Download App

Chapter 2: 1. Setelah Sekolah.

Setelah Karina tertawa, wali kelas mereka datang membawa berita bahwa pelajaran sejarah hari ini diganti dengan pelajaran olahraga.

Ada beberapa orang yang senang, ada juga yang merasa kesal. Respon anak-anak memang beragam.

"Kalian bisa ambil seragam olahraga kalian diloker masing-masing sekarang." ucap wali kelas.

Sebagian besar murid kelas itu pun pergi keruang ganti tempat loker berada.

"Ayo! Athena Naidhruf Pemalas Arleth!" Karina menarik-narik lengan teman nya yang malas bangun dari duduknya.

"Malas, ah." ucap Athena tanpa semangat.

"Gak boleh gitu, jarang kan hari jumat kita terlepas dari biologi dan sejarah. Ayo bergerak kawan!" Karina menarik lengan Athena semakin keras sampai mereka berdua hampir terjatuh.

"Pelan-pelan!" ucap Athena kesal.

"Makanya jangan malas!" Karina yang berhasil menarik Athena bangkit dari duduknya langsung menarik Athena keluar kelas.

Mereka sampai di ruang ganti, masing-masing kini mengganti pakaian mereka dan pergi ke lapangan sekolah.

"Lihat kan? Panas sekali cuaca nya!" Ucap Athena semakin kesal.

"Kau saja berdiri di bawah pohon, masih bisa merasa panas?" ucap Karina jengkel.

"Tetap saja." balas Athena tak mau kalah.

Setelah perdebatan kecil mereka, wali kelas datang dan memulai pelajaran olahraga nya.

Sekitar empat puluh lima menit olahraga mereka lakukan. Waktu semakin siang dan matahari semakin terik.

Setelah pelajaran olahraga selesai, mereka mengganti pakaian kembali dan istirahat selama sepuluh menit.

"Piket sekarang yok." ajak Karina.

"Kenapa sekarang?" tanya Athena tak terlalu fokus Karena sedang memainkan handphone.

"Nanti pulang nya bisa langsung, gak usah ikut yang lain piket." jawab Karina.

"Yaudah, ayo." ucap Athena.

Mereka berdua menghabiskan waktu istirahat mereka dengan membersihkan kelas.

Athena menyapu, Karina membersihkan sampah yang berserakan.

"Maya, besok enggak sekolah, kan?" tanya Karina.

"Enggak, libur-libur." jawab Maya.

"Mantep tuh, The. Nanti pulang sekolah ku bantu packing bawaan deh." ucap Karina bersemangat.

"Ini kan aku yang mau pergi, kenapa kau yang senang ya?" tanya Athena.

"Karena kebahagiaan mu adalah kebahagiaan ku." canda Karina.

"Mual aku mendengarnya." malas Athena.

"Aku mau ikut ya??" tanya Karina agak merengek.

"Enggak, kan ku bilang nanti saja ikutnya." jawab Athena sembari meletakan sapu yang ia gunakan tadi.

"Kenapa gak boleh si?? Kita kan udah sering jalan bareng." Karina terus saja merengek tanpa alasan yang jelas.

"Ya tapi ini acara keluarga." tolak Athena.

"Lagian, kenapa mau ikut terus sih?" tanya Athena bingung.

"Ya mau aja, emang gak boleh?" jawaban Karina terdengar agak aneh, seperti ada sesuatu yang ia tutupi.

"Udah ah, gak jelas kamu mah." Athena kembali ke tempat duduknya, ia mengeluarkan buku sejarah.

"Ish, jahat banget." Karina duduk di samping Athena, ia merenggut kesal.

Athena mengacuhkan Karina, mereka saling diam bahkan sampai waktu pulang.

"Maya, aku ada acara keluarga. Ntah sampai kapan, kalau nanti aku gak masuk, bilang aja izin." ucap Athena to the point pada ketua kelasnya—Maya.

"Ohh, iya-iya. Tumben kamu bilang sendiri, biasanya Ina yang bilang." ucap Maya.

Athena menggedikkan bahu, "anaknya lagi gak mood." ucapnya.

"Athena! Buruan! Kita harus rapi-rapi barang yang mau kamu bawa!" dari arah luar kelas, Karina berdiri dan berteriak memanggil teman dekatnya.

"Tuh, kalian gak mungkin berantem, kalian kan dekat banget." ucap Maya.

Athena mengangguk, ia mengulas senyum tipis.

"Iya-iya, dasar gak sabaran." raut wajahnya kembali datar, namun hatinya senang karena ia masih memiliki teman.

Karina merangkul teman blasteran nya, mereka mengobrol banyak hal tidak penting sambil berjalan pergi dari sekolah.

"Ke mall dulu yok." ajak Karina.

"Belanja cemilan, kan?" tebak Athena.

Karina mengacungkan jempolnya.

"Tumben pinter." ucap Karina seraya tertawa.

Mereka berdua memilih berjalan menuju mall dibanding menggunakan bus.

"Berangkatnya lama?" tanya Karina agak ragu.

"Mungkin." jawab Athena.

"Kenapa?" tanya Athena lagi.

Jujur, Athena sangat bingung saat ini. Karina memang banyak omong, tapi hal yang ia bahas akan berbeda setiap waktunya.

Namun kali ini, topiknya masih tentang Athena yang akan pergi keluar negeri untuk ikut acara keluarga besarnya.

"Naik apa berangkatnya?" tanya Karina lagi.

"Pesawat, nanti malam aku pesan tiket online yang berangkatnya agak siang." jelas Athena.

"Ohh, oke kalau begitu."

Karina diam, ia tak bicara setelah mengatakan hal itu.

"Kau kenapa sih? Gak jelas dari tadi." tanya Athena penasaran.

Karina menggeleng cepat.

"Enggak, kok! Udah jalan nya cepet! Masa dari tadi kita gak sampai-sampai." Karina berlari meninggalkan Athena di belakang.

"Gak jelas!" Athena terpaksa berlari mengejar Karina.

Mereka sampai di mall, Athena mengambil keranjang dorong untuk barang-barang yang akan mereka beli.

Mulai dari makanan manis hingga asam sudah masuk ke keranjang belanjaan.

Ada yang untuk di makan malam nanti, ada juga untuk besok pagi. Tergantung suasana hati.

"Kenapa gak beli kantong aja?!" kesal Karina.

"Kan kau yang bilang pakai tangan saja bawanya." balas Athena tak kalah kesal.

"Ya ku bilang itu kalau belanjaan kita sedikit, payah!" ucap Karina sambil menyenggol bahu Athena.

"Jangan senggol! Belanjaan ku jatuh nanti!" ucap Athena tambah kesal.

Athena dan Karina kesal antara satu dengan yang lain. Mereka terpaksa membawa banyak belanjaan mereka hanya karena lupa membeli kantong belanjaan.

"Mau naik bus saja?!" tanya Athena. Walau kesal, ia tetap perhatian dengan teman dekatnya.

"Jangan melucu, payah! Bergerak saja sulit apalagi mencoba naik bus." jawab Karina.

"Aku kan hanya bertanya! Berhenti memanggilku payah!" balas Athena.

Setelah berjalan sambil mengoceh, Athena dan Karina sampai di rumah milik Athena.

Rumah lumayan besar dengan lantai satu yang di dominasi warna putih.

Rumah ini sudah seperti rumah kedua milik Karina, ia hapal betul setiap inci rumah ini.

"Akhirnya!" ucap Karina lega.

Bawaan mereka yang lumayan banyak itu berhasil mereka letakan di atas meja dapur tanpa cacat. Walau sulit dan penuh rintangan, mereka berdua tetap dapat melakukan nya.

"Ini buat nanti malam. Besok kamu bawa ini buat nyemil di pesawat, jangan lupa umpetin. Terus yang ini kita makan pas kita jalan ke bandara." Karina memisahkan makanan sesuai dengan waktu memakan nya.

"Aku yang akan berangkat, ingat itu." ucap Athena.

Karina mengangguk, ia memutar bola matanya malas.

"Kau sudah bilang itu berkali-kali." ucap Karina.

"Terserah." malas Athena.

"Ayo rapikan bawaan mu, kita ke kamar!" ucap Karina penuh semangat.

"Orang ini, sudah mau malam tapi baterai semangatnya masih saja penuh." Athena berjalan dengan malas ke arah kamarnya.

Di depan pintu, sudah melihat Karina yang sibuk memisahkan serta melipat baju untuk nya besok.

"Kau saja kerjakan untuk ku ya, babu." ucap Athena sembari mengibaskan tangan nya.

"Payah! Aku membantu mu dan kau tak ucapkan terima kasih?!" geram Karina.

"Ya-ya, terima kasih telah menjadi babu yang setia."

Karina langsung mengejar Athena begitu si blasteran mengatakan hal tersebut. Kamar Athena sampai berantakan layaknya kapal pecah.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login