Download App

Chapter 2: Kesempatan

Sudah hampir satu mingggu, Fita mulai terbiasa dengan suasana yang ada di sana bersama teman temannya.Dia mulai senang hampir dalam segala hal di rumah itu.

Ibu pengurus yang sudah melihat bahwa Fita mulai nyaman dengan kehidupan yang sekarang menghampirinya.Untuk menawarkan sesuatu pada Fita."Fita kamu mau sekolah?",ibu dengar kamu anak yang pintar di sekolahmu dulu.kalau kamu mau ibu akan mengurus sekolahmu agar kamu bisa melanjutkannya disini (lanjut ibu pengurus).

Dalam hati Fika senang,dengan adanya sekolah mungkin mengurangi sedikit rasa bosan saat berada di dalam lingkungan rumah ini."Apa ada teman disini Bu,yang satu sekolahan dengan saya nantinya?".Karena saya belom hafal tempat sekeliling sini.

"Ya tentu saja ada,kamu akan ada teman berangkat sekolah dari sini.Tapi dia seorang laki laki".

Setelah mendengar seksama perkataan ibu pengurus Fika memberanikan diri untuk mengatakan "ya" pada ibu pengurus.Dia ingin membuktikan,walaupun ibunya jauh dari dia .Dia tidak akan mengecewakan ibunya,dia akan membuktikan bahwa kepintaran yang dia punya akan menjadikan dia seseorang yang sukses suatu hari nanti.

Baiklah Bu, saya akan mencobanya dulu.Mungkin dengan sekolah saya bisa sedikit merasa lega.Dan makin nyaman dengan kehidupan yang sekarang.

"kalau gitu ibu akan mengurus sekolahmu, supaya kamu bisa segera sekolah.

Ibu pengurus bangun dari duduknya untuk segera mengurusnya.Agar Fita dapat segera bersekolah.Dan ibu pengurus juga memberi tahu kepada Tio anak yang nantinya sekolah bersama Fika.Untuk bisa menemani Fita mengenalkan jalan jalan yang ada di sekitar sini.

"Tio nanti kalau Fita udah sekolah kamu temenin dia berangkat sama pulang sekolah ya".Tio yang mendengar kan menganggukkan kepala menandakan menururuti perkataan ibu pengurus.

Disisi lain Fika terus memikirkan bagaimana jika dia bersekolah nanti,adakah anak yang akan menjahilinya,atau malah mengolok oloknya.Tapi ini juga kesempatan nya untuk bisa mencari ilmu lebih banyak lagi.Dia ingin mencari sesuatu hal yang dapat menambah wawasan nya dalam kehidupannya kedepan.

Tapi bagaimana kalau ada anak yang tahu bahwa dia tidak mempunyai seorang ayah.iya, ayah!dia tidak tahu siapa ayahnya dia hanya tahu bahwa dia mempunyai seorang ibu.Namun selama ini ibunya pun tidak pernah memberi tahu soaln ayahnya kepada dia.

Walaupun begitu Fita sudah meniatkan diri untuk berani menghadapi apapun yang akan terjadi di depannya.Entah itu soal ayahnya,atau malah soal ibunya yang telah menitipkannya ke rumah panti itu.

Mungkin bagi seorang ibu, bisa mengerti apa yang dilakukan ibu Fita.Namun bagi anak anak seorang ibu yang melakukan seperti itu tidak benar.Mereka akan melihat ibu Fika sebagai ibu yang jahat yang tega meninggalkan anaknya di rumah panti.

Yah,dan itu semua kekawatiran Fika yang mungkin akan terjadi dalam kesempatan untuk bersekolah ini.

Fika yang ingin menyiapkan diri untuk bersekolah mencari Tio dan menanyakan beberapa hal untuk persiapan sekolahnya besok.Mereka berdua duduk bersampingan dan mendiskusikan apa yang mereka bawa besok.

kukuruyuk!!!!!!! tanda hari mulai siang.

Fita terbangun dan menggeliatkan badannya untuk meluruskan tulang tulang yang kusut setelah bangun tidur.Dia beranjak dari tempat tidurnya bergegas menuju kamar mandi.

Setelah mandi berpakaian dan berkemas akhirnya dia sudah siap untuk berangkat sekolah.Tio sudah ada di depan gerbang menunggunya.

Mereka berjalan bersama sampai akhirnya tiba di sekolah.Sayangnya mereka berdua tidak satu kelas.Jadi Fita memberanikan diri untuk masuk ke dalam kelas sendiri.

Krekkkk.."selamat pagi ibu guru"sapa Fika.Ibu guru menganggukkan kepala dan memberi senyuman padanya.Ini yang namanya Fika ya?.Fika tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Ibu gurupun berdiri di sebelah Fika untuk memperkenalkannya."Anak anak hari ini kita kedatangan murid baru ya".Silahkan memperkenalkan diri Fika.

"Hai kawan namaku Fitamena Alhumaira,tempat tinggalku di rumah panti "Kasih sayang".Semoga kita bisa saling berteman.Setelah perkenalan diri ada satu anak yang mengangkat tangannya keatas."Ada pertanyaan Rina"?ibu guru sambil menatap Rina."Ya bu,apa dia gak punya bapak kok Sampek tinggal di tempat panti itu sih!!Rina dengan wajah yang mencibir melemparkan pertanyaan itu kepada Fika.

Fika mulai duduk di bangkunya,persis disamping seorang anak perempuan yang berambut ikal."Boleh kita berkenalan Fika?,namaku Ratna.sambil memberikan senyuman dibibir mungilnya.Sambil mengulurkan tangannya ke Fika.

Mulai saat itu,mereka menjadi sahabat dan tentunya teman sebangku juga.pelajaran pertama sudah selesai,mereka menuju kekantin sekolah untuk sarapan."Fika kamu pesen apa, biar aku pesenin sekalian".Tidak aku minum air putih saja.Didalam hati Fika ingin sekali membeli cemilan.Namun dia tidak punya uang saku dan hanya bisa menahan keinginanya.

Begitulah nasib anak yang tempat tinggalnya tidak bersama orang tua.Dia harus siap menerima pendapat orang lain tentang orang tuanya.Dan menahan keinginannya untuk membeli sesuatu yang dia inginkan.

Kring!!!bel masuk berbunyi.

Semua anak yang ada di kantin segera melarikan diri menuju ke kelas masing-masing.

Saat mereka ingin memasuki kelas melewati beberapa anak gadis yang ada di samping pintu kelas."Eh ada anak pungut".Ya iyalah anak pungut, masa kalau bukan anak pungut gak punya bapak apalagi ibunya sendiri lagi yang narok di panti.Tambah anak cewek yang lain.

Fika hanya melewati dan pura pura tidak mendengar apapun dari mereka.Ratna yang juga tahu itu mengelus punggung Fika dan menyuruh nya untuk sabar.Fika hanya bisa bertindak seperti itu,walaupun memang menyakitkan.Apakah ini masih permulaan?atau hanya kiasan semata.

Setelah belajar beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi.Ratna dan Fita tetap berada di kelas.Yah,Fika masih mengingat kejadian tadi.Kata kata para gadis itu masih terngiang di telinganya.

Ratna yang menyadari kediaman temannya itu berkata "sudahlah Fita, biarkan apa kata orang.Yang penting itu semua hanya omong kosong".Walaupun teman sebangkunya berada di pihanya.Sampai saat ini dia mulai merasa tidak nyaman setelah kejadian itu.

Di tambah lagi rasa rindu pada ibunya semakin membuatnya ingin menangis.Namun dia tidak akan membiarkan air matanya jatuh di bangku ini, di kelas ini bersama temannya.

Dia ingin tetap bertahan walaupun rintangan dan halangan selalu ada menghampirinya.

Dan di suatu sudut sekelompok anak yang mengatakan hal itu padanya terus memperhatikannya.Terlihat jelas dari matanya,bahwa dia sama sekali tidak menyukai Fita.

Entah apa penyebab anak itu tidak menyukainya.Dengan raut muka dan tatapannya pada Fita,orang lain pun tahu tatapan seperti itu jelas menunjukkan kebenciannya pada Fita.

Fita yang merasakan hal itu begitu terasa seperti ingin mengganti tubuhnya dengan sebuah patung.Bahkan jika dia mempunyai kekuatan dia ingin sekali menghilang dari situ detik itupun juga.

Dan tak terduga sekelompok anak itu menghampiri Fita bersama Ratna.Entah apalagi yang akan mereka lakukan padanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login