Download App

Chapter 5: Welcome To Bali

"Arga!" Saras pun terkejut saat melihat sosok Arga, teman dekat Bram, yang sedang duduk di sebelah Nanda.

Baik Nanda maupun Arga sama-sama takjub saat melihat Saras yang sedang berdiri di hadapan mereka saat ini. Di dalam pandangan keduanya, terlihat seorang wanita yang anggun dan mempesona bak peri dari kahyangan. Tubuhnya yang semampai dan wajahnya yang mungil membuat mereka tidak bosan untuk memandangnya. Bisa dibilang, wajah Saras memang tipe yang disebut dengan Baby Face.

Melihat mantan bosnya dan Saras saling meneriakkan nama masing-masing, membuat Nanda sedikit kebingungan. Ia pun akhirnya berdiri untuk menyambut Saras. Tetapi sebelum menghampiri Saras, gadis itu terlebih dahulu bertanya pada Arga "Apa kamu mengenalnya?"

Pria itu segera menganggukkan kepala sambil berkata dengan mantap, "Tentu saja, siapa yang tak kenal dengan istri temanku!" Jawab pria itu seraya mengembangkan senyuman.

Mendengarnya, Nanda pun ikut tersenyum dan berkata, "Wah, bagus kalau begitu, kalian pasti sudah tidak canggung lagi," gadis itu langsung menghampiri Saras yang masih berdiri di tempatnya dengan wajahnya yang tampak kebingungan.

"Hai, Kak. Aku Nanda. Welcome to Bali!" Nanda memeluk Saras dan tersenyum hangat padanya.

Saras tersenyum kaku sebelum balas memeluknya dan juga menyalami Nanda, "Hai, aku Saras."

"Ayo kita duduk!" Setelah mereka berkenalan, Nanda meraih tangan Saras untuk duduk di kursi yang ada dihadapannya. Sebelum Saras duduk, ia juga menyalami Arga yang ada di sebelah Nanda, "Hai, Arga. Apa kabar?"

Arga tersenyum cerah sambil menyalami Saras, "Kabarku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik-baik saja," ucap Saras sebelum duduk dan menarik koper ke sebelah kursinya.

"Apa Bram tahu kalau kamu datang ke Bali?" Tanpa basa-basi lagi, Arga langsung bertanya pada Saras.

Saras hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Melihat bahasa tubuhnya, Arga sudah mengetahui maksud wanita itu. Lalu dengan mantap, Arga segera mengatakan pada Nanda dan Saras, "Aku akan permisi dulu untuk pergi ke kamar kecil," ia langsung berdiri dan bergegas meninggalkan kedua wanita itu.

"Oke," Nanda menanggapinya dengan singkat dan lalu tersenyum pada Saras sambil berkata, "Wah, Kak Saras. Sepertinya kita seumuran, ya?"

Saras menggelengkan kepala seraya mengibaskan tangannya, "Mana mungkin, usiaku sudah tiga puluh tahun."

"Oh, iya? Kalau begitu usia kita terpaut delapan tahun, dong! Tapi wajah Kak Saras terlihat sangat muda, mirip dengan artis korea Jang Na Ra," Nanda membelalakkan matanya kerena tak percaya.

"Kamu bisa saja," ucap Saras sambil menepuk lengan gadis yang ada dihadapannya, lalu melanjutkan, "Kamu juga tak kalah mempesona, manis seperti Maudy Ayunda,"

Kedua wanita itu tak habis-habisnya saling memuji kelebihan masing-masing. Beberapa saat kemudian, Arga datang dan duduk di sebelah Nanda.

"Bagaimana kalau kita pesan makanannya sekarang? Sudah hampir jam 12 siang, nih!" Nanda meraih buku menu yang ada di sisi kiri meja.

Ketika Nanda sedang membolak-balikkan buku menu, tiba-tiba Saras berkata, "Apakah kalian berdua berpacaran?" tanya Saras sambil tersenyum penasaran.

"Kami akan segera menikah," tanpa banyak berpikir, Arga segera menjawab pertanyaan Saras.

Mendengar ucapan pria itu, Nanda segera menutup kembali buku menunya dan berkata, "Apakah Mas Arga sudah melamarku? Lagipula kalau memang sudah dilamar aku pasti akan menolaknya, karena umur kita terpaut sangat jauh."

"Hanya berbeda 10 tahun kamu bilang jauh? Bahkan ada pasangan yang menikah berbeda usia sampai 20 tahun," sanggah Arga seraya menggenggam tangan Nanda.

Saras tertawa melihat pasangan yang sedang berselisih di hadapaannya itu. Jelas sekali kalau Nanda hanya jual mahal pada Arga. Dalam hatinya, gadis itu pasti sangat memuja Arga.

Untuk menenangkan mereka, Saras akhirnya mengganti topik pembicaraannya, "Nanda, apakah sudah ada kabar dari Reva dan Anggi?"

"Mungkin Reva akan datang sebentar lagi. Kalau Anggi belum memberikan kabar akan datang atau tidak," jawab Nanda sebelum kembali membolak-balikkan buku menu, lalu berkata lagi, "Kak Saras, mau makan apa?" ucapnya sembari menyodorkan buku menu pada Saras.

Saras pun melihat buku menu sebentar, lalu menjawab, "Aku pesan grilled prawns dan insalata verde. Kalau minumnya air mineral saja,"

"Kalau aku pesan salt and pepper squid, menu kesukaanmu," Arga segera mencondongkan tubuh atletisnya pada Nanda.

"Oke, kalau begitu pesanlah pada pelayan," ucap Nanda dengan sinis.

"Pelayan!" Tanpa banyak kata, Arga segera memanggil pelayan yang sedang melewati meja mereka.

"Kami pesan dua porsi salt and pepper squid, satu porsi grilled prawns dan insalata verde. Lalu minumnya tiga botol air mineral," Arga menjelaskan pesanannya dengan lugas.

Pelayan itu lalu mengangguk dan berkata, "Baik, mohon ditunggu pesanannya sekitar 15 menit," setelahnya ia pun berjalan ke arah counter.

"Oya, apakah suami Kak Saras akan datang kesini?" Nanda bertanya dengan senyumnya yang cerah.

Mendengar pertanyaan itu, hati Saras menjadi kalut kembali. Ia tak tahu harus menjawab apa. Setelah berpikir sejenak, wanita itu akhirnya membuka suaranya yang lembut, "Sebenarnya, aku tidak memberitahukan suamiku kalau datang ke Bali hari ini," Saras melirik ke arah Arga yang juga mendengarkannya.

"Pasti Kakak ingin meberikan kejutan pada suaminya, ya? Ah, so sweet!" Nanda menangkup kedua pipinya seraya tersipu malu.

Saras hanya tersenyum kecut saat mendengar Nanda yang sedang menggodanya. Tiba-tiba ia teringat dengan sesuatu yang sejak semalam mengganggu di pikirannya, dan bertanya balik pada Nanda, "Apa kamu masih ingat dengan pertanyaanku di grup tadi malam?"

Mendengar pertanyaan dari Saras, Nanda memutar bola matanya sambil berpikir tentang apa yang dimaksud oleh Saras. Ketika ia mengingatnya, gadis itu berkata dengan polosnya, "Ah, pertanyaan Kak Saras tadi malam adalah bagaimana kalau kejadian yang menimpa Sarah dengan meninggalnya Dennis, terjadi juga dalam hidupku? Benar, kan?"

"Ya, Benar," Saras segera menganggukkan kepala sambil mencondongkan tubuhnya ke depan mendekati meja. Ia penasaran dengan pendapat yang akan diungkapkan oleh gadis yang saat ini sedang memakai kaca mata hitam itu.

"Menurutku, itu tidak mungkin terjadi dalam hidupku," ucap Nanda sambil mensedekapkan kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa tidak mungkin?" Tanya Saras dengan heran.

"Itu karena aku tidak ingin mepunyai anak. Saat aku menemukan jodohku nanti, aku akan mengatakan padanya jika ia ingin menikahiku maka dia harus bersedia untuk tidak memiliki seorang anak," Nanda melirik pria yang sejak tadi duduk di sebelahnya, dan saat ini Arga sedang sibuk bermain game di ponsel.

"Kamu tak bisa menolaknya jika takdir sudah menentukan untuk kamu memiliki seorang anak," Saras mengatakan hal itu sesuai dengan pengalamannya sendiri. Siapa yang sangka kalau Saras akan melahirkan seorang anak di usianya yang masih 25 tahun?

Sementara mereka menunggu pesanan tiba dan berbincang, terdengar suara bass seorang pria yang memanggil namanya dengan lembut, "Saras!"

Ketiga orang yang yang sedang duduk itu segera menolehkan wajah mereka ke arah sumber suara tersebut. Saat mereka bertiga melihat seorang pria yang tinggi kekar itu tersenyum ke arah Saras, muncul suara lain yang datang dari belakang pria tersebut, "Hai, semua… Welcome to Bali!" Sambut wanita berambut coklat yang muncul tiba-tiba itu.

"Bram!" Saras memanggil nama suaminya namun pandangan matanya tertuju pada wanita muda berwajah blesteran yang saat ini sudah berdiri di samping Bram.

"Reva!" Nanda pun berteriak memanggil nama sang wanita yang sedang tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya, siap untuk berpelukan dengan kawan barunya.

'Kenapa Bram bisa datang kemari bersama Reva? Jangan-jangan…' Batin Saras merontak dan keringat dingin mulai menetes di belakang punggungnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login