Download App
27.27% Love Adoption

Chapter 3: Adorable Baby

Akhirnya sekarang genap 3 bulan Chimmy ada di pelukan Cara dan Moca tak bisa mencegahnya. Sebenarnya Moca juga sudah jatuh cinta pada Chimmy, cuma ia tak mengatakan sejujurnya.

"Sayang hari ini aku akan mendaftarkan Chim ke sekolah play group. Biar dia bisa bermain dengan anak seusianya. Di mana ya kira-kira sekolah yang baik?" Cara sebenarnya sudah riset sekolah yang palingtepat untuk Chimmy, tapi ia tetap saja membutuhkan pendapatMOca.

"Di sekolah swasta saja dekat sini. Sekolahnya bagus, pendidikannya juga."

"Tadinya aku mau sekolah yang paling mahal di Seoul tapi jaraknya jauh, kasihan kalau harus berangkat terlalu pagi."

"Tak perlu, kan masih balita sekolah itu belum pokok, hanya untuk bersosialisasi. Lagian sekolah itu juga cukup mahal, bukan sekolah sembarangan. Banyak anak pejabat sekolah di sana."

"Okey hari ini aku akan ke sana untuk minta info sekolah. Aku ditemani Ben."

"Baiklah sayang, salam untuk Ben yaa. Ajak makan malam di sini, ia terlalu sering makan malam sendiri aku takut ia gila.. hahha.."

"Asal saja kalau ngomong! Baiklah aku akan masak yang enak. Sudah lama kita tak memakan daging wagyu olahanku kan. Nanti Ben pasti mau."

Ben sahabat mereka berdua yang mereka miliki ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di Korea. Ben keturunan Korea asli yang sekarang sudah lebih seperti orang Indonesia karena kesukaannya akan masakan Indonesia yang kerap di kenalkan oleh Moca dan Cara. Ben masih jomblo dan selalu direpotkan oleh Moca dan Cara. Tapi ia tak pernah mengeluh. Ben juga mulai dekat dengan Chimmy.

Sepulang dari mendaftar sekolah mereka mampir ke toko ice cream, Chimmy senang sekali ia bebas memilih rasa ice cream kesukaannya.

"Chim mau agi!" suara kecil Chimmy masih cadel untuk seusianya.

"Boleh sayang, kalau sudah habis boleh pesan lagi, tapi dimakan sampai habis yaaa.."

"Cara, itu sudah gelas ketiga loh! Gak kebanyakan?" tanya Ben

"Biarlah Ben mungkin ia tak pernah makan ice cream sebanyak ini. Kasihan dulu pasti kehidupannya keras di jalanan."

"Cara..caramendidik seperti itu gak bopleh. Jangan terlalu memanjakan anak nanti ai tidak mandiri dan susah dikontrol."

"Wah sepertinya ada yang siap memiliki anak? Tapi belum kelihatan ya ibunya yangmana? Apa kau menyembunyikannya dari kami?"

"Enggaaaak, aku masih belum punya calon. Tapi aku update terus soal membesarkan anak. Karena anak itu harta yang tak ternilai. Semua keberhasilan atau kegagalan mereka tergantung dari cara kita mendidiknya."

"Kau ada benarnya Ben, aku masih terlalu terbawa perasaan, suka ingat jika dulu Chim tinggal dijalan. Langsung sakit hati ini."

"Perlahan saja. Lama-lama naluri keibuanmu akan terasah."

Cara mengamati Chimmy yang makan dengan lahap dan belepotan. Kesukaannya ice cream coklat.

Sesampai di rumah, Cara merawat Chimmy dengan telaten.

"Ayo kita lunch baby.." panggil Cara.

"Gak mau makan... ibuuu, Chim main taptap..." padahal sudah 30 menit ia meloncat-loncat di karpet permainan dance itu tanpa lelah. Ya padahal scorenya tak bagus sama sekali, tapi Chim semangat sekali bermainnya.

"Tapi harus makan dulu baru main lagi..." Cara tak pernah cape membujuk Chimmy

"Gaaaa maaauuu... Nanti ajah..."

Dengan kesal Cara mencabut ps 5 itu, sebenarnya ia tak setuju ketika Moca membelikannnya, "Sekarang duduk di meja makan!"

"Mmmm... Aaahhh... Chimmy kenyang..." senjatanya membuat muka yang super gemes untuk menaklukan Caramel.

"Tunggu... Ibu ambilkan sosis dulu dan saus keju.." ujar Cara.

Tiba-tiba Chimmy berlari keluar rumah dan loncat di trampolin di halaman belakang...

"Chimmiiie...!! Makan siang duluuu!" teriak Cara tapi tak terdengar. HIngga ia membawa makanan itu keluar dan memaksa Chimmy untuk makan. Tak jarang makanan kembali keluar karena ia meloncat terlalu banyak.

Hari itu hingga malam hari Chimmy bersemangat sekali... Hingga Moca juga kewalahan meladeni Chimmy bermain bola di jalanan setelah main sepeda keliling rumah.

"Ada apa dengan Chimmy.. Sepertinya tenaganya berlebihan?" tanya Moca yang menatap Cara yang kelelahan mengejar Chimmy.

"Coba aku google sebentar... Oh semua ini salahku!!!" teriak Cara. "Ini yang dinamakan Sugar rush atau kelebihan gula yang akan menyebabkan kelebihan tenaga dan susah di kontrol.. Setelah itu pasti akan sangat lelah!" lapor Cara setelah membaca artikel di google.

"Apa yang ia makan tadi siang?" Moca mulai curiga ada sesuatu yang gak beres

"Omg! Tadi siang aku membiarkan ia makan gula yang sangat banyak!! Kami ke toko ice cream." kata Cara menyadari kesalahnnya.

"Chim cape ibu... Gendong Chim ke dalam ..." rengek Chimmy pada Cara. Dan dalam hitungan 30 detik Chimmy tertidur di punggung Cara, dan hari sudah menjelang malam.

"Akhirnya ada off nya juga... Setelah seharian gak berhenti bergerak!!!!" bisik Moca. "Kita harus pelajari lagi soal ini.. Jangan sampai terulang."

"Lihat tuh tidurnya nyenyak banget," seru Cara terharu. Cara mengelus rambut halus Chimmy yang tertidur pulas. "Kasian dia pasti cape...eh..eh..mengapa badannya sedikit hangat ya? Apa ini suhu normal?" sahut Cara bertanya pada Moca.

"Huh? Demam? Coba aku cek? Oh ya sedikit hangat. Trus bagaimana ini apa kita bawa ke IGD?"

"Jangan dulu, kita cari tahu dulu. Kalau semakin panas nanti kita kompres dan kita ukur suhunya!" usul Cara.

"Dengan apa kita mengukur suhu?" tanya Moca.

"Termometerlah...apalagi?"

"Tapi kita gak punya... Kita harus gosend secepatnya dari apotik 24 jam!"

"Baiklah aku akan pesan sekarang!" Dan Moca memesan termometer itu.

"Cara.. mereka tanya.. mau termometer seperti apa? Ada banyak macamnya."

"Beli saja semua jenis, nanti kita cari tahu caranya di Youtube!"

"Okey!"

Dalam 30 menit 4 termometer ada dihadapan mereka.

"Ini untuk digunakan di mulut. Yang ini untuk di ketiak dan di dubur. Yang ini untuk di telinga. Dan ini untuk di dahi," Ujar Cara membacakan kegunaan dari semua termometer itu.

"Ayo gunakan salah satu... Jangan yang dimulut nanti tergigit! Yang di telinga dulu lebih cepat."

"Yaaah... belum beli batrenya!" teriak Cara.

"Ya sudah ini yang di dahi tinggal tempel!"

"Menurut Youtube kurang akurat!"

"Ya ini saja... di letakan di ketiak atau di dubur! Hah?" pekik Moca kaget.

Perlahan mereka menurunkan celana tidur Chimmy dan memasukan ujung termometer itu ke dalam dubur Chimmy.

"Sudah benar kalau ini cara yang paling akurat?" tanya Moca.

"Iya dikatakan di sini ini yang paling akurat!"

"Jangan lakukan ini padaku ya Cara?" Cara hanya melotot sebal pada Moca.

Ini pertama kali mereka merawat bayi yang demam, hanya berbekal pengetahuan yang di baca dari google. Malam itu menjadi malam yang panjang, Moca dan Cara tak tidur sama sekali. Cara sangat khawatir dengan Chimmy dan Moca mengkhawatirkan kekasihnya yang tak tidur sama sekali. Tangannya menyentuh kulit Chimmy semalaman. Cara memastikan suhu badan Chim tak lagi naik. Akhirnya mereka bisa melewati malam ini dengan aman. Perlahan demamnya turun. Dan mereka bisa bernafas lega.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login