Download App

Chapter 3: Barra

Barra sudah harus masuk ke sekolah taman Kanak-kanak. Abri sangat sibuk sehingga Xinxin kemudian yang mendaftarkan Barra di sekolah yang sama dengan putrinya Ava Bao Yu. Mereka sepantaran karena kduanya hanya selisih dua bulan saja, Keduanya juga merupakan saudara sepersusuan karena saat Ava lahir Barra sudah tidak memiliki seorang Ibu, dia dibesarkan oleh Daddynya seorang diri.

Kini mereka sudah berada di sekolah taman Kanak-kanan yang terkenal di Shanghai. Mereka memasuki asrama, Keduanya akan diantar setiap hari senin dan akan di jemput saat hari jum'at sore. Sabtu dan minggu mereka berdua akan menikmati hari libur mereka dirumah.

Sementara Daisy juga berada disekolah asrama, mereka semua tinggal di asrama karena Daddy mereka sangat sibuk. Bahkan saat weekend pun Abri jarang berada dirumah sehingga Daisy dan Barra lebih sering bersama Xinxin dan Axton dari pada dengan Abri yang menjadi gila kerja semenjak kematian Kara. Dia akan selalu menyibukkan diri karena dia tidak ingin selalu teringat dengan Kara. Meski dia sudah mengikhlaskan istrinya, tetapi perasaannya tidak bisa berbohong kalau dia setiap hari masih sangat merindukan Kara.

"Tante, kapan Daddy kembali dari Amerika?"

tanya Barra yang sangat merindukan Daddynya. Dia sudah terbiasa dengan Abri sejak masih bayi, bahkan dulu kerjapun dia diajak oleh Daddynya saat Barra belum masuk sekolah taman Kanak-kanak seperti sekarang ini. Xinxin tersenyum dan dia kini berjongkok di hadapan Barra.

"Sayang, Daddymu akan kembali saat hari ulang tahunmu. Dia sudah memberitahuku akan kembali dan membelikan banyak hadiah untukmu."

ucap Xinxin menjelaskan kepada Barra tentang kapan Daddynya akan kembali.

"Waah, masih lama ya Tante! aku sudah sangat merindukannya."

ucap Barra kepada Xinxin dengan wajah yang menyiratkan kesedihan. Xinxin sendiri sebenarnya kasihan terhadap Barra, tetapi Abri saat ini sedang melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara jadi Barra tidak diajak.

Biasanya saat Abri hanya melakukan kunjungan ke satu negara saja, dia pasti akan mengajak putranya, tetapi kalau Abri melakukan kunjungan ke banyak negara, dia akan meninggalkan Barra dan menitipkannya kepada Xinxin. Abri benar-benar menepati janjinya tidak pernah memiliki kedekatan dengan wanita manapun kecuali yang masih ada hubungan keluarga atau Jianyang yang merupakan orang kepercayaannya.

"Sabarlah Sayang! Daddymu sudah mengatakan pada Tante kalau dia akan mengajakmu berlibur dipulau pribadi kakekmu dan akan mengajakmu pada perjalanan bisnis yang selanjutnya."

ucap Xinxin mengatakan apa yang dikatakan oleh Abri beberapa saat sebelum dia berangkat ke Amerika beberapa minggu yang lalu. Abri baru akan kembali dua minggu lagi saat ulang tahun Barra.

Hanya saja kali ini Barra menginginkan ulang tahunnya dirayakan di sekolahnya bersama dengan teman-temannya. Barra ingin memperkenalkan Daddynya pada teman-temannya juga kepada wali kelasnya yang sama sekali belum pernah bertemu dengan Daddynya karena belum ada kesempatan, padahal Barra sudah hampir satu tahun bersekolah di taman kanak-kanak ini.

"Daddy tidak bohong kan, tante? aku ingin kalau Daddy menelepon nanti, tante sampaikan apa yang menjadi keinginanku. Aku tidak ingin hadiah apapun, aku hanya menginginkan kehadirannya saat ulang tahunku nanti."

ucap Barra sambil meninggalkan Tantenya menuju ke kamarnya. Barra dan Ava sama-sama tinggal di asrama, hanya saja asrama mereka tidak jadi satu karena mereka berbeda jenis kelamin.

Xinxin hanya bisa menggelengkan kepalanya, kalau Abri menelepon nanti, dia akan menyampaikan apa yang dikatakan oleh Barra kepada Daddynya. Xinxin juga sebenarnya sangat kasihan kepada Barra, dia dan juga suaminya sudah membujuk agar Abri mencoba membuka diri untuk wanita lain tetapi Abri sudah memutuskan untuk tidak akan pernah menikah lagi selamanya.

Xinxin segera mengantar putrinya ke dalam kamarnya dan meninggalkannya karena dia harus membantu suaminya bekerja di perusahaan, Xinxin kini menjadi asisten pribadi Axton yang bekerja di laboratorium perusahaan mereka. Axton akan memeriksa setiap formula dari berbagai obat yang akan di produksi oleh perusahaan mereka sebelum dilakukan produksi masal.

Setelah memperoleh lisensi dari Axton apakah obat itu layak, maka akan segera diproduksi, tetapi apabila tidak layak, maka dia akan mencoba menemukan bahan apa yang membuat formula itu tidak bisa dipakai dan menggantinya dengan yang baru.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login