Download App

Chapter 2: Di Apartemen

Frans yang sedang berduaan dengan seorang perempuan baru saja dikenalnya dan membawa menuju ke apatemen sempat dibuatkan panik.

Suara ketukkan pintu dari luar membuat semua kacau.

Malam yang seharusnya penuh akan kenikmatan seakan hancur, tetapi dia rasa semua belum tahu jika kehadiran seorang di luar berharap bukan orang ditakutinya.

"Sekarang kamu sembunyi di toilet, ingat ya jangan keluar sebelum aku beritahu."

"Okay."

Cantika yang bersembunyi di toilet membuat semakin lama saja.

Ketukkan pintu yang semakin lama semakin keras telah menjadikan Frans juga gugup membenarkan baju.

"Lama amat sih? Aku itu udah capek tahu, mentang-mentang udah pulang cepat malah lama bukainnya."

"Iya, iya maaf lagian juga aku baru aja pulang juga capek."

"Ya sudah buruan bikinkan aku minum susu, aku mau mandi."

Mendengar hal itu tentu saja membuat Frans semakin terbuka matanya.

"(Mampus kalau ketahuan bisa berabe ini.) Em, aku punya sesuatu buat kamu."

"Apa?"

"Ada deh, sekarang kamu ikut aku."

Frans yang begitu mabuk berat itu sengaja membawa perempuan tamu menuju ke kolam renang.

Dia benar-benar bingung untuk menyembunyikan perempuan yang baru saja dikenalnya seketika hancur bertemu dengan perempuan tamu itu.

"Frans sayang kamu itu sebenarnya mau kasih aku apa?"

"Sabar dong bebeb Mawar, Frans kesayangan kamu ini sudah siapkan kok. Sekarang bebeb Mawar tutup matanya."

Perempuan bernama Mawar telah memejamkan mata dan mencoba mengikuti aba-aba dari Frans.

Waktu tidak bisa lama-lama dan Frans harus segera meminta Cantika keluar dari apartemen.

Awalnya cantika sempat menolak karena dia begitu ingin berdua dengan Frans, tetapi berhubung waktu belum pas akhirnya ditunda terlebih dahulu.

"Sekarang kamu pulang dulu ya Cantika, besok aku tunggu kamu di mini market bawah. Aku janji dengan kamu semuanya akan aku berikan, kita berdua berpuas-puas diri."

"Bener ini?"

"Iya benar, ini kartu nama aku. Jadi, kamu bisa menghubungi aku kapan saja. Okay, i love you."

Akhirnya Cantika pergi dari apartemen dan seketika Frans mencari sesuatu di saku lalu bergegas menuju ke perempuan satunya.

Mawar yang terus menerus memanggil nama Frans tak sempat ke respon karena laki-laki itu bersama dengan yang lain.

Tiba di depan Mawar lagi telah membuat Frans sedikit jongkok lalu memberikan sebuah cincin berlian.

"Sekarang bebeb Mawar buka matanya pelan-pelan."

Memberikan sebuah kejutan kecil tentu saja membuat siapa saja akan teralihkan.

Mawar yang cukup begitu senang akan pemberian itu seketika menutup bibirnya dengan kedua tangan.

Reaksi takjub yang sudah begitu terlihat telah dimanfaatkan oleh Frans.

"Maukah kamu menikah denganku?"

Dengan penuh perasaan maupun juga ketakutan bercampur sama rata.

Hati Frans cukup gelisah karena mungkin saja perempuan di depannya kali ini curiga.

"Apaan sih kamu, Frans?"

"(Nahkan)"

"Kamu itu, astaga. Aku enggak percaya kalau kamu secepat ini melamar aku."

"(Aku pikir dia curiga.) Jadi, kamu mau menikah denganku?"

Pekataan itu kembali diulang agar dirasa cukup meyakinkan untuk menarik hati Mawar supaya tidak menyimpan rasa curiga.

Dan dengan begitu cepatnya perempuan itu telah percaya ia mengangguk dua kali.

Laki-laki hidung belang itu pun berhasil menyematkan cincin tersebut ke jari manis Mawar.

"Baiklah sekarang kamu adalah calon istriku, sekarang apa saja yang kamu minta bakalan aku turuti."

"Beneran? Tapi, sekarang belum deh. Aku cuman mau punya kamu itu, emm bentar."

"Ada apa?"

"Kok celana kamu basah?"

"(Mampus, tadi kan habis itu.) Em, iyakah? Astaga, aku lupa."

"Lupa, lupa apa? Jangan kamu berusaha menyembunyikan sesuatu denganku."

"Enggak kok bebeb Mawar, tadi itu aku pulang kerja terus merasa lelah saja jadi aku mabuk di kamar eh malah ketumpahan."

"Bener?"

"Iya, terus mau ganti eh kamu udah enggak sabar ya sudah deh ketumpahan terus buru-buru buka."

Tidak ada habisnya kebohongan itu telah dikeluarkan Frans, tetapi dia sendiri juga sangat takut apabila rahasia terbongkar.

Dengan memanfaatkan diri sudah memabuk membuat Frans kali ini lagi dan lagi lolos.

Mawar yang sepebuhnya percaya seketika memeluk Frans dan mereka pun menuju ke sebuah kamar.

"Kamu sudah makan, beb?"

"Belum, emang kamu belum juga?"

"Belum sih, itu ada makanan tapi belum aku makan ya nunggu kamu."

Lidah yang dengan mudahnya berkata dusta selalu saja dikeluarkan oleh Frans.

Penuh akan kepercayaan sang pacar melakukan secara istimewa telah disusul dengan manja Mawar.

Perlahan-lahan tangan itu menyentuh bidang dada. Dengan penuh kelembutan Frans justru terangsang.

"Frans, malam ini kamu menginapkan di apartemen?"

"Kenapa?"

"Aku kan kangen sama kamu, kemarin kamu sudah dengan istri kamu. Masak hari ini kamu enggak bisa sama aku? Aku itu kan kangen sama kamu."

"Iya, iya aku di sini buat kamu. Tapi besok aku harus segera ke kantor biar tidak dicurigai."

"Emmmmuah, siap bebeb Frans."

Frans terus berusaha agar tetap tenang dan bahkan juga ketika dia sedang berada di puncak kenikmatan malah membuatnya kesulitan untuk menikmati.

"Uuuuh."

"Ayo dong beb Frans yang semangat dorongnya."

"Iya."

"Kamu kenapa sih lesu begitu? Enggak biasanya kamu begini, sekarang kamu yang kuat dong. Atau, kamu kelelahan tadi di kantor?"

"(Sebenarnya aku lelah bukan masalah kantor, tapi karena perempuan tadi habis menggoyang lima ronde sekaligus.) Iya."

"Ya sudah jika begitu kamu makan dulu saja terus istirahat, aku suapin dulu. Kita enggak jadi anu."

Sedikit merasa lega jika seorang perempuan di depannya telah percaya akan apa yang dikatakan olehnya.

Frans yang tentunya mengikuti sandiwara tersebut pun juga tidak ingin bahwa Mawar bisa saja memancing pertanyaan yang akan menyebabkan terbongkar.

"Beb Mawar, emm besok kamu mau ke mana aja? Ya kalau aku sudah free kantor bisa kita berdua."

"Ke mana ya? Emm belum tahu sih tapi yang jelas aku mau ke salon dulu.

"Terus sudah ada rencana lain? Ya sekalian gitu biaasnya, mau ke salon shopping atau yang lain."

"Belum tahu bebeb Frans, tumben banget kamu tanya begini ke aku?"

"Enggak sih, kan kamu calon istriku ya jadi wajar dong aku tanya begini sama kamu. Ya kalau enggak boleh ya sudah aku enggak tanya-tanya lagi."

"Ih jangan begitu dong, Iya, iya aku salah aku minta maaf. Lagian juga aneh pertanyaan kamu, ya sudah enggak usah dibahas lagi."

"Iya, iya aku juga canda. Kan kita harus segera memperlangsungkan pernikahan bebeb."

"Ini aku enggak salah dengarkan? Kamu mau cepat menikah denganku, tapi bagaimana dengan istri kamu nanti beb Frans?"

"Enggak, kamu enggak salah dengar kok beb Mawarku. Ya mengenai istriku mah gampang bisa diatur itu nanti pastinya dan yang jelas aku akan segera menikahi kamu."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login