Download App

Chapter 3: Apa maksud anda!

Stela kembali histeris, berteriak sejadi-jadinya, tidak terima diperlakukan seperti tawanan, apalagi simpanan orang yang tidak dia kenal. Wajah blesteran Padang itu harus menerima kenyataan pahit, setelah pernikahan dadakan yang kandas dimalam pertama, kini harus menelan pil pahit dipaksa melakukan hal terkutuk oleh pria yang hingga kini masih belum diketahui statusnya.

Perlahan Stela menggunakan pakaian yang telah disediakan oleh pria tampan itu, "Ini sangat pas dan indah ditubuh ku," mata sembabnya masih sempat memuji diri sendiri.

Calita kembali masuk tanpa mengetuk dengan wajah sedikit jutek, "Cepat bereskan dandananmu. Tuan muda tidak ingin menunggu lama!" kalimatnya seakan akan memberi perintah pada Stela, membuat wanita itu semakin jengkel saat berhadapan dengan gadis tomboi yang berkacak pinggang didepannya.

"Heii Nona! Kamu tahu siapa aku?" Stela kembali menantang Calita.

Calita tersenyum remeh, seakan akan tidak peduli siapa gadis dihadapannya, "Saya tidak peduli siapa anda, Nona. Yang saya tahu anda adalah tawanan Tuan muda," gadis itu membalikkan badannya, berlalu meninggalkan Stela.

"Iiiighs, aku juga nggak peduli siapa Tuanmu. Dasar kacung bodoh! Aku akan menuntut kalian, jika aku sudah mendapatkan informasi tentang kalian semua," Stela semakin menggeram dalam hati.

Stela bergegas mempersiapkan dirinya, agar tidak menjadi bulan bulanan gadis tomboi, yang sejak tadi menunggu diluar kamar, dengan pengawalan ketat. Kali ini dia benar-benar seperti tawanan, harus dijaga ketat oleh orang yang tidak pernah dia temui selama ini.

"Aku harus menghubungi Kak Stef. Beliau akan tahu siapa mereka sebenarnya," Stela bergumam sendiri.

Saat gadis itu melangkah keluar kamar, Calita menghampirinya, menggenggam erat lengan Stela, tanpa mau berbasa-basi.

"Lepaskan tanganmu dari kulitku!" Stela melirik tajam kearah Calita.

Calita tidak bergeming, dia justru menjulurkan lidah berwarna merah jambu, membuat Stela semakin kesal.

"Dasar wanita gila. Pasti kamu pecinta sesama jenis. Makanya jadi aneh begini. Cowok bukan, cewek bukan," Stela mengejek Calita.

Tentu gadis tomboi itu semakin kesal saat mendengar celotehan Stela, "Beraninya kamu mengatakan aku penganut lgbt! Aku normal yah!" Calita tersulut emosi.

"Haaah!" Stela semakin menantang.

Mereka tiba dilantai basemen, mendekati mobil velfire seri terbaru berwarna putih, berseri satu, terlihat jelas mobil itu bukanlah milik orang biasa.

Stela menaiki mobil tersebut, tanpa ada paksaan dari Calita, ataupun pria bule yang tadi dia tendang saat berada didalam bagasi. Wajah cantik itu, hanya menekuk. Tidak ingin bercerita selama perjalanan, karena dikepalanya masih banyak pertanyaan.

Mereka memasuki sebuah apartemen mewah, lebih mewah dari pemberian William pada Stela.

"Siapa kalian, apa mau kalian padaku?" Stela tidak kuasa menahan pertanyaan yang sejak tadi berkecamuk dikepalanya.

Calita tersenyum sumringah, "Tenang Nona, nanti juga akan tahu. Yang penting kamu tidak usah melawan Tuan muda kami."

Stela membuang pandangannya, mencari celah untuk melarikan diri, agar tidak terjadi pemaksaan seperti tadi.

Seorang pria bule, membukakan pintu untuk Stela, memegang sedikit kencang lengan wanita cantik itu.

"Lepaskan! Aku tidak akan kabur!" Stela menatap marah kepada pria bule yang tampak tenang menghadapi wanita sepertinya.

Calita berjalan lebih dulu, sementara Stela masih dalam genggaman pria bule yang menggunakan jas hitam seperti mafia terganteng di benua Eropa.

Mereka memasuki sebuah ruangan apartemen yang sangat mewah. Disambut seekor anjing kecil yang berlari menyapa Calita. Seorang pelayan paruh baya, menunjukkan arah Tuan muda yang berada diruang kerjanya, sambil melirik kearah Stela.

Stela mengikuti langkah Calita, menuju ruang kerja Tuan muda, yang baru merenggut paksa kehormatannya.

Pintu ruangan terbuka secara otomatis, pria tampan itu berdiri dihadapan kedua wanita cantik itu dengan senyuman bahagia.

"Selamat datang baby, aku menunggumu sejak tadi. Bagaimana keadaanmu?" Pria itu mendekati Stela, menjentikkan jari kearah Calita, agar keluar dari ruangannya.

Stela menatap tajam kearah pria yang sudah berada didepannya, "Apa maksud anda! Siapa kalian?" air matanya semakin tidak terbendung.

Pria itu memeluk Stela, mencoba menenangkan gadis cantik dengan caranya, tapi wanita blesteran Padang itu menginjak keras kaki pria jahat yang mendekap tubuhnya.

Dengan sigap Stela mengunci tangan pria tegap itu sesuai ajaran sang komandan, "Jangan sok manis, Tuan, katakan siapa anda!"

Pria itu tertawa saat tangannya terpelintir kebelakang, dengan tekanan sedikit kuat yang dilakukan Stela.

"Kamu mau tahu siapa aku?" Pria itu sedikit meringis, melirik kearah Stela.

"Lepaskan tanganmu, jangan mengunci ku seperti ini," suara bariton pria tampan itu semakin terdengar.

Stela mendorong tubuh pria dewasa itu kedepan, menjaga dirinya agar tidak dilecehkan kembali oleh pria yang tidak iya kenal.

"Cepat katakan!" teriak Stela, masih berusaha melindungi dirinya dari serangan mendadak yang sewaktu waktu akan dilakukan pria asing itu.

Pria itu menepuk tangannya, memberi kejutan pada siaran televisi yang menyala secara otomatis.

Sebuah tayangan menyebutkan nama William Danu Barata dan Stefan Leonal Alkhairi, membuat kedua bola matanya membulat seketika. Kaki serasa tidak mampu menopang tubuh sendiri setelah mengetahui siapa mantan suami dan saudara kembarnya.

Stela kembali menantang kearah pria itu, dengan mata berkaca-kaca, "Apa maksud anda memberitahu semua ini?"

Pria itu memberi sebotol air mineral kepada Stela, "Minumlah, kamu dalam pengawasanku, baby."

Stela meraih botol minuman dari tangan pria tegap itu, menenggaknya hingga habis tidak bersisa.

Pria itu semakin tertawa, melihat tingkah laku wanita dihadapannya, "Sepertinya kamu sangat haus, hingga menghabiskan satu botol air mineral dengan satu nafas."

Stela semakin kesal, menantang pria dihadapannya, "Dengar Tuan, jika anda hanya ingin memperlihatkan siapa mereka dihadapan saya, anda salah besar. Ini hanya akal akalan anda saja untuk menarik perhatian semua orang. Menjatuhkan nama baik Ko William dan Stefan."

Pria itu meraih sebuah amplop berwarna coklat, memberikan bukti secara tertulis, "Bisa anda baca, apa yang tertera disini. Saya tidak pernah bicara tanpa bukti, baby. Itu akan menjatuhkan nama baik saya."

Stela semakin penasaran, "Siapa anda, kenapa saya yang anda jadikan sebagai tawanan untuk mencari informasi tentang mereka? Bahkan anda sudah tega merenggut kehormatan saya, sementara kita tidak pernah saling mengenal, apalagi bertemu!"

Pria itu tersenyum, mengangguk, memahami apa yang ada dikepala wanita cantik itu, "Hmm, apa kamu benar benar tidak mengetahui siapa saya?"

Stela enggan menjawab, ingin sekali dia melarikan diri, dari apartemen milik pria tampan itu, melaporkan perbuatan mereka pada pihak berwajib.

"Saya akan melaporkan anda!" Stela mengancam dengan nada meremehkan pria tampan itu.

"Ya, silahkan melakukan hal apapun itu. Jika kamu sudah bosan bertemu dengan keluarga besar kamu," pria itu mematik sebatang rokok, menghempaskan bokongnya kesofa, menghembuskan asap rokok dengan santai, sambil menatap kearah Stela.

Stela hanya menahan rasa amarahnya, mendengar ancaman pria tampan yang sampai saat ini tidak mengatakan data dirinya. Seketika mata indah itu melirik kearah lembaran kertas yang berada dimeja kerja.

"Siapa dia? Apakah dia Adrian Martadinata?" Stela semakin mendekatkan wajahnya kearah lembar pertama, meyakinkan pandangannya, membaca nama yang tertulis.

______

Terimakasih atas kunjungannya para reader...

Saya author menyampaikan bahwa cerita ini akan kembali lanjut di Noveltoon.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login