Download App
66.66% alvin anggara

Chapter 2: sang pangeran dari dunia lain

menuju dunia lain

aku membenci keadaan ku, terkadang aku mengutuk diri ku sendiri

ahhhh mengapa ini terjadi dalam hidup ku, pengkhianatan, perselingkuhan, mengapa begitu sangat menyakitkan kan

terlintas dalam pikiran ku untuk mengakhiri hidup ini,

"kenapa harus sesakit ini tuhan..."

ohhhh aku mengingat mu tuhan...setelah sekian lama aku tak pernah mengingat mu.

hubungan yang ku jalani selama hampir 5 tahun. dengan setia, dengan penuh pengorbanan waktu,dan biaya.....

"ahhhh kau memang wanita jalang, kau memang keparat"

arggghhhh perasaan ingin teriak memaki...

"kenapa....kenapa....sesakit ini..."

"apakah aku harus mati, apakah aku harus membunuh diri ku sendiri"

"bila aku mati apakah sakit ini akan berakhir, bila aku mati kemana aku pergi....ke neraka kah atau..."

"ahhhh.."

kau memang wanita sial...

kau memang keparat.

kau memang bajingan

percuma menyakiti diri sendiri

percuma menyakiti perasaan ku

wanita bodoh sialan itu takan pernah tau bahkan takan pernah peduli

"aku lah yang bodoh, menghabiskan waktu ku yang begitu lama hanya untuk melayani mu"

aku sama sekali tak menyangka aku di campakan di depan selingkuhan mu, atau kah aku sebagai selingkuhan mu?

aku...yang mempercayai mu selama ini, mencintai mu namun di balas dengan pengkhiantan.

"khaahhhh" ku hembuskan nafas ku dengan berat

aku berjalan bagai orang bodoh menuju mobil ku.

di luar tanpa hujan deras, namun tetap ku lalui. dengan perlahan, mobil pun berjalan tampak merayap. tak jauh di depan ku, ada lampu merah, mobil bejejer rapi menunggu lampu hijau, di samping kanan ku terlihat motor berjalan di antara sela sela mobil. kalau ku hitung ada sekitar 7 mobil di depan ku. itu hanya perkiraan ku, karena pikiran sedang kosong

selang tak berapa lama

"jelegarrr...."

benturan benda keras terdengar di belakang ku, di tengah guyuran hujan, hanya hitungan sepersekian detik mobil ku pun ikut terseret. dan menabrak mobil di depan ku. kepala ku membentur stir, kaca mobil ku hancur berantakan, tubuh ku terhempas ke kanan ke kiri ada sesuatu mendorong tubuh ku dengan sangat kuat, terasa pedih terasa sakit yang sangat, aku tak tau apa yang terjadi, namun pikiran ku berkata ada yang menghantam mobil ku dengan sangat keras, darah mengucur dari kepala ku, kantung udara tak banyak membantu menyelamatkan aku karena begitu keras nya benturan dari sisi belakang dan samping kanan ku, sehingga mobil ku pun menghantam pembatas jalan, dan masuk kesisi jalan lain sehingga mobil ku pun di hantam dari mobil berlawanan arah. dan terbalik dengan posisi roda ke atas

aku tak bisa keluar dari mobil, tubuh ku terjepit kaki ku pun tak bisa ku gerakan, mungkin kah patah, terasa sangat sakit di semua bagian tubuh, kaki, tangan dan kepala ku. tercium bau amis dari darah ku sendiri, dengan posisi kepala ku kebawah semakin membuat ku kesulitan bernafas karena darah ikut masuk ke lubang hidung ku, aku mencoba mengerakan tangan ku, mendorong tubuh ku, namun rasa sakit membuat ku hanya bisa pasrah

kesadaran ku pun mulai samar tapi aku masih sempat mendengar teriakan kesakitan dari yang lain, berapa orang mencoba membantu diri ku untuk keluar dari dalam mobil,

"ahhhh apakah aku akan mati, yach aku harap aku akan mati"

bila aku mati rasa sakit di tubuh ku rasa sakit di hati ku tidak akan pernah kurasakan lagi.

ini lah waktu ku berakhir disini

gelap...gelappp....gelap..

gelap...perlahan aku mulai sadar, aku masih merasakan sakit, di tubuh ku juga di hati ku.

ahhh kenapa aku masih hidup, di tengah kecelakaan yang ku alami separah ini kenapa juga aku tidak mati...

aku masih menatap diri ku dengan samar.

"tuhan kenapa kau tak mencabut nyawa ku dengan rasa sakit di sekujur tubuh dan hatiku kenapa kau biar kan aku masih merasakan semua ini"

aku mencoba mengerakan tubuh ku, terasa basah terasa dingin

tubuh ku mengigil kedinginan, hujan deras membasahi kepala dan tubuh ku. terasa pedih terdapat berapa luka di di kaki dan tangan ku, darah seger keluar dari pelipis kiri ku.

"ahh ia aku barusan kecelakaan mobil tadi"

suasana ini terasa sangat aneh namun aku belum bisa berpikir sepenuh nya, rerumputan, pepohonan, dan tanah yang basah karena air hujan. dengan kepala yang masih sakit, aku mencoba berdiri, tubuh ku sedikit goyang linglung namun ada sesosok tubuh memeluk ku, bukan mengendong ku lebih tepat nya, membawa ku lari melintasi gelap nya malam. aku sempat ingin teriak karena terkejut namun

"uppsss..." mulut ku ditutup dengan tangannya.

aku tidak bisa merontak karena tubuh ku terlalu lemah, menahan rasa sakit membuat tenaga ku serasa habis, namun hati ku berkata

begitu ringan kah tubuh ku di bawa lari oleh seseorang, ahh apa yang di bawa nya ruh sehingga ringan seperti angin.

entah berapa lama, akhir sampai di suatu tempat,

"cepat obati yang mulia"..aku tidak sangup berpikir, hanya pasrah.

aku di baringkan di tanah pakai ku di buka, sebuah kain besar dan lebar, ini lebih tipis dari selimut. menutupi tubuh ku rasa dingin sedikit berkurang. sebuah kata kata, mungkin doa.. di ucap kan oleh mereka. tak selang berappa lama ada perasaan sangat menenangkan di hati ku. perasaan hangat di tubuh ku dan rasa sakit mulai hilang berganti dengan rasa lelah, rasa kantuk mulai ku rasakan akhirnya aku pun tertidur.

entah berapa lama aku tertidur

saat terbangun aku mencoba duduk, sesorang menghampiri ku dan berkata

"yang mulia.. bagaimana keadaan yang mulia"

ku tatap wajah nya

dia sangat asing bagi ku, begitu juga dengan cara berpakaian nya, ku lihat di sekitar ku

"gua...khahh gua..aku bukan bukan di rumah sakit" saat itu aku mulai berpikir

" dia tadi memangil ku yang mulia"

ada berapa orang dengan pakaian sama dengan yang menegur ku, mereka menatap ku dengan cemas, aku masih bingung dengan keadaan ku,

ku lihat sekujur tubuh ku, tak ada luka maupun bekas nya,ku raba pelipis ku tak ada luka apa lagi rasa sakit, sehingga aku diam sambil menatap sekitar ku

"ini di mana, apakah ini surga atau kah ini neraka..mereka ini siapa" terlintas dalam pikiran ku saat kebingungan ku belum terjawab.

"yang mulia anda baik-baik saja kah"

seseorang berpakaian prajurit di hadapan ku tadi kembali bertanya.

tiba-tiba aku merasakan kepala sangat sakit, ku pengang kepala dengan ke dua tangan ku sambil merunduk

"arrgghhhh..ahhhh"teriakan keluar dari mulut ku...

"yang mulia..." seseorang memeluk ku serta membacakan doa, bahasa yang sangat aneh namun dapat ku mengerti

perut ku terasa mual, perasaan ingin muntah begitu cukup kuat terasa

"uekkk..ueggg...uekkkk" isi lambung ku keluar yang semua nya adalah air

dengan tetap merunduk ada sesuatu ingatan yang tak tau aku ingatan siapa namun sangat jelas bagaikan sebuah memori yang terus berputar putar di otak ku, apa ini yang ada dalam ingatan ku, siapa aku ini, ku amati tubuh ku

ku lihat tangan dan kaki ku, apa yang terjadi dengan, aku belum mengerti.

"khaaahhh...ini tangan dan kaki anak usia 7tahun" ya dalam memori ingatan ku, aku masih berusia 7tahun. dalam ingatan ku pula

aku adalah seorang pangeran dari kerajaan antagawa sebuah kerajaan besar yang menguasai berapa klan di bawah nya

aku ingat yang di depan ku adalah pengawal pribadi ku yang ku taksir usia nya sekitar 23tahun

yang bernama sino.

dengan tetap merunduk aku mulai berpikir kok bisa aku ada disini, ini yang tak pernah aku mengerti, hati ku makin kacau, aku diam sesaat

ku tarik nafas dalam dalam, aku mencoba menenangkan hati ku, ku tatap langit langit gua

"khhaaahhhh...." ku lepas kan nafas ku dengan keras ada perasaan ingin teriak ingin menangis, ada perasaan kecewa dalam hati ku.

"ohhhh tuhan permainan apa ini lagi ini..belum cukup kah kau mempermainkan aku dulu"

"khaaahhhh....." aku lepas kan kembali nafas ku. ku pejamkan mata ku, apa yang harus aku laku kan. diam sesaat, terasa hening

ini lah yang pertama ku lakukan mengetahui aku di mana.

"kita di mana..."ku tatap wajah sino

"kita saat ini ada di hutan suci gloses"

hutan ini ada di selatan kerajaan

ku lihat di sekitar ku ada sekitar 10 prajurit, tidak, itu lebih aku bisa melihat samar - samar di luar gua masih ada beberapa prajurit yang berjaga. aku ingat yang mengawal ku lebih dari 20 orang

"bagai mana dengan yang lain" kata ku pelan

sino berkata sambil menunduk

"ada berapa prajurit yang terluka namun sudah dapat di atasi"

aku mencoba menenangkan hati ku sebisa mungkin.

memimpin mereka bukan lah perkara yang sulit bagi ku, dulu jabatan ku adalah GM dari sebuah perusahaan besar bidang properti, di mana aku pria berusia 34 tahun masih sangat muda namun jenius dan masalah uang bukanlah hal yang perlu ku khawatirkan tapi dalam percintaan.....

ahhhh...aku adalah pria yang gagal!!!!

"apa yang terjadi..." kata ku selanjutnya

"kita di serang perampok yang menguasai jalur ini"

perampok nya dalam pikiran ku

aku berdiri, karena aku mengingat sesuatu tentang kejadian ini.

yach kami di serang oleh sekelompok perampok,

serangan yang tiba-tiba menghancurkan formasi kami,

akhir nya kereta kuda yang membawa ku di hantam Palu raksasa, bukan...itu bukan Palu itu adalah bola besi di gantung dengan rantai setelah menghancurkan kereta bola itu pun ikut menghantam ku, dan menghantam dinding sisi kiri ku hingga aku pun terpental keluar dari kereta dan menghantam pohon ranting, dan berakhir dengan menghantam batu pingir sungai dan selanjut nya aku tak mengingat nya

sempet terpikir oleh ku sesungguhnya pemilik tubuh ini telah mati dalam serangan dadakan itu,

namun entah kenapa aku bisa disini, mungkin ada rahasia yang dapat menjawab dari semua permainan ini.

aku diam dan ini hanya akan menjadi rahasia ku.

melalui tubuh ini juga aku dapat mengingat semua yang dia alamin

ini bukan lah di bumi, di dunia ini sihir dan pedang adalah cara untuk bertahan hidup.

tubuh ini pun bisa mengeluarkan sihir, namun untuk saat ini aku belum ingin untuk mencobanya

saat pagi hari, rombongan ku siap akan meningal kan gua.

tak banyak persiapan yang kami siap kan pembekalan kami begitu juga tenda ada dalam kereta. dan kereta serta kuda nya hilang entah di mana,

jalan satu-satunya adalah berburu, dalam hutan suci ini untuk kami bertahan hidup, namun kami harus tetap berkelompok., itu kata sino. namun terlebih dahulu kami menelusuri area pertempura, sambil berharap menemukan sisa sisa bekal yang bisa kami gunakan nanti, dan ternyata kami menemukan 3 kereta salah satu nya telah hancur itu lah kereta yang membawa ku dan 2 lagi hanya rusak di berapa sisi dan masih bisa di perbaiki. ada sekitar 10 ekor kuda di sekitar kereta, bekal kami pun masih tampak utuh hanya basah oleh air hujan. ini tanpa aneh bagi ku. bila ini perampokan kenapa kereta pembekalan dan kuda tidak turut di ambil. aku rasa, ini adalah percobaan pembunuhan diri ku. berapa prajurit mengambil sisa bekal dan berapa ekor kudal yang ada, sambil memperbaiki berapa bagian yang rusak akibat pertempuran maupun akibat hujan.

sambil berpikir akan ke curigaan ku, aku melatih diri ku

aku mempratekan sihir dari ingatan sang pangeran.

aku mencoba konsentrasi penuh menciptakan air di telapak tangan ku, air pun muncul, saat ku coba tembakan air pun melesat menghantam pepohonan, tak ada kerusakan apa pun karena air yang ku buat sangatlah sedikit.

ku ciptakan lagi air tetapi dengan posisi berbeda di awal tadi, ini dengan posisi siap tembak, namun sebelumnya aku memcoba membekukan air nya.

terasa sangat dingin di tangan ku, akhirnya air nya pun membeku, saat itu pula ku tembakan es di tangan ku. setiap kali ku keluarkan sihir setiap itu pula ku rasakan aku sedikit mengalami kelelahan diam sesaat sambil berpikir sejenak.

segera ku tarik nafas dalam dalam aku kembali konsentrasi kan dengan membayangkan api, tiba tiba api muncul di tangan ku, terasa panas di telapak tangan ku, aku mencoba bertahan lalu aku posisi kan diri siap tembak dan api pun melesat menghantam pohon

"duarr..." terdengar suara ledakan ada bekas tampak kebakaran di pohon yang terkena api ku.

para prajurit yang mendengarkan nya langsung mengambil posisi siaga, namun segera ku tenangkan, aku sedikit terkejut kenapa api ada suara ledakan, ahh mungkin karena posisi air tadi sedikit, dan es nya juga kecil sehingga tidak menimbulkan suara.

setelah selesai memperbaiki kerusakan, kami pun melanjutkan perjalanan,setelah menempuh perjalanan cukup panjang kami pun istirahat sambil mengistirhatkan kuda kami

saat istirahat para prajurit menatap ku dengan sedikit menunduk, dengan pandangan aneh,

sino pun menghampiri ku

"yang mulia, apakah anda baik-baik saja"

"ya aku cukup baik, kau tak usah mengkhawatirkan ku" kata ku

aku tak tau apa yang mereka pikir kan, namun saat kami di serang oleh siluman berkepala singga yang cukup besar aku turut ikut bertempur sambil mempraktekan ilmu pedang dan sihir ku. berpedang ku sedikit kaku, dan saat aku membantu dengan sihir itu lebih efektif sehingga aku lebih banyak memakai sihir, dan pedang pun ku sarungkan kembali. itu ternyata membuat mereka lebih semangat lagi untuk bertarung. pertempuran itu tidak berlangsung lama, akhir nya monster itu berhasil kami kalahkan para prajurit pun tidak ada yang mengalami luka fatal.

tak terasa kami pun sampai di ibu kota, segera aku menuju ke gerbang istana para penjaga menahan kami sempat adu debat antara sino dengan para penjaga

padahal di depan gerbang masuk kota kami sama sekali tidak mengalami kesulitan,

aku pun turun dari kereta ku menunjukan cincin di jari ku sebagai lambang putra mahkota

setelah memasuki istana aku segera mencoba menghadap sang raja yang juga sebagai ayah ku

namun lagi lagi aku di halangi masuk oleh penjaga kamar ayah ku,

setelah ku keluarkan lambang ku, itu sama sekali tak berpengaruh

"maafkan kami yang mulai pangeran, kami hanya menjalankan perintah menteri darius"

mendengar namanya membuat ku emosi, ku cabut pedang ku, itu hanyalah gertakan ku untuk mereka.

"perintah siapa kah yang akan kau dengarkan aku atau dia" teriak ku

sino yang melihat itu segera mencabut pedang nya

ke 2 penjaga itu tanpa bingung ketakutan, dan berlutut di hadapan ku.

"ampun yang mulia pangeran kami hanya menjalankan perintah "kata mereka sambil tetap bersujud.

"owww..owh biar kan sang pangeran masuk"

aku berbalik ke arah suara di belakang ku.

disana ku lihat dariuz dengan 4 pengawal pribadi nya.

aku segera berlalu meninggal kan nya segera ku masukin kamar ayah ku.

sempat ku dengar darius memangil sino

"sino..." darius

di hadapan ku terlihat sang raja terbaring sakit.

bab sino..

entah lah

aku melihat ada yang berbeda dari pangeran, biasa nya dia terkesan manja terkesan takut bahkan untuk membunuh seekor semut pun tidak akan mampu.

pangeran pun sering membuat ku kerepotan, karena perintah yang mulia ratu lah aku menjadi pengawal nya, ratu sangat menyayangi nya walaupun pangeran anak dari selir bukan anak kandung nya namun dia lah calon sang pewaris tahta

saat kejadian penyerangan itu pun kami bertempur sehabis habisan bahkan ada berapa rekan ku terluka parah

semua panik, setelah kereta yang membawa pangeran jatuh kedalam jurang setelah menerima hamtaman bola besii dari musuh.

kereta pun jatuh dalam keadaan hancur berantakan saat itu aku tak tau bagaimana keadaan pangeran, aku pikir yang mulia pangeran telah mati, setelah menerima hantaman sekeras itu, pasukan kami pun mundur perlahan.

kami pun sibuk mencari di mana pangeran, kepanikan memuncak setelah melihat di puing puing kereta tidak ku temukan yang mulia pangeran

apa yang harus ku lakuin, apa kah aku bunuh diri disini?

atau kah melarikan diri setelah gagal melindungi nya?

untuk saat ini setidaknya aku harus memastikan dulu jasad nya.

hujan semakin deras hari semakin gelap, rasa putus asa di hati ku semakin kuat

"ohhh dewa sang penjaga malam bantu aku dengan cahaya keagungan mu, terangi setiap jiwa dan jalan yang kan ku lalui"

suasana sedikit terang setelah ku bacakan mantra.

jurang ini begitu terjal, ku selusuri rumput yang terbaring seperti di lalui oleh sesuatu benda, makin lama makin tanpa jelas terdengar oleh ku suara gemericik air. aku melihat samar - samar di pingir sungai kecil, ada sesosok yang mencoba berdiri dari jubah yang di kena kan itu adalah pangeran. segera aku berlari ku gendong tubuh nya kecil nya, ku beri tanda pada pasukan ku untuk segera mengikuti ku,

kami sampai di dalam gua, berapa penjaga ku perintahkan untuk menjaga di depan gua

tubuh nya sangat dingin aku khawatir tentang itu, beberapa luka cukup banyak di tubuh nya. yang cukup parah di kepalanya bahkan kulit yang tertutup rambut terlihat Robek. darah seger mengalir dari luka di kepalanya, tangan nya patah

untung saja di antara kami ada ahli sihir penyembuhan tingkat lanjut, setelah luka menutup, tangan dan kaki nya yang patah berhasil di sembuh kan dia pun tertidur.

kami menarik nafas lega, cukup lama kami mengobati nya, untuk saja aku membawa 4 orang ahli sihir tingkah lanjut, sehingga mereka bergantian mengobati ya.

aku sangat lelah hari ini

kami pun bergantian untuk menjaga nya. saat pangeran terbangun

ia seperti orang bingung, melihat nya aku khawatir bahwa pangeran hilang ingatan setelah menerima serangan itu, luka di kepala nya walaupun telah menutup sempurna ada kemungkinan otak nya tidak kembali normal.

" yang mulia bagai mana dengan keadaan mu" dengan menundukan kepala ku, ku lirik dia menatap ku dengan aneh, kepala nya berputar menatap sekeliling tanpa merespon perkataan ku.

aku terkejut saat dia teriak memgang kepalanya para magic heal segera bertindak dengan cepat,

belum hilang rasa Khawatiran ku pangeran memuntahkan sesuatu cairan dengan sedikit kehitaman.

tak ada tangis ataupun rintihan rasa sakit yang di rasa

ini benar benar aneh menurut ku, biasa nya dia akan mengeluh bahkan menangis namun ini sama sekali tidak.

keanehan pun terjadi saat kami bertarung dia turut ikut membantu, kami para prajurit saling pandang melihat hal itu.

bukan hanya aku, mereka juga aneh melihat nya, perubahan ini terlalu drastis sangat berbeda dari yang kami kenal dulu.

dan ini menteri darius menanyakan hal yang sama, biasa nya pangeran mengalah bila keinginan tidak terkabul tapi ini dia malah mencabut pedang, bahkan dia berani menatap menteri darius dengan tatapan intimidasi

bab 3 bertemu dengan ratu

telah seminggu aku disini, melatih sihir dan pedang, namun sial nya teknik berpedang ku tetap lah tak berubah, sementara sihir ku semakin beragam, dari awal nya hanya sedikit air yang bisa ku keluarkan kini aku bisa lebih banyak lagi bahkan mampu menurun kan hujan, bahkan aku bisa membeku kan target ku, untuk api aku telah mampu fokus membakar area sekitar di mana aku berdiri. namun semua itu sering membuat ku kelelahan, yach semakin banyak sihir yang ku gunakan akan semakin banyak energi yang ku keluar kan. aku harus menemukan cara agar aku dapat menghemat tenaga ku.

saat aku memikirkan masalah ini di kamar ku, aku membayangkan tentang batu sihir atau kristal sihir. saat aku melihat para pengguna sihir selalu membawa tongkat kemana pun mereka pergi entah itu besar atau pun tongkat kecil ada kesamaan di antara mereka, di tongkat itu ada sejenis bantu atau kristal sihir.

saat aku memikirkan hal itu aku mendengar ketukan di pintu kamar,

"ya siapa...."kata ku sambil berjalan mengambil jubah ku menutup punggu ku,

"hamba sino datang menghadap yang mulia pangeran"

"ya masuk lah..."

"mohon maaf yang mulia pangeran...ratu ingin bertemu dengan yang mulia"

"baik lah aku akan kesana..."

aku segera menaiki kereta yang telah di siap kan sino ikut bersama ku dan duduk di samping kusir, aku hanya sendiri di dalam kereta. sebenarnya dengan berjalan aku bisa sampai paling hanya 1 jam dengan berjalan kaki, karena kediaman ratu dan para sellir masih 1 komplek istana namun terpisah bangunan

kediaman ku memang agak masuk lebih kedalaman lagi dari istana sementara kediaman ratu sedikit lebih menempel dengan istana.

setelah mengetuk pintu melalui penjaga pintu

"ia...." terdengar suara ratu

"hamba pangeran Daniel datang menghadap "

"ohhhh silakan masuk pangeran.."

setelah pintu di buka kan penjaga. aku masuk di dampingin sino.

ratu langsung memeluk diri ku dan membawa ku duduk di kursi setelah pelayan menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk ku,

ratu bertanya tentang keadaan ku

"apakah pangeran terluka...aku mendengar pangeran di serang oleh perampok"

setelah ratu berkata aku menoleh ke arah sino

"maafkan hamba pangeran, sudah tugas hamba melaporkan segela yang terjadi pada pangeran kepada sang ratu"

"jangan menyalahkan nya.." sang ratu sambil mengemgam tangan ku

"pangeran adalah pewaris tahta kerajaan ini sudah sewajar nya bila sino mengkhawatirkan pangeran"

"hamba baik-baik saja yang mulai terima kasih atas perhatian yang mulia"

"pangeran memang berubah..."saat ratu berkata seperti itu aku sangat terkejut.

"biasa nya pangeran langsung datang kesini apa pun itu terjadi" sang ratu sambil tersenyum

aku diam

"sudah 1minggu aku menunggu pangeran untuk datang dan bercerita ....biasa pangeran akan menangis disini atau pun mengeluh sakit...sekarang aku tak melihat itu dari pangeran"

waduh aku lupa hal yang terpenting, ini bukan lah tubuh ku orang yang di tubuh ini telah mati atau mungkin dia telah bertukar tempat dengan ku. apakah aku harus mengatakan itu.

"maaf ratu aku bukan lah orang yang ratu kenal dulu aku hanya lah orang lain yg meminjam jasad sang pangeran" ohh rasa nya tak mungkin aku mengatakan itu, akan semakin kacau bila mereka tau. tapi bila bukan itu..apa yang akan ku katakan. itu akan membuat nya shock bisa jadi dia akan menuduh aku lah yang membunuh pangeran.

"maafkan aku yang mulia ratu, yang telah membuat yang mulia khawatir. karena keadaan ku baik baik saja, dan semua masalah telah di atasi sino itu lah alasan ku tidak mengadu kepada yang mulia ratu"

aku pun berlutut di hadapan nya, tanpa di perintah sino pun ikut berlutut

ratu tersenyum kepada ku,

"aku ingin tau apa yang mengubah sang pangeran"

aku harus berpikir sebaik nya apa yang ku katakan. ohhh tiba tiba aku memiliki ide aku memang jenius ahhh

"serangan itu lah yang mengubah diri ku yang mulia..aku tak bisa mengandalkan para pengawal untuk melindungi ku seutuhnya"

"bangun lah pangeran...pangeran tak pernah melakukan ini pada ku sebelumnya "

"terima kasih yang mulia" aku pun bangkit

ahhh sangat melelahkan kenapa tak pernah terpikir oleh ku bahwa kami orang yang berbeda.

khaahhh aku juga tak harus bersikap walau ingatan tentang pangeran ini ada, namun itu hanya ingatan tak ada perasaan atau emosi yang kudapat saat mengingat nya. justru emosi kehidupan masa lalu ku lah yang ada. bagai mana perasaan ku di khianati bagai mana aku menghadapi masalah ku, pekerjaan ku,. menghadapi bawahan ku. disini aku mencoba untuk menjalani hidup disini secara baik baik.

"aku denger pangeran berlatih sihir, apakah pangeran butuh seorang guru....aku bisa membantu pangeran mencari guru selevel sage"

aku terkejut mendengar nya.

"terima kasih atas perhatian yang mulia ratu hamba menerima keputusan yang mulia"

ahhh lega ya...seharus nya aku bisa memasuki akedemi tapi entah aku sama sekali tidak berminat untuk sekolah, mungkin karena kehidupan masa lalu ku, merasa sudah menamatkan sekolah atau sudah bosan dengan kegiatan sekolah, aku tak tau.

sepulang dari tempat ratu aku memiliki pertanyaan untuk sino kenapa dia melapor segala ke ratu. ahhh

ada pertanyaan yang sangat sulit untuk aku jelas kan aku akan bertanya dengan nya

saat sampai di kamar ku sino turut mengantar kan ku

"sino..kau bekerja dengan siapa aku atau ratu"

sino langsung berlutut di belakang ku

"maaf yang mulia pangeran...hamba disini hanya menjalankan perintah yang mulia ratu untuk menjaga dan melindungi pangeran dengan nyawa ku"

aku sedikit shock mendengar pernyataan itu, ku pikir sino bekerja untuk ku, tapi tak masalah dia juga melindungi ku.

"kata kan pada ku..bagaimana cara aku bisa mendapatkan pasukan sendiri"

"yang mulia harus memiliki pendapatan sendiri..."

ohhh kok bodoh ya aku di mana pun tempat nya uang tetep lah jadi masalah

selanjut nya

"atau yang mulia membeli budak.."

aku terkejut mendengar ini sekaligus terlintas dalam pikiran ku tentang fantasi sex, khhah kok sex apakah aku ada bakat bdsm ohh tdak. ku tepis segera pikiran ku.

di era ku jual beli budak ada hal yang sangat terlarang walaupun ada itu pasti sangat tersembunyi ya itu hanya bisa di lihat di film kolosal, ataupun di film porno.

untuk membeli budak bukannya aku harus punya uang

bagaimana cara ku mendapat kan uang apakah aku harus meminta. ohhh sejak aku usia 22 tahun sejak itu juga aku tidak lagi tak pernah meminta, justru aku yang memberi uang untuk orang tua ku membiayai adik adik ku.

ahj bingung..

"bagaimana cara ku mendapatkan uang.."

"yang mulia harus memiliki wilayah..."

wilayah...pikir ku..penguasa wilayah

"gellaty wilayah itu tidak memiliki penguasa...masyarakat disana beberapa kali meminta bantuan kita namun tidak ada yang pernah mau membantu"

"khaahhh ada apa disana"sino menjelaskan

daerah itu berbatasan langsung dengan hutan glazze yang di kuasai oleh ras orge di dalam hutan terdapat tambang batu sihir, sehingga para orge disana sangat mahir akan sihir mereka hidup berkelompok dalam 1 kelompok terdapat 10 sampai 15 orge dengan di pimpin 1 orge.

mereka bukan lah musuh yang mudah di kalahkan

tapi kenapa sino menawarkan ku untuk membentuk wilayah

selanjut nya untuk mendapatkan uang aku pun bisa menjadi petualang, aku bisa bergabung di guild petualang dan aku harus menyelesaikan ques yang ku dapatkan dari guild, namun sino melarang ku bergabung dengan guild.

untuk meminta uang dari sang raja bukan lah hal yang gampang aku harus memberikan alasan yang jelas, semua kebutuhan ku sudah ada yang mengatur bila aku menginginkan sesuatu aku tinggal meminta ke sino. namun bila aku meminta sino untuk membeli budak apa alasannya untuk mengawal ku ahh aku tinggal meminta ke ratu. aku juga tidak ahli dalam membuat alasan apa lagi alasan meminta uang. hidup ku dulu pun uang bukan masalah bagi ku.

bab 4 kedatangan sage

aku melatih sihir ku, dengan berbagai jurus namun karena tak ada guru yang membimbing, aku nyaris tak berkembang. walaupun tidak mengalami kemajuan yang berarti namun aku telah bisa menggunakan sihir bumi.

seorang pelayan menghampiri ku dengan bertekuk lutut

"yang mulia pangeran..di ruang tunggu ada seorang sage menunggu yang mulia"

aku menoleh ke arahnya. dengan mengagukan kepala ku, pelayan itu berlalu.

"sage..."ini baru 3hari sejak aku bertemu dengan ratu, ternyata cepat juga pikir ku

ku temui dia di ruang tunggu, saat ku tatap dia ku taksir usia nya sekitar 40 sampai 50 tahun, masih energik.

dia langsung membungkukan badan

"senang berjumpa dengan mu yang mulia"

"terima kasih telah datang kesini" kata ku dengan membungkukan badan

setelah ku persilakan duduk,

dia sage yang cukup terkenal di sini miroku, tak banyak orang yang bisa sampai mendapat gelar sage.

"berapa umur mu" sage miroku bertanya

"7 tahun.. "

"hmmmm di usia 7tahun dengan aliran energi sihir sebanyak ini....aku yakin di usai 20 tahun yang mulia bisa menjadi sage"

ouhhh tuan sage dalam tubuh ini ada jiwa yang berusia 34tahun lebih hal yang wajar bila energi ku berlimpah

itu lah isi pikiran ku

setelah berbincang sejenak aku mempersilakan sage miroku untuk beristirahat di kamar yang telah kami siapkan

keesokan hari nya aku telah mempersiapkan diri untuk memulai sesi latihan. saat sage memberi aba aba dia pun menggunakan sihir bumi, tiba-tiba muncul sejenis tiang mungkin lebih tepat nya sejenis tugu terbuat dari batu tinggi sekitar 1,5m tidak terlalu lebar mungkin sekitar 20 sampai 30cm,

"dia memang hebat bisa membuat batu dengan sihir bumi" itu lah kata dalam pikiran ku..

"yang mulia hancur kan batu itu, dengan cara apa pun yang mulia bisa"

ku aliran sihir di ke 2 tangan ku tiba tiba muncul bola bola air yang makin lama makin besar makin berat ku tembakan ke arah tugu batu melesat cepat menghantam tugu batu suara ledakan terdengar air memercik kesekitar batu dan membasahi tanah. namun tugu batu itu tetap berdiri kokoh

kembali ku aliri sihir di kedua tangan ku sedikit berbeda kali ini aku sedikit membayangkan es dengan sedikit tekanan udara, di sekitar ku mulai terasa dingin air di tangan ku mulai membeku semakin lama semakin padat tangan ku mulai terasa sakit menahan dingin nya ku tembakan kembali es pun hancur berantakan tugu batu tetap kokoh berdiri

sudah 2x gagal pikir ku, ku keluarkan sihir bumi, gumpalan tanah berkumpul di tangan ku makin lama makin banyak ku arahkan ke tugu batu langsung melesat menghantam

"duarr..." tanah pun berhamburan.. tugu batu tetap tidak hancur

saat ku coba mengeluarkan sihir api, api awal nya kecil di tangan ku makin lama makin besar area sekitar ku terasa hangat ke dua tangan ku pun terasa panas, saat aku mencoba melepaskan nya, sage pun menahan ku.

"yang mulia aku tidak menyuruh mu menghancurkan tempat ini" kata nya

" yang harus kau lakukan hanyalah menghancurkan batu itu"

kata nya selanjutnya

tiba tiba ia mengerakan tangan nya ke arah api yang ku buat

tiba tiba api itu pun lenyap aku begitu kagum melihat nya

"bila yang mulia mengeluarkan serangan seperti itu, yang mulia hanya mengantarkan nyawa" kata nya.

dia menunjuk jari telunjuk nya ke arah batu melesat air dengan sangat cepat tidak besar hanya sedikit panjang

ke arah tugu batu

tugu batu itu pun bolong..

saat dia membuka telapak tangan nya mengarah kan ke tugu batu air sebesar bola tenis pun meluncur kearah batu..

"duarrr...."

tugu batu itu pun hancur

"strategi pertempuran bukan hanya soal energi yang kau miliki....tetapi juga soal seberapa ahli kau menguasinya"

aku diam mendengar kan penjelasan sage tersebut, ya bisa ku bayangkan seperti steam, air yang mengalir cukup kecil tapi daya dorong nya kuat sehingga menghasilkan tekanan yang cukup besar

itu lah yang ku pahami sementara serangan ku di awal bagaikan mennyiram air dari gentong banyak namun tanpa tekanan.

setelah memberikan penjelasan, segera ku praktekan namun berapa kali gagal, setelah mencoba berkali-kali akhirnya aku pun bisa.

saat sage membuat kan lagi tugu batu, aku menghancurkan nya dengan sihir bumi.

setelah hancur sage mengatakan serangan ku tidak terlalu efektif.

"yang mulia seharus nya anda mempunyai alat sihir dengan begitu serangan anda akan lebih efektif"

dari penjelasan nya aku mengerti dengan alat sihir energi ku tidak cepat terkuras dan aku bisa menyerang musuh ku dengan serangan beruntun tanpa jeda sehingga aku bisa memojokan musuh ku dengan cepat.

sage pun memberikan ku sebuah tongkat kecil sepanjang 50cm, terbuat dari besi berlapis perak dan terdapat besi bulat di atas nya dengan batu sihir di tengah nya

di sela sela berlatih aku aku melihat gaya bertempur sage yang seakan akan melayang dengan sangat ringan saat ku serang padahal dia sekedar melompat. setelah ku tanya kan sage menjelaskan bahwa dia mengalirkan energi sihir ke kaki nya dengan membentuk udara panas di ke2 kaki nya

setelah di berikan penjelasan akhirnya aku mengerti, segera ku praktekan, dari apa yang ku lihat, walaupun berapa kali mengalami kegagalan namun akhir bisa aku kuasai

ternyata dengan kesungguhan aku bisa melampaui dari apa yang ku khawatirkan selama ini


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login