Download App
16.66% DREAM BENDER

Chapter 2: WANITA DALAM MIMPI

Malam harinya Reva tengah asyik berkutat dengan buku pelajaran dia tengah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah meskipun sesekali Reva sedikit mengeluh karena banyaknya tugas yang harus dia selesaikan malam itu.

"Yaampun nih tugas kok gak selesai-selesai ya" oceh Reva, "bu guru gak pake KB apa ya? Soalnya cuman satu kok jawabannya beranak pinak"

Reva mulai jenuh melihat tugas matematika yang seperti tidak ada habisnya bahkan untuk satu soal saja dia hampir menghabiskan setengah lembar kertas untuk menulis jawabannya belum lagi soal yang lainnya, terkadang Reva tidak habis pikir bagaimana bisa ada orang yang sangat menyukai pelajaran tersebut melihat deretan angka saja Reva sudah pusing dibuatnya terlebih lagi saat kamu mendapatkan guru killer dimata pelajaran tersebut, tamatlah nilai raportmu.

Ting..

Smartphonenya berbunyi sebuah notifikasi masuk, Reva melihat sekilas notifikasi dari sosial medianya, akun bernama @ajeofficial memberi tahu kepada para pengikutnya jika dia sedang melakukan siaran langsung di akun instagram. Reva yang awalnya ingin fokus dengan tugas sekolahnya mendadak buyar, dia segera meraih smartphonenya dan membuka akun tersebut.

Setelah masuk kedalam video siaran langsung layar dismartphonenya berubah menampilkan wajah seorang pria tampan yang tengah tersenyum manis, seakan sedang tersenyum kearahnya Reva tanpa sadar ikut tersenyum pula melihatnya.

"Hello" sapa pria tampan tersebut yang merupakan seorang idola dari negeri ginseng.

"Hm.. i haven't said 'hello' in a long time.. i miss you guys" ujarnya diakhiri dengan senyuman malu-malu. Reva yang melihat ekspresi dari idolanya tersebut dibuat melayang sendiri, kehaluannya menjadi-jadi seakan pria tersebut adalah pacarnya sendiri.

"Ah.. i'm preparing for my Asian concert" jawabnya saat dia melihat salah satu komentar dilayar. Meskipun terkenal sebagai penyanyi asal Korea Selatan namun dia fasih berbahasa Inggris dan itu juga memudahkannya dalam berkomunikasi dengan fans internasionalnya.

"I hope you'll like it later" ucapnya, "okey see you again, bye" pria tampan tersebut mengakhiri video siaran langsungnya yang hanya beberapa menit itu dengan senyuman yang manis, Reva yang memperhatikan sedari tadi tanpa berkedip sedikit kecewa karena siaran yang dilakukannya hanya sebentar, namun dia juga merasa senang karena sudah lama tidak mendapatkan asupan gula dari senyuman 'mamas tampan'.

Wajah Reva yang semula ceria mendadak masam saat melihat tugas yang berada di atas meja belajarnya masih menumpuk, Reva menghembuskan napas kasar melihat banyaknya tugas sekolah yang belum dia selesaikan.

Reva meletakkan kepalanya di atas tumpukan buku tugasnya, "I don't like you... hate.. hate.. hate.. you" desis Reva tidak bersemangat menyelesaikan tugas sekolah miliknya.

***

[ ON ]

Hujan membasahi tubuh Jae tetapi anehnya dia seperti tidak merasakan apapun. Jae menengadahkan tangan kanannya ke atas memastikan jika ini memang air hujan, saat itu tangannya dapat merasakannya dan secara ajaib dia juga dapat merasakan basah kuyup tubuhnya. Jae mengangkat tangannya berusaha menutupi kepalanya dari tetesan air hujan meskipun yang dilakukannya terlihat percuma, Jae berlari mencari tempat berteduh.

Saat tengah sibuk berlari mencari tempat untuk dia berteduh, tanpa sengaja Jae mendengar suara wanita Jae mencari sumber suara. Tidak jauh dari tempatnya terlihat seorang wanita tengah asyik bermain dengan air hujan, wanita itu tertawa dan sesekali dengan sengaja dia menghentakkan kakinya di genangan air membuat tubuhnya terkena cipratan air tersebut, meskipun begitu dia justru terlihat senang.

Jae berjalan pelan mendekati wanita tersebut dia tidak ingin mengganggu kesenangan dari wanita itu namun Jae juga penasaran. Tepat di belakang wanita itu Jae memperhatikan lebih detail, jarak mereka hanya beberapa meter saja, Jae memicingkan matanya berusaha melihat wajah wanita itu yang terkena lampu jalan. Tiba-tiba wanita tersebut berbalik membuat wajahnya tertutupi seluruhnya karena lampu jalan tepat menyorotnya.

"Jae, come on!" ajak wanita itu kepada Jae untuk mengikuti apa yang dia lakukan.

"Kamu mengenalku?" tanya Jae

Wanita itu tersenyum, Jae bisa melihat sudut bibirnya terangkat mungkin itu yang dirasakan oleh Jae berpikir jika wanita itu tersenyum kepadanya.

"Iya" jawab wanita itu singkat

Jae ingin bertanya lagi namun sebelum kalimat keluar dari bibirnya wanita itu terlebih dahulu mengulurkan tangan dihadapannya

"Follow me" pinta wanita itu

Entah apa yang dipikirkan oleh Jae, dia meraih uluran tangan wanita itu tanpa ragu. Jae hanya merasa jika wanita dihadapannya bukanlah orang jahat atau seorang sasaeng yang selalu mengikuti selayaknya seorang penguntit bukan fans. Setelahnya wanita itu menarik tangan Jae membuat si pemiliknya mengikuti langkah kaki wanita didepannya.

"Kita mau ke mana?" tanya Jae

"Tempat yang ada dipikiranmu" balas wanita itu tanpa melihat Jae yang kebingungan

Seakan tahu jika Jae tampak ragu, wanita itu menghentikan langkahnya membuat Jae juga ikut berhenti. Wanita itu berbalik namun sekali lagi Jae seakan tidak bisa melihat wajah wanita itu, meskipun kini sudah tidak ada cahaya matahari ataupun lampu jalan yang menyorot wajah wanita itu.

"Saat bertemu denganku lagi bersenang-senanglah" ujar wanita itu, "lakukan apa yang kamu suka"

Wanita itu memiringkan kepalanya, "Okey?"

Jae hanya mengangguk mengiyakan seolah terkena sihir dia mengikuti apa yang diucapkan wanita itu tanpa berkomentar dan entah bagaimana setiap kali bersama wanita misterius ini Jae merasa nyaman dibuatnya.

[ OFF ]

Jae terbangun dari tidurnya dilihatnya jam yang berada di atas nakas baru menunjukkan pukul 05:00 pagi, Jae kembali menutup matanya namun bukannya tertidur dia justru teringat oleh suara wanita yang berada di dalam mimpinya

[ Saat bertemu denganku lagi bersenang-senanglah ]

"Siapa dia?" gumam Jae kepada dirinya sendiri

Dihno menghampiri Jae yang tengah melakukan joging disalah satu taman dekat apartemen miliknya, saat Dihno hendak mendekat Jae memberi isyarat agar menunggunya sebentar. Dihno mengerti dia kembali ke tempat duduk dan menunggu Jae selesai melakukan joging pagi.

"Ada apa?" tanya Jae saat dia telah selesai dengan aktivitasnya

Dihno menyerahkan handuk kering kepada Jae untuk mengelap keringat tidak lupa Dihno juga memberikan botol berisi air mineral untuk Jae minum.

"Aku masuk ke apartemenmu tetapi kamu tidak ada" ujar Dihno, "aku pikir kamu belum bangun"

Jae duduk sembari mendengar ucapan Dihno asisten pribadinya, "Aku tidak bisa tidur jadi aku pergi lari"

Dihno hanya mengangguk mendengar jawaban dari Jae

"Kenapa mencariku?" tanya Jae

"Sajangnim memintamu untuk datang ke perusahaan hari ini" tutur Dihno

Jae mengangkat sebelah alisnya, "Wae?"

"Molla, dia hanya mengatakan itu" jawab Dihno bersama dengan dia mengangkat bahunya.

Jae berpikir sejenak apa yang ingin dibicarakan oleh sajangnim kepadanya, karena ini tidak seperti biasanya dia meminta Jae untuk datang ke sana jika bukan urusan yang penting.

"Baiklah" ucap Jae pada akhirnya. Setelahnya Jae dan Dihno pergi dari taman seiring dengan perginya mereka berdua taman makin ramai orang yang juga melakukan olahraga ringan, ada yang joging atau sekadar menikmati fasilitas gym yang berada di tengah taman.

***

Pukul 06:00 pagi Reva telah berada di dalam kelas ditemani oleh Nabila sahabatnya yang sedang duduk disebelahnya sembari menahan kantuk, Reva sedang serius menulis setiap jawaban yang berasal dari soal-soal. Semalam Reva ketiduran dan dia lupa menyelesaikan tugas sekolah itu sebabnya dia berada di sekolah pagi-pagi sekali.

"Nab, yang ini gimana sih caranya?" tanya Reva kepada Nabila disebelahnya.

Nabila menguap sebelum melihat soal yang ditunjukkan Reva kepadanya, "Oh ini, caranya tuh begini-" Nabila mengambil pena untuk menunjukkan cara pengerjaan kepada Reva.

"Lo pakai cara eliminasi dan substitusi dulu" Nabila mengambil buku coretan yang biasa dia gunakan untuk mencoret sebelum menulis jawaban, "2x + 5y = 12 dan x + 4y = 15, kita buat x dari dua variabel itu bernilai sama terlebih dahulu, masing-masing kita kalikan 1 dan 2"

Nabila berhenti sejenak sebelum melanjutkan kembali penjelasannya, "Jadi hasilnya begini-" Nabila menuliskan hasil perkalian dari kedua variabel tersebut kepada Reva

"Setelah dikalikan tinggal dikurangin deh, jadi begini-" Reva memperhatikan penjelasan Nabila dengan saksama tanpa berkomentar, "nah sekarang kita udah dapat nilai x dan y setelahnya baru kita selesaikan dengan nilai ini, ngerti?" tanya Nabila kepada Reva khawatir jika penjelasan yang Nabila berikan terlalu sulit dipahami.

Reva mengangguk tersenyum, "Iya ngerti, makasih"

Nabila bernapas lega penjelasannya dapat dipahami dengan mudah oleh sahabatnya tersebut, Reva kembali fokus mengerjakan tugas sekolah

"Rev, kenapa gak lihat punya gua aja?" tawar Nabila kepada sahabatnya

"Kalau lihat punya lo doang nanti ujian gua gak ngerti" jawab Reva masih fokus dengan tugas sekolahnya tanpa melihat kearah Nabila

"Lo bisa nyontek gua" seloroh Nabila

Reva menoleh kearah sahabatnya tersebut, "Urutan nama kita beda jauh, gua juga gak bisa selalu ngandelin lo"

Nabila berpikir sejenak yang dikatakan Reva ada benarnya juga, lagi pula selama ujian mereka berdua tidak bisa berada diruangan yang sama karena perbedaan urutan nama yang jauh, Nabila melihat Reva yang kembali fokus dengan tugas sekolahnya dia tersenyum

"Muridku sangat bijaksana" puji Nabila mengelus puncak kepala sahabatnya, Reva yang diperlakukan seperti itu hanya tersenyum datar seakan sudah terbiasa dengan perlakuan sahabatnya tersebut.

"So, lo hubungin gua pagi-pagi buat nemenin lo doang?" sindir Nabila

"Yups tepat sekali" jawab Reva memberikan senyuman termanisnya kepada Nabila

Wajah Nabila berubah cemburut saat mendengar jawaban dari Reva

"Argh.. gua ngantuk" rengek Nabila dia menyandarkan kepalanya ke bahu Reva yang sedang asyik menulis

Reva merangkul Nabila dengan tangannya yang bebas tanpa melepaskan tangan lainnya yang sedang bekerja menulis, "Tidur.. tidur nanti aku bangunkan kalau bunyi bel" ujar Reva sembari mengelus pelan kepala sahabatnya

Seiring berjalannya waktu teman-teman yang lain makin banyak yang berdatangan, ada yang langsung masuk kedalam kelas atau masih menunggu digerbang sekolah. Langit makin terang membuat Nabila yang sebelumnya tertidur dengan beralaskan kedua tangannya perlahan terbangun, dia juga merasa terusik dengan banyaknya suara yang datang.

"Wah lo udah dapat?" tanya salah seorang teman kepada Reva

Reva terlihat tersenyum bangga atas apa yang sedang dia pamerkan kepada teman-temannya yang lain. Nabila terbangun melihat sahabatnya tersebut sedang menunjukkan sesuatu kepada teman sekelas mereka tanpa perlu melihat Nabila sudah tahu apa yang sedang dipamerkan oleh Reva, tiket konser idolanya.

"Gua dengar kalau tiketnya udah habis, padahal baru dibuka beberapa jam" ujar teman yang lain

"Iya, pas dibuka PO-nya langsung habis gak bersisa" timpal teman yang lainnya

"Kebetulan gua punya kenalan disalah satu agen tiket jadi gua booking duluan" ucap Reva membuat yang lain mendengarnya iri

"Enaknya" jawab yang lain hampir bersamaan.

Nabila yang berada di sebelah hanya menjadi pendengar yang baik bagi mereka semua yang sedang mengerubungi meja dia dan Reva, Nabila bukan fans k-pop baginya asal lagu tersebut enak didengar ditelinganya maka dia suka. Reva melihat kesebelah di mana Nabila berada, melihat sahabatnya tersebut sudah bangun membuat Reva sedikit terkejut.

"Lo udah bangun?" tanya Reva kepada Nabila

Nabila hanya berdehem sebagai jawaban dari pertanyaan Reva

"Gua bangunin lo ya Nab?" tanya Reva lagi

Nabila melirik sahabatnya dia memperlihatkan jari telunjuk dan jempol yang hampir menyatu kepada Reva, "Sedikit"

Reva hanya menyengir, "Sorry"

Ning.. Ning..

Bel berbunyi menandakan aktivitas belajar dan mengajar akan segera berlangsung, semua murid bergegas duduk dikursi mereka masing-masing terlebih lagi saat mengetahui guru pada mata pelajaran mereka telah tiba. Nabila dan Reva bersiap ditempat mereka untuk menerima materi pada pagi hari.

salah seorang murid yang merupakan ketua kelas berdiri dari kursinya, dia meminta semua teman dikelasnya untuk berdoa sebelum aktiftas pelajaran dimulai setelahnya dia juga meminta semua teman sekelasnya agar memberikan salam kepada guru mereka sebagai tanda penghormatan.

"Selamat pagi, Bu" ucap seluruh murid di kelas dengan kompak

Ibu guru tersenyum, "Selamat pagi semuanya"

"Oke langsung kita mulai pelajarannya sekarang. Buka halaman 93 untuk materi hari ini!" perintah Ibu guru untuk anak didiknya

Semua murid dengan patuh mengikuti instruksi yang diperintahkan oleh guru mereka membuka buku materi dengan halaman yang disebutkan sebelumnya, Nabila mengambil buku yang sudah dia siapkan di dalam kolong meja begitu pula Reva mereka siap untuk belajar.

***

[ ON ]

Disebuah taman yang indah bunga-bunga bermekaran berwarna-warni, anak sungai mengalir jernih, ikan-ikan terlihat sedang berlarian menghindari tangan yang hendak menyentuh mereka. Jae melihat sekelilingnya hamparan bunga sejauh mata memandang membuatnya merasa nyaman, hempusan angin yang menerpa wajahnya makin menambah perasaan tenang.

Jae berjalan menelusuri jalan setapak yang berada di tengah ha,paran bunga, jalan tersebut menembus ke sebuah aliran sungai yang sangat jernih airnya. Dilihatnya seorang wanita yang tengah bermain-main dengan air di sana.

Sadar jika ada seseorang yang datang, wanita itu berbalik melihat Jae yang tengah berdiri memperhatikannya, "Hai" sapa wanita itu tersenyum ramah kepada Jae

Jae sedikit terkejut saat tertangkap basah sedang memperhatikan wanita itu namun dia masih bisa mengontrol ekspresinya.

"Hai" balas Jae melambaikan tangan ragu-ragu kepada wanita itu

"Kesinilah!" ajak wanita itu, "air di sini sangat sejuk"

Jae menuruti ajakan wanita itu dia mendekati pinggiran sungai yang tidak dalam hanya sebatas betis wanita itu, jika diukur dengan kakinya mungkin hanya di atas mata kaki sedikit.

"W-wah" ujar Jae saat dia memasukkan kakinya kedalam air.

"Why? Apa ini dingin?" tanya wanita itu

Jae mengernyit, dia mengangguk pelan airnya memang dingin atau karena dia belum terbiasa dengan air disungai tersebut.

"Kalau begitu ubahlah menjadi hangat" celetuk wanita itu

Jae yang mendengar kalimat itu heran, "Hah? Bagaimana caranya?"

"Pejamkan matamu lalu pikirkan airnya hangat, maka airnya akan berubah hangat" jelas wanita itu membuat Jae makin heran dibuatnya.

Jae mengangkat sebelah alisnya, dia bukan anak kecil yang bisa dibohongin dengan kalimat seperti itu.

"Ayo pejamkan matamu!" perintah wanita itu kepada Jae yang masih terdiam

Awalnya Jae tidak ingin melakukannya namun untuk menghormati wanita itu dia akhirnya melakukan apa yang dikatakan oleh wanita itu, Jae memejamkan matanya lalu dia membayangkan air tersebut menjadi hangat seperti yang dia inginkan.

Ajaibnya air yang semula dingin berubah menjadi hangat sama seperti yang Jae inginkan, Jae membuka mata tidak percaya dia menyentuh air tersebut dengan tangannya

"Hangat" ujar Jae tidak percaya dengan apa yang terjadi

Wanita itu menunduk menyamakan posisi wajahnya dengan Jae meskipun membuat baju yang dipakainya menjadi sedikit basah

"Benar kan?" ucap wanita itu tersenyum menampilkan gigi putihnya yang tersusun rapi

[ OFF ]

"Chase me out of your bed just to tell me, 'come back'

And the signals were mixed, so we crashed

Your bloodshot eyes tell me when

All the warring has ended, it was beautiful.. lalala"

Dihno sedang asyik bernyanyi mengikuti alunan musik yang terdengar dari radio mobil sebelum akhirnya dia sadar jika Jae sudah terbangun dari tidurnya, Dihno segera mengecilkan volume tersebut

"Kamu sudah bangun?" tanya Dihno, dia melirik sekilas melalui spion lalu kembali memperhatikan jalan

"Aku tidak tidur" jawab Jae datar

"Jinjja? Aku mengajakmu berbicara tetapi kamu tidak menjawab" protes Dihno

Jae melihat Dihno dari balik kaca spion, "Bagaimana aku bisa tidur jika kamu menyetel musik dengan suara keras"

Jae membenarkan posisi duduknya agar dia bisa lebih mudah melihat asistennya tersebut lebih baik, "Menurut kamu, kamu bisa mendengar dengan suara musik sekeras itu?" sindir Jae

"Bukan seperti i-itu.." kalimat Dihno terhenti tatkala melihat tatapan mata Jae dari balik spion yang memperhatikannya, "mianhe" ucap Dihno akhirnya takut melihat tatapan Jae.

"Apa masih lama?" tanya Jae akhirnya melupakan peristiwa barusan

"Sebentar lagi kita sampai" jawab Dihno segera

Jae menatap luar jendela mendengar jawaban Dihno, dia seperti sedang mengingat sesuatu yang baru saja dia lupakan. Pada akhirnya Jae tidak bisa mengingat apapun dia menghembuskan napas pelan sesampainya dia di gedung tempat agensinya berada.

***

Angel tengah duduk dikursinya tangannya asyik mencoret-coret kertas dengan pena entah milik siapa, Angel merasa bosan mainannya tidak masuk hari ini dia melihat sekeliling teman-temannya yang lain sedang asyik dengan dunia dan kelompok mereka sendiri. Angel juga melihat teman satu genknya tengah asyik melihat foto idol-idol tampan.

"Ahh bosannya" desah Angel

Kedua temannya yang mendengar hal itu segera menghampiri Angel, salah satu teman Angel yang berkuncir satu berjongkok di sebelah Angel

"Haruskah kita datangi rumahnya?" tanya teman Angel yang berkuncir satu

Angel mengernyit menampilkan ekspresi jijik saat mendengar pertanyaan tersebut

"No, gua baru aja beli sepatu baru. Gua gak mau sepatu gua kotor" balas Angel. Kedua temannya yang mendengar jawaban Angel hanya mengangguk paham.

"Dev, apa ada tugas hari ini?" tanya Angel tiba-tiba kepada temannya yang lain

Angel memiliki dua orang teman yang pertama bernama Kinan gadis berambut panjang lurus yang biasanya selalu dikuncir satu dan Devi yang sebelumnya ditanyai oleh Angel, Devi memiliki rambut panjang sebahu dengan sedikit bergelombang dia juga mewarnai rambutnya dengan warna biru gelap pada bagian dalam rambut agar tidak begitu terlihat oleh guru.

Devi menggeleng tidak tahu lalu dia memutar duduknya yang sebelumnya menghadap Angel menjadi kedepan, Devi mencolek salah seorang yang berada didepannya

"Hei, ada tugas apa aja?" tanya Devi sedikit ketus

"Matematika" jawab orang tersebut sedikit takut ditanyai oleh Devi

Devi menoleh kearah Angel sedangkan Angel hanya berekspresi datar. Angel bangkit dari kursinya diikuti oleh kedua temannya tersebut.

"Mau ke mana?" tanya Kinan seraya mengikuti Angel dari belakang

"Cari mainan baru" jawab Angel santai. Kinan dan Devi yang mendengar hanya tersenyum penuh arti.

BRAK

Angel terjatuh saat seseorang tanpa sengaja menabrak dirinya, tubuhnya tersungkur kelantai dengan cukup keras membuat Angel mengaduh kesakitan namun lebih dari itu yang pasti Angel marah oleh seseorang yang membuatnya terjatuh.

"ARGT.. LO BUTA! JALAN PAKE MATA" teriak Angel kepada orang yang menabraknya

Reva hanya menunduk, iya orang yang tanpa sengaja menabrak Angel adalah Reva dia lari terburu-buru masuk kedalam kelas tanpa melihat terlebih dahulu dan apesnya dia justru menabrak sang 'Most Wanted' sekolah sekaligus ratu bully di sekolah.

"M-maaf" ucap Reva suaranya bergetar takut

Angel menarik sudut bibrnya, "MAAF! LO PIKIR BISA SELESAI DENGAN MAAF"

Angel melihat sekeliling matanya tertuju kepada sebuah botol yang berada di dalam kolong meja salah satu siswa, Angel berdiri dia mengambil botol minuman tersebut yang masih berisi setengah air di dalamnya. Setelahnya Angel kembali kehadapan Reva yang masih menunduk tidak menatapnya, tanpa aba-aba Angel secara tiba-tiba menuangkan air dari botol tersebut ke kepala Reva.

Semua mata melihat perlakuan Angel beberapa dari mereka sempat berseru tertahan saat air mengenai rambut Reva. Reva yang mendapatkan perlakuan tersebut hanya bisa diam tangannya terkepal dia menahan untuk tidak membalas perlakuan Angel tersebut.

"Ini akibatnya udah bikin seragam gua kotor!" cibir Angel tersenyum sinis kepada Reva.

Reva menatap Angel yang pergi setelah melakukan aksinya tersebut, sorot mata Reva penuh amarah untuk membalas dendam atas penghinaan yang dia dapatkan hari ini.

***

Jae berdiri dari tempat duduknya dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan, lagunya ditolak bahkan tanpa didengar terlebih dahulu dan yang lebih tidak disukainya adalah dia harus menyanyikan lagu yang tidak disukainya.

"Sajangnim, aku sudah bilang aku tidak mau lagu itu" tolak Jae

"Coba dulu, lagu ini cocok dengan karaktermu" bujuk Park Ji Young yang merupakan CEO dari agensi tersebut

Jae menghembuskan napas, "Kamu bahkan belum mendengar lagu ciptaan ku tetapi sudah tidak menyukainya"

Park Ji Young berdiri mencoba memberi pengertian kepada anak asuhnya, "Lagu kamu bagus, aku gak bilang jelek tetapi itu tidak sesuai dengan konsep kita tahun ini"

Park Ji Young mendekati Jae dia menepuk pundak Jae pelan, "Mengertilah lagu yang aku sarankan itu sangat sesuai dengan kamu"

"Memangnya aku seperti apa? Sampai hanya lagu itu yang sesuai denganku?" sindir Jae

"Jae-"

"Terserah saja" ucap Jae pada akhirnya sebelum meninggalkan ruangan besar CEO tersebut. Park Ji Young hanya bisa menatap Jae yang meninggalkan ruangannya dengan perasaan kesal.

Saat keluar dari ruangan CEO Park Ji Young, Jae berpapasan dengan seorang wanita yang juga satu agensi dengannya. Wanita tersebut menatap Jae dengan dingin.

"Aku harap kamu tidak menimbulkan masalah kali ini" sindir wanita tersebut saat Jae melewatinya begitu saja

Jae menghentikan langkahnya dia berbalik menghadap wanita itu, "What do you mean?"

"Itu hanya sekadar nasihat" ujar wanita itu santai seraya mengangkat bahunya

Setelah mengatakan kalimat tersebut wanita itu berbalik pergi meninggalkan Jae yang justru menatapnya sinis.

"Nasihat?" gumam Jae mengulang kata yang disebutkan wanita tersebut.

Jae telah berada di dalam mobil ditemani oleh Dihno yang menyupirinya mereka berangkat kembali sesuai dengan jadwal yang dimiliki Jae. Di dalam mobil Jae tidak banyak bicara, meskipun sejujurnya Jae memang tidak banyak bicara namun kali ini terlihat berbeda Dihno yang sudah bekerja dengan Jae cukup lama tahu jika ada yang tidak beres dengan artisnya.

"Apa yang dikatakan oleh sajangnim?" tanya Dihno hati-hati

"Dia memintaku untuk menyanyikan lagu itu" jawab Jae sedikit emosi terdengar jelas oleh Dihno

"Bukankah itu lagu yang bagus? Aku pernah mendengarnya, lagu itu cukup bagus" komentar Dihno

Jae yang mendengarnya menatap Dihno tajam dari spion ingin rasanya Jae meneriaki Dihno namun Jae ingat Dihno tidak tahu apa-apa jadi wajar jika Dihno beranggapan seperti itu.

"Fokus saja menyetir!" perintah Jae pada akhirnya.

Jae menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil dia berharap bisa menceritakan semua perasaannya kepada seseorang tanpa mengkhawatir apapun, Jae memejamkan matanya tidak lama kemudian dia akhirnya tertidur. Tidur tanpa mimpi seperti sebelumnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login