Download App
0.8% A CLOWN

Chapter 3: Chapter 3

A Clown

Chapter 3 :

Pukul 11.15. Rapat baru usai, cukup lancar rapat kali ini. Membahas pembangunan yayasan anak yatim dengan pihak ketiga sebagai donatur. Ada beberapa tempat yang direkomendasikan, tapi ada satu tempat yang menyita perhatian Teo.

"Heh! Ngelamun aja," Suara Jane mengagetkan Teo.

Teo sempat terjengkit kaget, tapi tak lama ekspresinya datar lagi setelah melihat senyum manis Jane, sekertarisnya.

"Jane. Menurut lo gimana sama tempat ini?" Tanya Teo sambil memperlihatkan lokasi pembangunan.

"Bagus, tempatnya asri dan udara disana seger, cocok untuk anak anak." Jelas Jane.

Benar. Tempat tersebut terlihat bagus, tapi bagi Teo tempat tersebut menyimpan suatu kenangan. "Ya, bener tempatnya bagus," Kata Teo sambil melangkah.

"Lo hari ini ada waktu?" Tanya Jane.

"Nggak ada, sibuk!" Jawab Teo ketus.

"Malam ini angkatan kita adain reuni," Ucap Kane sambil berjalan di belakang, tiba tiba Teo menghentikan langkahnya.

"Hah reuni?" Tanya Teo seolah kaget.

"Iya, teman angkatan kita ada yang opening Cafe dan yang lain diundang. Jadi sekalian reuni gitu," Jelas Jane.

Teo berhenti sejenak dan berpikir, apakah dia akan datang? Katanya semua anak angkatan diundang dalam acara tersebut, semoga saja.

"Gimana, mau ikut?" Tanya Jane.

"Oke gua ikut, dimana dan jam berapa acaranya?" Sahut Teo.

"Jam 8 malam, nanti gue sharelock tempatnya ya." Jawab Jane sambil melangkah pergi menuju ruangannya, meninggalkan Teo sendiri di lorong.

Bayang bayang kenangan mulai kembali teringat, bagaimana pertemuan itu terjadi. Bagaimana senyumnya mampu meluluhkan diri Teo yang keras kepala. Tapi kenapa? Kenapa dulu dia pergi begitu saja? Sakitnya, tanpa adanya kejelasan pasti.

Sesampainya diruangan kerja, Teo menyenderkan badannya pada kursi. "Haahh.. Apa aku harus datang?" Gumam Teo dalam hati.

Tapi.. Apakah dia sudah siap dengan kenyataan kenyaatan yang akan diterima? Bagaimana jika dia sudah menikah atau menjadi kepunyaan orang lain? Sungguh Teo ingin datang dan melihatnya sekali saja.

Teo mengambil Earphone untuk mendengarkan lagu, secara tidak langsung lagu Jeff Bernat - Changes dimainkan dalam playlist. Sial liriknya Related, senada dengan keadaannya sekarang.

'..I just want you by my side

But do I still have your heart

Do I still cross your mind

Have we grown apart

Should we even try

I still keep your picture frame on the side of my bed

Acting like I'm good but I can no longer pretend

Keeping myself busy trying to find something to do..'

Tak terasa waktu sudah pukul 18.11. Masih ada waktu untuk ke toko buku. Teo meluncur ke toko buku disalah satu sudut kota, tidak memperdulikan cuaca yang akhir akhir ini sedang bersedih.

Teo memang suka membaca buku apapun itu. Dari Komik, Novel, Ensiklopedia, Sejarah, Astronomi, Mitologi dan buku buku lainnya. Menurutnya dengan membaca dapat menambah ilmu, walau sekarang sudah praktis tinggal Search di Google dan tidak perlu pergi mencari tahu ke toko buku. Tapi bagi Teo pergi ke toko buku dan mencari buku adalah suatu kesenangan tersendiri, bahkan Teo bisa seharian full tidak keluar rumah hanya untuk membaca buku di kamarnya.

Sesampainya di toko buku. Teo langsung menyasar ke area Novel. Teo mencari novel yang ditulis oleh Novelis kesukaannya. "Pasti abis lagi nih," Gumam Teo dalam hati, karna memang Novelnya selalu menjadi Bestseller.

Setelah mencari cari akhirnya Teo menemukan buku yang dia inginkan, buku tersebut menceritakan seorang Preman yang menguasai suatu wilayah dengan judul. 'Story of Alex'

Pukul 19.09. Teo keluar dari toko buku dan mengendarai mobil untuk ketempat acara reuni. Dalam perjalanan hati Teo berdebar, bukan karena akan bertemu dengan kawan kawan lama semasa kuliah, tapi yang Teo harapkan adalah bertemu dengan seseorang yang mewarnai harinya dulu.

Setelah hampir satu jam perjalanan karena macet akhirnya Teo tiba ditempat acara. Cafe itu terlihat sederhana dengan adanya bagian Outdoor dan Indoor. Dibagian Outdoor ada beberapa meja, kursi dan panggung. Teo menduga panggung itu adalah tempat untuk nanti Live Acoustic.

Dibagian Indoor tempatnya begitu Minimalis dengan meja, sofa, kursi kayu dan Bar. Ternyata di sini tidak hanya menyediakan Coffee dan makanan, ada juga minuman beralkohol seperti Bir, Wiski, Vodka, Wine, Rum, Tequeila dan beberapa Koktail.

Sebagian orang menyukai minuman keras tapi Teo tidak, menurutnya rasanya pait dan tidak enak. Tapi entah dengan orang lain, mungkin mereka memiliki alasan tersendiri untuk meminumnya. Teo melihat lihat sekeliling berharap menemukan seseorang yang dia cari.

"Teo!" Ucap seseorang memanggil dari kejauhan.

"Wihhh CEO kita, gimana sehatkan lo?" Tanya Joo.

Namanya Jonathan Matius. Biasa dipanggil Joo. Dia adalah salah satu teman satu jurusan yang dekat dengan Teo. Dirinya dan Joo sangat akrab. Mereka saling kenal saat masa Orientasi Kampus. Dimana saat itu dia dan Joo sama sama tidak membawa barang yang disuruh, alhasil mereka berdua saat itu kena hukum.

"Sehat Joo, lo sendiri gimana?" Tanya Teo sekedar basa basi.

"Sehat, si Jane mana? Gak bareng?" Tanya Joo celengak celinguk seperti mencari seseorang.

"Nggak, dia katanya nyusul ada urusan dulu." Jawab Teo.

"Btw anak anak tongkrongan kita kemana ya? Gua liat pada nggak ada, si Lee juga kemana? Biasanya dia nempel sama lo, udah kaya telor burung padahal." Tanya Joo sambil bercanda.

"Bangsat lo mau gua pites hah?" Umpat Teo.

Joo tertawa.

"Si Lee dia ada Meeting sama Client, katanya lagi sibuk. Kalau dia sempat katanya nanti nyusul," Jelas Teo.

"Anjir dia kesambet apa dah? Biasanya juga bolos kerja," Tanya Joo keheranan.

"Gak tahu, gua juga aneh kenapa bisa tiba tiba rajin." Sahut Teo.

"Teo, Joo!"

Seseorang memanggil nama mereka berdua, sntak merekapun menengok ke arah suara tersebut. Ternyata Jane, rupanya wanita cantik itu baru datang.

"Awww sayang ku Jane baru dateng?" Sambut Joo dengan nada bercanda.

"Lama lama gue pukul ya Joo!" Ucap Jane mengangkat kepalan tangannya dan menurunkannya lagi.

"Yaelah becanda, serius amat lo." Jawab Joo ketus.

"Jijik gue sama lo,"

"Iya sama gua juga jijik sama lo joo," Tambah Teo menyetujui perkataan Jane.

"Emang kek Setan kalian, punya temen gini amat." Joo menggerutu kesal.

"Tes ... tes tes!"

"Halo semuanya, selamat malam dan selamat datang di acara Opening Cafe and Bar malam ini. Saya selaku Owner mengucapkan terimakasih bagi kalian yang menyempatkan waktu untuk datang. Silahkan menikmati acara ini!"

Mendengar itu banyak dari mereka berseru sorak, orang orang bertepuk tangan seakan menikmati acara malam ini.

Kamipun lanjut berbincang dengan santai, membahas kejadian kejadian dulu sewaktu masih menjadi mahasiswa. Membahas bisnis, dan hal hal lainnya.

Tak kalah absurd Joo memberitahukan kepada dirinya dan Jane sebuah artikel yang menyebut Adolf Hitler diktaktor Nazi pada masanya adalah orang bekasi.

Joo bersikeras bahwa Adolf Hitler pulang kampung ke bekasi saat Nazi kalah oleh sekutu, Teo dan Jane hanya tertawa mendengar penjelasan Joo. Tiba tiba Lee datang disaat kami sedang mengobrol.

"Kemana aja lo?" Tanya Joo menepuk bahu Lee.

"Sibuk gua, ga kaya lo." Jawab Lee dengan nada bercanda.

"Yehhh.." Cibir Joo.

"Hai Lee!" Sapa Jane.

"Hai Jane. Gimana jadi sekertaris anak ini? Cukup terbebani bukan?" Tanya Lee sambil menepuk pundak Teo, terkekeh renyah.

"Hahha.. Iya Lee, dia banyak maunya." Jelas Jane.

"Lo mau gua potong gaji hah?" Tanya Teo melotot sebal ke arah Jane.

"Bercanda Teo." Jawab Jane menahan tawanya.

Lee dan Joo tertawa dan merekapun lanjut mengobrol dengan asyik, tapi Teo masih mencari seseorang dikeramaian acara tersebut, berharap dia yang Ia harapkan akan datang.

Dan tanpa sengaja dari kejauhan Teo melihat seseorang, ya itu dia wanita berparas cantik dengan rambut panjang berwarna hitam tidak lagi coklat seperti dulu. Hati Teo berdebar kencang melihat sosok itu dari kejauhan.

Pandangan kami bertemu, ya tuhan! dia berjalan kearahnya dan menyapa dengan suara lembut.

"Hai.." Ucapnya sambil melambaikan tangan kearah mereka, tak disangka wanita itu melirik Teo diam diam.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login