Download App

Chapter 2: Who?

"Selamat siang pak, hari ini setelah makan siang akan ada meeting dengan perusahaan STAR kemudian-" Seorang gadis sedang membacakan jadwal kepada atasannya. Gadis itu sangat menawan dari cara bicara serta penampilannya, cukup diakui gadis itu sebenarnya sangat cantik.

Atasannya yang kelihatan sepuh tersenyum. "Saya akan mengikuti perjalanan bisnis bisa ditunda saja meetingnya?"

"Baik pak, saya akan atur ulang jadwalnya." Gadis itu sangat sopan dan kompeten. "Saya permisi."

Annabella Jocelyn, biasa dipanggil Anna merupakan sekretaris di perusahaan yang cukup ternama di daerahnya. Bukan usaha yang mudah untuk sampai di titik ini tapi Anna sangat bersyukur bisa melewati semuanya.

Selain menjadi sekretaris, Anna kerab aktif di media sosial menjadi selebgram dan menerima beberapa endorse meskipun begitu Anna bisa membagi pekerjaannya cukup seimbang.

Tak hanya pekerjaan bahkan tentang gaya hidup, Anna juga bisa membagi waktu untuk berolahraga, badannya sangat bagus dan proposional di umurnya yang menginjak 28 tahun.

Citra yang sangat menarik dimiliki Anna, tanpa cinta kepada lawan jenis, tanpa seorang pacar. Karna Anna pikir itu hanya membuang-buang waktunya.

"Dan cinta itu hanya sia-sia." Anna bergumam sambil melihat pesan di ponselnya, begitu banyak lelaki yang menggoda dan ingin mendekatinya.

"Ya semua hanya menyenangkan di awal ketika lelah pergi, ketika bosan dibuang atau bahkan memilih yang lain secara mudah." Anna melanjutkan.

Itu semua hanya sementara jika yang diharapkan kisah cinta bahagia seperti dalam negeri dongeng maka itu hanya mimpi.

Tiba-tiba ponsel Anna menampilkan notif pesan dari sahabatnya, Laura.

***

Laura : Bestiee udah lama kita nggaa ketemu lo sibuk banget sih, bentar lagi jam makan siang gimana kalau lo mampir ke toko gue

Anna : Maaf Laura gue kayanya mau lembur dan nyelesaiin kerjaan gue, lain kali ya

Laura : Yah begitu lagi 🙄 padahal gue punya menu baru

Anna : Iya Laura sorry banget next time ya

Laura : Baru aja mateng dari oven dan gue mau lo jadi first time yang nyoba 😔

Anna : Iya Lau gue sibuk banget numpuk nih kerjaan gue, hampura 🙏

Laura : Sayang banget padahal ini gratis

Anna : OTW bestiee

Laura : Seleketep loeh 😀

***

Ya siapa yang menolak makanan gratis, begitu jam makan siang Anna pergi ke toko kue Laura sahabatnya dengan mobil pribadinya. Tak butuh waktu lama Anna sampai dengan cepat.

Laura yang melihat mobil Anna dari dalam tokonya agak kaget dan bergumam. "Gila pembalap kali dia padahal naik mobil tapi cepet banget, setau gue kan jam makan siang macet karna banyak orang yang keluar cari makan."

Anna keluar dari mobilnya, karna siang yang terik ia memakai kacamata hitam. Banyak pasang mata yang melihatnya, seragam formal kantoran dan rok span mininya membuat banyak lelaki berpaling. Surai hitam panjang serta wangi vanilla mewah yang keluar dari tubuhnya menjadi atensi Anna saat ini.

Anna menghirup udara sekitar, bau kue dan roti yang menggoda perutnya, tak sadar jika Anna sampai ngiler. "INI SURGAA!!" Anna cukup senang karna yang memiliki surga ini adalah sahabatnya.

Laura dari dalam mengisyaratkan Anna agar segera masuk. "Lo tunggu di meja itu aja." Ucap Laura lalu masuk ke dapur tokonya.

Sahabatnya ini, Laura, sebenarnya juga bisa dibilang cukup cantik dengan rambut merah lurusnya yang pendek sebahu. Laura itu lebih pendek beberapa senti dari Anna. Laura sudah menjadi sahabat Anna dari SMA hingga sekarang, Laura selalu memberi Anna support dan selalu peduli pada sahabatnya. Mereka sangat dekat dan menjadj batu sandaran satu sama lain, orang yang paling dipercayai Anna.

Entah apa yang dipikirnya mengecat rambutnya jadi merah menurut Laura itu keren, dia berharap bisa menemukan pangeran berambut perak suatu hari nanti seperti serial anime yang pernah Laura tonton.

Anna menurut dan duduk, menjadi pusat perhatian adalah hal yang biasa Anna terima, kharismanya memang seperti magnet.

"Permisi." Seorang lelaki menghampiri Anna.

"Ya?" Anna melepas kecamata hitamnya dan melihat sekilas lelaki itu.

"K- kamu cantik banget boleh minta nomernya?" Tanya lelaki itu dengan gugup dan ragu.

Anna tersenyum singkat. "Maaf ya gue udah punya pacar, itu." Anna menunjuk Laura yang sedang membawa kue tanpa rasa bersalah.

"Oh ya maaf." Lelaki itu langsung pergi sambil bergumam. "Gila ya jaman sekarang cewek cantik sukanya sama cewek lagi kaya ngga ada cowo aja."

Laura kelihatannya kesal, dia menaruh nampan di meja dengan agak kasar. "Hei hentikan itu, merinding gue, jangan buat gosip yang engga-engga deh."

Anna tertawa. "Sorry Lau itu cuma pengalihan isu kalau udah digituin mereka ga akan bersihkeras deketin gue lagi."

Laura hanya menghela napasnya.

"Sans Lau gue masih demen cowo kok ya meski untuk sekarang lagi ga niat pacaran." Anna meyakininya dengan santai.

"Yauda deh asal jangan cari gara-gara begitu lagi, btw ini menu baru gue yang coba improv dari beberapa resep." Laura memberikan sample kue buatannya.

Anna terlihat senang sumringah ia langsung melahap kue tersebut dengan nikmat tiada tara, "Lawra Mewmang gapewrna gwagal."

"Heh telen dulu kek, sampe belepotan gitu." Laura terlihat resah melihat sahabatnya ini. "Giliran gratis aja kesini ya." Tambah Laura.

"Sorry Lau gue emang lagi banyak banget kerjaan, terus direktur perusahaan kita juga mau ada perjalanan bisnis jadi kerjaan gue bakal lebih numpuk." Balas Anna.

"Astaga si tua bangka itu mau ngelakuin perjalanan bisnis? Apa ga takut serangan jantung di perjalanan?" Diujung kalimatnya Laura menyisipkan tawa kecil.

"Heh lambemu Lau gaboleh gitu, gasopan."

"Cie ngebelain apa sekarang selera lo aki-aki ya." Laura terlihat meledek.

"Ga gitu woi seenganya dia direktur paling baik yang gue punya dibanding sebelumnya, kalau dia meningsot diganti yang lebih galak abis gue." Balas Anna masih sambil memakan kue sample buatan Laura.

Anna tak bergeming dan dengan cepat menghabisinya. "Lau sumpah ya ini bakal jadi best seller percaya gue, rasanya tuh-"

Laura mendengar Anna sekilas lalu matanya menangkap sesosok pria misterius memakai hoodie hitam dari kejauhan. Pria itu memakai masker dan terlihat mencurigakan.

"Dia kesini lagi?" Laura bergumam kebingungan.

"Woi lo ga denger gue ngomong ya." Anna menyambat.

"Eh iya sorry." Sekejap Laura melihat pria yang dicurigainya itu lalu sekarang hilang lagi.

"Kenapa sih lo nyari siapa?" Anna ikut celingak celinguk ke sekitar.

"Kayanya gue barusan liat ada orang pake hoodie hitam gitu terus mencurigakan tapi sekarang ga ada." Ucap Laura masih sambil mencari kembali sosok lelaki itu.

"Yaelah lo salah liat kali." Anna melihat jam tangannya dan menyadari jam makan siang sudah ingin berakhir. "Gue harus balik Lau sorry ya gabisa lama, gue janji next time kalau gue punya waktu luang gue bakal lebih lama disini."

"As always Anna si paling sibuk." Sindir Laura.

Anna hanya tertawa kecil. "Btw ini enak banget langsung dirilis aja besok, gue jamin bakal banyak yang beli, gue duluan ya." Anna pergi setelah melambaikan tangan singkat ke sahabatnya.

Ketika berada di luar toko sebelum masuk ke mobil Anna merasakan perasaan yang tak aman, ini bukan yang pertama kalinya. Seperti ada yang mengawasinya tapi ketika melihat sekitar tak ada siapapun.

"Ya cuma perasaan gue aja." Anna masuk ke mobil berusaha tenang menghiraukan rasa khawatirnya.

Tanpa Anna sadari ada seseorang yang memotretnya dari kejauhan dan bukan hanya satu foto. Semua kegiatan Anna dari pagi berangkat kerja hingga sekarang difoto dan dilihatnya satu persatu. Dia tersenyum ngeri serta mengusap Anna lewat selembar foto tersebut, "Anna kamu masih mikirin aku ga ya, aku harap kamu masih inget aku."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login