Download App

Chapter 2: Kecurigaan Carla

Setelah membasuh wajahnya dengan air dingin dan segar, Carla bergegas keluar dari toilet dan menuju ke lobi untuk menemui Freya. Suasana kantor yang tenang membuatnya menggigil sekaligus merasa takut.

Di luar, hanya ada dua satpam yang bergantian menjaga pos, sedangkan di dalamnya hanya Carla, Freya, Joanne, dan Alfred.

Dia menggandeng tangan Freya karena dia takut dengan hantu, tetapi Freya sama sekali tidak terlihat takut di kantor yang suasanaya sepi dan hening itu. Untuk menghilangkan rasa sepi dan kantuk yang tiba-tiba datang begitu saja, Carla bercakap-cakap dengan Freya.

"Freya, malam ini dingin banget, ya," ucap Carla.

"Ya, sangat dingin dan hening," jawab Freya.

"Apa kamu tidak takut dengan hantu?" Dia bertanya.

"Tidak, apa kamu takut hantu?" Freya bertanya balik.

"Ya, sedikit," jawab Carla.

"Ngomong-ngomong, kenapa malam ini kamu lembur? Biasanya kamu tidak pernah lembur, kan?" Freya terlihat sangat penasaran.

"Aku lembur agar pekerjaanku tidak menumpuk di akhir bulan," dia berbohong kepada Freya.

Freya sepertinya mencoba mencerna apa yang dikatakan Carla sebelumnya. Sepertinya, dia tidak bisa mempercayai alasannya. Mau bagaimana lagi, Carla tidak bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Freya bahwa dia sedang menyelidiki hubungan antara Joanne dan Alfred.

Saat dia berjalan keluar dari kantor, dia mengalihkan perhatian Freya agar temannya tidak terus bertanya mengapa Carla bekerja lembur malam ini.

"Kamu mau makan apa nanti? Aku mau makan nasi goreng," kata Carla pada Freya.

"Aku mau makan sandwich, kentang goreng, dan minum segelas teh hangat,," jawab Freya, ia tersenyum lebar pada temannya.

"Kalau begitu, ayo kita bungkus makanannya, lalu kita makan di kantor, bagaimana?"

"Gak apa-apa dibungkus juga. Yang penting aku bisa makan sandwich dan french fries yang renyah."

"Apa kita akan berjalan kaki ke restoran atau naik mobilmu?"

"Kita jalan kaki saja, ok. Setahu saya, ada beberapa restoran di dekat kantor yang masih buka sampai larut malam," jawab Freya.

"Oke, kalau begitu ayo kita jalan kaki saja," balas Carla bersemangat.

Tidak berapa lama, mereka sampai di depan pos satpam dan langsung meminta satpam untuk membukakan pintu gerbang.

"Selamat Sore, Pak," sapa Carla ramah kepada satpam.

"Selamat malam, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" Dia bertanya dengan ramah.

"Kita akan pergi ke restoran di sana, bisakah kamu membuka pintunya?"

"Ya Bu. Buka saja pintunya, tidak dikunci," jawab security.

"Oh, saya kira tadi malam dikunci. Terus kita keluar dulu baru balik lagi ke sini," jelas Carla.

"Kita pergi dulu, nanti kita balik lagi ke sini," jelas Carla.

"Baiklah, Bu."

Setelah mendapat izin dari satpam, mereka membuka gerbang dan bergegas keluar untuk membeli makanan di restoran yang dimaksud Freya.

Ternyata suasana di luar gedung kantor sangat berbeda dengan di dalam kantor kami. Carla lega karena di jalanan seperti ini suasananya cukup ramai meski sudah hampir larut malam.

Ketakutan yang muncul di benaknya menghilang dengan sendirinya. Sebenarnya, dia tidak ingin bekerja lembur hanya untuk melakukan tugas sehari-hari yang bisa dia selesaikan di siang hari.

Dia harus melakukan ini karena hatinya terus mengatakan bahwa Alfred dan Joanne menyembunyikan sesuatu. Kecurigaannya semakin bertambah malam ini setelah mendengar percakapan antara Joanne dan Alfred di kamar Joanne.

"Hei, kenapa kamu melamun?" Freya tiba-tiba menepuk bahunya.

"Apa yang baru saja kamu katakan? Maaf, aku tidak mendengarmu," kata Carla canggung.

"Bukankah kamu bilang kamu ingin makan di sana? Lalu, cepat-cepat menyeberang ke restoran saat jalanan sepi," wajah Freya terlihat sedikit kesal.

"Oke, ayo kita menyeberang ke sana. Kamu pergi ke Bradley Restaurant dan aku pergi ke restoran Chinese Food," jawab Carla.

"Oke, ayo kita menyeberang jalan sekarang," kata Freya sambil memegang lengan Carla.

Kemudian, mereka menyeberang ke Bradley Restaurant dan Chinese food restaurant yang berjajar tepat di depan kantor tempat mereka bekerja. Untungnya, kedua restoran itu masih buka hingga larut malam.

Sesampainya disana, Freya dan Carla langsung bergegas menuju kedua tempat makan tersebut. Restoran makanan Cina yang dikunjungi Carla begitu ramai dengan pengunjung yang ingin makan malam, hatinya tenggelam karena takut kehabisan makanan.

Ia langsung berdiri di belakang antrian untuk memesan makanan favoritnya, nasi goreng smoked beef. Sambil mengantri, dia melihat menu makanan terpampang sangat jelas di dinding dekat kasir.

Dia mencari menu nasi goreng favoritnya dan tidak ada. Carla terpaksa memesan menu lain untuk mengisi perutnya yang sakit dan mual.

Beberapa menit berlalu dengan cepat, kini giliran dia yang memesan makanan dan minuman di meja sebelah kasir.

"Pak, saya pesan nasi goreng ayam dengan es teh manis," kata Carla kepada pria yang duduk di belakang konter.

"Nasi goreng 1, es teh manis 1. Nasi gorengnya pedas atau tidak?" Dia bertanya.

"Tidak. Tolong bungkus itu."

"Ya, Bu. Tunggu sebentar."

Setelah memesan makanan, dia segera membayar pesanannya ke kasir lalu berjalan menuju kursi kosong di tengah ruang makan.

Carla menarik kursi di hadapannya dan duduk di atasnya, pandangannya tertuju pada jalan raya yang masih terlihat ramai, meski sesekali hanya beberapa kendaraan yang melintas di Jalan Arjuna.

Saat dia duduk, pikiran Carla kembali ke apa yang dikatakan bosnya sebelumnya. Jika tebakannya benar, berarti ada kemungkinan Joanne hamil karena setahunya, Joanne belum pernah ke dokter kandungan sebelumnya.

Erm...apakah dia benar-benar hamil? Saya harus mencari tahu kebenaran dari Alfred sekarang, saya tidak ingin menunggu sampai saya pulang nanti. pikir Carla.

Carla mengeluarkan ponselnya dari tas kecil yang biasa dibawanya setiap kali pergi makan siang di luar kantor.

Setelah mengangkat ponselnya, dia mulai mengirim pesan kepada Alfred.

[Hai, Alfred. Kamu ada di mana sekarang? Apakah Anda di rumah atau masih di kantor?]

Drrtt... drrtt...

[Hai, saya masih di kantor. Kamu ada di mana sekarang?]

[Saya sedang membeli nasi goreng di depan kantor.]

[Kenapa kamu membeli makanan di sana? Kamu belum pulang?]

[Belum, saya lembur. Maaf, saya tidak memberi tahu kamu sebelumnya kalau malam ini saya lembur.]

[Tidak apa-apa, Carla. Nanti saya susul kamu ke sana, ya? Kebetulan saya juga lapar, bagaimana kalau kita makan bersama?]

[Baiklah, tapi saya akan memberi tahu Freya dulu kalau kamu mau datang ke sini, jadi kita bisa makan dan berbicara bersama.]

[Oke, saya akan sampai di sana dalam 10 menit.]

[Ya, saya akan menunggumu. Fred, saya ingin bertanya sesuatu ...]

[Bertanya sesuatu? Tentang apa?]

[Tentang Bu Joanne.]

[Nanti kita bicarakan sambil makan, ya?]

[Ya, Fred.]

Setelah mengirim pesan pada Alfred, Carla beranjak dari duduknya untuk memberi tahu pelayan bahwa makanan yang dipesannya tadi tidak jadi dibungkus karena dia akan makan malam di restoran.

Dia juga harus memberi tahu Freya bahwa Alfred sedang menuju ke restoran dan akan makan malam bersaman dengan Carla.

"Saya harus membicarakan masalah pribadi saya dengan Alfred di depan Freya nanti. Saya harap semua dugaan saya tentang hubungan Alfred dan Bu Joanne tidak benar," monolog Carla.

******.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login