Download App

Chapter 2: Sehari Tanpa Dia

Tibalah pada pagi hari. Matahari menyapa begitu hangat. Membangunkan Salma dari kaca jendela kamar yang tirai nya telah dibuka sang Ibu.

"Udah pagi aja sih!" ucap Salma dengan mengusap matanya.

"Pagi ini nggak mau masuk aja deh!" gumamnya.

Salma pun langsung meraih handphone di meja belajarnya untuk mengajak Shena agar tidak masuk sekolah hari itu.

"Tapi nanti ada sosialisasi dari SMA N 03, yakin lu nggak mau masuk? Kan lo mau sekolah sana kan?" Shena membalas dengan cepat.

"Eh lo tau darimana? Apa iya?" Salma meminta kejelasan.

"Lah iya bener! Kemarin kan gue dapat info dari Pak Arya." Shena menjelaskan.

"Ah sialan!" gumam Salma sambil meletakkan handphone-nya kemudian merebahkan tubuhnya kembali.

"Kenapa hari ini sih! Hari ini nggak semangat banget buat masuk. Please deh ngertiin! Astaga gimana ini balikin mood gue, ini masih pagi!" Salma merengek sendirian di kamarnya, memikirkan dan membayangkan hari yang akan ia lewati di sekolah tanpa bertemu dengan Jeff.

"Lo jadi masuk sekolah kan Sal? Gue ngerti Jeff nggak masuk hari ini, tapi tolong jangan jadiin ini alasan. Kedepannya lo akan jarang ketemu Jeff dan nggak akan satu sekolah lagi sama Jeff. Lo harus mulai berlatih, demi masa depan kalian berdua!" tulis chat dari Shena untuk meyakinkan Salma agar dia mau masuk sekolah hari ini.

Membaca chat dari Shena, Salma pun mencoba untuk menenangkan dirinya, mendinginkan pikirannya dan mulai mencermati nasehat dari sahabatnya itu.

Ia mengambil nafas dalam-dalam, bangun dari posisi rebahan nya, duduk dan mengikat rambutnya.

"Bener yang dibilang Shena, gue mau jadi apa kalo lemah gini. Nantinya gue harus hadapin semua sendiri."

"Sekolah sendiri, tanpa bertemu dan saling sapa dengan Jeff."

"Gue kan nggak mungkin sekolah sama kayak Jeff, sekolahnya kan cuma nerima siswa cowok."

"Dia juga nggak mungkin sekolah ke SMA, cita-citanya dari dulu ke SMK. Dan aku nggak boleh jadi penghalang cita-citanya." ucap Salma pada dirinya sendiri sambil mengambil handphone untuk membalas chat dari Shena.

"Iya deh gue masuk sekolah hari ini. Makasih ya, udah ngingetin sama menyemangati gue. Lo emang sahabat yang paling mengerti gue di saat apapun!" balasan Salma untuk Shena dengan diakhiri emoticon kiss dan peluk untuk sahabatnya itu.

"Iya Salma sama-sama, lagian siapa juga yang sabar denger lo cerita, lo nangis, harus nasehatin lo, mengembalikan mood lo. Ya emang cuma gue Sal! Haha." Balas Shena meledek.

"Iya deh iya, cuma lo. Ya udah, gue mau mandi. Keburu gue berubah mood lagi." balas Salma kemudian bergegas pergi menuju kamar mandi.

"Iya deh sono!" balas Shena menutup percakapan chat pagi itu.

Selesai mandi, Salma melihat layar handphone-nya berkedip tanda ada notifikasi masuk. Benar saja, ternyata chat dari Jeff yang masuk.

"Aku berangkat dulu ya, kamu nanti hati-hati berangkat sekolahnya. Tetep semangat ya walaupun nanti nggak ketemu aku, hehe."

Membaca chat itu Salma bertambah semangat untuk masuk sekolah hari ini. Dia bergegas untuk sarapan dan tak lupa membalas chat dari Jeff.

"Iya kamu juga hati-hati ya. Semoga semua lancar ya!" balasan untuk Jeff dengan diakhiri emoticon kiss.

"Udah kamu makan nya?" tanya Ibu kepada Salma karena pagi itu Salma sarapan dengan begitu cepat dan hanya sedikit.

"Udah Buk, udah kenyang. Nanti di sekolahan malah ngantuk pas denger sosialisasi. Soalnya nanti yang sosialisasi dari SMA N 03 Bu." jawab Salma menjelaskan.

"Oh gitu, ya bagus dong. Nanti sekalian tanya tentang pendaftaran nya yang jelas." Ibu menyuruh dengan begitu semangat hingga mendekatkan wajahnya ke wajah Salma.

"Iya iya Buk." jawab Salma patuh.

Salma mengambil tas di kamar kemudian berpamitan pada sang Ibu untuk berangkat sekolah diantar Ayahnya.

Tiba di sekolah, Salma bertemu dengan Shena yang telah sampai di sekolah terlebih dahulu.

Salma mengejutkan Shena yang berada di tepi lapangan bola voli.

"Heh!"

"Eh buset, kaget tau!" Shena tampak sebal.

"Maaf maaf. Haha. Yuk ke aula duluan! Biar bisa milih tempat duduk di depan." ajak Salma pada Shena yang masih terlihat sebal.

"Ya udah ayo!" Shena menuruti Salma.

Mereka berjalan berdua menuju aula sekolah, tiba-tiba Fahri menghadang Salma. Fahri adalah teman beda kelas Salma, dan Fahri memang menaruh rasa suka pada Salma sejak lama.

"Ngapain di situ? Minggir!" ucap Salma menggunakan nada agak tinggi.

"Jeff nggak masuk kan? Boleh dong deketin kamu sehari ini aja." jawab Fahri dengan melangkahkan kakinya satu langkah mendekati Salma.

"Kalo lo mau ikut kita ya ikut aja. Tapi nggak usah deket-deket. Aku nggak suka!" jawab Salma tegas.

"Ya kamu memang nggak suka aku. Aku tau. Kamu kan suka nya sama Jeff." jawab Fahri dengan sedikit nyengir.

"Ya makanya lo nggak usah modus sama Salma. Salma nggak suka sama lo! Atau gue adukan ke Pak Arya nih." ancam Shena kepada Fahri.

"Oke gue nggak akan deket-deket. Nanti gue nyusul deh ke aula. Tapi nanti boleh kan duduknya deket?" tanya Fahri masih berusaha mendekati Salma.

"Terserah lo deh nanti. Yang penting sekarang minggir! Tuh masih banyak anak lain yang bisa lo hadang." jawab Salma ketus.

"Yang gue mau kan lo. Lo wangi banget sih, yang lain mah enggak." jawab Fahri sambil tertawa.

Shena yang sedari tadi kesal terhadap Fahri akhirnya ikut tertawa mendengar perkataan Fahri.

"Haha. Gue sebel sih tapi kok lucu juga sih lo.

Ya kali satu sekolahan ini cuma Salma yang wangi. Gombal banget deh lo." Shena masih tertawa akan celotehan Fahri.

"Eh udah ketawa nya Shen! Biarin aja deh dia mau bilang apa." Salma tampak menahan tertawa nya.

"Ya udah silahkan lewat cantik. Nanti aku nyusul yah." Fahri akhirnya berhenti menghadang Salma dan pergi menuju kantin.

"Huh. Akhirnya." ucap Salma lega melihat Fahri telah pergi.

"Sebenernya kalo dilihat-lihat Fahri nggak jelek-jelek amat sih." ucap Shena membuat Salma agak terkejut.

"Terus maksud lo? Lo suka sama dia?" tanya Salma ingin tau.

"Enggak juga, sama Jeff juga nggak beda jauh. Pacaran sama dua-duanya aja. Fahri bucin banget sama lo. Haha." jawab Shena dengan tertawa meledek.

"Ih nggak mau. Kalo lo mau ya ambil aja buat lo." jawab Salma ketus.

"Haha enggak lah Sal. Gue juga cuma bercanda. Lagian lo juga harus belajar supaya nanti kalo udah SMA lo bisa dengan tegas juga menolak cowok. Lo pasti nanti banyak yang suka." ucap Shena pada Salma.

"Tau lah. Udah yuk ke aula sekarang." jawab Salma menyudahi percakapan itu.

"Ya udah ayok!" Shena menurutinya dan mereka berdua bergegas menuju aula.

Riuh suara para siswa pun semakin tidak terdengar, digantikan suara beberapa siswa SMA N 03 yang sedang bersosialisasi di aula sekolah. Para siswa kelas IX memperhatikan mereka yang sedang bersosialisasi dengan sungguh-sungguh, dan beberapa dari siswa juga mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pendaftaran sekolah ke SMA N 03.

Namun tidak dengan Salma, ia malah melamun.

"Sal ! Sal !" suara Shena berusaha menyadarkan Salma dari lamunannya.

"Hah iya gimana?" jawab Salma dengan bingung.

"Nih formulir pendaftarannya. Terus kan katanya lo mau tanya-tanya seputar SMA N 03?" tanya Shena mengingatkan Salma.

"Enggak, enggak jadi. Udah jelas kok." jawab Salma sambil melihat formulir di tangannya.

"Emang mikirin apa sih?" bisik Shena pada Salma.

"Enggak mikir apa-apa kok." jawab Salma mengelak.

"Ah bohong deh. Jeff?" Shena berusaha menebak.

"Nanti aja deh waktu pulang. Sekarang diem dulu deh. Kepo lo tuh nggak pas waktunya." jawab Salma lirih.

"Oke deh." Shena kembali memperhatikan kakak kelas yang sedang bersosialisasi.

Sepulang sekolah Shena menagih Salma untuk bercerita tentang apa yang membuatnya tadi melamun.

"Bukan apa-apa Shen!" jawab Salma santai.

"Ih nggak mungkin kalau bukan apa-apa terus melamun. Tadi lo kan udah janji mau cerita pas pulang sekolah." ucap Shena agak memaksa.

"Sebenernya tadi gue cuma kepikiran sama..." jawab Salma sambil melihat-lihat di sekitarnya.

"Sama apa?" tanya Shena kebingungan.

"Sstt.. Gue kepikiran nanti pas gue udah SMA gue bisa nggak menjaga hati gue buat Jeff." jawab Salma dengan mengerutkan keningnya.

"Lah kenapa gitu?" tanya Shena semakin kebingungan.

"Soalnya mas-mas yang sosialisasi tadi sumpah ganteng banget. Nggak kebayang kalau setiap hari ngeliat dia bisa klepek-klepek beneran gue." jawab Salma lirih.

"Gila lo! Jadi yang tadi lo ngelamun itu lo terpesona sama mas-mas SMA tadi?" tanya Shena untuk meyakinkan.

"Iya gitu. Wibawanya itu loh. Apalagi pas dia senyum. Cowok berkharisma senyum. Behh, gantengnya maksimal banget Shen!" Salma menjelaskan sambil tersenyum-senyum.

"Heh lo lupa sama Jeff? Ganteng mana sama Jeff?" tanya Shena ketus.

"Ya bukannya lupa sih. Kalo gantengnya tetep ganteng mas-mas nya. Tapi kan pemenang di hati aku tetep Jeff. Ya buat becandaan doang kok." Salma menjelaskan.

"Sama buat penyemangat nanti tiap masuk sekolah. Haha." tambah Salma.

"Eh nanti kalo kejadian beneran loh." Shena menakut-nakuti Salma.

"Enggak lah. Becanda doang. Udah, pulang yuk!" Salma mengakhiri percakapan mereka dengan mengajak pulang.

Shena hanya mengangguk dan meneruskan langkah mereka menuju gerbang sekolah untuk menemui orang tua masing-masing yang telah menjemput.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login