Download App

Chapter 3: Hampir Mati

Setelah beberapa menit Laki-laki tampan itu akhirnya mengakhiri ciuman panas mereka. melati pun bisa bernafas dengan lega saat ini dan kali ini Melati tidak berusaha menjauh lagi tapi Melati memilih untuk menundukkan kepalanya sambil menirmalkan napas karena tidak ingin kejadian sebelumnya terulang lagi.

"Bibir mu sangat manis dan aku sangat menyukainya. Tatap aku saat aku sedang berbicara.....," ucap laki-laki tampan itu tidak suaka pada saat Melati menunduk dan memiliki menatap kearah lantai mobil dari pada wajahnya.

"Maaf, tapi aku tadi hampir mati....," ucap Melati dengan polosnya dengan sedikit mendongak menatap wajah tampan yang masih memakai kacamata mata hitam bahkan melatih tidak bisa melihat warna mata laki-laki tampan itu selalu tatapan tajam yang cukup menatapnya dengan penuh minat.

"Kamu tidak akan mati....., mana mungkin aku membiarkan diriku menjadi duda dalam waktu secepat ini..... hehehehe." ucap laki-laki tampan itu yang semangkin tampan saat tertawa lepas.

"Kamu menertawakan ku....," ucap Melati sedikit tidak percaya. Melati yang sebelumnya hampir mati karena kehabisan napas bisa-bisanya ditertawakan oleh laki-laki tampan yang tidak lain adalah suaminya sendiri.

"Iya dirimu selain imut, manis dan menggemaskan cukup lucu juga ternyata dengan segala memikirkan mu yang cukup konyol....," ucap laki-laki tampan itu membuat Melati syok akan ucapan yang barusan diucapkan olehnya.

"Aku tidak konyol, aku juga tidak sedang melawak." ucap Melati yang saat ini menunjukkan kesalahannya dengan berkata lumayan ketus dan refleks melipat tangannya ke depan dada karena kesal.

"Baiklah kamu saat ini memang tidak sedang melawak tapi kamu sengaja untuk menggodaku bukan.....," ucap laki-laki tampan itu.

Melati baru ingat akan film peri tampan yang pernah di tontonan sepertinya sangat mirip dengan suamiya yang tampan ini hanya saja pria peri dalam film itu tidak bersikap menyebalkan seperti suaminya saat ini.

"Tidak." ucap Melati yang saat ini langsung menyilang tanggan ke depan dapan dada pada saat melihat tatapan mata pria yang ada di sampingnya tampak melihat kearah dadanya.

"Aku benar-benar tidak menyangka jika Mommy dan Daddy benar-benar memilih menantu dengan sangat tepat. Dirimu selain muda, cantik dan menggemaskan juga sangat lucu....," ucap laki-laki tampan itu yang tidak bisa berhenti tersenyum melihat tinggkah pengantinnya.

"Apakah kamu akan menjual ku.... setelah ini?" ucap Melati yang saat ini bertanya tentang hal yang tidak masuk akal.

"Tentu saja tidak buat apa aku capek-capek datang ke kampung mu dan bernegosiasi dengan Ayahmu selama berhari-hari jika hanya untuk membiarkan mu dimiliki orang lain." ucap laki-laki tampan itu yang sempat membuat Melati tertegun karena ucapan laki-laki itu sedikit masuk akal.

"Jangan menjauh dari ku lagi jika tidak aku akan mencium mu lebih lama dari sebelumnya disini." ucap laki-laki tampan itu sambil menyentuh bibir Melati yang sedikit berisi dan tapak merah menggoda itu.

"Jangan pegang-pengang nanti liftiknya bisa luntur." ucap Melati yang saat ini berusaha menjauh tangan besar laki-laki yang telah menjadi suaminya itu untuk tidak memegang bibir ataupun bagian wajahnya.

"Kamu tinggal memasangnya lagi, aku rasa itu bukan hal yang sulit." ucap laki-laki tampan itu sambil tersenyum manis kearah Melati. Walaupun tangannya saat ini pindah ke bahu mungil Melati untuk tetap memeluk erat Melati dari samping.

"Iya tapi aku tidak memiliki banyak uang untuk membeli liftik.....," ucap Melati yang sebelumnya berkerja di salah satu tokoh barang dipasar dan bisa membeli beberapa barang keperluannya tapi saat ini sepertinya Melati tidak bisa berkerja di pasar karena suaminya sebelumnya telah membuat perjanjian dengan Ayahnya yang sama sekali tidak mengizinkan Melati untuk bekerja berat.

"Kamu memiliki suami yang kaya raya, lalu mengapa kamu harus susah bekerja keras kamu bisa saja meminta pada ku...," ucap laki-laki tampan itu seakan ini bukan hal yang sulit baginya.

"Meminta uang pada mu?" ucap Melati dengan ragu karena Melati terakhir memintanya uang Ayahnya saja disambut dengan berbagai cacian dan tuduhan akan dirinya yang pemalas Melati tidak ingin hal itu terulang kembali yang mungkin tidak akan melukai Melati secara fisik tapi secara psikis Melati sangat terluka.

"Iya kamu harus mengunakan dan menghabiskan uang ataupun barang yang aku berikan untuk mu....," ucap laki-laki tampan itu yang membuat Melati bingung.

"Menghabiskan uang?" ucap Melati yang saat ini merasa mangkin bingung dan waspada.

"Iya kamu istri ku jika bukan dirimu yang menghabiskan uang ku untuk merawat diri mu dan kebutuhan kita berdua lalu siapa lagi....," ucap laki-laki itu yang membuat Melati paham karena kebutuhan Suaminya pasti sangat banyak.

"Itu benar-benar...., wah apakah kita baru saja melewati tempat makan KFC. Sebelumnya aku hanya bermimpi tapi kali ini aku benar melewatinya....," ucap Melati yang tampak takjub dengan tempat makan yang cukup terkenal dengan Ayam goreng yang lezat dan mengoda pada saat iklan muncul di televisi biasanya.

"Dia begitu bahagia padahal jika dia menginginkan untuk makan di sana bisa saja terjadi dengan begitu mudah bahkan aku bisa menyewa dan membawanya Mission milik ku." batin Laki-laki tampan itu yang takjub ternyata membahagiakan istrinya tidak harus dengan barang-barang yang mahal.

"Kamu mau Menyukainya?" tanya laki-laki tampan itu.

"Sejujurnya aku belum pernah mencobanya karena harganya yang cukup mahal. Aku rasa aku tidak akan bisa membelinya kare aku saat ini tidak memiliki uang." ucap Melati yang sudah cukup bangga bisa melihat tempat makan itu walaupun tidak singgah Melati tidak ingin berharap terlalu tinggi yang hanya akan membuatnya tambah pusing nanti.

"Kalau sampai rumah nanti kamu pasti akan langsung mencoba semua jenis ayam goreng yang ada ditempat itu.....," ucap laki-laki itu dengan santainya.

"Apakah kamu pemilik pabriknya?" tanya Melati dengan penasaran.

"Tentu saja tidak." ucap laki-laki tampan itu yang memang bukan pemilik restoran atau pabrik KFC. Tapi untuk membeli tempat makan dan segala cabang-cabang itu bukanlah hal yang sulit bagi Suami Melati ini.

"Hahahaha...., Anda bisa juga bercanda. Tapi lain kali jangan bercanda soal makanan lagi karena aku suka makan aku akan merasa sedikit tersinggung jika anda berbohong...," ucap Melati yang tentu saja membuat laki-laki tampan itu tampak mengerti.

"Tapi aku tidak pernah berbohong, kita buktikan saja nanti jika kamu tidak percaya....," ucap laki-laki tampan itu yang tidak suka saat dikatakan berbohong.

"Baiklah memangnya kapan kita sampai aku merasa kita sudah cukup lama dalam perjalanan....," ucap Melati yang merasa sangat penasaran berapa lama lagi mereka sampai tujuan di rumah baru Melati mulai hari ini. Melati juga diwajibkan betah di rumah Suaminya karena Melati tidak akan mungkin diterima oleh Ayahnya kembali jika sampai dirinya tidak betah.

"Lima sampai sepuluh menit lagi kita sampai. Kamu bisa makan ataupun melakukan apapun sesuka hati mu disana.....," ucap laki-laki tampan itu tersenyum manis saat ini melihat ekspresi Melati yang terlihat tersenyum cerah.

"Aku bisa makan apapun dan melakukan apapun sesuka hati ku?" ucap Melati yang saat ini masih sedikit ragu karena dirumah Ayahnya sendiri saja Melati kadang tidak dihargai apalagi dirumah orang lainnya yang tidak lain rumah suamiya Melati takut merepotkan.


CREATORS' THOUGHTS
Chesi_putri Chesi_putri

Jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar, review dan vote. jika kalian menyukai cerita ini. Terimakasih....

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login