Download App

Chapter 41: 41. Felicia

Malam itu suasana cukup sunyi, seluruh penghuni Villa yang megah itu telah tertidur. Tidak ada aktifitas yang di lakukan selain beristirahat. Detikan jam dinding memenuhi setiap sudut villa tersebut, dan ketika jarum panjang juga jarum pendek itu saling bertemu tepat di tengah-tengah, suara lonceng pun secara otomatis berbunyi. Menandakan jika saat itu telah memasuki jam tengah malam.

Suara lonceng pertama mampu membuat cicak-cicak yang ada di dinding berlari, suara lonceng kedua mampu membuat burung-burung malam berterbangan dan suara loncengan ketiga mampu membuat sepasang mata yang tengah terlelap sebelumnya itu terbuka.

Leo, lelaki itu lah yang akhirnya berhasil terganggu oleh suara lonceng jam dinding. Namun bukan hanya karena suara tersebut, tetapi karena Leo perlu pergi ke kamar mandi dan buang air kecil. Ia yang terbangun dengan cukup cepat itu menoleh ke arah kanan dan kiri, melihat teman-temannya yang masih terlelap dengan nyenyak sementara telinganya kembali mendengarkan loncengan jam yang masih berbunyi hingga ke dua belas kali.

"Hh…" Leo menghembuskan napasnya dan terdiam beberapa saat untuk mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya kembali. Kemudian ia turun dari atas kasur empuk itu untuk pergi keluar dari kamar.

Sebelum ia melangkah ke kamar mandi, ia melirik terlebih dahulu ke arah kamar anak-anak perempuan, memastikan jika pintu itu tertutup dan tidak ada yang masih terjaga di tengah malam seperti ini.

"Mereka sudah tidur, gue yakin!" Gumamnya pada dirinya sendiri seraya kembali berjalan ke arah kamar mandi yang berada tidak jauh dari pintu kamarnya.

"Leo."

"Ya?" Langkah Leo terhenti ketika ia mendengar suara seseorang yang memanggilnya, ia pun berbalik dan menjawab panggilan itu. Namun Leo berhenti mematung ketika tidak mendapati siapapun di belakangnya. Padahal sudah jelan-jelas ia mendengar panggilan yang sangat dekat itu.

Napas Leo mulai tidak tenang, ia pun segera masuk ke dalam kamar mandi tanpa melirik ke arah kanan dan kiri. Kemudian ia segera mengunci pintu kamar mandi dan melaksanakan apa yang ingin ia lakukan.

Setelah mencuci tangannya, Leo yang kini berdiri di hadapan wastafel itu terdiam beberapa saat dan mencuci mukanya ketika memikirkan kembali suara yang tadi memanggilnya. Leo sangat yakin jika itu adalah suara dari seorang wanita, namun yang tidak ia yakin adalah apakah benar ada seseorang yang memanggilnya? Atau mungkin jika yang memanggilnya itu bukan orang?

Pikiran Leo mulai berkeliaran, ia memikirkan hal yang tidak-tidak bahkan mengaitkannya dengan kejadian-kejadian janggal yang ia dan teman-temannya alami selama di villa ini.

Leo pun segera menggelengkan kepalanya, menyingkirkan semua hal yang ada di dalam kepalanya itu dengan kembali membasuh wajahnya bahkan menggusaknya lebih kencang hingga ia merasa sedikit sakit.

Leo mengangkat wajahnya dan terkejut saat melihat bayangan seorang wanita yang bediri di sampingnya di dalam cermin.

Leo tidak berteriak, namun ia hanya mundur sebanyak satu langkah dan menoleh ke arah samping untuk memastikan apakah wanita di dalam cermin itu ada di sampingnya atau tidak. Leo terdiam ketika ia tidak melihat siapapun di sampingnya, dan kembali menatap ke depan menatap ke arah cermin.

Hanya dia sendiri di dalam cermin itu, dan hal itu semakin membuat Leo tidak merasa tenang. Ia pun segera keluar dari kamar mandi dan berlari ke arah kamarnya.

"Aduh!" Leo hampir terjatuh ketika ia secara tak sengaja menabrak seseorang yang tidak sempat ia lihat.

Leo menatap pada Felicia yang kini duduk di atas lantai karena terpental menabrak tubuhnya yang lebih besar tersebut.

"Awh! Leo!!! Lu ngapain sih lari-lari?!" Tanya Felicia yang kemudian meraih tangan Leo ketika lelaki itu mengulurkan tangannya untuk membantu agar Felicia berdiri dari jatuhnya tersebut.

"Sorry Fel, gue gak lihat ada lu barusan!" Ucap Leo yang tidak menjawab sebab dirinya berlari dan hanya meminta maaf pada perempuan itu. Felicia hanya mendengus kesal seraya mengusap bokongnya yang terasa sakit karena membanting ke atas lantai.

Sementara Leo hanya terdiam menatap Felicia dengan tatapan bersalah sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan jika tidak ada siapapun di belakang sana.

Felicia melihat ketika Leo sempat menoleh ke belakang, membuatnya ikut menatap ke arah yang Leo perhatikan itu dan bertanya pada lelaki itu, "Ada apa Leo? Lu kaya dikejar sesuatu deh!" Ucap Felicia yang sukses membuat Leo kembali menoleh padanya dan segera menggelengkan kepalanya.

"Nggak, gak ada apa-apa kok Fel! Lu mau ke toilet ya? Mau gue tungguin di sini?" Tanya Leo yang menawarkan diri untuk menemani pada Felicia.

Tatapan Felicia yang penuh tanya dan menyipit aneh itu mampu membuat Leo yakin jika ia telah salah menawarkan diri pada Felicia, namun ketika perempuan itu menjawab,

"Boleh, tungguin ya Leo… Gue takut nih!"

Ketika mendengar jawaban yang di ucapkan oleh Felicia itu, Leo akhirnya menyadari jika bukan hanya dirinya yang merasa takut, tetapi teman-temannya juga.

"Oke, gue tunggu di sini!" Ucap Leo yang mengangguk dan berdiri besandar pada tembok, menghadap ke arah kaca yang ada di lantai dua tersebut.

Felicia tersenyum dan segera masuk ke dalam kamar mandi, menutup pintu kamar mandi itu dan menguncinya agar mencegah hal-hal yang tak di inginkan terjadi. Sementara Leo hanya terdiam menunggui temannya tersebut, menatapi daun-daun dari pohon yang ada di luar yang bergerak tertiup angin.

Leo merasa tidak yakin ketika secara sekelebat ia melihat kain putih yang tiba-tiba terbang melewati jendela itu, membuat Leo memejamkan matanya dan mengusap matanya berulang kali. Kain putih itu kembali lewat di depan jendela membuat Leo kembali mulai merasa gusar. Ia berharap jika Felicia cepat-cepat selesai sehingga mereka ia bisa bergabung dengan teman-temannya. Meskipun Leo bukan tipe orang penakut, namun ketika langsung di hadapkan pada hal seperti ini di tengah malam, itu pasti akan membuat dirinya merasa takut.

Suara air yang di siram pun terdengar di telinga Leo, membuat lelaki itu menghembuskan napasnya lega. Merasa jika sebentar lagi perempuan itu pasti akan keluar dari dalam kamar mandi.

"Leo!" Kembali panggilan itu terdengar di telinga Leo, membuatnya menoleh ke arah samping, melihat Kina dan Felicia yang berdiri saling bergandengan di sampingnya.

"Lu ngapain berdiri di sini?" Tanya Kina.

Leo terdiam melihat Felicia yang berdiri di samping Kina, membuatnya segera kembali menoleh ke arah kamar mandi yang masih tertutup itu.

"Itu… Tadi gue…" Leo terdiam ketika ia merasa jika dirinya tidak perlu menjelaskan apa yang ia alami itu pada kedua teman perempuannya tersebut dan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamar. Meninggalkan kedua perempuan itu dan mencoba untuk tidak peduli dengan apa yang akan terjadi, sebab dirinya tidak tahu mana di antara mereka yang merupakan teman aslinya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C41
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login