Download App
86.95% Off The Record: Ben's Untold Story / Chapter 20: Mi Familia 6

Chapter 20: Mi Familia 6

David berjalan meninggalkan taman belakang rumah sakit dengan langkah gontai. Ucapan Aji seperti sebuah busur panah yang menancap tepat di hatinya. David juga tidak bisa memungkiri kenyataan ketika ia melihat Ben. Dengan luka yang pernah ia berikan padanya, Ben nampaknya tetap tumbuh dengan baik di lingkungan keluarga ibunya.

Jasmine langsung menghampiri David ketika ia melihat pria itu melangkah gontai memasuki rumah sakit. "What is he talking about?"

David mengangkat bahunya. "Something that I already know. He asks me to leave. Bagus right. I'm not supposed to be here. Ben has a good life, and I trust Bagus has raised him very well."

"But you said you miss Ben and want to talk to him," sela Jasmine.

"Not anymore. I'm going to stay tonight. Tomorrow, I'm heading back to Adelaide," ucap David.

"You sure?" tanya Jasmine.

"Sure but not sure," jawab David sambil tertawa pelan. "Can you buy me a drink?"

Jasmine berdecak pelan. "What are you talking about? Let's go. Let me get you a drink. You need that."

David dan Jasmine kemudian berjalan keluar bersama dari rumah sakit tempat Ben dirawat. Di balik dinding lobi rumah sakit, Embok mengintip kepergian David dan Jasmine sambil menggandeng tangan anak perempuannya.

"Embok, itu siapa?" tanya anak perempuan Embok.

Embok langsung mengalihkan perhatiannya pada anak perempuan. Ia hendak menjawab bahwa pria yang dilihat anak perempuannya itu adalah Ayah Ben. Namun buru-buru Embok menggelengkan kepalanya. "Bukan siapa-siapa."

Embok lalu kembali menggandeng anak perempuannya untuk pergi meninggalkan area lobi rumah sakit. Satu tangan Embok meremas sebuah kertas kecil yang tadi diberikan oleh Jasmine. Teman wanita yang menemani David mencari Ben.

"Tolong kabari kalau Ben kenapa-kenapa," ujar Jasmine ketika ia memberikan nomor teleponnya pada Embok.

Embok terdiam ketika menerima nomot telepon Jasmine. Namun entah mengapa ia tetap menyimpan nomor tersebut.

"Saya tahu, sulit menerima kehadiran David disini. Tapi kedatangannya tidak bermaksud apa-apa. Dia hanya ingin melihat Ben," lanjut Jasmine.

Embok hanya mengangguk pelan setelah Jasmine menyelesaikan kalimatnya. Setelah itu Jasmine berjabat tangan sebentar dengan Embok lalu pergi meninggalkan Embok bersama putri kecilnya. Jasmine menghampiri David yang melangkah masuk ke dalam rumah sakit, sementara Embok memilih untuk bersembunyi bersama putrinya di balik tembok.

----

Ben akhirnya dipindahkan dari ruang instalasi gawat darurat ke ruang perawatan kelas 1. Aji menunggui Ben sambil duduk di sebelah tempat tidur Ben. Ia tidak melepaskan padangannya sedetik pun dari Ben. Dokter bilang Ben akan sadar setelah satu sampai dua jam. Tapi hampir lima jam berlalu namun Ben belum juga tersadar.

Embok yang baru saja kembali dari kantin meletakkan makanan ringan yang ia bawa di meja yang ada didekat tempat tidur Ben. Ia kemudian berdiri sambil menatap Ben. Setelah itu Embok mengalihkan perhatiannya pada Aji. "Ben belum sadar juga?"

Aji menggeleng lemah. "Nggak tahu dia lagi tersesat dimana sekarang. Mungkin dia nggak mau bangun karena ingat David."

"Mungkin sebentar lagi Ben sadar. Atau kamu teriakin aja namanya. Biasanya dia paling cepat nanggapin panggilan kamu," ujar Embok.

"Kamu mau saya diseret keluar sama Satpam?" sahut Aji.

Embok tertawa pelan. Ia kemudian mengambil satu botol air mineral dan memberikannya pada Aji. "Ya sudah. Minum dulu aja. Ben pasti baik-baik aja."

Aji meraih botol air mineral yang diberikan oleh Embok dan meminumnya sedikit. Setelah itu ia kembali memperhatikan Ben. "Daritadi saya perhatian, mukanya semakin pucat."

"Mungkin itu perasaan kamu aja," sahut Mbok.

Aji menghela nafas panjang. "Nanti di pemeriksaan berikutnya saya kasih tahu Dokter."

"Kamu masih mau saya temani?" tanya Embok.

Aji menoleh dan memperhatikan anak perempuan Embok yang tertidur di sofa rumah sakit. "Kamu pulang saja. Kasihan Dayu ikut kamu kesini. Nanti saya kabari kalau Ben sudah bangun."

Embok menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu saya bawa Dayu pulang dulu. Nanti saya kesini lagi bawakan kamu salin."

Aji mengangguk. Setelah itu Embok segera menggendong Dayu yang sedang tertidur dan membawanya ke luar dari ruangan tempat Ben dirawat. Begitu Embok keluar dari ruang perawatan Ben, Aji mendekatkan kursi yang ia duduki ke tempat tidur Ben. Ia kemudian memegang tangan Ben.

"Bangun, Ben," gumam Aji pelan.

----

Pukul Sembilan malam, David masih duduk di pinggir pantai yang masih jadi bagian dari villan yang dikelola Jasmine. Dengan ditemani sebotol bir, David diam berjam-jam di tepi pantai tersebut. Jasmine dan suaminya menatap David dari kejauhan.

"Kamu yakin dia baik-baik aja?" tanya Suami Jasmine.

Jasmine menganggukkan kepalanya. "Nggak perlu khawatir. He's David. Setelah beberapa botol bir dia pasti kembali jadi dirinya sendiri lagi."

Suami Jasmine menganggukkan kepalanya. "Kamu masih mau disini?"

"Sebentar lagi," jawab Jasmine.

"Kalau begitu saya ke kamar duluan. Besok pagi harus rapat di Pemda," sahut Suami Jasmine.

Jasmine menganggukkan kepalanya. Suaminya lalu berjalan masuk ke dalam rumah sementara Jasmine masih berdiri di beranda rumah mereka. Jasmine memperhatikan David dari kejauhan sambil menghel nafas panjang. Di saat ia sedang memperhatikan David, tiba-tiba saja ponsel Motorola miliknya berdering.

Jasmine memandangi deretan nomor tidak dikenal yang menghubunginya. Ragu-ragu Jasmine menjawab panggilan tersebut. "Ya, Jasmine. Ini siapa?"

"Apa David masih sama kamu?" seru suara seorang wanita yang menghubungi Jasmine.

Jasmine mengerutkan keningnya. "David?"

"Ben. Ben butuh donor darah. Di rumah sakit tidak ada persediaan darah yang sama dengan Ben."

"Saya kesitu sekarang sama David." Tanpa menunggu lama, Jasmine segera berlari menghampiri David di tepi pantai.

"Dave—"

David segera menoleh pada Jasmine. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat ekspresi Jasmine. "What's up, Jas?"

"Ben," jawab Jasmine singkat.

Sorot mata David berubah. "What's wrong with Ben?"

"We need to go to the hospital. ASAP!"

David segera berdiri. Ia menatap Jasmine sekilas lalu berlari menjaui tepi pantai. Jasmin mengikuti di belakangnya. Begitu tiba di halaman parkir, Jasmine dan David segera masuk ke mobil Jasmine.

----

Aji berjalan mondar-mandir di selasar rumah sakit. Ia sudah berusaha menghubungi para kerabatnya dan menanyakan golongan darah mereka. Sayangnya tidak ada satupun yang bergolongan darah yang sama dengan Ben. Golongan darah Ben A-, sementara di keluarga Aji rata-rata bergolongan darah B atau AB.

Pikiran Aji sudah tertuju pada satu orang yang mungkin memiliki golongan darah yang sama Ben. Jika dari keluarga ibunya tidak ada satupun yang bergolongan darah yang sama dengan Ben. Maka kemungkinanya hanya satu. Ben mendapatkan golongan darah tersebut dari pihak ayahnya.

Di saat Aji sedang kebingungan mencari golongan darah yang sama dengan Ben, Embok datang bersama dua orang asing. Mata Aji langsung membulat ketika ia melihat David kembali muncul dihadapannya. Aji kemudian mengalihkan perhatiannya pada Embok. "Kamu yang bawa dia kesini?"

Embok menganggukkan kepalanya. David maju mendekati Aji. "I can save Ben. Let me."

Aji melirik David dengan tatapan tidak setuju. Ia tidak mau bantuan yang diberikan David nantinya akan mendatangkan beban baru untuk Ben.

Embok memegang tangan Aji. "Yang penting Ben selamat."

Aji menelan ludahnya. Kata-kata Embok membuatnya bimbang. Tentu ia ingin Ben selamat. Tapi kalau diberi pilihan lain, ia tidak ingin David yang menjadi juru selamat untuk Ben. Akan tetapi pilihan lain itu tidak ada. Hanya ada David yang berdiri di depan mereka dengan raut wajah yang sama khawatirnya dengan dirinya.

Aji menghela nafas panjang. Tidak ada jalan lain. "Semua demi Ben," gumam Aji di dalam hatinya. Ia kemudian menatap David dan mengangguk pelan.

"Thanks, Gus," ujar David. Ia menepuk lengan Aji, lalu segera menghambur ke ruangan yang biasa digunakan untuk mengambil darah.

****

Thank you for reading my work. I hope you enjoy it. You could share your thought in the comment section, and don't forget to give your support through votes, gifts, reviews, etc. Happy reading ^^

Original stories are only available at Webnovel.


CREATORS' THOUGHTS
pearl_amethys pearl_amethys

Keep in touch with me by following my Instagram Account or Discord pearl_amethys ^^

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C20
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login