Download App

Chapter 4: 4. Bertemu wanita misterius

"Oh ya, i am okay." Ujar si pemuda itu.

"Perkenalkan namaku, Moses."

Namun Keren tidak mempedulikan sapaan Moses dan segera masuk ke dalam mobilnya.

Moses yang penasaran kepada Keren, segera mengikutinya dan mengetuk-ngetuk pintu mobil Keren.

Kaca di turunkan oleh Keren, "saya buru-buru, Maaf, tolong Anda minggir sebentar."

"Tapi Nona, kap mobil Anda rusak, Anda jangan pergi dulu, saya akan bertanggung jawab untuk memperbaikinya," ujarnya lagi.

Namun Keren berkata, "saya akan memperbaikinya sendiri, mohon Anda jangan menghalangi mobil saya."

Setelah berkata begitu, Keren segera melajukan mobilnya dan menjauh dari hotel itu.

Sementara Moses melihat kepergian Keren dengan hati melongo. Ia benar-benar memuji kecantikan Keren.

Namun kenapa wajahnya terasa sendu? Moses merutuki kebodohannya yang tidak sempat memotret nomor polisi mobil Keren, ia bertekad dari dalam hatinya untuk menemukan siapa sosok perempuan yang berhasil membuat Moses kehilangan pesonanya.

Ya, bagaimana tidak, Moses si pengusaha muda, yang baru menjabat CEO yang diangkat oleh ayahnya yang hendak pensiun, sangat di gandrungi oleh para wanita-wanita disekitarnya.

Hanya sekali melihat wajah Moses saja, para wanita-wanita itu, pasti sudah jatuh cinta dengannya.

Bagi Moses, Keren adalah wanita yang istimewa. Ia harus mencari tau tentang gadis itu.

Sementara itu, Keren sedang berada di sebuah bengkel mobil yang mewah.

Ia sedang menunggu mobil itu diperbaiki namun sang mekanik berkata jika mobil ini adalah mobil keluaran luar negeri, maka dari itu pengerjaannya membutuhkan waktu seminggu.

Mendengarkan itu, Keren segera memesan taksi online menuju apartemen yang dimaksud oleh Teo.

Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, Keren akhirnya ia sampai disebuah apartemen.

Keren menanyakan kepada sekuriti disana, alamat apartemen Teo. Sekuriti berkata, apartemen Teo berpisah dengan unit apartemen lainnya.

Sekuriti tersebut mengantarkan Keren di depan sebuah lift.

"Nona Muda, jika anda ingin ke apartemen Tuan Teo, anda hanya perlu menekan tombol lift ini, dan anda akan langsung sampai ke unit milik Tuan Teo."

"Terima kasih informasinya pak sekuriti."

Setelah berkata demikian, Keren segera masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke apartemen milik Teo.

Sesampai di depan sebuah apartemen, Keren segera memasukkan kartu akses untuk masuk ke dalam apartemen itu.

Pintu terbuka, terlihat Teo sedang duduk di ruang tamu dengan wajah kesal.

"Dari mana saja sih Lo! Dari tadi gue nungguin lo."

"Maaf Teo, tadi saya mampir ke bengkel," Keren ingin menjelaskan jika mobil yang diberikan Teo kepadanya masuk bengkel.

Namun Teo sepertinya tidak ingin mengetahui alasan Keren.

Lalu Teo menjelaskan beberapa ruangan di apartemen itu, ternyata hanya ada satu kamar di situ dan sepertinya itu disengaja oleh Teo.

Keduanya masuk ke dalam kamar, terlihat kamar yang sangat mewah dengan ukuran ranjang king size, dan ada kamar mandi di dalam kamar tersebut. Di kamar itu juga ada sebuah lemari, di dalam lemari tersebut ada beberapa pakaian wanita dan pakaian pria, Teo sengaja mengisi lemari dengan beberapa pakaian, agar orang lain tidak curiga dengan pernikahan keduanya.

Setelah menjelaskan perihal kamar, mereka melewati ruang tv, lalu Teo mengajak Keren menuju dapur.

Lagi-lagi Teo menjelaskan, jika dapur ini juga hanya pajangan semata, namun biar orang lain tidak curiga, ia sengaja menyewa ART sewaan untuk membersihkan apartemen itu.

namun di pintu belakang dekat dapur, tepatnya di balkon belakang ada semacam dua pintu rahasia.

Dengarkan baik-baik, pintu rahasia ini terhubung di ruang privasi kita masing-masing, yang sebelah kiri ini adalah milikku dan yang sebelah kanan adalah milikmu."

"Kamar utama di apartemen ini, hanya sebagai hiasan saja, lo dan gue, menghabiskan waktu di ruang privasi masing-masing, apakah lo mengerti?"

"Lo dilarang penuh mendekati atau mencoba masuk ke dalam rumah gue, karena akses menuju kesana hanya bisa menggunakan sidik jari gue, demikian juga dengan rumah lo, gue gak bisa masuk ke dalam, karena itu otomatis terkunci jika lo menekan tombol kecil itu," tangan Teo mengarah pada satu tombol kecil yang ada di dinding tembok sebelah kanan.

"Okay, cukup sekian home tour kali ini, gue mau masuk, gue ada meeting online, ingat, jika ada yang nelpon lo, bilang saja kita sedang di Bandung!"

Setelah berkata begitu, Teo segera berlalu dari situ dan menuju ruang privasinya dan menutup pintu rapat-rapat.

Keren masih mematung, masih belum menyangka hal yang membingungkan ini terjadi pada dirinya.

Keren memandang pemandangan kota Jakarta di sore itu, melalui kaca transparan apartemen itu sambil menenangkan dirinya.

Setelah agak merasa tenang, Keren menekan tombol kecil di dinding tembok itu, lalu terbukalah pintu, Keren segera masuk, dan benar saja, pintu rahasia itu tertutup secara otomatis.

Sebenarnya Teo sengaja membuat ruangan rahasia ini untuk menampung partnernya di atas ranjang.

Namun saat ini menjadi berguna untuk merahasiakan Keren istri sahnya.

Keren semakin masuk ke dalam rumahnya. saat ini, ia berkeliling, ruangan dalam unit apartemen ini, sama dengan rumah singgahnya dengan Teo.

Hanya bedanya lemari yang ada di dalam kamar ini, kosong.

Keren segera menarik kopernya menuju ke dalam kamar dan mulai menyusun baju-bajunya ke dalam lemari.

Lalu ia beranjak menuju dapur. Rasa lapar menyerangnya, ia baru ingat jika ia hanya sarapan saat di hotel.

Ia membuka kulkas, dan melihat ternyata kulkas ternyata berisi penuh dengan bahan makanan.

Ia segera memasak nasi goreng spesial untuk dirinya sendiri.

Ia menyantap nasi goreng itu sambil menonton televisi.

Ia melihat jika pernikahannya dengan Teo menjadi berita hangat di televisi, sampai ada yang meramal wajah anak mereka nantinya.

Seketika air mata Keren terjatuh, ia merasakan sesak di dadanya.

Lalu ia buru-buru mematikan televisi. Tiba-tiba telpon genggamnya berbunyi dan terlihat nama Teo, ia segera mengangkat panggilan itu.

"Keren, gue tunggu lo di rumah singgah, sekarang ya!" Terdengar perintah Teo.

Keren buru-buru menyelesaikan makanannya dan segera menuju ke kesana.

Ia membuka pintu dengan sidik jarinya, lalu melangkah menuju dapur dan masuk ke dalam ruang tv.

Disitu ada Teo sedang duduk menunggunya.

"Lama banget sih lo, gue ini buru-buru!""

"Aku baru selesai makan Teo."

"Lo enak yah udah makan, lah, gue belum makan!"

"Lain kali jika gue panggil lo, sesegera mungkin lo datang!"

"Iya Teo, kamu mau ngomong apa."

"Tau nggak, dari tadi Nyokap gue hubungi gue, beliau ingin lihat muka lo! lo malah kelamaan, bagaimana jika mereka curiga? Apa lo mau gue menghancurkan perusahaan bokap lo dalam satu malam?" Teo kembali mengancam Keren.

"Ja..jangan lakukan itu Teo, baiklah saya minta maaf, dan tidak akan datang telat lagi jika kamu memanggilku."

"Awas aja lo janji palsu!"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C4
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login