Download App

Chapter 4: Yuri bertemu Du-ho

Yuri gadis yang baru lulus sekolah dan dia sedang mencari pekerjaan, seharian dia bersama dengan temannya bernama Aurora berkeliling mencari lowongan pekerjaan dan akhirnya di tempat terakhir Yuri akan berencana melamar pekerjaan di kantor milik Du-ho.

Yuri tidak mengetahui sebelumnya kalau kantor tersebut milik pria yang dia maki - maki kemarin di restoran.

Dengan percaya diri Yuri bersiap - siap untuk pergi sendiri tanpa di temani oleh Aurora.

Aurora pun yang sudah bekerja harus pergi ke tempat kerjanya sendiri juga. Untuk saat ini mereka berdua berjuang masing - masing.

Dengan penampilan yang sopan, Yuri datang penuh semangat menuju kantor Du-ho.

"Kamu sudah mau berangkat? " Yuri bertanya kepada Aurora.

"Iya, kamu jadi pergi untuk wawancara di tempat kerja yang baru? " Aurora ganti bertanya.

"Jadi,setelah ini aku akam berangkat. " Jawab Yuri.

"Hati - hati,,,jangan sampai melakukan kesalahan dalam berbicara! " Aurora memberi semangat dan tetap mengingatkan tidak asal menjawab.

"Oke,aku akan ingat. " Jawab Yuri.

Aurora pun berangkat kerja kemudian di susul oleh Yuri dan tidak lupa dia untuk mengunci kSenyum ceria terpancar dari wajah Yuri. Tiba - tiba ada seseorang yang membunyikan klakson mobil dari dalam mobilnya karena mobil tersebut harus lewat. Arah mobil tersebut masuk ke dalam sebuah perkantoran yang megah dan banyak sekali karyawan.

Pemilik mobil tersebut turun, tepat sekali di depan Yuri.

"Ha? Kamu lagi,, ada perlu apa kamu di sini? " Yuri bertanya basa - basi.

"Bukan urusan kamu. " Jawab Du-ho dengan sinis.

"Ahh, kamu pasti karyawan di sini ya. Wuaahh,, kamu tidak sopan sekali dengan tamu. " Ucap Yuri yang berlagak.

"Tidak sopan? Darimananya aku tidak sopan? " Du-ho kembali menanyakan sebelum masuk kantor.

"Sebagai karyawan itu harusnya menyambut baik saat ada tamu. " Kata Yuri masih percaya diri.

"Ih, dasar kamu wanita gila. " Ucap Du-ho dengan asal saja.

Beberapa menit mereka berdebat, Lee datang menemui Du-ho untuk menunggu calon karyawan baru.

"Du-ho, kenapa kamu masih di sini. Kamu harus segera ke ruangan! " Suruh Lee.

"Tuh dengarkan perintah dari bos kamu,, bisa - bisa kamu di pecat nanti. " Yuri menyela Ucapan Lee dan mengira Lee adalah atasan dari Du-ho.

"Aisshh, menyebalkan. " Kata Du-ho sambil pergi.

"Ih, tuan. Lebih baik anda pecat saja karyawan seperti itu! " Yuri asal berbicara menyuruh Lee memecat Du-ho.

Kemudian Lee hanya tersenyum saja melihat Du-ho. Mereka berdua masuk ke dalam dan Yuri sendiri ke kamar mandi sebentar untuk membenahi pakaian dan rambutnya juga dandanannya yang tiba - tiba berantakan karena marah - marah dengan Du-ho.

Wawancara akan di mulai beberapa menit lagi, diapun dengan singkat membenahi semuanya lalu pergi ke ruangan wawancara yang sudah bertandakan sebuah tulisan bahwa ruangan tersebut untuk wawancara.

Yuri bertemu dengan orang - orang yang juga akan mengikuti wawancara. Yuri sangat deg - degan, diapun memberikan pesan singkat kepada Aurora.

"Aurora,, " Yuri hanya menulis nama saja.

"Iya? " Aurora langsung menjawab.

"Aku sedikit sial hari ini. " Kata Yuri.

"Kenapa? Kamu tidak di terima, atau kamu terjadi sesuatu di sana? " Aurora membalas dengan nada yang panik.

"Aku bertemu dengan pria waktu itu yang bertemu di restoran dan menabrakku. " Ucap Yuri dari sebuah pesan singkat lagi.

"Lalu bagaimana keadan kamu sekarang? " Aurora bertanya lagi.

"Aku sedang menunggu giliranku untuk wawancara dan sepertinya pria itu bekerja di sini. Entah sebagai apa aku tidak peduli. " Kata Yuri.

"Ya sudah, lupakan pria itu. Kamu harus mendapatkan pekerjaan yang sekarang sedang kamu perjuangkan. Heheheh. " Balas Aurora lagi.

"Iya, setelah ini aku akan traktir kamu. " Kata Yuri dari pesan tersebut.

"Wuaahhh, oke aku tunggu di rumah. " Jawab Aurora.

"Oke. " Balas Yuri.

Yuri pun masuk ke sebuah ruangan, dia bertemu dan berhadapan dengan Lee karena Lee yang akan mewawancarai Yuri saat itu juga. Yuri mengiria Du-ho yang akan mewawancarai dirinya tapi ternyata tidak karena Du-ho akan lebih memantau lagi saat Yuri sudah di terima di kantor tersebut.

Sekitar satu jam Yuri berbincang, di wawancarai oleh Lee. Dia pun diminta untuk menunggu di luar sebentar karena pengumuman diterima atau tidaknya akan di beritahukan secara langsung.

Setelah itu Lee memberikan beberapa berkas milik calon pekerja baru kepada Du-ho. Dari luar Yuri melihat Lee sedang berbincang dengan Du-ho di ruangan Du-ho.

Saat itu juga Yuri khawatir dengan masa depan dirinya yang kemungkinan tidak akan ketrima.

Setelah dari ruangan Du-ho, Lee memanggil beberapa orang untuk masuk ke dalam ruangan Du-ho termasuk nama Yuri pun ikut terpanggil. Dia khawatir, takut, dan cemas.

"Kenapa kita harus masuk ke ruangannya pak? " Yuri tiba - tiba bertanya karena dia mengira Du-ho hanyalah karyawan biasa.

"Tidak perlu banyak bertanya, nama - nama yang saya panggil langsung saja masuk ke dalam ruangan tersebut. " Jawab Lee yang hanya karyawan Du-ho.

Nama terkhir yang di panggil adalah Yuri, diapun masuk ke dalam ruangan, setelah itu dia melihat Du-ho yang duduk di kursi kerjanya. Ruangan mewah yang Yuri lihat sekarang, dia masih belum percaya bahwa itu adalah ruangan Du-ho. Sontak Yuri masih bersantai saja saat bertemu.

"Wuaahh, kenapa anda di sini, bukankah ini bukan ruangan anda? " Yuri bertanya dengan sedikit sombong.

"Maksut kamu? " Du-ho bertanya dengan sombong juga.

"Anda hanya karyawan bukan, sudah jelas pasti bos anda hanya menyuruh anda untuk mewawancarai kami kedua kalinya. " Yuri masih berani untuk menjawab.

"Mohon maaf, ini kantor dan saya harus bersikap selayaknya di kantor. " Kata Du-ho.

"Bagus sekali sikap karyawan seperti anda, bisa menempatkan diri. " Kata Yuri lagi.

"Baiklah, diantara kalian semua hanya ada satu yang akan saya terima. Dan itu akan di kabarkan melalui telepon masing - masing. Jadi kalian boleh pulang dulu! " Suruh Du-ho.

"Terimakasih banyak. " Jawab calon karyawan baru.

Mereka semua keluar dari ruangan Du-ho, setelah itu Du-ho memberitahu kepada Lee bahwa dia akan menerima yang bernama yuri untuk bekerja bersamanya.

Yuri pulang dan bertemu dengan Aurora.

"Bagaimana Yuri? " Aurora langsung bertanya.

"Mereka tidak langsung memberitahu tetapi mereka akan memberitahu melalui sambungan telepon. " Jawab Yuri.

"Lalu apakah kamu jadi mentraktirku? " Aurora menagih janji Yuri.

"Ayo, aku tidak akan ingkar janji padamu.hahaha. " Ucap Yuri.

Merekapun pergi berdua kesebuah kedai kecil untuk menyantap daging potong yang lezat.

Di jalan, Yuri menceritakan bagaimana dirinya bertemu dengan Du-ho saat wawancara.

"Oh iya, kamu bilang tadi kalau kamu bertemu dengan pria itu lagi. Bagaimana bisa? " Aurora bertanya langsung.

"Iya, itu sangat menyebalkan. " Jawab Yuri sedikit sebal.

"Wuaahh, kalau kamu di terima disana sudah pasti kamu akan bertemu setiap hari dengannya. " kata Aurora.

"Tidak akan, dia hanya karyawan biasa. Jadi tidak mungkin dia berada di kantor setiap hari. " Jawab Yuri dengan percaya diri.

Sampainya di kedai, Yuri dan Aurorapun menikmati daging potong yang sedang mereka bakar sendiri.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login