Download App
Putri Bebek & Sang Pangeran Putri Bebek & Sang Pangeran original

Putri Bebek & Sang Pangeran

Author: Muhammad_Titanto

© WebNovel

Chapter 1: Hah! Gue Syok!

Kacamata lebar dengan rambut panjang sebahu agak bergelombang, kawat gigi penuh pesona dan ransel pink dengan hiasan kepala hello kitty, serta dasi abu-abu yang ditarik ke atas hingga rapat dengan kerah baju bersimbol SMA. Najwa turun dari bus Transjakarta tepat di depan tanda stop bus. Ia menoleh ke arah para gadis yang begitu bahagia membawa beberapa bungkusan kado dengan berbagai warna.

"Siapa yang ulang tahun?"

Najwa masih belum tahu siapa yang beruntung berulang tahun hari ini. Ia memilih melanjutkan jalannya sambil melihat-lihat beberapa gosip hot di layar ponsel.

"Ish, kesal banget gue! Kenapa dia masih di sanjung! Padahal pakai narkoba! Good looking tak selamanya baik, 'kan?"

Najwa menabrak sesuatu.

"Aduh!"

"Maaf …."

Ia melihat ke arah depan, pandangannya ke atas sedikit. Najwa tidak menyangka bila yang ada di depannya adalah Revanza, si pangeran sekolah yang begitu mempesona dan membuat seluruh gadis klepek-klepek seperti burung yang diketapel.

"Ma-maaf …."

Najwa menghindari Revanza, ia memilih segera pergi dari pada terkena masalah dengan para kelompok pemuja fanatik si pangeran.

Revanza yang sedang membeli sesuatu di warung hanya melihat Najwa lari dari dirinya layaknya seekor anak bebek.

"Lo kenapa?" tanya Guntur.

"Nggak, cuma tadi ada yang tabrak gue."

Revanza melanjutkan jalannya bersama sahabat kecilnya, Guntur. Lima meter dari mereka, ada lima gadis saling meraup wajah temannya karena melihat ketampanan Revanza yang begitu glowing bak permata seharga 5 milyar.

Najwa melihat begitu banyak gadis membawa banner dengan berbagai tulisan sanjungan untuk si pangeran, Revanza. Mereka sudah berbaris rapi layaknya pagar ayu di acara resepsi pernikahan dengan berbagai pernak-pernik yang menghiasi seragam abu-abu.

"Terlalu glowing! Terlalu bahagia!"

Najwa menundukkan kepalanya, ia berjalan masuk ke dalam gedung sekolah tanpa menoleh ke arah para gadis-gadis.

"Revanza! Selamat ulang tahun …."

Teriakan dari para gadis begitu keras menggelegar saat Revanza sampai di depan gerbang sekolah. Mereka semua menyanyikan lagu ulang tahun dengan berbagai gaya. Hingga ada yang melakukan posisi kayang.

"Pangeran, hari ini lo menang banyak," bisik Guntur.

Revanza pergi tanpa menyapa atau mengatakan sesuatu. Ia begitu kesal dan membenci semuanya. Revanza melihat beberapa mading juga dihiasi dengan ucapan selamat ulang tahun dirinya, bahkan para guru yang ia temui di jalan juga mengucapkan ulang tahun dan berfoto bersamanya.

Sang pangeran begitu terkenal bukan hanya tampan 100% saja, tapi kecerdasan otaknya patut diacungkan jempol, ia mendapatkan predikat murid terbaik dengan nilai sempurna di setiap mata pelajaran. Dan sebagai bonus tambahannya, Revanza juga dikenal sangat kaya dan merupakan pewaris usaha F&B berupa restoran cepat saji. Sayangnya, alih-alih pergi ke sekolah dengan menggunakan mobil mewah ala sultan, ia memilih Transjakarta sebagai transportasinya. Sang pangeran memang dikenal sangat sederhana dan pandai bergaul.

Karena semua kesempurnaan itu, ia dijuluki pangeran. Namun, berbeda dengan Revanza, Najwa justru kebalikannya. Putri dari seorang pemilik warung bebek dan memiliki wajah begitu kusut layaknya kertas di laci meja kelas. Lalu penampilan yang begitu culun serta kebodohan dari otaknya, Najwa dikenal sebagai murid dengan predikat buruk di setiap mata pelajaran.

"Najwa, gue baru salin jawaban PR matematika, lo mau?"

Ratih memberikan catatan PR miliknya. Ia duduk di samping Najwa dan merupakan bestie Najwa sejak sekolah dasar alias SD. Najwa langsung segera mengeluarkan buku miliknya, dengan kekuatan skill menyalin miliknya, Najwa memasang mode nyontek : ON.

"Aaaaaarrrhh …."

Teriakan terdengar sangat keras dari para gadis di kelas Najwa. Mereka semua bangun dan menyambut sang pangeran untuk masuk ke dalam kelas. Najwa dan Revanza satu kelas, namun keduanya seperti memiliki jarak yang sangat jauh. Ibaratnya, Najwa di Merkurius dan Revanza berada di Pluto.

"Revan, happy birthday, yah?"

Seorang gadis dengan penampilan good-looking memberikan sebuah kotak kado berwarna biru laut. Senyumannya begitu mengalihkan dunia dan beberapa pesawat yang lewat di atas gedung sekolah langsung jatuh karena efeknya. Pokoknya begitu perfect dengan semua kesempurnaannya.

"Maaf, gue gak butuh …."

Revanza menjatuhkan kado itu dari mejanya. Kado milik Nadira tergeletak tidak berdaya di lantai sambil menangis termewek-mewek.

"Ke-kenapa?"

Nadira merasa bingung, ia melihat raut kesal di wajah Revanza. Nadira mengambil kado miliknya dan pergi tanpa mendapatkan penjelasan dari Revanza. Seketika para gadis lainnya terdiam dan kembali ke mejanya masing-masing. Kelas yang semula ramai layaknya di Dufan, seketika sepi seperti di pemakaman.

Guntur yang ada di samping Revanza hanya bisa memaklumi sahabatnya.

"Uwah, si pangeran lagi PMS kali, yah? Kado dari ratu sekolah dibuang," bisik Ratih.

"Hah? Apa?"

Najwa yang sedang menyalin tidak memperhatikan kejadian besar tahun ini. Ia melewatkannya karena terlalu fokus menyalin.

"Orang fokus karena baca buku atau lagi perhatikan guru, tapi lo fokus karena menyalin jawaban PR bestie sendiri. Benar-benar kemajuan yang patut di hargai. Perlu gue beri piala?" Ratih sangat kesal.

"Ish, berisik! Gue perlu ketenangan …."

Tidak beberapa lama kemudian, guru datang. Pelajaran pun di mulai. Najwa yang masih menyalin terpaksa menghentikan tangannya dahulu untuk memperhatikan guru biologi yang sedang menerangkan mengenai klasifikasi hewan dan tumbuhan.

Di sepanjang pelajaran, kelas begitu hening layaknya hutan hujan tropis. Tidak ada keramaian, hanya suara-suara kecil dari para siswa yang mengobrol dengan teman sebangku mereka layaknya serangga di dalam hutan.

Guru biologi mengakhiri pelajarannya dengan membentuk sebuah kelompok pengamatan untuk mengamati tumbuhan dan hewan. Mereka harus membuat makalah tentang satu hewan dan satu tumbuhan yang akan dikumpulkan pada Minggu depan. Dan, satu kelompok berjumlah dua orang.

"Hah! Lo sekelompok sama pangeran!" Ratih bangun dan berteriak sambil menoleh cepat ke arah Najwa.

"Mampus gue!"

Najwa menelan saliva, ia melirik ke arah para gadis yang sedang menoleh ke arahnya. Sorotan mata ingin membunuh terlihat jelas dari sinar mata mereka. Bahkan Najwa melihat ada salah satu gadis sedang mengasah pisau dan menjilatinya sambil melirik dirinya dengan tajam.

"Lo mau dimakamkan di mana? Gue punya referensi TPU swasta yang keren." Ratih malah menyindir.

"Gue bakal mati ini, Beb! Help me …."

Najwa merengek dan terus menarik baju Ratih.

"Pak! Saya mau ganti partner kelompok!"

Tiba-tiba Najwa berdiri dan berteriak. Revanza yang semula diam langsung menoleh ke arah Najwa.

"Apa! Mau ganti! Gak boleh! Jangan macam-macam kamu!" Guru biologi keluar kelas.

Aksi Najwa langsung di blokir oleh sang guru. Ia melirik ke arah Revanza yang sedang melihat dirinya. Karena malu, ia segera mengambil tas miliknya dan pergi keluar kelas. Mata para gadis layaknya kucing betina yang sedang memantau ikan asin, sangat menusuk sekali. Mereka terus memperhatikan gerakan Najwa.

Najwa segera pergi sambil menangis. Ia menuruni tangga dan pergi ke taman belakang sekolah.

"Si Bebek mau jadi partner pangeran? Tolong suruh ngaca dulu di cermin! Gak pantas!"

Ratih yang mendengar ucapan salah seorang gadis pemuja pangeran langsung naik darah, ia menggebrak meja dan bangun. Namun …

"Van, lo mau ke mana?" tanya Guntur.

"Pulang, gue bosan …."

Revanza bangun dan mengambil tas miliknya. Ia pergi keluar kelas dan berjalan menuruni tangga.

"Revanza mau bolos?" Nadira sangat terkejut.

Najwa mengangkat tangga kayu yang selalu diletakkan di bawah dinding taman. Lalu, Ia meletakkannya dengan posisi berdiri.

"Mau bolos?" Tiba-tiba Revanza datang.

"Hah? Lo, kenapa di sini?" Najwa sangat terkejut.

"Gue mau bolos juga, boleh, 'kan?" Revanza menaiki tangga dan melompati dinding pembatas sekolah.

"Hah?" Najwa bingung.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login