"Ayo lah raa,, memasak bukanlah hal yang rumit untukmu tidak sesusah mengerjakan tugas kuliah" ucap nana yang masih berusaha membujuk laura. "Baiklah- baiklah" ucap laura menyerah dengan bujukkan yang nana lakukan.
"Tapi tunggu aku menyelesaikan ini" lanjut laura yang masih berkutik dengan barang- barang yang ia bawa dari rumah ibu nor. "Oke apapun itu aku bisa menunggu nya" ucap nana dengan sangat semangat karna akan dibuatkan makanan oleh laura.
"Kau sangat bersemangat sekali" ucap laura melihat prilaku yang ditunjukkan oleh nana. "Yaa seperti yang kau kenal" jawab nana dengan santai.
"Kau hanya diam saja seperti itu" ucap laura menyindir nana. "Apa yang harus lakukan memang nya" jawab nana dengan polos nya dan tidak memiliki sama sekali perasaan bersalah kepada laura yang baru saja pulang dari rumah ibunya.
"Tidak" laura hanya menjawab nana dengan singkat dan tidak ingin lagi memperpanjang lagi. "Kau marah kepadaku" tanya nana.
"Untuk apa aku marah kepadamu, kau sahabatku yang paling aku sayangi aku tidak akan marah padamu" ucap laura menjelaskan kepada nana dengan menunjukan senyum terpaksa milik nya.
"Sungguh seperti itu" tanya nana memastikan apa yang laura katakan.
Nana termasuk kategori orang yang benar- benar tidak peka dengan keadaan yang ada, ia juga tidak tau apa yang dirasakan oleh laura. Tetapi nana orang yang sangat baik tetapi ia sesekali juga bisa menjadi orang yang menyebalkan karna kepekaannya yang sangat kurang.
"Iya nanaku" jawab laura. "Bagaimana jika aku membantumu" tanya nan sambil menghampiri laura yang masih membereskan koper miliknya selagi meladeni nana bicara.
"Tidak usah sebentar lagi sudah akan selesai" ucap laura ketika ia ingin membantunya. Sudah terlambat bagi nana untuk membantu laura dan suasana hati laura juga sudah tidak begitu senang karna kelakuan yang ditunjukan oleh nana.
"Sudahlah aku akan membantumu" ucap nana sambil memasukan baju kotor yang sedari tadi laura bereskan kedalam keranjang tempat ia biasa menaruh nya. "Terserah kau saja" ucap laura yang sudah lelah dengan semua nya dan memilih untuk melanjutkan aktifitas nya saja.
Nana dan laura mengerjakan semua nya dengan sangat cepat karna rasa lapar yang dirasakan oleh nana membuat ia merengek sesekali kepada laura. Mendengarkan hal itu laura pun memilih untuk mempercepat kegiatan nya dan segera membuatkan makanan teman nya yang sangat bawel serta cerewet sekali.
Setelah beberapa saat kemudian akhirnya laura dan nana menyelesaikan kegiatan nya.
"Yeyyyy,, akhir nyaa selesai" teriak nana.
"Senang kau akhir nya selesai? " tanya laura dengan nada sedikit mengejek nana.
"Kau tau aku sangat lapar sekali sekarang" ucap nana merengek kepada laura.
Laura tidak memperdulikan nana dan memilih pergi menuju dapur tempat ia akan memasak. Dengan cekatan laura mengolah bahan- bahan yang nana beli sebelumnya. Laura tidak ingin memasak hal yang sulit ia hanya memasak nasi goreng dengan beberapa daging serta seafood yang nana beli.
Srenggg,, srenggg,,, srengggg,,,
Bunyi panci yang laurea gunakan untuk memasak nasi goreng, beberapa saat kemudian masakan itu matang. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk laura memasak nasi goreng itu.
"Wahh sudah matang cepat sekali" sorak nana yang sedang menunggu laura di meja makan di dalam kosannya tersebut. "Sepertinya sangat lezat sekali" ucap nana ketika makanan sudah disajikan oleh laura.
"Sudah- sudah kau makan saja, aku sudah susah- susah membuat ini" ucap laura menginstruksikan nana untuk memakan nasi goreng tersebut. "Tentu saja dengan senang hati" jawab nana dengan penuh semangat.
Nana dan laura menikmati makanan yang laura masak, tidak bisa diragukan lagi makanan yang laura masak memanglah sangat enak walaupun sederhana tetapi memiliki rasa yang lezat "Yummyy,,"
"Bagaimana liburanmu" tanya nana sambil memakan makanan tersebut. "Sangat amat menyenangkan" jawab laura dengan bersemangat. "Serta sangat menyedihkan pula" lanjut laura.
"Bagaimana disaat senang bisa menjadi menyedihkan" tanya nana karna tidak mengetahui apapun. "Yah seperti itulah" jawab laura dengan malas menanggapi pertanyaan nana.
Bukannya laura tidak mau menjawabnya, ia sudah lelah seharian ini dan ia juga belum membersihkan diri sebelum nya jadi ia ingin segera beristirahat.
"Aku tau kau lelah" ucap nana lirih. "Aku tau juga bahwa aku keterlaluan membuatmu memasak disaat kau sedang lelah" lanjut nana.
"Maafkan aku" nana benar- benar merasa bersalah kepada laura karena membuat nya melakuukan banyak hal.
Mendengar permintaan maaf yang dilakukan oleh nana, laura merasa dirinya keterlaluan dan menjawab "Kau tidak melakukan apapun untuk apa kamu meminta maaf, ingat jangan meminta maaf jika kau tidak salah kau mengerti"
"Aku salah laura membuatmu menjadi lebih lelah" ucap nana dengan muka yang sangat merasa bersalah. "Sudah- sudah tidak usah dipikirkan lagi, aku tidak apa- apa dan aku melakukannya dengan senang hati walupun seperti itu. Aku melakukan nya semata- mata untuk diriku sendiri juga karena aku juga membutuhkan makan" jelas laura kepada nana.
"Sungguh seperti itu" tanya nana kembali. "Iya kau jangan terlalu memikirkan hal yang tidak penting, aku baik- baik saja" ucap laura menjelaskan kepada nana.
"Terima kasih laura, aku mencintaimu" ucap nana sambil memeluk laura yang berada di sebelahnya. Mereka sudah sangat lah dekat bagi laura nana adalah adik kecil yang super manja, jadi wajar bagi laura untuk melakukan sesuatu untuknya.
"Cintailah kekasih mu, aku wanita dan kau wanita tidak perlu sampai mencintai" ucap laura menggoda nana. "Bukan cinta seperti itu yang aku maksud" ucap nana dengan muka kesal.
"Lalu cinta seperti apa" tanya laura pura- pura tidak paham dengan apa yang nana katakan. Laura senang sekali menggoda nana, mungkin itulah sebab ia sering diganggu oleh kak irfan.
Nana tidak menjawab laura, ia hanya mendengaus sebal karna laura tidak mengerti apa yang ia katakan.
"Habiskan makanmu, dan jangan lupa untuk mencuci piring bekas kau makan" ucap laura yang sudah menghabiskan makanannya terlebih dahulu. "Tenang saja aku akan menghabiskannya sampai tidak ada yang tersisa" jawab nana.
"Sungguh seperti itu" tanya laura. Dengan polosnya nana mengangguk menyetujui laura "Bagus kalau begitu jangan sampai kau tersedak kaca piring mu ya" sindir laura.
"Apa? Mana mungkin aku memakan piring nya juga. Apa aku sudah gila" ucap nana mengejek dirinya sendiri. "Kau sendiri mengatakan apa tadi" tanya laura kembali.
"Terus saja kau menggodaku, terserah kau saja" ucap nana melanjutkan kembali kegiatan makannya. "Apa yang aku katakan adalah fakta yang sebenarnya" laura memang mengatakan apa yang nana katakan sebelum nya.
"Ya aku tau aku juga salah menanggapi kau dengan kata- kata yang tidak jelas serta ambigu" jawab nana kesal tetapi karna ia salah ia juga tidak bisa berbuat apa- apa.