau takut? Bukankah kau dulu suka sekali memintaku untuk menggendongmu, Adel?" Bram mencoba memancing gadis di depannya itu. Ia tidak lagi menganggap sosok itu sebagai Adelia, adiknya yang telah lama hilang.

Adelia Palsu. Bram mulai menamai sosok di depannya dengan sebutan itu, untuk membedakannya dengan sosok yang dianggapnya asli sebagai Adelia. Ia menjadi penasaran dan terpancing untuk mencari tahu, apa yang sebenarnya sedang ia alami.

Adelia palsu bergeming. Sosok asing dalam tubuh Audi itu, mulai merasa was-was. Ia menatap Bram melalu mata Audi. Kebetulan Bram juga tengah mengawasi dirinya. Mengapa pria ini menatapku begitu aneh? Apakah ia sudah mulai merasa curiga?

"Ada apa sebenarnya denganmu, Adelia? Mengapa kamu sekarang begitu berbeda? Begitu sulit untuk ditebak." Bram semakin tajam menatap Adelia palsu membuat sosok asing dalam tubuh Audi merasa gusar.

"Aku- Aku... Tidak ada yang berubah dengan diriku. Aku Adelia, dan inilah aku. Berada jauh dari kalian dan harus melindungi diriku sendiri, membuatku tidak mudah untuk mudah mempercayai orang lain."

"Termasuk aku? Kakakmu sendiri?" Ada beberapa kalimat Adelia palsu yang berhasil menyentuh hati Bram dan langsung dibenarkan oleh logikanya.

Adelia palsu mengedikkan kedua bahunya."Maafkan aku jika aku sedikit kasar padamu, Kak. Tapi, ini sangat tidak mudah bagiku. Setelah sekian lama jauh dari kalian, dan kini kembali bisa berkumpul bersama lagi, membuat perasaanku campur aduk. Antara bahagia, sedih dan ragu. Benarkah ini keluargaku?"

Bram bergeming. Ia memperhatikan bahasa tubuh Adelia palsu. Tidak ada yang mencurigakan. Semua normal. Bram lantas mendekat kembali ke arah Adelia. Ia lantas mengusap pucuk kepala Audi.

"Kamu sudah aman di sini. Tidak akan ada yang berani mengganggumu lagi. Jika memang ada yang berniat dan sudah mengganggumu, katakan saja pada kakak. Kakak akan dengan cepat membereskannya. Kamu paham dengan ucapan Kakak?"

Adelia palsu mengangguk. Jauh di dalam diri Audi, sosok asing itu menyeringai seram. Aku akan membunuhmu perlahan, dan itu untuk membayar apa yang dulu pernah kau lakukan padaku dan keluargaku.

-0-

Bram membanting sebuah map yang baru saja diberikan Jack padanya. "Mengapa bisa seperti ini?"

Jack menunduk diam. Dirinya sendiri tidak mengetahui isi dokumen yang baru saja ia terima dari petugas keamanan. Dokumen itu langsung ia berikan kepada atasannya tanpa memeriksa isinya terlebih dahulu.

"Kau tidak memeriksa sebelumnya?" Bram menatap tajam Jack.

Bukankah aku dilarang memeriksa sembarang dokumen? Apakah dalam juklak asisten, disebutkan tentang itu? Jack justru mengobrol sendiri dengan dirinya sendiri, mengabaikan tatapan tajam Bram yang menantikan jawaban darinya.

"Apakah kau sudah bosan bekerja menjadi asistenku?" Teguran Bram semakin tajam, membuat nyali Jack menciut seketika.

"Tidak, Tuan Muda. Saya masih betah bekerja di sini."

"Kau tahu, Jack. Ada yang aneh dengan Adelia. Dia seperti bukan Adelia."

Ah, Tuan Muda. Mengapa anda baru sadar sekarang?

Jack hanya diam menyimak, tidak berani menyatakan apa yang baru saja ia ucapkan dalam hati.

"Secara fisik ia tidak berbeda jauh dengan Adelia, tapi mengapa perangainya begitu berubah drastis. Apakah selama ini ia sudah mengalami masa-masa yang sangat sulit?"

Jack tertegun. Apakah mungkin seperti itu? Kerasnya dunia luar yang ia tidak memiliki siapa pun di sampingnya, membuat Nona menjadi begitu kasar dan temperamental? Tapi mengapa Nona terkadang begitu halus, sopan dan lembut sikapnya? Mungkinkah Nona tumbuh menjadi sosok dengan dua kepribadian yang berbeda?

Bram mengamati perubahan ekspresi asistennya. "Apa yang sedang kau pikirkan? Apakah kau sedang mencurigai sesuatu?"

Jack sedikit tersentak, tidak menyangka jika atasannya itu memperhatikan dirinya.

"Tidak ada, Tuan. Mungkin Nona Adelia masih terkejut dan masih dalam tahap menyesuaikan dirinya dengan anda dan keluarga besar. Delapan tahun berada di luar sana sendirian, bisa merubah karakter seseorang menjadi lebih keras dari semula, karena ia harus bisa melakukan semua hal sendiri dan memecahkan masalah sendiri tanpa bantuan siapa pun."

Bram tercenung. "Apa kau tidak menemukan keanehan saat berinteraksi dengan Adelia?"

"Keanehan? Keanehan yang seperti apa yang Tuan maksud?" Jack mengernyitkan keningnya. Apakah atasannya itu juga mengalami hal yang ia alami?

"Adelia yang sekarang, mengapa emosinya begitu cepat berubah? Sangat labil? Apakah saat di luar sana ia pernah mengalami hal-hal yang buruk? Kau tahu, adikku sangat cantik. Aku takut jika Adelia, selama menghilang, ia sudah mengalami pelecehan di luar sana."

Leher Bram tiba-tiba tercekat. Ia tidak sanggup membayangkan hal yang sangat buruk menimpa adik kesayangannya. Jack menelan air liurnya, merasakan hal yang sama dengan atasannya. Ia juga tidak sanggup membayangkan hal buruk yang dimaksudkan Bram.

Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka. Sosok yang sedang mereka bicarakan tiba-tiba datang dan menghampiri Bram dan Jack.

"Apakah aku harus menghabiskan seluruh hidupku untuk belajar di sekolah itu, Kak?" Adelia palsu berjalan mendekat ke arah meja kerja Bram, diikuti dengan tatapan terkejut Jack.

Jack dibuat terkejut dengan penampilan Adelia saat ini. Mengapa berubah drastis? Tadi pagi tidak seperti. Seragam yang menempel di tubuh Adelia, terus saja dibenahi, takut ada yang salah dengan letak seragam itu. Namun sekarang begitu berbeda. Seragam itu tidak lagi tertata rapi seperti tadi pagi. Rambut Adelia pun sudah kusut masai, seperti baru saja selesai berkelahi. Penampilan Adelia siang ini benar-benar membuat syok Bramastyo dan Jack?

Bram semakin terperangah dan tanpa sadar ia mengucapkan sesuatu yang membuat sosok Adelia palsu terkejut.

"Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau menyusup ke dalam tubuh adikku?"

Tubuh Audi mendadak kaku. Sosok asing yang kini sedang bersemayam dalam tubuh Audi terkejut. Apakah kehadirannya sudah diketahui oleh Bramastyo?

"Ap-Apa?"

"Siapa kau sebenarnya?" Bramastyo bangkit dari duduknya. Berjalan mendekati Adelia palsu. "Siapa yang menyuruhmu kemari?"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C10
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login