Download App

Chapter 2: Bittersweet, Nightshade dan Rudbeckia

Sihir hitam memang sudah tidak digunakan lagi oleh para penyihir saat ini, seluruh benda pusaka dan juga buku-bukunya sudah diamankan oleh kaum Glog's (Kaum para penjaga). Yang seharusnya itu menjadi aman saat ini. 'Seharusnya' karena pada kenyataannya, saat ini Glog's sendiri lah yang terperdaya oleh nafsu sehingga mereka dengan beraninya menggunakan ilmu black magic demi sebuah niat yang tidak diketahui kebenarannya oleh siapapun.

Glog's dalam jumlah banyak menyerang satu persatu kaum untuk kemudian mereka binasakan atau mereka mantrai, seperti seseorang yang sudah buta dan tidak lagi dapat melihat mana yang benar dan mana yang salah. Yang membuat sang jaksa pun geram hingga memerintahkan Heal untuk membinasakan kaum tersebut.

Heal adalah penyihir yang kuat, namun ia tetap tidak bisa menembus barrier milik Glog's, dan begitu pula dengan Wit. Mereka cukup kesulitan untuk menembus barrier dan wilayah Glog's, karena barrier milik mereka tidak bisa dianggap main-main, yang pada akhirnya sang Jaksa pun memutuskan untuk menghilang sementara waktu dan mencari cara agar setidaknya seseorang bisa membantu Kaum Heal untuk menghentikan kegilaan dari kaum Glog's.

"Saya memutuskan untuk pergi mencari sesuatu yang bisa kalian gunakan untuk menghentikan mereka, dan sementara waktu ini … bertahanlah hingga saya kembali." itulah pesan yang diucapkan Sang Jaksa sebelum akhirnya ia menghilang dibawa oleh kelopak bunga bittersweet, Nightshade dan juga rudbeckia. Meninggalkan mereka-mereka yang dipaksa harus bertahan untuk tetap hidup di Amideth. Semenjak saat itu, kebun bittersweet, nightshade dan rudbeckia tidak pernah lagi tumbuh. Mereka menjadi Padang gersang yang tidak akan pernah bisa ditumbuhi oleh satu pun bunga dan pepohonan.

...

Untuk satu setengah abad lamanya, kerusakan dilakukan oleh kaum Glog's. Pemulihan serta usaha untuk menahan kaum tersebut pun selalu di lakukan oleh kaum Heal dan Wit. Yang pada akhirnya dari ratusan kaum, kini terbagi menjadi dua. Antara si netral dan si pengikut. Mereka yang netral adalah mereka yang berani untuk melawan kaum Glog's meski mereka tahu jika mereka akan mati, sedangkan kaum pengikut adalah mereka yang takut dengan sihir hitam yang digunakan oleh kaum tersebut.

Carl, adalah seorang lelaki berusia dua puluh tiga tahun yang ditunjuk langsung oleh sang pemimpin dari kaumnya untuk menggantikan dirinya dalam kepemimpinan, dan kaum tersebut ialah Kaum Heal. Ia ditunjuk bukan secara sembarang, para peramal putih mengatakan bahwa dirinya dan keturunannya akan mampu untuk membinasakan kaum Glog's yang pada akhirnya kaum Heal pun mempercayai ramalan itu. Siang itu, Carl tengah berjalan di padang yang gersang bersama dengan para peri hutan, mereka tengah berjalan untuk memantau jika-jika ada satu benih dari bunga yang diharapkan tumbuh di dalam padang yang gersang itu, yang katanya jika bunga-bunga bermekaran di pandang gersang tersebut, maka sang Jaksa yang di nanti akan datang. Meski, Carl tidak mempercayai ucapan dari leluhurnya karena terbukti bahwa Padang itu selalu gersang.

"Apakah bunga-bunga itu akan tumbuh lagi dan memenuhi Padang ini, seperti yang diceritakan oleh para petuah kepada kita, Ats??" Carl bertanya kepada Ats, peri kecil yang melayang dengan sayap transparannya itu kini menolehkan pandangannya kepada Carl yang kemudian peri kecil itu menganggukkan kepalanya, ia melayang ke samping Carl setelah sebelumnya posisi peri itu melayang cukup jauh dari lelaki bertubuh tegap, berkulit putih, iris mata yang biru dan rambut panjang putihnya yang ia ikat ke belakang seperti kuncir bawah. Pandangan Ats kini menatap Carl, ia juga tidak lupa memiringkan kepalanya sedikit ke samping untuk memberikan kesan jika ia tidak mengerti dengan Carl, yang membuatnya seolah bertanya kepada dirinya sendiri tentang 'Apakah Carl tidak mempercayai hal itu?' yang pada akhirnya pertanyaan itu lah yang dilemparkan oleh Ats kepada Carl dengan sebuah kalimat tanya,

"Aku mempercayainya, apakah kau tidak mempercayainya, Carl??" jawaban dan pertanyaan itu lah yang diberikan oleh Ats kepada Carl, yang kini membuat Carl terkekeh setelah merasa bahwa peri kecil yang satu ini selalu saja bisa memutar balikkan keadaan dan berakhir dengan menyudutkan dirinya, tidak hanya dalam hal ini, namun Ats selalu bisa melakukannya dalam berbagai hal dan berbagai situasi, yang tentu saja membuat Carl menjadi sangat menyukai peri tersebut.

"Entahlah, aku ingin mempercayainya … namun karena mereka tidak kunjung bermekaran, aku jadi meragukan cerita itu." Jelas Carl apa adanya, dan hal itu pun membuat Ats tidak bisa melakukan apa pun, ia tidak bisa meyakinkan Carl karena dirinya pun belum pernah bertemu dengan sang jaksa sebelumnya, meski pun pandangan mereka terhadap legenda itu saling bertolak belakang pada akhirnya, namun Ats tidak menyalahkan Carl, karena ia tahu jika hal itu bisa saja terjadi. Bahkan tidak hanya kepada mereka berdua, namun juga seluruh kaum yang pernah mendengar kisah mengenai sang jaksa tersebut.

Karena tidak bisa menjelaskannya, Ats hanya bisa mendenguskan napasnya kemudian berucap, "Aku yakin cepat atau lambat dia akan datang!" itulah kata yang bisa di lontarkan oleh Ats yang membuat Carl terkekeh mendengarnya, seolah ia meragukan namun ia juga tidak menyalahkan, ia hanya menganggukkan kepalanya untuk menghormati keyakinan dari sang peri. Carl menghargai kepercayaan dari Ats yang terlihat sangat kokoh mengenai legenda sang jaksa. Karena setahu Carl tidak banyak peri tanaman yang ia temui yang memiliki pendirian mantap seperti Ats. Hanya Ats lah satu-satunya yang seperti itu.

"Ayo! Aku rasa kita sudah menghintari seluruh padang gersang ini, saatnya bagi kita untuk kembali!" Carls mengajak Ats untuk pergi kembali menuju wilayah mereka, setelah merasa jika keduanya sudha menghintari seluruh padang tersebut. Mendengar Carl mengajaknya kembali, membuat Ats menganggukkan kepalanya dan mereka pun berbalik dari padang itu untuk pulang, namun di saat yang bersamaan, ketika mereka hendak pergi dari padang gersang itu, sebuah angin pun menerpa mereka dengan cukup kencang sehingga keduanya terdorong ke depan dan membuat mereka terkejut.

WUSH!!

"OH!" pekik Ats, dan hal itu membuat mereka menolehkan pandangan mereka ke arah belakang, karena angin itu datangnya dari sana. Angin yang berembus kala itu masih berembus, namun ada yang berbeda dari angin yang berembus saat ini, karena mereka datang membawa banyak sekali kelopak bunga warna biru dan putih yang sangat amat mereka kenali. Bittersweet, Nightshade dan Rudbeckia. Yang kemudian seluruh kelopak bunga itu berhamburan di sekitaran padang gersang yang dari kelopak-kelopak itu lah tumbuh ketiga jenis bunga indah dan mendominasi padang gersang tersebut.

Ats maupun Carl, keduanya terdiam menatap ke arah pusaran angin yang berembus di tengah padang gersang yang kini telah berubah menjadi padang bunga yang cantik nan indah. Mereka tidak sedikit pun bergerak, mereka membeku dan terpaku di atas pijakan mereka, dan bahkan ketika keduanya melihat seorang lelaki berpakaian aneh seperti sarung tangan panjang berwarna putih yang ia kenakan, sebuah topi top hat yang terpasang di kepalanya dan menutupi rambut dan dahinya, jas hitam yang panjang hingga bagian paha dari kakinya, serta celana hitam dan juga pantofel berwarna hitam yang melengkapi gaya busananya itu kini melangkah keluar dari balik pusaran angin yang kemudian menghilang secara tiba-tiba.

...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login