"Mungkin lo benar kalau kita anak orang kaya hanya bergantung pada orang tua, tapi sebenarnya tidak semua dari kita bahagia!" balas Ryan dengan wajah datarnya.
Clara terdiam, lalu ia menoleh pada Ryan setelah mendengar hal itu. Wajah Ryan terlihat sendu, tatapannya kosong dan tajam.
"Apa orang kaya juga menderita?" tanya Clara ingin tau.
"Mungkin hidup bebas seperti itu itu lebih menarik!" jawab Ryan dengan senyum sendunya.
Setelah mengatakan hal itu Ryan melangkah pergi dari atap, meninggalkan Clara sendiri dengan wajah bingungnya.
"Apa sih sebenarnya yang dia bicarakan itu? Aneh sekali," gumam Clara tidak mengerti.
Clara kembali menatap pemandangan, melupakan pembicaraan penuh maknanya dengan Ryan.
Di sisi lain, Alex dan Thomas mencari keberadaan Ryan yang hilang sejak awal jam istirahat. Lalu akhirnya mereka bertemu di lorong sekolah, Alex langsung mempertanyakan Ryan.
"Darimana aja si lo? Di cariin dari tadi," tanya Alex dengan sedikit kesal.
"Cari angin, biasalah. Emang kenapa lo cari-cari gw?" balas Ryan seadanya.
"Tadinya mau isengin si cewek sombong, tapi lo malah hilang entah kemana?" jawab Thomas dengan malas.
"Ya sudah, lain kali kita kerjainnya. Ayo ke kelas, bentar lagi bel masuk!" balas Ryan dengan seringainya.
Alex dan Thomas mengangguk setuju, lalu The Boys pun kembali ke kelas dan tidak lama setelah itu bel masuk berbunyi. Tepat setelah bel berbunyi, Clara masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya. Suasana pun mulai hening saat wali kelas masuk, lalu semuanya membuka buku pelajaran yang akan di ajarkan.
.
.
.
Bel pulang berbunyi, semua siswa dan siswi merapikan alat tulis mereka lalu melangkah keluar kelas. Masing-masing dari mereka ingin segera pulang ke rumah, atau ada beberapa yang bermain dulu bersama teman-temannya. Hal yang sama juga terjadi pada Alex, Ryan, dan Thomas, mereka memutuskan untuk main terlebih dahulu.
"Mau kemana hari ini?" tanya Ryan pada Alex dan Thomas.
"Tracking?" usul Thomas pada Alex dan Ryan.
"Boleh! Kebetulan lagi bosan di jalan biasa," jawab Alex menyetujui.
Ryan pun mengangguk setuju dengan usulan itu, lalu mereka semua melangkah keluar kelas. Saat akan berbelok melewati lorong, The boys melihat ada Clara yang sedang membenarkan tali sepatunya yang terlepas, lalu tiba-tiba seorang siswi datang dan menendang tas Clara yang terletak di samping dengan sengaja hingga semua buku-buku pelajaran Clara berantakan di lantai.
"Ups sorry, gw sengaja. Eh maksudnya tidak sengaja," ucap siswi itu sambil melipat tangannya di depan dada.
Clara menatap siswi itu dengan wajah dinginnya, lalu ia berdiri setelah selesai mengikat tali sepatunya.
"Beresin!" titah Clara pada siswi itu.
"Dih, beresin saja sendiri. Masih punya tangan kan?" balas siswi itu dengan wajah jijiknya.
Clara menatap siswi itu dengan kesal, lalu ia menarik tangannya dan mendorongnya hingga jatuh duduk di lantai tepat di dekat buku-buku Clara yang berantakan.
"Berani berbuat, berani bertanggung jawab!" tekan Clara dengan suara tajamnya.
Siswi itu pun menatap tidak percaya pada Clara, begitu juga teman dari siswi itu. Tapi bukannya membereskan buku-buku Clara, siswi itu malah melemparnya semakin jauh. Hal itu membuat Clara semakin emosi, tiba-tiba siswi itu bangkit dan menatap Clara dengan tajam.
"Kurang ajar ya lo, berani-beraninya dorong gw sampai jatuh. Emang harus di hajar, dasar cewek miskin!" tukas siswi itu dengan emosi.
Siswi itu akan menampar Clara jika saja tangan Clara tidak menahan tangannya lebih dulu, Clara balas menatap tajam. Lalu ia menghempaskan tangan siswi itu dengan kasar, lalu ia membalas perkataannya tanpa rasa takut.
"Semua ini salah lo, lo yang mulai duluan dengan sengaja menendang tas gw. Sekarang lo nuduh gw yang cari masalah? Heh, lo punya otak kan? Mending beresin buku gw, atau gw yang paksa lo beresin semuanya?" balas Clara dengan tajam dan serius.
"Emang lo siapa berani memerintah Seira? Lo gak tau kalau dia cewek paling populer di sekolah ini?" tukas teman siswi itu tidak terima.
Siswi itu tersenyum mendengar temannya memberitahu Clara tentang posisinya di sekolah itu, tapi nyatanya Clara mengabaikan hal itu karna tidak penting untuk ia ketahui.
"Oh iya? Tapi gw gak peduli tentang siapa dia dan apa hebatnya dia, yang gw peduli itu dia harus beresin semua buku-buku gw yang di berantakin!" balas Clara dengan sikap cueknya.
Seketika gadis bernama Seira itu pun menjadi kesal dan marah, ia merasa jika Clara merendahkan dirinya karna mengabaikan statusnya di sekolah.
"Kurang ajar ya lo, benar-benar tidak tau diri. Miskin aja belagu, emang butuh di hajar ya. Tantri, seperti biasa!" kata Seira emosi.
Seira memberi kode pada temannya untuk mengunci pergerakan Clara, mendengar kode yang Seira berikan teman Seira yang bernama Tantri itu pun mengangguk paham. Tanpa bicara lagi Tantri langsung menahan kedua tangan Clara ke belakang, karna hal itu Clara jadi tidak bisa melakukan apapun. Seira pun tersenyum melihatnya, lalu ia melangkah mendekati Clara.
Alex, Ryan, dan Thomas yang sejak tadi memperhatikan malah merasa khawatir pada Clara. Mungkin Clara akan habis di pukuli oleh Seira, tapi baru saja mereka akan melangkah tiba-tiba kejadian mengejutkan terjadi.
Seira akan menampar wajah Clara, tapi Clara lebih dulu menendang Seira hingga terjatuh ke lantai. Setelah itu Clara melepaskan diri dari Tantri, dan mendorong gadis itu hingga terjatuh juga di lantai. Lalu Clara menatap Seira dengan tajam, wajahnya tidak lagi tenang seperti sebelumnya.
"Kalian pikir gw diam saja karna takut pada kalian? Mimpi! Gw memang miskin, tapi kalian sama sekali tidak punya hak untuk menjatuhkan orang lain. Sebelum membully gw, lebih baik bully diri sendiri. Hidup masih numpang sama orang tua aja belagu, memalukan. Kali ini gw maafkan, tapi kalau lain kali hal ini terulang lagi gw gak akan diam saja!" ungkap Clara penuh penekanan.
Setelah mengatakan hal itu, Clara merapikan buku-bukunya yang berantakan. Lalu ia memasukannya ke dalam tas, dan melangkah keluar gedung sekolah. Meninggalkan Seira dan Tantri yang terpaku di sana, mereka benar-benar tidak percaya di perlakukan serendah itu oleh gadis miskin seperti Clara.
"Kurang ajar, awas aja ya lo. Gw akan balas semuanya dasar cewek miskin kurang ajar," ucap Seira emosi.
Seira dan Tantri pun bangkit dari posisi jatuhnya, lalu mereka juga melangkah meninggalkan gedung sekolah. Kini, hanya tersisa The Boys saja yang masih terdiam di sana. Ketiganya masih tidak percaya dan terkejut melihat apa yang baru saja terjadi, Clara benar-benar menunjukkan dirinya di hadapan mereka.
"Gila sih, dia cewek gila!"