Download App

Chapter 12: 12. Mengulangi kesalahan yang sama

"Kamu kenapa sih, sayang? Tiba-tiba jadi merajuk gini?" tanya Dani tak mengerti dengan apa yang terjadi kepada istrinya, tiba-tiba saja Rika marah kembali ketika menjemput Dani di sekolah, bahkan rencana untuk makan siang di luar pun batal.

Rika masih memalingkan wajah dari suaminya itu, tanpa berkata sekali pun, padahal baru saja ia luluh dua hari lalu, setelah diberikan hadiah gelang emas sebagai kado ulang tahunnya.

“Kalau kamu hanya diam saja seperti itu, mana aku tahu alasannya, ayo dong, sayang, cerita, dan beritahu aku kenapa kamu malah marah tiba-tiba saja begini? Padahal aku sama sekali tidak membuat salah kepada kamu, bukan?”

Dani masih saja bersungut-sungut, belum tahu apa yang menjadikan istrinya marah, lelaki itu bertanya berulang kali kepada Rika, seraya matanya kembali focus ke depan, pada jalan, karena memang saat ini Dani sedang mengemudikan mobil yang sebelumnya dibawa oleh Rika ke sekolah.

“Dan kamu yakin acara makan siang kita dibatalkan begitu saja?” tanya Dani lagi kepada Rika, akan tetapi wanita itu masih saja diam, seolah mulutnya dikunci dengan rapat, tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Dani kembali mengernyitkan keningnya, tak mengerti dengan apa yang terjadi kepada istrinya saat ini, sehingga ia focus kembali pada kemudinya, bahkan menuju tempat makan yang sebelumnya sudah direncanakan.

“Sudah sampai, sayang! Ayok kita turun!” ajak Dani kepada Rika ketika keduanya kini sudah sampai di tempat parkiran sebuah rumah makan favourite Rika.

Lengang sejenak.

“Putar arah, aku ingin pulang!” Rika mengeluarkan suara, akan tetapi ia malah meminta untuk pulang, bukan malah turun dari mobil.

“Lho kok pulang? Tapi kan kita sudah ada di depan rumah makan ini, sayang, rumah makan kesukaanmu,” sahut Dani lagi mencoba untuk membuat istrinya luluh.

“AKU BILANG PULANG! PULANG!!!” Rika berteriak kepada suaminya seraya menatapnya dengan tajam sehingga Dani pun ikut terperanjat dengan teriakan dan tatapan tajam istrinya tersebut.

Dengan cepat, lelaki itu pun kembali mengemudikan mobilnya, menuju rumahnya, sesuai dengan Rika minta.

Dengan perasaan campur aduk, Dani terus saja melajukan mobilnya itu dengan kecepatan tinggi, karena ia pun masih bertanya-tanya dalam hatinya kenapa istrinya bisa berubah menjadi marah seperti itu?

Apa yang telah dilakukan olehnya sehingga menjadikan Rika mengamuk, Dani mengingat-ingat kejadian tadi pagi, padahal tadi pagi pun keduanya masih bersikap hangat dan biasa saja.

BRUKK

Rika menutup pintu mobil itu dengan cukup keras, lalu ia kembali melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya, dengan langkah cepat, yang kemudian disusul dengan segera oleh Dani.

“Sayang, kamu kenapa sih, sayang? tolong kasih tahu aku jika memang aku punya salah kepada kamu,” tanya Dani seraya mengetuk-ngetuk pintu kamar Rika, yang kini sudah dikunci oleh istrinya itu.

Hening, tak ada jawaban, entah apa yang sedang dilakukan oleh Rika di dalam kamarnya, apakah menangis?

Yaa, Rika sedang tersedu sedan, menangis sesenggukkan di dalam kamarnya tersebut.

“Hiks hiks hiks, kenapa sih, Mas, kamu tega membohongi aku lagi?” ucapnya seraya menahan isak tangisnya, Rika menenggelamkan kepalanya kepada bantal, ia menangis di sana sejadi-jadinya.

“Apa sih kurangnya aku selama ini? Kenapa kamu masih saja mengejar-ngejar wanita muda itu, hiks hiks,” ucap Rika lagi lirih.

Sebenarnya hal ini bukanlah pertama kalinya terjadi, akan tetapi terhitung sudah tiga kali terjadi, ya sebelum dengan Nisa, suaminya itu sudah ketahuan pula menjalin hubungan gelap di belakangnya dengan wanita muda pula.

Yang menurut pengakuan suaminya bahwa ia hanya khilaf, akan tetapi khilaf yang selalu berkepanjangan.

Meskipun Rika sendiri tahu bahwa suaminya tidak akan pernah berani untuk main-main dengan dirinya, akan tetapi tetap saja, meski hanya sebatas bermesraan saja lewat telephone, tetap saja ia merasa sakit hatinya.

Hati istri mana pula yang tidak sakit jika tahu bahwa ternyata suaminya masih saja saling terhubung dengan wanita simpanannnya itu? Meski pada akhirnya Rika pun tidak bisa juga untuk kehilangan lelaki yang sangat ia cinta.

Clek.

Rika membuka pintu kamarnya, dan baru saja wanita itu keluar dari kamarnya, langsung saja Dani menghampiri Rika dengan wajah panic dan penuh tanda tanya, sama sekali tidak merasa bahwa karena dirinyalah semua kekacauan ini terjadi.

“Sayang, kamu gak apa-apa, kan? Aku minta maaf jika memang aku punya salah,” ucap Dani dengan wajah yang masih saja panic.

Rika menghela nafasnya, lalu mengembuskannya berulang kali, sehingga akhirnya wanita itu kini bisa menjawab pertanyaan drai Dani.

“Berikan HP kamu kepadaku, Mas!” pinta Rika dengan tangannya yang suka menengadah, menuntut Dani untuk segera menyerahkan Ponselnya.

“Lho, kenapa, sayang? Bukankah kamu sendiri tahu bahwa aku sudah tidak menyembunyikan apa pun lagi darimu?” tanya Dani balik yang tak mengerti.

“Aku bilang, berikan HP kamu, Mas! Sini!” nada bicara Rika kini mulai meninggi lagi, bahkan matanya mulai membesar kembali, sehingga akhirnya dengan perasaan ragu, Dani pun menyerahkan ponselnya, yang sebelumnya ada pada saku celananya.

Rika nampak mengotrak ngatrik ponsel Dani, entah apa yang sedang ia lakukan, lalu pada menit selanjutnya, wanita itu pun nampak seperti sedang menyecan ponsel milik Dani dengan ponsel miliknya sendiri.

“Ini, aku pasang applikasi pada Hp kamu, Mas, sehingga ketika kamu sedang berada dengan siapa pun, aku bisa tahu, dan WhatsApp kamu pun, sudah aku sadap,” tutur Rika kepada Dani seraya menyerahkan kembali ponsel Dani kepada miliknya.

Dani hanya membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya itu.

“Lho, kenapa kamu melakukan ini semua, sayang? Bukankah sudah tidak ada hal lagi yang perlu kamu curigai dariku, bukan?” Dani kini mulai bersuara, bahkan mengajukan tanya kepada Rika, yang sepertinya kondisi hatinya sudah membaik.

Bahkan buktinya kini wanita itu sudah tidak lagi menatapnya dengan tatapan tajam seperti ketika dalam perjalanan beberapa jam lalu, bahkan matanya nampak sembab, ya Dani tahu bahwa istrinya itu sudah menangis ketika mengurung diri di kamarnya.

Akan tetapi yang menjadi pertanyaan Dani adalah, kenapa Rika sampai menangis seperti itu? dan juga marah kepadanya.

“Aku tidak ingin dibohongi untuk yang keempat kalinya, Mas! Sudah cukup kamu mempermainkan wanita muda di luar sana,” jawab Rika datar, dengan mata yang kini kembali tajam, karena Dani kembali mengingatkannya akan hal yang membuatnya terluka.

“Tapi kan aku sudah meninggalkan semuanya, sayang, aku sudah tidak lagi menjalin hubungan terlarang dengan wanita mana pun lagi,” bantah Dani yang masih membela dirinya sendiri.

Rika mengangkat kedua alis dan bahunya, sebelum akhirnya ia menyerang Dani dengan bukti nyata bahwa ia masih saja menjalin hubungan dengan Nisa.

“Lalu kenapa Pak Andri bisa sampai melihat kamu dan Nisa di perkemahan itu? bahkan katanya nempel terus,”

DEG


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C12
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login