Download App

Chapter 23: Bicara Dengan Nathan

Black merangkul Nathan, ia tak ingin anak muda itu mendapatkan masalah karena berdebat dengan Lucy.

"Ikut aku," ucap Black.

"Aku harus bicara dengan ayahku tentang hal ini!" protes Nathan.

"Ikut aku!" Black menghardik Nathan seolah sedang marah dengan anaknya.

Nathan kesal, tapi ia menuruti apa kata Black. Black membawanya ke kamar kosong milik Jimmy. Di sana ia menatap tajam ke arah Nathan. Black terlihat seperti seorang paman yang hendak mengomeli keponakannya.

"Kenapa kau tak bisa menjaga emosimu?" amuk Black.

"Kenapa kau marah padaku?" Nathan menoleh ke arah lain. Ia tak sanggup melihat Black. Nathan memang lebih mendengarkan Black dari pada ayahnya sendiri.

"Ayahmu sedang berusaha, Nathan. Jangan mempersulit keadaan," ucap Black.

"Berusaha untuk apa?" Nathan tak mengerti akan maksud ucapan Black.

"Kematian Jimmy," ucap Black.

"Kenapa? Ayahku baru menyesal?" ledek Nathan. Ia sama sekali tak tersentuh dengan pengakuan Black.

"Kau pikir ayahmu diam saja karena kematian Jimmy? Tentu saja tidak. Dia adalah penerus Drigory Company. Mana mungkin ayahmu membiarkan begitu saja anaknya dibunuh dengan sangat kejam!"

"Black, sebentar. Apa aku bertanya tentang Jimmy? Bukankah aku bertanya tentang ibu dari gadis di kampusku?" Nathan baru sadar kalau penjelasan Black tak masuk akal dengan pertanyaannya.

"Ouh, benarkah. Kalau begitu, lupakan," ucap Black.

Nathan menatap curiga kepada Black. Ia tahu pasti ada sesuatu dengan perekrutan ibunya Kimberly menjadi karyawan di rumahnya.

"Apa ayahku sedang merencanakan sesuatu?" tanya Nathan.

"Ayahmu selalu penuh dengan rencana," jawab Black singkat.

"Black .... " panggil Nathan. Tapi Black hanya diam saja. "Paman!" Nathan tak sabar ingin mendengarkan penjelasan Black.

"Wanita itu akan menjadi pelayan pribadi di rumah ini," ucap Black.

"Lalu apa hubungannya dengan kematian Jimmy? Dia sama sekali tak mengenali Jimmy," balas Nathan.

"Memang tak ada hubungannya," jawab Black.

"Black! Jangan berputar-putar. Jelaskan padaku! Aku satu-satunya penerus ayahku sekarang. Aku harus tahu apa pun apa yang dilakukan olehnya!"

Black menghela napas. Ia memperhatikan pemuda itu. "Dia akan menggunakan wanita itu untuk membalas dendam atas kematian Jimmy," ucap Black.

"Apa?" Nathan sungguh terkejut dengan ucapan Black barusan. "Kau tak salah bicara, kan?"

"Tidak. Ayahmu akan mengajaknya ke acara yang diadakan oleh pejabat kota. Ia akan mengenalkan wanita itu kepada Peterson" ucap Black.

"Untuk?" tanya Nathan.

"Peterson suka tidur dengan wanita. Ayahmu akan menggunakan itu ..... "

"Kau mau menjual wanita itu?" pekik Nathan. "Anaknya adalah murid di kampusku! Kau gila, Black!"

"Wanita itu sudah setuju."

"Apa?" Nathan tak bergeming saat mendengar penjelasan Black.

"Wanita itu sudah menerima pekerjaan ini. Kau tak bisa ikut campur dalam urusan karyawan, Nathan."

"Aku seorang Drigory!"

"Kau seorang anak. Dan kau belum saatnya masuk ke dunia yang dijalani ayahmu."

"Aku tak sudi, Black! Kau pikir aku mau? Aku tak sudi hidup seperti dia."

Black berusaha untuk mengerti anak ini. Tidak mudah memang untuk menerima kenyataan bahwa ia terlahir di dalam keluarga yang hidup di dunia hitam seperti ini.

"Kau tak ingin membalas atas kematian Jimmy?" tanya Black.

Nathan tak bisa berkata-kata. Tentu saja, tentu saja ia ingin membalas dendam atas kematian kakaknya yang begitu keji.

"Ayahmu berusia yang terbaik untuk membalasnya kematian Jimmy. Kita tidak mengenal wanita itu. Tak akan ada masalah. Putrinya tak tahu kalau ibunya bekerja di rumah kita," ucap Black.

Nathan menatap Black. Ia sungguh tak ingin melibatkan orang asing dalam urusan keluarganya.

"Hidup putrinya akan ditanggung oleh ayahmu. Kau tak usah khawatir."

"Aku tak khawatir tentang dia," jawab Nathan.

"Sekarang makanlah. Temui ayahmu setelah makan. Dia ingin bicara denganmu," ucap Black.

***

Tuan Drigory sedang di ruangannya menghisap rokok dan bersama wiski kesukaannya. Ia menatap ke arah foto Keluarganya. Di mana ada gambar sang istri dan juga Jimmy serta Nathan. Cukup lama Tuan Drigory menatap foto keluarga itu. Ada sesuatu yang ia pendam di dalam hatinya saat menatap wajah sang istri di foto.

"Kau senang, Jasmine? Kau senang karena membawa Jimmy bersamamu dan kau meninggalkanku begini?" ucap Tuan Drigory sambil tersenyum. "Kau ingin membalas dendam padaku? Sekarang pasti kau sudah puas?"

Tuan Drigory menenggak minumannya. Ia tertawa dan terus saja menatap foto Keluarganya. Ia menatap foto Nathan yang masih dalam gendongannya. Sesekali ia tersenyum.

"Anak manis itu tidak menyukaiku, Jasmine. Dia lebih suka padamu. Kenapa kau tidak membawanya? Dia tak pernah menganggapku sebagai ayahnya," ucap Tuan Drigory.

"Kau salah!" Tiba-tiba Nathan masuk. Membuat Tuan Drigory terkejut. "Kau memang bukan ayahku," ucap Nathan.

"Aku yang telah menumpahkan bibit janin ke rahim Jasmine. Bagaimana mungkin kau bukan anakku?" sahut Tuan Drigory. Lagi dan lagi, ia menenggak wiski. Dan kali ini gelasnya langsung kosong.

Nathan mendekati ayahnya. Ia duduk di depan meja kerja sang ayah dengan sangat tidak sopan. Jangan berpikir tentang kesopanan di dalam keluarga mafia. Tentu saja itu mustahil.

"Ada apa memanggilku?" tanya Nathan.

"Anak wanita itu adalah teman kuliahmu, kan?" tanya Tuan Drigory. Ia tahu anaknya tak suka basa basi.

"Nyonya Watson? Kudengar dari Black kau memperkerjakannya. Dia berani juga setelah melihat kejadian tempo hari," ucap Nathan.

"Jangan bicara pada putrinya kalau ibunya bekerja di sini," ucap Tuan Drigory.

"Aku tak peduli. Aku hanya tak ingin kau merusak kehidupan normalku di kampus," ucap Nathan. "Segera, setelah kau mendapatkan apa pun yang kau mau. Lepaskan dia."

Tuan Drigory tersenyum melihat sikap sang anak. "Apa ada sesuatu antara kau dan Nona Watson? Kenapa kau peduli sekali tentang ini?"

Nathan mendengar kesal. Ia tak mengerti apa maksud ayahnya. "Jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku hanya ingin kehidupan normalku tak kau ganggu!"

"Anak itu sudah tak memiliki ayah. Ibunya sangat membutuhkan pekerjaan. Aku hanya berusaha membantunya," ucap Tuan Drigory.

Nathan ingin sekali membantah ucapan ayahnya. Tapi, Black berpesan kepadanya untuk pura-pura tak tahu tentang rencana sang ayah.

"Jangan sampai ada masalah. Kalau kau tahu dia tidak memiliki ayah, seharusnya kau tahu. Kau yang paling tahu karena kau kehilangan istrimu. Jangan libatkan orang lain. Aku tak banyak bicara. Tapi Ayah, kau tak boleh ikut campur dengan kehidupanku. Sudah cukup kematian menimpa Jimmy. Kalau kau mau hal sama terjadi padaku. Maka kau harus bersiap untuk melakukan pemakaman lagi." Setelah mengatakan hal itu, Nathan bergegas berdiri. Ia tak mau bicara lagi dengan sang ayah.

"Aku belum selesai bicara," ucap Tuan Drigory.

"Apa lagi?" Nathan sudah sangat kesal.

"Aku akan bertunangan dengan Lucy," ucap Tuan Drigory.

"Jadi kau akhirnya ingin mengganti posisi ibuku? Kau memilih wanita binal itu?"

"Jasmine sudah tak ada. Kau berharap aku setia pada orang mati?"

Nathan menatap tajam sang ayah saat mendengar kalimat itu.

Bersambung ....


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login