Download App

Chapter 10: Ch. 009 - Apakah Aku Mimpi?

Saat Xiao Chen pasrah, tiba-tiba kepalanya memancarkan cahaya, cahaya yang sama persis dengan apa yang dia alami beberapa saat yang lalu.

Semuanya berubah seketika. Xiao Chen masih menutup matanya rapat-rapat, bersiap untuk menghantam dasar lubang. Namun, saat itulah Xiao Chen merasa bahwa kejatuhannya tidak terasa lagi, tergantikan dengan hembusan yang menyegarkan wajahnya.

Perlahan, Xiao Chen membuka matanya dan saat semuanya terungkap, dia mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang sama sekali berbeda. Bahkan, tubuhnya melayang ringan sebelum akhirnya mendarat dengan pelan, alih-alih jatuh dengan kecepatan tinggi, seolah ada energi tertentu yang menyebabkan semuanya terjadi.

Dalam linglungnya, Xiao Chen berkata, "Apa yang sebenarnya terjadi? Seharusnya aku jatuh dengan keras, tapi di sini, sepertinya aku baru saja menyentuh sebuah energi lembut yang tidak terlihat! Apakah aku sedang bermimpi?"

Xiao Chen saat ini berada di sebuah istana yang sangat megah, semua bangunan, interior, dan benda-benda yang tampak luar biasa memenuhi istana ini. Dia melihat segala sesuatu di tempat ini benar-benar menakjubkan, terutama singgasana besar yang melayang, di kanan-kirinya terdapat patung harimau dan naga, serta bendera perang berdarah yang membuatnya semakin terlihat luar biasa.

Dengan hati-hati, Xiao Chen melangkah maju sambil mengamati sekeliling. Hingga dia menemukan sesosok tulang kerangka yang bersandar di dinding di balik singgasana.

Xiao Chen ragu-ragu, tetapi masih mendekatinya karena penasaran. Dia bisa melihat bahwa tulang kerangka ini agak berbeda karena tidak berwarna putih, melainkan berwarna ungu dengan banyak tanda aneh di seluruh permukaan tulang.

"Apakah ini tulang ras iblis dalam legenda?" tanya Xiao Chen sambil mempelajari.

Dia menemukan lebih banyak hal aneh di kerangka tersebut, seperti di dalam tengkoraknya memiliki semacam kristal sembilan warna. Itu tidak besar, mungkin hanya sebesar anggur, dan itu sama sekali tidak terlihat jika seseorang tidak melihatnya melalui rongga mata kerangka itu.

Ada juga simbol aneh di dahi tengkorak itu, yang Xiao Chen tidak mengenalinya. Satu-satunya yang Xiao Chen kenali hanya cincin yang berada di jari kerangka itu. Itu adalah cincin spasial, cincin tempat penyimpanan barang.

Xiao Chen bukan orang yang serakah saat menemukan harta karun, dia justru khawatir kedatangan dirinya di tempat ini akan menimbulkan kekacauan atau bahkan mungkin kehancuran tempat ini.

"Tempat ini benar-benar bukan apa yang terdapat di dalam bumi. Apakah aku jatuh ke dimensi lain? Tapi, bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Xiao Chen sambil menyapu pandang sekitar, mengabaikan kerangka itu.

Namun, dia tidak menemukan pintu keluar sama sekali. Seperti yang terlihat olehnya, tempat ini bisa dikatakan semacam ruang independen yang terpisah dari dunia luar.

Saat Xiao Chen ingin melangkah pergi, berniat mencari pintu keluar untuk kembali, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari dalam kepalanya.

"Ambil dan seraplah!"

Bersamaan dengan munculnya cahaya dari dahinya, suara itu bergema berulang kali di dalam kepala Xiao Chen, sampai membuatnya sakit kepala. Xiao Chen tidak mengerti apa yang terjadi dan apa yang dimaksud oleh suara itu, dia hanya bisa menutup telinganya, bermaksud untuk berusaha tidak mendengarkan suara itu.

Namun, semakin Xiao Chen menolak, suara itu semakin keras dan semakin jelas.

"Apa maksudmu? Siapa kau ini? Apakah kau hantu yang merasuki pikiranku!" Xiao Chen tetap teguh, dan berusaha menolaknya. "Jangan harap membuatku mengambil yang bukan milikku. Aku tidak akan menuruti kemauanmu!"

"Ambil dan seraplah! Mutiara sembilan warna ditakdirkan untukmu," kata suara itu lagi.

"Tidak. Aku bahkan tidak tahu apakah itu aman atau tidak bagiku. Siapa tahu aku akan terbunuh begitu aku memurnikannya. Jangan membohongiku, hantu jahat!" tolak Xiao Chen sambil terus menutup kedua telinganya.

"Ambil dan seraplah sebelum kau menyesal! Tidak ada kesempatan kedua," kata suara itu lagi yang kemudian berhenti. Seolah-olah lenyap dari pikiran Xiao Chen.

"Tidak. Aku tidak mau terjebak olehmu!" pekik Xiao Chen, tapi kali ini tidak ada lagi jawaban.

Pada saat yang sama, mutiara sembilan warna tiba-tiba memancarkan cahaya yang menyinari Xiao Chen. Cahaya ini terasa begitu alami dan menenangkan, bahkan Xiao Chen yang awalnya menolak, merasakan ketertarikan dengan mutiara itu. Seolah mutiara itu memiliki keterikatan pada dirinya.

"Apa ini memang ditakdirkan untukku?" tanya Xiao Chen ragu pada dirinya sendiri. "Tapi, kedatanganku di tempat ini pasti ada alasannya. Apakah benda ini alasannya aku bisa berada di sini?"

Setelah melalui pemikiran yang panjang, Xiao Chen akhirnya memberanikan dirinya untuk mendekati kerangka itu lagi. Dengan gugup, dia mengulurkan tangannya untuk meraih mutiara sembilan warna itu.

"Apapun itu, karena aku sudah berada di sini, aku mungkin akan mengikuti takdir kebetulan ini," gumam Xiao Chen saat mengambil mutiara itu. Anehnya, mutiara itu sepertinya bergerak ke arah tangan Xiao Chen.

Saat mutiara itu diambil, kerangka itu tiba-tiba runtuh berserakan, seperti sesuatu yang menopang keutuhannya selama ini hilang, dan bahkan tulang kerangka itu berubah menjadi putih seperti kerangka pada umumnya.

Xiao Chen memandang mutiara itu lekat-lekat dan tanpa terasa menelan ludah karena terpesona dengan keindahannya, sebelum akhirnya memberanikan diri juga untuk menelannya.

Rasa dingin segera menyebar di tenggorokannya. Xiao Chen langsung merasa seperti baru saja membenamkan diri di mata air yang sejuk. Tanpa menunggu lagi, Xiao Chen langsung bermeditasi. Mencoba memurnikan mutiara sembilan warna tersebut.

Tubuhnya memancarkan sembilan warna yang sama ketika perlahan melayang di udara. Namun, tak berhenti di sana, sigil yang berada di tangannya bersinar, seolah beresonansi dengan energi yang dihasilkan dari mutiara. Sama seperti itu, sigil di dahinya juga bercahaya, namun tidak mengalami perubahan apa-apa. Hanya semakin tampak hidup.

Hingga waktu yang tidak ditentukan berlalu, Xiao Chen membuka matanya, siluet menyenangkan terlukis di wajahnya saat dia bergumam, "Benar-benar luar biasa. Aku tidak menyangka mutiara itu memiliki kekuatan semacam ini."

Xiao Chen dipenuhi dengan kegembiraan saat merasakan di dalam tubuhnya terdapat sembilan gumpalan energi berbeda warna. Meskipun ukurannya sangat kecil, tidak diragukan lagi bahwa itu adalah bintang energi yang mampu menyimpan energi.

Di masa depan, Xiao Chen hanya membutuhkan akumulasi waktu untuk menyerap lebih banyak energi untuk menumbuhkannya. Dengan kata lain, Xiao Chen tidak harus membentuk satu per satu bintang energinya seperti orang lain di setiap terobosan.

Pandangan Xiao Chen juga berubah tegas dan penuh kepercayaan diri. Ketika dia bangkit, perhatiannya tertuju pada cincin spasial yang kini tergeletak, terlepas dari jari kerangka itu.

"Jika mutiara itu milikku, bukankah seharusnya cincin ini juga milikku?" tanya Xiao Chen saat senyum tersungging di wajahnya. "Baiklah. Aku akan membawanya juga."

Karena Xiao Chen belum membangkitkan roh bawaan, untaian jiwanya tidak bisa keluar untuk memeriksa seberapa besar ukuran cincin spasial itu. Tetapi dilihat dari asalnya yang sama dengan mutiara sembilan warna, Xiao Chen yakin pasti cincin itu bukan benda biasa.

Setelah memeriksa istana sekali lagi, Xiao Chen tidak menemukan benda lain yang menarik perhatiannya. Dia kemudian memfokuskan diri untuk mencari pintu keluar. Namun, seberapa keras pun usahanya, dia tidak menemukan pintu keluar sama sekali, bahkan setelah menghabiskan waktu yang begitu lama.

"Apa gunanya mendapatkan ini semua jika aku tidak bisa keluar dari sini? Pada akhirnya, aku mungkin akan menjadi tulang kerangka seperti itu," gumam Xiao Chen merasa frustasi. "Tunggu! Jangan-jangan, aku benar akan mati dan menjadi kerangka seperti itu karena aku mengambil mutiaranya. Itu artinya aku hanya akan menjadi pengganti kerangka itu! Oh tidak. Aku tidak ingin mati di sini!"

Whong!

Saat Xiao Chen benar-benar panik, tiba-tiba istana itu memancarkan energi transparan dan posisi Xiao Chen masih berada di dalam energi itu. Seluruh permukaan istana bercahaya membentuk garis-garis yang saling berhubungan, sepertinya sebuah diagram formasi telah aktif.

Sebelum Xiao Chen bisa memahami apa yang terjadi, tiba-tiba tubuhnya berkedip dan terhempas dengan sangat kuat. Menghilang dari istana itu seolah-olah Xiao Chen tidak pernah ada di sana.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C10
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login