Download App

Chapter 5: 5- Bersama Gidion

Gidion, dia seorang anak lelaki yang usianya tak beda jauh dengan Max dan Miky, bisa saja kalian sebut jika Gidion seumuran dengan si kembar.

Siapa dia? Ya dia adalah anak dari salah seorang ajudan kepercayaan Marvell, ayah dari si kembar Max dan Miky.

"Baik tuan.." ucap Gidion dengan hormat.

"Baiklah kak.. Aku akan bernagkat.. Jangan nakal oke?! Mom dan Dad akan pulang sore nanti, begitupun aku.." ucal Max dengan senyuman.

"Iya Max.. Miky tak akan nakal kok..ehehe.." Tau tidak? Miky sangatt manis saat ia tersenyum, mata bulatnya yang seolah mampu berbicara lalu sudut bibir manisnya yang indah, dan jangan lupakan semburat rona merah yang selalu menghiasi Miky apalgi saat ia tersenyum. Manis sekali..

Kini Max sudah berangkat menuju kota utara, ya.. Max itu adalah anak paling terlenal di kota imi, tak ada yang tak mengenalnya. Ya.. Bisa kau katakan Max adalah prince charming.

Mari kembali pada Miky, ia termenung namun setelahnya ia tersenyum saat merasakan bola kacanya bergerak ringan menuju taman belakanh.

"Yeayy, miky mau liat tuan koi!!" riangnya, bola itu berjalan ringan dan otomatis, ya sudah kujelaskan, bola itu bergerak atas intruksi Max yang mampu mengendalikan bola itu dengan segala peralatan canggih.

Senyuman tak kunjung pudar walau Miky hanya mampu melihat ikan ikan koi berwarna orange dan merah yang sedang berenang bebas di kolam.

Entahlah.. Bagi Niky bahagia itu sederhana.. Tidak sampai ia merasakan segalanya :)

"Hai tuan koi.. Miky datang..ehehe.."

"Miky mau pegang tuan koi tapi Max memaksa Miky naik bola kaca ini..."

"Jadinya Miky gak bisa pegang kalian.." ucap Miky bercerita seorang diri.

Di taman sekaligus kolam ikan itu banyak sekali ditumbuhi bunga bunga kecil berwarna biru dan ungu. Indah memamg.. Cantik..

Kalian tahu bunga 'Forgot me not' ya.. Itu adalah nama bunganya, bunga kecil yang rindang dan tumbuh di sekitan pohon pohon besar lainya. Walau terkesan tak secantik mawar ataupun peony, namun.. Bunga kecil berwarna biru itu memiliki banyak sekali makna di dalamnya.. Ingin tahu? Seberapa cantik dan bermaknanya bunga itu? Lihatlah sendiri dan bersiaplah jatuh cinta saat itu juga :)

"Wah... Bunganya sedang mekar.. Aish.. Miky ingin memetik satu.. Tapi ini tak bisa dibuka..." miky meraba raba bola kacanya, mustahil untuk keluar. Selain itu tangan Miky yang terlapisi sarung tangan tebal juga sangat mustahil untuk menggengam apalgi membuka pintu di bola kacanya.

"Huh.. Miky mau ambil bunganya satu.." mata Miky sedikit bersedih, ia terus menatap bunga biru kecil yang sangat cantik itu.

Di sana.. Gidion mengamati san mengawasi tuan mudanya, wlau ia seumuran dengan Miky dan Max, tapi ia belum pernah sama sekli bermain bersama mereka, ingat ini mereka masih lima tahun.

"Tuan Miky sepeetinya sangat ingin bunga itu.." gumam Gidion.

Lalu Gidion melihat pada jam  ditanganya, dan mengecek matahari di luar sana.

"Sebentar tak akan jadi maslh kan.. Lagipula tuan Max dan yang lain tk akan tahu.." ucapnya.

Lalu dengan langkah beraninya ia melangkah medekati Miky yang berada di dalam bola kacanya.

"Halo tuan Miky.." sapa Gidion pada Miky,

"Oh? Ah.. Gidion, hai juga.." ucap Miky dengn ramah dan senyumannya.

Gidion terpana, oh ayolah saat ada Max ia tak akan dijinkan untuk menganggkat kepalanya, wajahnya dan bersitatap dengan Mata indah Miky.

Gidion hanyut dalam netra indah itu, lupakanlah fakta tentang perintah Max tadi pagi,

"Eh? Gidion?" panggil Miky pada godion seketika itu pula Gidion tersadar.

"Ah..iya.. Maaf tuan.."

"Gidion.. Jangan panggil Miky tuan.. Panggil Miky ya Miky saja.." ucap Miky.

"Ah..tapi"

"Panggil Miky.. Hanya miky" ucap Miky lucu..manis..imutt.

"Ah..baiklah.."

Lalu Miky tersenyum senang, ini pertama kalianya ada orang lain selain mom dan dan Max yang mau mengajaknya bicara.

Miky senang, sungguh, tapi... Max? :) Lihat saja nanti.

"Apa kau ingin bunga itu Miky?" tanya Gidion pada Miky, ia menunjuk sekumpulan bunga biru kecil di dekat pohon maple.

"Iya.. Miky ingin sekali..tapi ini, bola kacanya tak bisa terbuka.." ucap Miky sedih.

Gudion tersenyum, lalu ia menggambil sebuah remot kecil di sakunya,dan..

'Click'

Seketika bola kaca itu terbuka, Miky tentu saja kaget, bagaimana bida?!"

"Ini... Terbuka?" ucap Miky senang sekaligus tak percaya.

Gidion tersnenyum ramah, ya.. Gidion itu anak yang baik, ramah, pengerrtian dan yang pasti tampan..

"Tapi bagaimana Gidion bisa membuka ini? Kata Max ini hanya bisa terbuka oleh sidik jarinya max..?"

"Ah.. Sebenarnya aku yang membantu paman Joe dalam menciptakan alat ini, aku sedikit tahu dan bisa memodifikasinya walau hanya sesaat.."

"Enghh?" Miky binggung, tentu saja.

Ia tak paham.

"Aku bisa memanipulasi sistemnya tapi tak bisa lama lama, manipulasinya hanya akan brrtahan satu jam Miky.." ucap Gidion.

Miky tersenyum senang, ia melihat keluar, bola kacanya sudah terbuka, ia salat merasakan angin dan hangatnya sinar mentari menerpanya.

"Tapi..apa Max akan tahu?Miky takut Max marah.." ucap Miky.

"Tidak, tuan max tak akan menyadarinya, satu jam kedepan telah aku manipulasi Miky.. Jadi kau bisa keluar dan melihat lihat .." ucap Gidion baik jati.

"Sungguh?"

"Ya.."

"Terima kasih.." ucap Miky dengan rona di wajahnya akibat terkena paparan sinar cerah dari matahari.

Miky mulai menapakan kakinya yang terbalut sepatu rajut, ia merasakan rumput dan tanah untuk pertama kalinya.

Ia gembira, senang bahagis.. Sungguh..

"Miky jalan di rumput.." ucapnya senang lalu sedikit verlari kecil, mencoba mengetes kakinya dan kemudian ia tertawa bahagia layaknya alien yang baru pertama kali mengijak rumput, ia berlari kemudian mendekati bunga boru kecil yang sedari tadi menjadi incaranya.

"Wah..cantiknya.." Miky memetik satu bunga kecil itu dan seketika ia terpesona dengan si biru kecil yanh cantik.

Gidion berjalan di belakang Miky, biar bagaimanapun ia harus menjaga tuan mudanya.

Ya.. Ini pertama kali Gidion menjadi pengawal Miky, pasalnya pengawal Miky yang sebelumnya adalah orang lain, karena satu dan lain hal jadilah Max mengutus Gidion untuk menjaga kakak kembarnya saat ia tak ada.

"Gidion.. " Miky memegang tangn gidion, sungguh sangat kkntras, tangan putih dan kecil miky berhadapan dengan tangan gidion yang berurat, tak beda jauh dengan tangan Max.

"Miky mau bilang terimaksih sebanyak banyakmya.. Gidion baik sekali..ehehe.."

"Ya.. Tentu saja Miky, jadi mulai saat ini kita berteman..?" tawar Gidion dengan senyum ramahnya.

"Teman?"

"Ya.. Teman.. Aku akan menjadi teman Miky.."

"Sungguh?"

"Tentu..."

"Terimaksih Gidion..ehehe.. Miky mau jadi teman Gidion..."

Mulai dari sanalah Miky dan Gidion berteman, tentu saja Max dan yang lain tak mengetahuinya..

Namun saat hari ini berakhir, akankah Max menyadari?

Entahlah, lihat saja bagaimana hubungan mereka, antara Miky , Max dan Gidion. Mungkinkah Max akan membiarkan kakaknya berteman dengan kaki tanganya sendiri? Ataukah sebalikamya? Atau mungkin, Bisa saja Gidion memengaruhi Miky, dan berujung dengan.... Ah.. Sudahlah.. Lihat saja nanti.

Tapi yang pasti.. Max bukanlah orang yang akan berbagi apalagi mengalah...

Ya.. Simpel.. Dia adalah si otoriter, yang kejam.. Lihatlah kelejamanya beberapa saat lagi..:)


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login