Download App
33.33% REVENGE!!

Chapter 2: CHAPTER 2: IMPORTANT PERSON

Aku dan keenam rekanku serta para Bangsawan lain sedang bersujud dihadapan sebuah kepompong yang berada di dalam kastil Raja Iblis. Kepompong ini terus mengeluarkan aura berwarna merah yang membuatnya terlihat sangat mengerikan.

Kami semua bersujud di tempat ini bukan tanpa alasan, kami semua sedang bersujud dan menunggu kebangkitan kembali dari pemimpin Iblis. Sosok yang agung dan satu-satunya yang berhak menjadi pemimpin bagi kami, Raja Iblis Omega.

Dua ratus tahun yang lalu, Pahlawan manusia berhasil menyegel sang Raja dan memukul mundur pasukan kami. Tapi untungnya aku berhasil mengambil tubuh Raja yang sudah tersegel sebelum manusia-manusia itu menghancurkannya.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kepompong tersebut mulai robek dan sesuatu yang ada didalamnya sedang mencoba untuk keluar.

Aah..... Penantian diriku dan semua ras iblis selama 200 tahun akhirnya telah berakhir.

Kreakkkk...

Suara sobekan dari kepompong tersebut menandakan berakhirnya penantian kami. Dan terlihatlah sosok yang kami semua sudah tunggu selama ini.

"Selamat datang kembali, yang mulia Raja..."

Kami semua mengucapkan salam selamat datang kepada Raja saat tubuhnya sudah keluar dari kepompong tersebut.

"ahh... akhirnya aku kembali..."

Kami semua merasa sangat senang setelah melihat dan mendengar suaranya kembali.

Aku berjalan ke arahnya, membawakan sepasang pakaian untuk dikenakan oleh dirinya. Raja dengan senang hati menerimanya dan langsung mengenakan pakaian yang telah aku berikan.

Aku kembali bersujud setelah memberikan pakaian kepadanya. Setelah Raja selesai mengenakan pakaiannya, dia berjalan kearah jendela untuk melihat langit yang begitu cerah pada siang hari ini.

"Ketujuh bawahan setiaku, Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta. Ayo kita hapuskan kembali keberadaan manusia yang ada di dunia ini..."

Dengan suara yang sangat gagah, Raja mengatakan hal ini sambil melihat kearah langit.

"SIAP RAJA!!"

Kami semua segera menjawab permintaan ini dengan suara yang sangat lantang.

Semua orang yang ada di ruangan ini mulai menumbuhkan senyum di wajahnya masing-masing setelah mendengar perkataan Raja Iblis. Diriku merasa sangat senang karena Raja Omega yang aku kenal masih sama seperti dulu.

Setelah acara reuni kecil kita ini berakhir, aku segera bergegas pergi menuju suatu ruangan yang berada di kastil ini. Aku menuruni tangga, sampai di lantai tiga, dan segera masuk kedalam suatu ruangan yang berada disana.

Aku membuka pintu ruangan tersebut dan segera masuk kedalam sana, seseorang yang berada di ruangan tersebut langsung bersujud setelah mengetahui jika diriku lah yang datang ketempat ini.

"Tuan Alpha! Senang bisa melihatmu..."

Dengan tatapan yang datar, orang tersebut masih terus bersujud di hadapanku.

"Roe! Raja sudah bangkit kembali, karena itu aku punya misi untukmu..."

Orang tersebut mulai memperlihatkan wajah gembiranya padaku setelah mendengar bahwa Raja sudah bangkit kembali.

"aku akan dengan senang hati menerima misi tersebut."

Aku Pun tersenyum setelah mendengar pernyataan darinya, seperti yang diharapkan dari salah satu bawahan terbaikku.

"hancurkanlah salah satu kota yang ada di perbatasan Kerajaan Bintang, dan bawalah 500 Iblis bersamamu. Kita akan melihat sekuat apa manusia yang ada di zaman sekarang..."

"SIAP! Aku tidak akan mengecewakanmu."

Semenjak mengalami kekalahan, kami harus fokus untuk membangun kerajaan ini kembali. Jadi aku tidak terlalu bisa memperhatikan perkembangan manusia pada zaman itu. Karena itulah, aku mengirim Roe untuk menjadikannya tolak ukur kemampuan Ras Manusia.

Orang itu segera pergi meninggalkan ruangan ini setelah mengatakan hal tersebut.

****

Hari ini Party Pahlawan memulai perjalanan pertama kami, kali ini kami punya misi untuk mengambil kembali sebuah kota yang telah diduduki oleh sekelompok iblis. Kota Rigel terletak cukup jauh dari ibu kota, jadi kami harus menempuh perjalanan selama 2 minggu untuk mencapai kota tersebut.

Kami semua melewati banyak tempat baru yang belum pernah kami lewati seperti hutan monster dan lembah kegelapan. Lembah kegelapan tersebut juga menjadi perbatasan antara kerajaan Bintang dan kerajaan Bulan.

Kami sangat memacu kecepatan pasukan ini dengan sangat cepat, sehingga pasukan kami hanya membutuhkan 12 hari untuk sampai di kota Rigel. Sesampainya kami di sana, banyak rumah-rumah yang sudah hancur dan banyak bangkai manusia yang berserakan dimana-mana. Hal itu sangat membuatku terkejut dan ketakutan.

Apa-apaan ini?... apakah hal ini yang dilakukan oleh iblis? Dan sekarang kita harus melawan mereka...

Jika memang ini yang dilakukan oleh iblis, maka aku mengerti alasan mengapa manusia ingin sekali memusnahkan mereka.

Saat ini kami sudah membagi pasukan kami menjadi dua, party pahlawan beserta Xorra dan 1000 orang prajurit akan berhadapan dengan iblis yang ada di kota Rigel; sedangkan pasukan yang tersisa akan menjaga para pengungsi yang sekarang ditempatkan di kota Atria.

Kami telah menerima laporan dari prajurit yang telah melakukan pengintaian di kota ini. Dari hasil pengintaian tersebut, kami mengetahui bahwa hanya ada 500 iblis yang dipimpin oleh satu iblis tingkat yang memimpin mereka.

Begitu sampai di sekitar kota Rigel, kami langsung membuat kamp sebagai tempat peristirahatan. Seribu tentara yang ada disini terbagi menjadi 5 divisi, 3 divisi sebagai regu penyerang, 1 divisi sebagai regu medis, dan 1 divisi berada di bagian logistik.

Ditempat ini juga kami segera membuat rencana bersama para kapten divisi.

"oke semuanya, dengarkan aku. Aku dan Party Pahlawan akan menjadi umpan pada rencana ini, kelompok kita akan mengalihkan perhatian para iblis dan pasukan yang lain akan menyerang begitu kelompok kami memberi sinyal."

Para kapten divisi terlihat menganggukan kepala mereka dan setuju dengan hal ini, tapi tidak dengan kelompok kami.

Mark segera mengangkat tangannya dan membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

"kenapa harus kami yang menjadi umpan?"

Bagus Mark! Aku juga punya pertanyaan yang sama.

"diantara kami semua, kalian berlima lah yang paling kuat. Jadi aku ingin membuat para iblis sibuk dengan kalian..."

Kami akhirnya mengerti setelah Xorra menjelaskan alasannya.

Akhirnya kelompok kami berhasil membuat rencana untuk membebaskan kota ini dari hasil pengintaian yang telah dilakukan. Dari rencana ini, telah diputuskan bahwa party Pahlawan dan Xorra akan menjadi umpan dalam rencana ini.

Jujur saja, diriku sedikit keberatan dengan rencana ini. Maksudku, kami belum pernah melawan iblis dan aku heran kenapa kami yang harus menjadi umpan....?

Tetapi Xorra selalu meyakinkan kami, jadi kami semua setuju dengan hal ini. Dan akhirnya, rencana ini kami mulai esok hari pada saat pagi-pagi buta.

Kami segera beristirahat di tenda masing-masing begitu selesai membuat rencana, dan bersiap untuk melakukan penyerangan pada esok hari. Pada keesokan harinya, kami segera pergi menuju kota Rigel dengan mengendap-endap dan berharap para iblis tidak menyadari kedatangan kami.

Kami beserta Xorra masuk ke dalam kota Rigel, dan para iblis langsung berdatangan begitu kami masuk kedalam kota tersebut. Tentara yang tersisa juga berjaga di sekitar kota dan menunggu sinyal dari kelompok kami.

"ayo kita lakukan"

Kami semua segera bersiap di posisi masing-masing begitu mendengar aba-aba dari Xorra.

"Unik Skill [ Holy Barrier ] aktifkan"

Julia mengaktifkan skill uniknya dan membuat sebuah penghalang yang sangat besar hingga menutupi seluruh kota Rigel.

Penghalang ini memiliki efek untuk melemahkan Iblis yang terperangkap di dalamnya dan memberikan peningkatan kekuatan pada orang-orang yang berada di dalam penghalang ini. Begitu penghalang ini terbentuk, kami semua segera menyerang iblis-iblis yang melemah akibat terperangkap oleh penghalang ini.

Para tentara yang lain juga segera masuk kedalam kota setelah penghalang diaktifkan. Berkat rencana ini, akhirnya banyak iblis yang terbunuh dengan mudah. Party kami juga dengan sekuat tenaga mencoba membunuh iblis-iblis yang berusaha menyerang kami.

"Skill pedang sihir [ Tebasan Api ]"

"Skill pedang sihir [ Tebasan Angin ]"

"Sihir cahaya [ Purgatory ]"

"Skill berpedang [ Tebasan Ganda ]"

Berbagai serangan sihir maupun non sihir dilancarkan kepada para iblis, dan hal itu membuat jumlah mereka berkurang dengan sangat drastis.

Julia juga terus mengkonsumsi ramuan sihir untuk menstabilkan kekuatannya dan mempertahankan [ Holy Barrier ] miliknya. Rikka juga terus berada didekat Julia untuk melindunginya.

Rencana ini terus berjalan dengan lancar, sampai tiba-tiba suara teriakan dari seorang Iblis membuat kami semua terkejut.

RAAAAGGGHHHHHH.......

Teriakan tersebut berasal dari salah satu Iblis yang sepertinya adalah pemimpin dari para Iblis-iblis ini. walaupun sulit, tetapi Iblis itu terus berlari sekuat tenaga kearah kita semua.

Iblis itu mengangkat kapak besar yang ada di tangannya dan menghentakannya ke tanah.

BOOOOM!!

Tanah mulai bergetar setelah kapak besar itu menghantam tanah dan asap mulai mengepul dengan sangat banyak ke udara. Ketika asap itu mulai menghilang, terlihatlah sosok seorang iblis bertubuh besar yang memiliki banyak bekas luka di tubuhnya.

Karena serangan tersebut, Julia kehilangan konsentrasinya dan membuat penghalang sucinya hancur.

Iblis-iblis yang melihat kesempatan ini pun segera melakukan serangan balik kepada kita semua. tidak kusangka, satu orang iblis bisa membuat rencana kami hancur begitu saja.

"kuhahaha.... Jadi kalian adalah para manusia yang ditunjuk sebagai Pahlawan."

Aku tidak tau apa yang dikatakan oleh Iblis itu, tapi dari nada bicaranya seakan dia mengejek kami.

Kami segera bersiap begitu iblis itu berdiri di depan kami.

"namaku Roe, salah satu kapten pasukan Kerajaan Iblis."

Iblis itu mengatakan hal ini dengan senyuman dan tatapan yang sangat licik.

Aku juga baru sadar, ternyata iblis itu berbicara menggunakan bahasa manusia dan memperkenalkan dirinya kepada kami. Diriku juga cukup terkejut ketika iblis seperti dirinya bisa menggunakan bahasa manusia.

CLAAANNGG......

Roe secara tiba-tiba menghantamkan kapaknya kepada Xorra dan membuat dirinya terpental hingga beberapa ratus meter.

"sihir berpedang [ Tebasan Es ]"

Aku menggunakan serangan ini untuk menyerang Iblis yang bernama Roe.

"sihir berpedang [ Tebasan Api, Angin, Cahaya ]"

Mark juga mengeluarkan berbagai macam serangan kepada Roe.

"unik skill [ Psikokinesis ]"

Dengan unik skillnya, Axel menggerakan puing-puing yang ada disekitar untuk menghantam tubuh Roe.

Semua serangan kami berhasil mengenai Roe, tetapi serangan-serangan tersebut tidak memberikan efek apapun kepada dirinya. Kami bertiga sangat terkejut setelah melihat hal tersebut.

Kenapa!? Apakah serangan kami lemah...?

Tubuh macam apa yang dia miliki hingga ketiga serangan kami tidak menggoresnya sama sekali? semua pertanyaan itu membuat kepalaku pusing.

"jadi hanya ini kekuatan kalian... pffft, lemah!"

Dengan gerakan yang begitu cepat, Roe meraih salah satu kaki Axel dan langsung melemparkan tubuhnya ke arah Mark hingga mereka berdua terlempar cukup jauh. Aku hanya terdiam membeku ketika melihat kejadian tersebut.

Tiba-tiba saja Roe sudah berdiri di belakangku dan mengarahkan kapak besarnya kepadaku, aku yang terkejut dengan serangan mendadak ini pun mencoba menahan serangannya dengan sekuat tenaga. Dengan pedang yang ada di tanganku, aku mencoba menahan serangan dari kapak tersebut walaupun hasilnya sia-sia.

Dengan tenaga yang dimilikinya, iblis itu dengan mudah mematahkan pertahanan dan membuatku terlempar karena serangan tersebut.

Sialan!!

Aku terlempar ke sebuah bangunan yang sepertinya adalah sebuah bar. Setelah melihat beberapa botol alkohol yang berserakan, secara tiba-tiba aku mulai terpikirkan suatu cara.

Untuk saat ini, hanya kelompok kamilah yang bisa berhadapan dengan Iblis bernama Roe ini. Hal ini dikarenakan tentara yang ikut bersama kami dalam misi perebutan kota ini juga masih disibukan oleh iblis-iblis lain.

Setelah berhasil menyingkirkan kami bertiga, sekarang iblis itu berjalan ke arah Rikka dan Julia. Mereka berdua terlihat bersiap menghadapi serangan dari Roe, walaupun masih ada ekspresi ketakutan di wajah mereka.

Aku juga mengerti perasaan mereka saat ini... kita semua baru pertama kali berhadapan dengan iblis, jadi sangat wajar jika kita semua merasa takut.

Seorang ksatria berlari dengan sangat cepat ke arah Julia dan Rikka, lalu dia segera mengacungkan kedua pedangnya ke arah Iblis. Ya, orang tersebut adalah Xorra.

"hei iblis! Jika kau ingin mengalahkan mereka, maka kau harus melawati aku terlebih dahulu."

Dengan tatapan yang sangat serius, Xorra secara terang-terangan menantang seorang Iblis.

"Unik Skill [ Hundred Sword ]"

Xorra mengaktifkan unik skillnya dan menciptakan ratusan pedang ilusi, pedang-pedang ini mulai menyerang Roe hingga membuatnya terlihat kesulitan. Roe secara terus menerus menangkis pedang-pedang ini agar tidak mengenai dirinya dan membuatnya terluka.

Julia dan Rikka juga segera menjauh dari tempat bertarung mereka berdua setelah melihat pertarungan yang begitu sengit. Tentu saja diriku tidak diam melihat situasi ini, aku segera melemparkan beberapa botol alkohol kearah Roe dan berhasil mengenai wajah serta tubuh bagian atasnya.

"Rikka! Bakar dia."

Aku berteriak dan memerintahkan Rikka untuk membakar tubuh Roe yang sudah terkena alkohol.

Rikka menyadari hal yang aku lakukan dan segera mengarahkan sihir apinya kepada Roe.

"sihir api [ Fire Ball ]"

Tubuh bagian atas dari Roe terbakar sepenuhnya dan dirinya terlihat sangat kesakitan.

Yes.... serangan kita berhasil.

"sihir kegelapan [ Shadow Bind ]"

Axel juga segera menggunakan sihir kegelapannya untuk mematikan gerakan dari iblis Roe. Saat ini Roe terlihat sangat kesakitan serta masih berusaha keras untuk lepas dari sihir milik Axel.

"AAARRGGH... KURANG AJAR KAU MANUSIA"

Roe yang awalnya terlihat kesakitan, tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi kemarahan. Dan saat ini dia mulai melepaskan bola-bola magma dari dalam tubuhnya.

Bola-bola magma itu mulai terbang ke segala arah dan membakar apapun yang tersentuh olehnya. Melihat serangan itu, Xorra segera meraih tubuh Julia dan segera pergi menjauh dari tempat Roe berada.

Mark dan Rikka juga segera pergi menjauh setelah melihat bola-bola magma mulai menyerang secara membabi buta. Axel yang berada sangat dekat dengan Roe hanya terdiam ketika bola-bola itu keluar.

Huh!? apa yang dia lakukan disana?

Akupun segera kembali untuk menyelamatkan Axel. Dengan unik skill milikku, aku bergerak sangat cepat dan berhasil meraih tubuh Axel. Tetapi ada satu bola magma yang terbang dengan sangat cepat ke arah kita berdua, aku yang melihat itu segera melepaskan Axel dan mendorongnya agar dirinya terhindar dari serangan bola magma tersebut.

Dan akhirnya diriku mengenai bola magma tersebut hingga membuat tangan kiriku tergores dan mengalami luka bakar. Rikka segera mengaktifkan sihir tanahnya dan membuat tameng di sekitarku, Julia juga langsung menghampiriku dan segera menyembuhkan luka di tangan kiriku.

"Yoru.. apa kau baik-baik saja?"

"sshh... akhh..."

Aku hanya bisa meringis kesakitan setelah terkena serangan tersebut.

"oke tenanglah, aku akan segera menyembuhkanmu."

Julia segera merapalkan sihir penyembuhan padaku, dan rasa sakit yang ada di tanganku perlahan menghilang.

"sigh... terima kasih Julia, kau selalu menyelamatkanku."

Julia hanya membalas terima kasihku dengan senyuman di wajahnya.

Setelah beberapa saat, akhirnya serangan bola-bola magma yang dikeluarkan oleh Roe mulai berhenti. Mungkin dirinya kehabisan mana, aku juga tidak tahu.

Rikka dan Mark mulai menyerang Roe dengan berbagai macam sihir, aku juga kembali mempersiapkan diri untuk bersiap menyerang. Walaupun Roe sudah memberhentikan serangan magmanya, tetapi dia masih berusaha melepaskan dirinya dari sihir milik Axel.

Setelah berusaha keras, akhirnya Roe berhasil lepas dari sihir yang mengikatnya. Iblis itu segera berlari ke arah kita semua dengan ekspresi yang sangat mengerikan. Roe segera mengangkat senjatanya ke udara dan mempersiapkan serangannya.

"sihir es [ Ice Arrow ]"

Rikka mengeluarkan sihir esnya dan berhasil membekukan tangan Roe yang sedang memegang kapak besarnya. Sekali lagi, kami berhasil membuat Roe tidak bergerak.

Melihat hal itu, aku langsung mengaktifkan unik skillku dan menggabungkannya dengan teknik berpedang yang telah aku kuasai. Dengan gerakan yang sangat cepat ditambah kemampuan berpedang, membuat serangan ini sangat sulit untuk dihindari.

"rasakan ini [ Ultimate Slash ]"

Dengan serangan ini, aku berhasil menebas tangan kanan Roe hingga terputus. Secara tiba-tiba wajah Iblis tersebut berubah menjadi sangat pucat; aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dirinya terlihat sangat ketakutan.

Setelah melihat tangannya yang terputus dan jatuh ke tanah, Roe segera bergegas terbang ke langit dan pergi meninggalkan kota Rigel. Iblis-iblis yang tersisa juga segera pergi meninggalkan kota setelah melihat pemimpin mereka melarikan diri.

Dengan kerjasama kami semua, akhirnya kota Rigel berhasil terbebas dari invasi yang dilakukan oleh Ras Iblis.

Aku terduduk lesu setelah para iblis meninggalkan kota dan hal itu juga terjadi pada yang lain. Walaupun aku merasa senang karena berhasil mengusir para iblis dengan, tetapi diriku tidak bisa menyembunyikan kelelahan karena pertarungan ini.

"kerja bagus untuk kalian semua..."

Dengan senyuman yang sangat lebar, Xorra tiada henti-hentinya memuji kami.

"tapi tak bisa dipungkiri, MPV pada pertarungan ini adalah Yoru..."

"kau bilang dia mpv? kita semua sudah melemahkan iblis itu, dan dia hanya melakukan sentuhan terakhir. Dia hanya memanfaatkan kita agar terlihat seperti seorang pahlawan."

"huh!? apa kau bilang?"

Aku mengatakan hal ini dengan sedikit emosi.

"kau itu lemah. Bahkan kau selalu terluka di setiap pertarungan yang kita lakukan"

Apa!?

Aku masih terus mendengarkan ocehanya, walaupun kupingku merasa sakit saat mendengar hal ini.

"sudah-sudah... kalian berdua tidak perlu bertengkar."

Mark tiada henti-hentinya berusaha melerai kami.

"tch... lemah tetaplah lemah"

BUG...BAG...POW....

Aku melancarkan tiga pukulan sekaligus ke wajah Axel dan membuatnya terpental, aku sudah tidak tahan menahan emosiku ketika mendengar ocehannya.

"kau bilang aku lemah, kau bilang aku selalu terluka! Jika bukan karena diriku, kau pasti sudah terbakar oleh serangan iblis tadi. Bahkan karena kecerobohan mu di dungeon saat itu, bisa membuat kami semua celaka. Jadi siapa yang kau sebut lemah?"

Aku mengatakan semua ini sambil terus memukulinya, Axel hanya terdiam dan terus berusaha menahan diriku.

Xorra dan Mark meraih kedua tanganku untuk berhenti memukuli Axel, akhirnya aku berhenti setelah mereka berdua memisahkan kami. Rikka hanya bisa terdiam melihat hal itu terjadi, sedangkan Julia terlihat sangat khawatir dan sedikit ketakutan.

"cuih..."

Axel meludahkan darah yang ada di mulutnya, dengan tatapan yang masih sangat marah kepadaku.

"Yoru..."

Julia menghampiriku dengan tatapan yang sangat khawatir. Dan tentu saja, Axel semakin terlihat marah saat melihat ini.

"Julia, bisakah kau menjauh dariku, kau sedikit mengganggu!"

Akhirnya aku mengatakan hal ini.

Sejujurnya aku merasa senang saat Julia bersikap baik padaku; tapi jika Axel selalu kesal saat aku dekat dengannya, lebih baik aku yang mengalah dengan menjauh dari dirinya.

Tentu saja Julia sangat terkejut saat aku mengatakan hal tersebut, bahkan air matanya sedikit keluar karena hal ini.

"kenapa kau mengatakan hal seperti ini pada Julia?"

"aku hanya mengatakan sesuatu yang sudah lama mengganggu diriku"

Plak!!

Tamparan keras dari Rikka mendarat di pipiku.

Aww!... Tamparannya sangat menyakitkan, tapi kurasa aku berhak mendapatkan ini.

"tidak kusangka, ternyata kau adalah orang yang seperti ini."

"huh!? Apakah kau berfikir jika dirimu telah mengenalku selama ini? ini adalah diriku yang sebenarnya."

Dari sorot mata yang Rikka perlihatkan padaku, sangat terlihat jika dia kecewa padaku. Tapi sejujurnya, memang inilah yang aku rasakan saat ini.

Setelah mengatakan itu semua, aku pun pergi untuk menenangkan pikiranku sejenak. Xorra mencoba menghalangiku untuk pergi, tapi Mark menghentikannya.

"apa yang kau lakukan Pahlawan Mark?"

".... aku rasa Yoru hanya butuh waktu untuk menyendiri saat ini."

**

Kota Rigel sekarang sudah terbebas dari ancaman Iblis, jadi kami semua beserta para tentara dan warga kota mulai mencari orang-orang yang bisa diselamatkan. Tetapi kami tidak mendapatkan apapun, seluruh warga kota yang terlambat dievakuasi telah benar-benar meninggal.

Kami semua membutuhkan waktu dua belas hari untuk sampai di kota ini. Jadi sebelum kami sampai, mungkin iblis-iblis itu sudah membunuh warga kota yang tidak sempat melakukan evakuasi.

Kami juga sudah menetap di kota ini selama dua minggu dan membantu memulihkan keadaan kota ini. Para pengungsi juga sudah mulai berdatangan kembali, dan turut membantu membangun kembali kota asal mereka.

Setelah dua Minggu menetap, kami akhirnya memutuskan untuk kembali ke ibukota kerajaan. Tetapi hanya kami berlima dan Xorra yang kembali ke ibukota; untuk tentara yang lain, mereka masih harus berada di kota ini untuk membantu segala macam hal yang dibutuhkan.

Kami berenam meninggalkan kota Rigel pada pagi hari dan memulai perjalan pulang ke ibukota Arcturus. Setelah beberapa jam berjalan, akhirnya kelompok kami memilih untuk berhenti saat sampai di sekitar lembah kegelapan.

Kami melihat banyak hewan-hewan serat burung yang pergi menjauh dari lokasi ini, hewan-hewan tersebut seperti terlihat sedang menghindari sesuatu. Alasan itulah yang membuat perjalanan kami terhenti; selain untuk beristirahat, kami juga ingin mencari tahu alasan apa yang membuat hewan-hewan ini pergi menjauh.

Xorra pernah menceritakan kepada kami semua, jika lembah kegelapan ini tidak memiliki dasar. Bahkan pada zaman dahulu tempat ini sempat dijadikan kuburan massal oleh kerajaan Bintang. Mereka akan membuang mayat-mayat kedalam dasar jurang lembah ini, dan hal itu tentu saja membuatku takut.

"baiklah, kalian berlima tunggulah disini. Aku akan pergi melihat sekitar."

Setelah mengatakan ini, Xorra pun pergi meninggalkan kami. Karena diriku masih merasa canggung dengan mereka setelah kita bertengkar saat itu, jadi aku memutuskan pergi untuk mencari kayu bakar.

"aku akan pergi mencari kayu bakar..."

"tunggu, aku ikut denganmu!"

Apa!?

Tidak disangka-sangka, orang yang menawarkan diri untuk ikut denganku adalah Axel. Awalnya aku merasa ragu saat dia ingin ikut denganku, tetapi aku membiarkan hal ini dan akhirnya kami berdua pergi untuk mencari kayu bakar bersama.

Kami berdua sudah berjalan sekitar sepuluh menit, tapi kayu yang kami kumpulkan masih jauh dari kata cukup. Jadi kami berdua pergi menuju area pepohonan yang berada di dekat jurang.

Aku mencoba melirik kedalaman jurang karena merasa sedikit penasaran, diriku benar-benar terkejut ketika melihat jurang yang sangat gelap seperti tidak berdasar.

Woah! Aku tidak bisa membayangkan jika diriku terjatuh ke dalam sana. Itu pasti sangat mengerikan.

Setelah aku memenuhi sedikit rasa penasaranku, aku segera mengumpulkan ranting-ranting yang berada dibawah pohon.

"hei, ayo bantu aku..."

Aku menegur Axel karena dia hanya bengong sambil melihat ke arah jurang.

"hei..."

"....."

WHOOUUUSS...

Tanpa diduga-duga, Axel malah mengeluarkan sihirnya dan mengarahkannya kepadaku. Untungnya aku berhasil menghindari serangan ini dengan unik skillku.

"hei! Apa yang kau lakukan?"

Apakah dia berencana membalas perbuatanku waktu itu? Atau dia hanya melakukan ini karena tidak sengaja? Semua pertanyaan-pertanyaan ini muncul di kepalaku begitu Axel menyerangku.

"Kenapa kau selalu unggul dariku, kenapa kau lebih baik dariku, dan kenapa kau selalu mendapat perhatian lebih darinya?"

Axel terus bergumam sambil terus menerus menyerangku. Dia mengenakan unik skillnya lalu menerbangkan bebatuan dan ranting-ranting yang ada disekitar untuk menyerang diriku.

Aku terus menangkis serangan-serangan yang dilakukan oleh Axel dengan menggunakan skill berpedang ku. Sampai tiba-tiba ada bayangan hitam yang berasal dari atas dan membuat kami berdua terkejut.

BOOOMM.....

RRROOOOOAAR.....

Suara raungan yang sangat mengerikan terdengar dari balik debu yang menjulang tinggi. Setelah debu itu menghilang, terlihatlah seekor monster beruang dengan tinggi sekitar tiga meter dan kuku yang sangat tajam.

Grrr....

BRAK!!

Monster beruang itu mencoba menyerang kami berdua, tetapi kami berhasil mengelak dan membuat beruang itu meninju dinding tebing hingga hancur.

Kenapa ada monster seperti ini disini?

Tunggu! Jangan-jangan monster inilah yang membuat hewan-hewan tadi berlarian? Itu adalah asumsiku untuk saat ini.

Dengan gerakan yang sangat cepat, monster tersebut berhasil memukul Axel hingga membuatnya menghantam tebing. Monster beruang itu juga mengangkat tangannya dan bersiap untuk mencabik-cabik Axel dengan cakarnya yang panjang dan tajam.

Aku segera berlari ke arah Axel dan berusaha menghalangi monster beruang tersebut.

"rasakan ini, monster sialan! [ Ultimate Slash ]"

Dengan skill yang sama yang aku gunakan kepada Iblis Roe, aku berhasil memotong salah satu tangan monster beruang tersebut dan berhasil menyelamatkan Axel.

GGGRRRAAAAA...

Monster itu terlihat sangat kesakitan hingga membuatnya terhuyung-huyung.

"kau tidak apa-apa? Ayo kita pergi dari sini."

Aku segera menghampiri Axel dan menanyakan keadaannya. Tetapi bukannya menjawab pertanyaanku, Axel malah terlihat kesal dan mendorongku.

"apa yang kau lakukan bodoh!?"

"kenapa lagi-lagi kau yang terlihat lebih unggul dariku! Kenapa...?"

Aku menghiraukan perkataannya dan segera menarik tangannya untuk pergi dari tempat ini. Tapi dia hanya berdiam diri dan tidak bergerak sama sekali. Walaupun aku benci dengannya, tapi aku masih memiliki perasaan untuk tidak membiarkannya mati.

Aaagghhh.... aku sangat tidak mengerti dengan jalan pikirannya.

"terserahlah, aku akan pergi untuk memanggil yang lain...."

Karena Axel masih berdiam diri, jadi mau tidak mau aku harus meninggalkannya dan pergi ketempat teman-teman yang lain untuk meminta bantuan kepada mereka.

"mungkin jika kau menghilang, Julia akan mulai memberi perhatian padaku. Unik skill [ Psikokinesis ]"

Axel yang terlihat marah menggunakan skill uniknya dan membuat beberapa batu besar yang ada disekitar terbang ke arahku. Batu-batu itu terus menyerangku dan aku terus berusaha untuk menahannya dengan menggunakan pedangku.

Sampai akhirnya ada satu batu yang berhasil mengenaiku hingga aku terhempas ke tubuh monster beruang. Axel terus menyerangku dengan batu-batu di sekitar dan membuat diriku jatuh kedalam jurang bersama dengan monster beruang.

Kurang ajar! Rupanya dia benar-benar berniat membunuhku.

Tentu saja aku tidak akan diam mengenai hal ini, aku segera mengaktifkan unik skillku dan menjadikan tubuh beruang sebagai pijakan untuk melompat.

"ayo, aku pasti bisa. Unik skill [ Lightning Step]"

Aku berhasil melakukan lompatan ini, tetapi lompatanku hanya mampu mencapai bibir jurang. Aku berusaha sebaik mungkin untuk bertahan di posisi ini agar tidak terjatuh kembali. Aku mencari berbagai hal yang bisa ku jadikan pegangan, sampai akhirnya aku menemukan akar pohon yang tumbuh di sekitar jurang.

Hosh....hosh... aku tidak boleh jatuh. Aku pasti bisa!

Aku terus memotivasi diriku, dan berusaha sebaik mungkin untuk bertahan ditempat ini. Tapi sepertinya keberuntungan sedang tidak memihakku saat ini, suara langkah kaki dari Axel terdengar mendekat.

Begitu aku melihat ke arah atas, dia sudah menatapku dengan tatapan yang begitu mengerikan.

"sebaiknya kau mati saja"

Axel menendang kepalaku dan membuat diriku benar-benar jatuh kedalam jurang. Jujur saja aku sangat terkejut dengan hal ini; walaupun kami saling benci, tapi aku tidak menyangka dia akan mengambil tindakan seperti ini.

Dengan rasa kesal dan kecewa, aku terus jatuh ke dasar jurang lembah kegelapan yang sangat gelap.

Aku bersumpah! dengan cara apapun, aku akan kembali dan membalas perbuatanmu ini. aku tidak akan pernah berhenti sampai aku benar-benar bisa membalaskan dendamku.

**

Aku terbangun di tempat yang sangat gelap dan dingin, dan aku baru menyadari jika diriku ternyata sedang terbaring diatas tubuh monster beruang yang juga jatuh bersama dengan diriku.

Sepertinya beberapa bagian tubuhku mengalami patah tulang, aku terjatuh ke dasar jurang yang sangat gelap, jadi aku mewajarkan hal itu. Dan ya, monster beruang ini sudah pasti mati.

Terima kasih monster beruang. Kalau tidak ada dirimu, mungkin aku sudah remuk.

Aku menepuk tubuh beruang beberapa kali dan akhirnya turun dari atas tubuhnya. Karena ditempat ini terlalu gelap, jadi aku mengaktifkan skill berpedang api milikku.

Pedang itu mulai memancarkan cahaya yang terang dan membuat sekitar tempat ini menjadi terlihat. Rupanya dasar jurang ini benar-benar kosong, hanya ada sungai kecil yang terbentang di sepanjang jurang ini.

Aku duduk di tanah dan memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Walaupun sebenarnya aku sudah memiliki satu tujuan, yaitu kembali hidup-hidup untuk membalas perbuatan Axel.

Oke, jadi apa yang harus aku lakukan untuk bisa keluar dari tempat ini?

Di Sekitar sini ada banyak air, jadi aku cukup beruntung kurasa. Tetapi aku mempunyai satu masalah, aku tidak memiliki makanan. Aku tidak melihat adanya tanda-tanda dari makhluk hidup dan tumbuhan di dasar jurang jurang ini.

Sepertinya dasar jurang ini tidak pernah tersentuh oleh sinar matahari, dan alasan itulah yang membuat tidak berjalannya ekosistem di dasar jurang ini. Untuk saat ini hanya monster beruanglah satu-satunya sumber makananku untuk bertahan hidup ditempat ini.

Kruyuuuk.....

Bunyi dari perutku terdengar dengan sangat kencang, dan aku segera mengelus perutku saat mendengar hal ini.

Sigh... sepertinya aku tidak punya pilihan lain. Aku harus memakan daging dari monster ini untuk bertahan hidup.

Aku segera menguliti monster beruang itu dengan menggunakan satu-satunya alat yang aku punya, yaitu pedang. Setelah mengulitinya, akupun memotong daging beruang ini menjadi beberapa bagian. Aku juga memotong kuku dari monster ini untuk kujadikan sebuah pisau.

Aku membakar daging monster beruang yang sudah aku potong menggunakan skill pedang sihir. Dengan panas yang dihasilkan oleh pedangku, aku menjadikannya sebagai pemanggang dan memasak daging-daging itu di atas sana.

Aku membalik daging beberapa kali menggunakan pisau yang aku buat menggunakan cakar dari beruang; dan setelah menunggu beberapa saat, akhirnya daging itu matang. Daging ini cukup mengeluarkan aroma yang nikmat, jadi kurasa tidak masalah jika aku memakannya.

Gulp.... aku menelan air liur ku saat memotong daging yang baru saja matang.

Baiklah... ayo kita lakukan.

Aku mengambil sebagian dari daging itu dan memasukkannya ke dalam mulutku. Bahkan aku sampai menutup mata karena takut rasa dari daging ini tidak seperti yang aku harapkan.

Mmnh...? kurasa rasanya tidak terlalu buruk, bahkan aku bisa bilang bila daging ini ada di kategori enak.

Setelah mengetahui rasanya, aku pun terus melahap daging ini hingga membuat perutku kenyang. Begitu perutku sudah terisi, akupun mulai mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk melakukan perjalanan mencari jalan keluar dari tempat ini.

Pertama-tama aku mengemasi bahan makanan dengan menggunakan outer yang aku kenakan dan telah kurubah fungsinya menjadi sebuah tas. Aku juga membawa beberapa pisau yang terbuat dari cakar beruang.

Aku tidak memiliki alat untuk menaruh persediaan air, jadi aku tidak bisa membawa persediaan air pada perjalanan ini. aku hanya berharap aliran sungai ini akan terus ada disepanjang perjalanan ku.

Setelah selesai melakukan semua persiapan, akupun mengenakan bulu-bulu dari monster beruang yang sudah dikuliti olehku sebagai pakaian. Dengan bulu-bulu beruang yang begitu tebal, aku berharap bisa menahan udara dingin yang ada di tempat ini.

Dengan menggunakan pedang sebagai penerangan, aku pun siap memulai perjalanan ini.

AKU BERSUMPAH!! AKAN KELUAR DARI TEMPAT INI, DAN MEMBALAS SEMUA PERBUATANMU.

Aku berteriak dengan sangat kencang untuk memotivasi diriku sendiri, dan akhirnya memulai perjalanan ini.

Sekarang sudah sekitar dua atau tiga minggu aku menyusuri dasar jurang ini, aku tidak tahu waktu yang pasti karena tempat ini tidak pernah tersentuh matahari. Persediaan makananku juga sudah semakin menipis, mungkin aku hanya bisa makan sampai dua atau tiga hari kedepan.

Dasar jurang ini ternyata memang benar-benar kosong, aku sudah berhari-hari menyusuri tempat ini tapi tidak pernah menemukan adanya tanda-tanda kehidupan dari hewan manapun.

Aku juga harus tidur dengan beralaskan tanah dan bebatuan, tapi untungnya aku memiliki bulu beruang yang bisa kujadikan sebagai selimut. Jika bulu itu tidak ada, mungkin aku sudah mati kedinginan di tempat ini.

Aku menggunakan skill pedang secara terus menerus, hal itu membuat kekuatan fisik serta sihirku terkuras dua kali lebih cepat daripada saat bertarung. Jadi sebisa mungkin aku harus mengistirahatkan diriku sebaik mungkin.

Walaupun manusia memiliki kapasitas sihir yang begitu rendah jika dibandingkan dengan ras lain seperti Iblis, Elf, Beastmen, dan Fishmen. Tapi manusia mampu mengembalikan kekuatan sihir mereka hanya dengan beristirahat, itulah penjelasan yang pernah diberitahukan Penyihir Zeris kepadaku dan seluruh member party Pahlawan.

Hari ini aku masih terus berjalan menyusuri dasar jurang ini, aku masih bertekad untuk bisa keluar dari tempat ini walaupun tidak tahu sampai kapan. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah cahaya yang berada jauh didepan.

Aku langsung berlari menuju sumber cahaya tersebut tanpa memperdulikan apapun. Aku merasa langkahku sangat ringan saat menuju kesana, mungkin karena aku terlalu gembira.

Jalan keluar! Itu pasti jalan keluar.

Dengan harapan yang sangat tinggi, aku berlari dengan sangat kencang menuju tempat tersebut.

Diriku terkejut bukan main saat sampai di sumber cahaya ini. Tanah dan bebatuan di tempat ini bersinar dengan sangat terang, bahkan tanah ditempat ini sudah menjadi seperti kristal.

Woah.... tempat ini begitu menakjubkan.

Aku tidak henti-hentinya kagum dengan tempat ini.

"Hmmn, ini aneh. Kenapa bisa ada manusia ditempat ini?"

Aku benar-benar terkejut setelah mendengar suara yang berasal dari belakang tubuhku. Suaranya terdengar begitu lembut dan indah, tapi juga menyeramkan disaat bersamaan. Saat aku menengok kebelakang, seekor Naga raksasa berwarna ungu gelap sedang menatapku dengan tatapan yang begitu menyeramkan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login