Download App

Chapter 10: Wind Breeze 3

William membuka matanya dan langsung menatap langit-langit kamarnya dengan nafas yang sedikit terengah-engah. Ia lantas segera duduk di tempat tidurnya. William menelan ludahnya untuk sedikit menenangkan dirinya setelah kenangan buruk masa kecilnya hadir di dalam mimpinya.

"Wanita sialan," umpat William.

William meraih ponselnya dan melihat jam yang ada di ponselnya. Pukul 6.00 AM. William akhirnya memutuskan untuk segera bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah sepuluh menit berlalu, William kembali keluar dari dalam kamar mandi dan merapikan penampilannya di depan cermin yang ada di kamarnya. Ia terdiam sejenak begitu melihat pantulan wajahnya di cermin. Ia mengerutkan keningnya.

"Sepertinya aku terlihat sedikit berbeda," gumam William.

Dua hari tidak merapikan rambutnya dengan gaya yang biasa William gunakan di Manhattan membuatnya merasa sedikit berbeda. Penampilan William terlihat jauh lebih santai jika dibandingkan ketika ia sedang mengurus hotel di Manhattan.

Bahkan raut wajahnya yang selalu seperti orang yang sedang merengut, kini terlihat lebih ramah. William tertawa pelan lalu membelakangi cerminnya. "Mungkin ini hanya perasaanku saja."

William akhirnya berjalan pergi meninggalkan kamarnya. Ia akan memulai kembali harinya dengan berjalan kaki menuju restoran D'Amelie sambil membantu Esmee membawa bahan makanan untuk keperluan restoran.

Di sepanjang jalan berbatu yang ia lewati, William mulai membiasakan diri dengan tersenyum pada penduduk lokal yang ia jumpai. Ia bahkan sempat membantu seorang pria tua yang hampir terjatuh karena jalanan yang licin.

"Kau harus lebih berhati-hati lagi," ujar William ketika ia membantu pria tua itu duduk di kursi yang ada di depan rumahnya.

"Terima kasih banyak karena sudah menolongku. Siapa namamu?"

"Aku William. Aku bekerja di D'Amelie," jawab William.

"Oh, pantas saja kau selalu membantu Esmee. Aku hampir mengira kalian berdua sedang berpacaran," sahut pria tua itu.

Pria tua yang ditolong William kemudian memperkenalkan dirinya. "Aku Michel. Aku sudah cukup lama tinggal di sini. Aku kenal dengan pemilik pertama restoran D'Amelie."

William menganggukkan kepalanya. "Esmee bilang, nama restoran itu diambil dari nama neneknya."

Michel tertawa pelan. "Dulu restoran itu sangat ramai. Aku bahkan sempat bekerja di dapur restoran itu. Aku sedih melihat Esmee berjuang keras mempertahankan restoran itu."

William mendesah pelan setelah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Michel. "Kalau begitu aku pergi dulu. Esmee pasti memerlukan bantuan untuk mempersiapkan restorannya."

Michel menganggukkan kepalanya. "Sampaikan salamku pada Esmee. Mungkin aku akan mampir."

William menganggukkan kepalanya pada Michel. Ia kemudian melanjutkan langkahnya menuju restoran D'Amelie. William sedikit keheranan karena ia tidak bertemu dengan Esmee di jalan.

"Kemana gadis itu? Kenapa aku tidak bertemu dengannya?" Batin William.

William berhenti sebentar di tikungan menuju restoran D'Amelie. Ia memperhatikan jalanan yang kemarin ia lewati bersama Esmee. Ia memutuskan untuk menunggu Esmee di tikungan tersebut.

----

"Kriiing!!!"

Esmee meraba-raba tempat tidurnya untuk mencari ponselnya yang tergeletak di tempat tidur. Tanpa membuka matanya, tangan Esmee terus mencari ponselnya. Ia ingin segera mematikan dering suara alarm di ponselnya.

"Sial," gumam Esmee ketika ia gagal menemukan ponselnya.

Esmee akhirnya terpaksa untuk membuka matanya. Ia terduduk di tempat tidur sambil mencari kembali ponselnya. Esmee menghela nafas panjang ketika akhirnya ia menemukan ponselnya yang sudah terjatuh ke lantai.

Ia pun segera mengambilnya dan memeriksanya. "Untunglah dia tidak rusak."

Esmee segera mematikan dering alarmnya. Matanya seketika membulat ketika ia melihat jam pada ponselnya. "Astaga! Aku belum berbelanja."

Dengan secepat kilat, Esmee segera berlari ke kamar mandinya. Ia mencuci mukanya sebentar lalu kembali keluar dan langsung mengenakan mantel dan bennie hat miliknya. Esmee pun bergegas meninggalkan restorannya untuk segera menuju toko bahan makanan milik Anne.

----

William berdecak pelan setelah hampir sepuluh menit menunggu Esmee dan wanita itu masih belum menampakkan batang hidungnya. Ia akhirnya memutuskan untuk segera berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju restoran D'Amelie.

"Mungkin dia selesai berbelanja lebih awal," gumam William.

Namun baru sebentar ia melanjutkan langkahnya, tiba-tiba saja ia melihat Esmee yang sedang berjalan terburu-buru dari restorannya. William akhirnya kembali menghentikan langkahnya.

Esmee tidak menyadari William yang berdiri di depannya karena ia sudah terburu-buru menuju toko milik Anne. Begitu William menghalangi langkahnya, barulah Esmee mendongakkan kepalanya.

"William?"

"Kau belum berbelanja bahan makanan?" tanya William setengah tidak percaya.

Esmee menghela nafas panjang. "Temani aku belanja. Aku sedikit kesiangan hari ini."

Esmee melanjutkan langkahnya. William menatapnya sejenak sebelum akhirnya ia menyusul langkah Esmee.

----

Setelah berjalan kaki selama lima belas menit, Esmee dan William akhirnya tiba di toko bahan makanan milik Anne. Esmee dengan cekatan segera memilih sayur mayur yang akan ia gunakan untuk memasak hari ini.

Sementara itu, William hanya berdiri di belakang Esmee dan terus mengikutinya sambil membawa keranjang belanja. Begitu mereka melangkah ke kasir, Esmee tiba-tiba terdiam. Ia lalu kembali memeriksa bahan-bahan yang sudah ia beli.

"Sepertinya aku harus mengurangi jumlahnya," ujar Esmee.

"Kenapa kau mau mengurangi jumlahnya?" tanya William.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin meminimalisir bahan makanan yang terbuang," jawab Esmee. Ia kemudian mengeluarkan beberapa bahan makanan dari dalam keranjang yang dibawa William.

Setelah itu, Esmee melanjutkan langkahnya menuju kasirnya. William memperhatikan ekspresi Esmee ketika ia sedang membayar bahan makanan yang sudah mereka beli. Esmee nampak sedikit kikuk berhadapan dengan Kasir.

Sayup-sayup William mendengar wanita yang duduk di balik meja kasir bertanya perihal pembayaran hutang Esmee.

"Aku pasti akan melunasi setengahnya lagi sebelum akhir bulan, Anne," ujar Esmee.

"Jangan lupakan itu, Esmee. Atau kau tidak akan kuizinkan untuk kembali berbelanja di sini," sahut Anne.

Esmee menganggukkan kepalanya. Ia kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan segera membayar bahan makanan yang sudah mereka beli. Selanjutnya Esmee mengajak William untuk segera pergi meninggalkan toko tersebut.

"Apa kau memiliki hutang di toko itu?" tanya William begitu ia dan Esmee meninggalkan toko milik Anne.

Esmee berdecak pelan sambil menganggukkan kepalanya. "Tapi tidak perlu khawatir. Aku akan melunasinya sebelum akhir bulan. Untungnya Anne memperbolehkanku untuk membayar separuh terlebih dahulu."

"Tapi wanita itu kelihatan kesal ketika kau sedang membayar," sahut William.

"Memang Anne seperti itu. Tapi dia wanita yang cukup baik," timpal Esmee.

"Apa semua orang baik di matamu?" tanya William.

"Bukan seperti itu, William. Aku bisa memaklumi jika Anne memintaku untuk segera melunasi hutangku. Dia juga perlu uang untuk operasional tokonya," jawab Esmee.

"Kau juga terlihat tertekan," sahut William sambil menatap Esmee.

Esmee seketika menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan segera menatap William. Esmee hanya mendengus pelan lalu ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Esmee! Tunggu!" seru William begitu Esmee berjalan meninggalkannya. Sambil membawa kantung belanja, William segera menyusul Esmee.

"Maaf kalau ucapanku menyinggungmu," ujar William begitu ia berhasil menyusul langkah Esmee.

Esmee menatap lurus ke arah jalanan yang ada di depan mereka. "Tidak apa-apa. Lagipula ucapanmu itu memang benar."

****

Thank you for reading my work. I hope you guys enjoy it. I was hoping you could share your thought in the comment section and let me know about them. Don't forget to give your support through votes, reviews, and comments. Thank you ^^

Original stories are only available at Webnovel.


CREATORS' THOUGHTS
pearl_amethys pearl_amethys

Keep in touch with me by following my Instagram Account or Discord pearl_amethys ^^

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C10
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login