Download App

Chapter 3: pergi untuk selamanya

"baiklah baiklah aku hanya ingin bertanya tentang perkembangan ibuku," ujar laki laki itu dengan dengan memasang wajah serius nya, sebenarnya bukan hanya itu yang ingin ia tanyakan tapi ia masih ingin menanyakan jawaban dari gadis di depan nya ini.

"Ah untuk itu kenapa kamu tidak bertanya di jam kerja saja atau di rumah sakit?" Tanya Anara dengan heran, bukan nya laki laki ini bisa bertanya di jam kerja atau di rumah sakit tapi kenapa malah bertanya di saat malam seperti ini huh dasar laki laki aneh tapi jika menyangkut kesehatan dan perkembangan pasien nya maka ia akan dengan senang hati menjawab nya.

"Jadi apa ada hal lain yang ingin kau tanyakan tuan Kenzo?" Tanya Anara dengan wajah bertanya nya.

" Em itu tentang jawaban mu atas pertanyaan yang aku ajukan dua hari yang lalu ana," jawab laki laki yang bernama Kenzo itu.

" Oh untuk itu,ya aku belum memikirkan nya sama sekali Ken, kau tau kan jika aku tak punya waktu untuk mengurusi masalah hati," ujar Anara dengan wajah tak berdosa nya sedangkan Kenzo ah laki laki itu sudah terlihat sangat murung tapi wajah murung itu seketika hilang dan di gantikan dengan senyuman manis yang sangat jarang di lihat banyak orang.

"Baiklah mungkin kamu butuh waktu yang lebih lama an dan aku akan dengan senang hati menunggu jawaban mu meskipun itu nanti nya akan menyakiti ku," ia menjawab dengan saagt baik meskipun beberapa kata terakhir nya hanya bisa ia katakan di dalam hati nya saja, tak apa ia merasakan rasa sakit di hatinya jika harus mendengar kalimat penolakan dari gadis yang ia cintai.

" Untuk kondisi ibu mu saya ini sudah stabil dan sejauh ini belum ada perkembangan lain nya tapi kamu tenang saja kami akaj melakukan pengobatan dengan baik dan juga sekuat tenaga kami," jelas Anara yang di angguki oleh Kenzo, terkadang laki laki itu ingin mengeluh pada tuhan dan menangis karena hingga saat ini ibu nya masih belum di sembuhkan dari penyakitnya yang sudah wanita paruh baya itu derita selama beberapa tahun belakangan ini.

"Syukurlah, maaf selama ini aku terlalu merepotkan mu ana," ujar laki laki itu dengan raut wajah tak enak ntah apa sebab nya.

"Hey sudahlah Ken karena itu semua adalah tugas ku sebagai seorang dokter, kami sebagai dokter tidak akan tenang bila pasien yang kami tangani belum sembuh total dan kami akan berusaha sekuat mungkin untuk melakukan pengobatan tapi itu semua tergantung pada Allah Ken, jika Allah sudah berkehendak kami juga tak bisa melakukan apapun."

"Aku mengerti an, oh iya bagaimana dengan adik mu?" Tanya laki laki itu untuk membuka obrolan ringan mereka.

"Kenapa dengan Zikri? Aku rasa dia baik baik saja," tanya Anara dengan bingung, memang nya ada apa dengan adiknya.

"Ah maksud ku bagaimana kabar adik mu ana?" ujar laki laki itu karena mungkin tadi ia salah kalimat jadinya tak di mengerti oleh gadis di depan nya ini.

"Zikri baik baik saja," jawab Anara dengan senyum tipis nya.

"Syukurlah, oh iya apa kita bisa berbincang ringan di lain waktu?" Tanya laki laki itu dengan senyuman nya berharap gadis di depannya ini menjawab iya atau setidaknya mengangguk.

"Bisa saja tapi aku tak bisa berjanji akan datang, kau tau aku kan Ken," jawab gadis cantik nan manis itu dengan senyum tipis nya.

"Oh ya aku harus segera kembali bye Ken," pamit gadis cantik itu lalu berlalu dari restoran itu meninggalkan laki laki tampan yang sedang tersenyum miris, lagi lagi ia gagal meluluhkan hati gadis cantik yang sudah lama membeku dan tak lagi pernah memikirkan perihal perasaan, sudah beberapa bulan terakhir ini ia mencoba mendekati gadis itu dan mencoba untuk mengambil hati nya tapi usahanya belum membuahkan hasil, terbukti dengan gadis itu yang belum juga menjawab lamaran nya ah lebih tepat nya dua hari yang lalu ia menyatakan perasaannya tapi sampai sekarang maosh belum di berikan jawaban oleh gadis cantik pujaan hatinya.

Di tempat lain terlihat seorang gadis cantik tengah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, entah lah apa yang terjadi hingga ia tak sadar jika tak jauh di depan nya terlihat mobil truk besar yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Anara yang tak kaget dengan hal itu pun membanting setir nya hingga menghantam pohon besar yah berada di pinggir jalan.

"Aaaa"

Brak

Mobil sport putih keluaran terbaru itu itu menghantam pohon besar yang berada di pinggir jalan, entah itu di sengaja atau tidak tapi yang jelas seperti nya itu semua sudah di rencanakan.

Orang orang mulai berkerumun melihat kejadian itu, sedangkan gadis cantik yang berada di dalam mobil kini tengah menahan rasa sakit nya sambil mengucapkan kata kata maaf untuk adik tersayang nya karena tidak bisa menemani adik nya lagi.

"Ayo bapak bapak panggil ambulan aja pak, kasian ini tang punya mobil," ujar seorang bapak bapak yang maish bisa di dengar oleh gadis cantik yang kini sudah berlumuran darah.

"Ssaa...yaa Ti..tip ad...ik ssa...yaa to..Lo...ng Sam..Pai..kan ma..af sa..yaa." gadis cantik itu memejamkan mata nya kala selesai mengatakan beberapa parah kata terakhir nya, banyak orang yang meringis malihat darah yang terus saja bercucuran dari kepal gadis itu.

Mobil ambulan yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang, gadis cantik yang tadi menutup mata kini sudah berada di dalam ambulan yang akaj membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Kini terlihat beberapa orang tengah berada di depan sebuah ruangan rumah sakit sambil mondar mandir terutama dua orang laki laki berbeda usia sedangkan seorang wanita paruh baya hanya bisa duduk di kursi tunggu sambil menunggu operasi yang akan di lakukan nona nya selesai.

Cklek

Setelah dua jam menunggu akhirnya seorang dokter keluar dari ruang operasi itu dengan rauta wajah lelah lalu menghampiri tiga orang yang sedang menunggu dokter tersebut.

"Dok gimana keadaan kakak saya?" Tanya seorang remaja yang sedari tadi mondar mandir karena terlalu cemas pada gadis di dalam sana.

"Sebelum nya kami semua minta maaf karena tidak bisa menyelamatkan dokter Anara, kami dan seluruh tim sudah berusaha keras tapi sepertinya tuhan berkehendak lain," jawab dokter laki laki itu dengan wajah nya yang sedih, dokter Anara merupakan atasan nya sekaligus rekan nya saat bekerja tapi kini gadis kuat itu sudah pergi untuk selamanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login