Download App

Chapter 3: 3.Terulang Lagi

Zara berdiri tepat di hadapan Radit yang sedang terduduk memeluk besi pagar dalam keadaan setengah sadar, dari sorot mata Zara, jelas terlihat sebuah kebencian yang mendalam ada di benak Zara untuk Radit.

Dengan perasaan penuh amarah Zara langsung berkata kasar pada Radit. Entah Radit memahami perkataannya atau tidak, yang terpenting bagi Zara saat itu, ia tidak menahan amarah nya untuk Radit yang membuat sesak di dada nya.

"Dit! Cukup Dit cukup! Sekarang ayok masuk ke dalam rumah dan sambung kegilaan mu di dalam Dit, jangan di sini, aku malu Dit setiap hari jadi bahan tontonan orang-orang" kata Zara dengan penuh emosi dan sambil memegang tangan Radit membantu menuntun Radit masuk ke dalam rumah.

Radit yang sedang setengah sadar itu pun berjalan sesuai tuntunan Zara sambil tertawa bahagia karna merasa senang di dipeluk dalam rangkulan Zara. Meski hanya hal spele seperti ini, bagi Radit jika Zara yang melakukan untuk nya, ini adalah sebuah tanda cinta untuk nya.

Radit begitu mencintai Zara meski dalam kegilaan nya atau pun kewarasannya. Bagi Radit, Zara adalah hal terindah yang bisa dimiliki nya di dunia ini.

Sampai di dalam rumah, Zara langsung mendorong tubuh lusuh Radit sekuat tenaga nya kearah sofa berwarna coklat yang ada di ruang tamu rumah nya.

Radit yang dalam keadaan setengah sadar dan tak berdaya langsung terjatuh ke sofa tanpa ada pertahanan atau perlawanan sedikitpun. Radit terjatuh dalam keadaan tengkurap di sofa itu, namun meski begitu dari bibir tipis nya yang berwarna kemerahan itu masi tetap terlihat ada sedikit senyum tipis.

Setelah menghempaskan tubuh Radit, Zara langsung meninggalkan nya dan kembali ke kamar untuk beristirahat kembali. Karna memang sudah biasa Radit mabuk dan akan sadar sendiri lagi nanti nya.

Namun saat langkah kaki Zara akan mencapai anak tangga pertama, tiba-tiba saja mulut Radit dalam keadaan mabuk nya mengoceh melantur tak jelas kepada Zara.

"Zara, kenapa kamu jahat banget sama aku Zara?!! Cobalah cintai aku meski sedikit saja Zara!!Aku kurang apa untuk kamu, aku kaya Zara!!hahahaaaa... kamu bodoh karna gak bisa menerima cinta orang seperti ku Zara" kata Radit sambil tertawa-tawa dalam keadaan mabuk nya.

Zara tak menghiraukan perkataan laki-laki yang sedang kehilangan kewarasannya itu. Zara meninggalkan nya dan masuk ke kamar nya. Zara sudah terbiasa dengan semua kegilaan hidup semenjak menikah dengan Radit, bahkan ini semua membuat nya muak hidup di dunia dan berulang kali mencoba mengakhiri hidup nya, namun selalu gagal.

Tuhan selalu ingin Zara tetap hidup, seakan ada sesuatu yang dipersiapkan Tuhan untuk Zara suatu saat nanti.

Begitu sampai di dalam kamar, Zara membiarkan kamar tidur nya tetap gelap tanpa lampu. Zara berjalan dengan tatapan mata yang kosong dan deraian air mata yang jatuh tak terbendung lagi menuju kearah tempat tidur nya. Zara langsung terduduk di lantai dekat tempat tidur nya dan kepala nya bersandar di sisi tempat tidur nya.

Diruang gelap itu Zara semakin terhanyut dalam kesedihan karna terus menerus menghadapi Radit yang semakin hari semakin menjadi tingkah buruk nya. Dalam perasaan sedih dan hancur nya, tiba-tiba Zara terbayang akan ingatan masa kecil nya.

Dulu Zara sempat merasa bagaikan memiliki syurga di dunia. Seakan bintang yang begitu indah bertaburan di langit adalah milik nya dan tercipta hanya untuk menghiasi malam-malam indah Zara kecil.

Hingga tiba-tiba dunia nya hancur begitu saja. Bukan hanya kehilangan bintang-bintang indah nya, Zara harus kehilangan kedua orang tua nya saat ia masih kecil, saat Zara belum bisa memahami sepenuhnya tentang apa arti dari sebuah kematian yang sesungguh nya.

Zara adalah anak dari pasangan seorang petinggi kepolisian bernama Yudha dengan seorang dokter ahli penyakit dalam bernama Disti.

Mami nya meninggal ketika Zara masih berusia 10 tahun dalam sebuah tragedi kebakaran di laboraturium di rumah sakit tempat ia bekerja.Semenjak ibu nya meninggal, Zara dirawat oleh sang papi dan seorang suster bernama Inah yang sekarang bekerja dengan nya sebagai pembantu rumah tangga.

Disuatu malam tepat jam 00.00am, Yudha masih tampak sibuk menghadapi laptop dimeja kerja nya. Zara kecil yang terbiasa tidur dengan dibacakan dongeng oleh Yudha, mendatangi Yudha keruang kerja nya.

"Pi.... Zara uda mengantuk, yuk kita tidur yuk pi" Zara kecil merengek kepada Yudha.

Yudha yang masih ada pekerjaan pun meminta Zara kecil untuk sedikit bersabar dan meminta Zara untuk duduk di sofa ruang kerja nya sambil menonton tv. Zara pun menuruti perkataan sang papi, ia berbaring di sofa itu sambil menonton tv.

Karna sudah terlalu larut malam, Zara yang sudah sangat mengantuk tak sadar perlahan-lahan ia mulai tak lagi mampu menahan mata nya agar tetap terjaga menantikan Yudha menyelesaikan perkerjaannya. Akhirnya Zara tertidur saat menonton tv yang ada diruang kerja papi nya.

Yudha tersenyum sambil menggelengkan kepala nya saat melihat Zara yang sudah tertidur dalam rengekannya yang menuntut untuk dibacakan dongeng tidur kesukaannya.

Membiarkan Zara tertidur di sofa ruang kerja nya, Yudha kembali mengetik tombol-tombol pada leptop nya untuk segera menyelesaikan pekerjaan nya. Namun saat Yudha sedang asyik dengan laptop milik nya, tiba-tiba terdengar suara suatu benda terjatuh dan pecah dari arah ruang tengah rumah nya.

Yudha langsung berdiri dari duduk nya dan bergegas segara melihat apa gerangan yang telah terjadi di rumah nya pada jam tengah malam begini.

Namun saat Yudha baru membuka sedikit pintu ruang kerja nya ia melihat dari celah pintu itu ada tiga orang pria menggunakan mantel hujan berwarna hitam serta menggunakan helm hitam berada di ruang tengah rumah nya dan terlihat seperti sedang mencari sesuatu.

Tanpa berlama-lama Yudha langsung menutup kembali pintu ruang kerja nya rapat-rapat dan menguncinya dari dalam. Yudha langsung bergerak cepat dengan menghubungi anak buah nya dikantor untuk meminta bantuan karna dirumah nya ada tiga orang yang tak dikenal menyusup menyusup masuk.

Namun Yudha teringat bahwa saat itu juga sedang ada Zara yang tertidur di sofa ruang kerja nya. Seketika Yudha menjadi panik apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan Zara jika ketiga penyusup itu masuk keruang kerja nya sebelum bala bantuan nya datang, karna Yudha yakin betul kalau memang tujuan utama ketiga orang itu menerobos masuk ke dalam rumah nya adalah untuk mencari nya.

Dalam keadaan gugup Yudha bergerak cepat untuk membuka laci meja kerja nya dan mengambil lakban hitam dan obat penenang dosis rendah dari dalam laci kerja nya. Yudha langsung mengoyak lakban hitam, memasukan obat kemulut Zara dan langsung menutupi mulut Zara dengan lakban itu.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login