Download App
22.22% LALUNA

Chapter 2: Penyiksaan Carlos.

Mata Laluna membulat sempurna mendengar kata-kata Carlos. Bagaimana tidak, luka yang ia rasakan saat ini akan berkali-kali lipat pedihnya ketika terkena air. Carlos benar-benar manusia tak berperasaan, ia menyelesaikan hukumannya dengan sempurna tanpa belas kasih kepada Laluna.

Laluna mengepalkan tangannya, memejamkan matanya sambil terus menggigit bibir bawahnya ketika Carlos memasukkannya ke bathtube yang diisi dengan air dingin. Rasa pedih itu tak terhingga, Laluna sendiri tak bisa menggambarkannya lagi dengan kata-kata. Namun inilah kesenangan bagi Carlos.

Carlos tersenyum lebar ketika melihat wajah cantik Laluna merah padam menahan sakit akibat ulahnya. Ia merasa telah menjadi pria yang berhasil menaklukkan Laluna.

"Katakan sesuatu, Sayang? Kenapa kau hanya diam saja?!" tanya Carlos dengan nada menggoda namun itu semakin membuat Laluna muak dan ingin muntah.

Melihat Laluna yang tak bereaksi apa-apa, Carlos melanjutkan permainannya. Ia mengambil sabun yang terletak tak jauh dari bathtube, mengolesnya dengan lembut ke luka menganga Laluna. Kali ini Laluna berteriak keras. Ia tidak bisa menahan lagi rasa pedih yang menyiksa tubuhnya itu. Dengan cepat ia membasuh lukanya menggunakan air, namun hal itu semakin membuat rasa pedih itu menyengatnya.

"Kau benar-benar kejam, Carlos!" lirih Laluna pilu.

"Ha Ha Ha ...." Carlos tertawa lebar mendengarnya. Ia suka kesakitan yang Laluna rasakan darinya, dengan begitu ia berharap Laluna tidak akan berani melawannya lagi.

"Jika kau tahu aku kejam, maka yang lakukan hal yang membuatku marah, Sayang!" ujar Carlos lembut.

Laluna benar-benar muak melihat Carlos, ia menatap Carlos tajam dengan mata merahnya.

"Kau bajingan, kau iblis!" teriak Laluna murka.

Carlos kembali tertawa lebar mendengar makian yang Laluna tujukan padanya.

"Berkali-kali aku katakan padamu, jangan coba-coba untuk melarikan diri dariku karena kau adalah milikku. Kau, tubuhmu, kecantikanmu yang sempurna ini adalah milikku, hanya milikku!" tukas Carlos dengan nada rendahnya.

Laluna semakin benci mendengarnya, ia tak bisa menahan dirinya untuk tidak melawan lagi. Kali ini ia harus memperjuangkan kehidupannya meski harus mati tragis ditangan Carlos. Diam sama dengan mati, bicara pun demikian. Tidak ada sisi yang menguntungkan dirinya ketika berhadapan dengan Carlos.

"Kau sudah beristeri, Carlos!" kata Laluna kemudian.

"Jika isterimu tahu apa bagaimana sikapmu dibelakangnya maka semua yang kau miliki ini akan sia-sia. Jadi jangan memprovokasiku untuk melawanmu melalui isterimu!" Laluna mencoba mengancam Carlos agar tak semena-mena kepadanya tapi Carlos yang mendengar hal itu malah tertawa keras hingga nyaris terbatuk-batuk.

"Kau bisa mengatakannya ketika kau bisa lepas dariku, dan kau tahu aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, haha!" Carlos kembali tertawa lebar sambil menekan paksa kepala Laluna hingga menyentuh air.

Laluna kesulitan bernafas dibuatnya, tangannya berusaha meraih tangan Carlos agar melepaskan kepalanya, namun Carlos masih ingin bermain sedikit lebih lama, hingga dirasa cukup barulah Carlos melepaskan tangannya dari kepala Laluna lalu berjalan meninggalkan kamar mandi dengan nafas tersengal Laluna yang terdengar cukup keras.

Laluna mencoba menguasai dirinya, mencari cara agar bisa terlepas dari tawanan Carlos. Setelah memikirkan banyak hal akhirnya ia menemukan sebuah ide yang akan ia laksanakan keesokan paginya.

Memikirkan cara yang menjadikan nyawanya sebagai taruhan, kali ini Laluna lebih waspada. Ia tidak ingin mengalah begitu saja pada takdir kejam buatan Carlos. Dengan semangat membara ia bangkit dari bathtube.

* * *

Keesokan paginya Laluna terbangun, namun ia sengaja ingin berlama-lama di atas tempat tidur sampai Carlos menemuinya.

Waktu yang ditunggu pun tiba, Carlos datang ke kamarnya. Mendekatinya dan menyingkap selimut yang masih menutupi tubuhnya. Laluna pura-pura menggigil, ia sudah siap dengan rencana awalnya. Melarikan diri dari Carlos.

"Kau kenapa, hah?" tanya Carlos tajam.

Carlos mencoba menggapai dahi Laluna, namun Laluna menepisnya dengan cepat sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lagi.

"Kau sakit?" tanya Carlos lagi.

Laluna tak menjawab, ia masih setia dengan sandiwaranya. Laluna tahu bahwa Carlos sangat terobsesi padanya, Carlos sangat takut jika ia sakit walau rasa sakit dan penyakit itu disebabkan oleh tangannya sendiri.

"Laluna, jawab aku!" sentak Carlos tajam.

"Kau kira apa yang akan terjadi pada tubuhku setelah kau menyiksanya, hah!" sentak Laluna.

"Jawab aku dengan benar!!" Carlos menarik Laluna agar duduk menghadap kepadanya.

"Sekujur tubuhku terasa sakit. Aku menggigil karena luka yang sangat pedih ini!" jawab Laluna seraya menunjukkan bekas perbuatan Carlos tadi malam.

Carlos memastikan keadaan Laluna, warna biru keunguan terdapat disetiap luka yang Laluna terima darinya. Ia segera memeluk Laluna tanpa malu.

"Maafkan aku, Sayang. Ini semua tidak akan terjadi jika kau mau menuruti semua kata-kataku!" ujar Carlos dengan bahasa lembutnya namun itu hanya membuat Laluna jijik. Tapi Laluna terpaksa menahannya demi rencana yang sudah ia susun semalaman.

Laluna memegang baju Carlos, merengek seperti anak kecil yang menginginkan mainan.

"Panggilkan aku doktermu, aku benar-benar kesakitan saat ini!" kata Laluna masih dengan sandiwaranya.

Carlos melepaskan pelukan mereka. Ia menatap Laluna tajam, merasakan sesuatu yang aneh dari permintaannya.

"Tidak ...," Carlos menggelengkan kepalanya, menatap Laluna yang masih menampakkan wajah sendunya.

"Aku tahu kau memiliki rencana baru, Sayang!" ujar Carlos yakin.

"Aku tidak mudah kau bodohi. Kau menginginkan dokter kepercayaanku datang agar kau bisa mengatakan semua sikapku kepada isteriku melalui dia, bukan!" tukas Carlos menebak rencana Laluna.

Laluna gelagapan, ia mencoba menyangkal semua yang dikatakan Carlos namun Carlos tidak ingin mempercayainya.

"Aku bicara yang sebenarnya, aku memang sedang kesakitan saat ini!" kata Laluna berusaha meyakinkan Carlos.

Carlos tertawa keras mendengar sandiwara Laluna.

"Sejak kapan kau mengeluhkan rasa sakitmu itu padaku, hah. Aku pernah membakar punggungmu, menggores pahamu dengan api rokok. Aku sering menghukummu dengan sabuk pinggang dan stik golf, namun kau tidak pernah mengeluh kesakitan sedikitpun meski aku melakukannya berkali-kali!" tegas Carlos.

Laluna terdiam, mendengar semua deretan penyiksaan yang pernah Carlos lakukan padanya saja sudah membuat hatinya tersayat. Begitu bodohnya ia selama ini sehingga bisa diperlakukan Carlos seperti hewan.

"Aku benar-benar sakit, Carlos. Lihatlah ini, jika tidak segera diobati maka ini akan infeksi dan kau sendiri yang akan merasa jijik nantinya!" rengek Laluna lagi.

Laluna berusaha keras agar rencananya kali ini tidak gagal. Ia terus menampakkan wajah melasnya agar Carlos kasihan padanya. Dan berhasil!

"Baiklah, kita obati lukamu. Tapi tidak dengan dokter kepercayaan keluargaku!" ujar Carlos dengan seringaiannya.

"Lalu dengan siapa?" tanya Laluna memastikan.

Carlos berpikir keras mengenai hal tersebut, ia ingin membawa Laluna keluar dengan pengawasannya, namun itu tidak mungkin karena hal ini pasti akan diketahui isterinya. Dan ia tak mau hal itu sampai terjadi, karena jika sampai isterinya mengetahui kelakuan bejatnya ini, maka kekuasaan dan kekayaan yang ia miliki akan hilang begitu saja dari genggamannya.

"Kita akan ke rumah sakit sekarang!" kata Carlos kemudian. Laluna menggeleng pelan, namun Carlos tetap dalam pendiriannya.

Carlos berbalik, meminta pelayan untuk membantu Laluna bersiap. Tapi setelah punggung Carlos menghilang dari pandangannya, Laluna tersenyum lebar karena itulah yang ia rencanakan. Keluar dari rumah mewah Carlos agar lebih leluasa melarikan diri ditempat keramaian seperti itu.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login